Camilan Favorit di Akhir Pekan

SAOTO BATHOK SAMBISARI YOGYAKARTA

“Yaelaah…tiap kali ke sini pasti pesannya itu lagi…itu lagi! Ngga ada bosannya, ya.” Kebiasaan memesan satu menu yang sama saat singgah di resto, kadang menjadi bahan bully teman lainnya. Entah itu makanan, minuman, atau camilan. Tapi, namanya SUKA, ya, mau gimana lagi.

Aku sering memesan camilan yang itu lagi…itu lagi jika mendatangi resto atau rumah makan yang menyediakan camilan kentang goreng. Ngga ada yang spesial dengan camilan ini. Namun, aku SUKA. Tiap kali memesannya, aku selalu request tanpa penyedap rasa. Padahal, yang membuat gurih justru penyedap rasa, ya. ๐Ÿ˜€

Omong-omong tentang camilan, semenjak hamil, tepatnya ngga tahu kapan, aku punya camilan favorit di mana sampai sekarang masih ada yang trial. Maksudnya, belum ada yang pas di lidah. Camilan tersebut yaitu; Pisang Goreng, Arem-arem dan Cilok. Ini bukan ngidam, lho, ya. Cuma pengin saja, dan waktu yang tepat untuk mencari camilan tersebut hanya di akhir pekan.

Ngga lucu, dong, jam kerja digunakan untuk ke pasar hanya mencari camilan favorit. :mrgreen: Seorang perempuan yang berjualan camilan di kantor, kadamg beliau membawa camilan pisan goreng dan arem-arem. Tapi, belum cocok di lidahku. Jadi, aku ngga pernah membelinya di sana.

Maksud hati ingin higienis, membuat camilan sendiri. Beberapa kali sudah aku coba juga, tapi belum juga cocok. Padahal buatan sendiri, ya. Menandakan belum berhasil membuat camilan enak. Hahaha

Tiap melihat gerobak gorengan yang menjual pisang goreng, aku selalu berhenti di depannya, kemudian membelinya. Pisang goreng, camilan yang bisa dibilang biasa banget, tapi menurutku wah. Sampai saat ini belum ada yang cocok di lidah. Masih trial and trial dari gerobak to gerobak, dari wajan sendiri, sampai wajan tetangga. ๐Ÿ˜€

1 CAMILAN FAVORIT
Enak bingits, tapi belum cocok. . . ๐Ÿ˜€

Lanjut camilan arem-arem di mana kalau sudah ada yang cocok kayaknya bisa bikin merem-merem. ๐Ÿ˜€ Setelah memutuskan untuk ngga membeli di Mbah Jajan yang di kantor, aku mempercayakan camilan arwm-arem kepada Mbak Admi, pedagang sayur keliling di kampungku. Beliau tiap akhir pekan selalu membawa arem-arem. Sebenarnya aku bisa, sih, membelinya di pasar. Sama halnya Mbak Admi. Tapi, aku lebih memilih untuk menunggunya.

Kadang COCOK, kadang beda. Itulah arem-arem yang di bawa Mbak Admi. Menurutnya, sih, beliau mengambil dari satu pedagang. Tapi, entah karena apa, cita rasa arem-aremnya kadang berbeda. Ya…menimbang diri sendiri saja lah. Tiap hari membuat sup, tapi cita rasanya selaly berbeda. Kadang enak, kadang hambar karena lupa ngga dikasih garam. ๐Ÿ˜€

Camilan terakhir adalah camilan yang saat ini makin langka yang jual. Bisa dikatakan hampir punah. Adalah cilok atau aci dicolok, camilan kenyal yang berasal dari Bandung. Beberapa kali aku membuatnya, dan beberapa kali juga aku gagal membahagiakan lidah sendiri. ๐Ÿ˜€

Sampai aku merasa kesal, aku keliling alun-alun Banjarnegara untuk mencari cilok. Dan hasilnya nihil. Ngga ada seorang pun yang menjual cilok. *peluang*

Gerobak merah yang dipikul oleh seorang lelaki paruh baya mengelilingi kampungku, aku mengira beliau menjual bakso ayam yang kini sedang naik daun. Cocok! Bukan bakso ayam yang Beliau jajakan, melainkan cilok dengan ukuran kecil yang dijual Rp 50 per butir.

Penjual cilok yang mengaku tinggal di Desa Sered ini hanya datang saat akhir pekan; Sabtu atau Minggu. Hari lain, beliau berjualan keliling di desa lain. Tapi, sayang seribu sayang, beliau datang ke kampungku hanya dua kali.

Beliau mengatakan kalau kampungku sepi anak kecil. Ngga banyak cilok yang laku. Padahal, anak-anak kecil di kampungku, tuh, ngga sedikit dan terkenal doyan jajan. Selain datangnya terlalu pagi, kisaran pukul 07.00 WIB, minggu itu memang lagi jarang terlihat anak kecil. Belum rejekinya kalik, ya. Padahal ciloknya enak! ๐Ÿ™ Eeuumh. . .sekarang jadi lebih sering buat cilok sendiri. Soal rasa, nomor sekian. Terpenting bisa makan cilok. ๐Ÿ˜€

Baca juga Camilan Enak dari Umbi Talas

You Might Also Like

18 Comments

  1. Mama Ibrahim

    Aku baru tau kalau cilok itu singkatan dari aci dicolok, -_-

  2. Juvmom

    di Purwokerto banyak cilok enak loh ๐Ÿ˜›
    Gemana kalau nyobain cemilan rujak cireng? Ibuku jualan rujak cireng di PWT *malah promosi* ๐Ÿ˜€

  3. Evi

    Penganan yang dibuat sendiri selain terjaga kebersihannya juga pasti tak melibatkan MSG ya Mbak. Apa lagi sedang hamil harus ekstra hati-hati jajannya ๐Ÿ™‚

  4. Lidya

    ah cilok kesuaanku, tapi aku males bikinnya Idah ๐Ÿ™‚

  5. D Sukmana Adi

    ciloknya mana nih kok gak ada gambarnya.. ๐Ÿ™‚ kan bisa ngebayangin kalau ada mbak hwhwhw

  6. Noe

    ngga papa idaah, bikin sendiri ajaa biar lbh banyak n lbh puas makannya. klo kebanyakan sini kirim ke aku. haha

  7. Mama Mia

    eeh, murah amat yaa itu harganya lima puluh perak, enak pula… coba bilangin ngidernya jgn kepagian gitu idaah

  8. Keke Naima

    berarti harus ke Bandung kalau mau puas makan cilok hehe

  9. SlameTux

    Nyemilnya uenak banget, beda ama saya yang hanya keripik Tรจttรจ.

  10. lianny hendrawati

    Di depan sekolah anakku dan daerah kampus banyak yang jualan cilok. Bikin sendiri aja lebih sehat ya ๐Ÿ™‚

  11. Una

    Kok pada suka cilok sih… eh coba goreng pisangnya di wajanku kak…

  12. Ayahnya Ibrahim

    Mama komennya awal banget. ๐Ÿ˜€
    Belum pernah nyobain pisang goreng buatan Mamanya Ibrahim kan? Gk ada yg nandingin gurihnyaa!

  13. Indah nuria savitri

    Huahahahaa Idaaah.. Ini judulnyaa semangaaat bangeeet ngemil yaa dah :)… Semua enaaak yooo hehehe

  14. Haya Aliya Zaki

    Pisang bakar dan ketan bakar itu camilan favoritku, Idah. Kalau cilok itu camilan favorit suami. Kalau cilok cireng dkk aku kurang familiar. Mungkin karena aku orang Sumatera hehehe.

  15. Ika Koentjoro

    Cilok itu enaknya dimakan di sore hari. Kalau pagi anak-anak biasanya masih kenyang. Jam segitu kan biasa anak-anak habis sarapan ya

  16. adi pradana

    Mau camilan mbak, aq ada starkey nih. the wild taste of snack… hehehe

  17. Nathalia DP

    Rajin ih bikin cilok ๐Ÿ™‚

Leave a Reply