Melodi dalam Food Photography

MODEL DAPUR MINIMALIS

Melihat foto makanan diunggah ke sosial media atau blog, entah buatan sendiri atau membeli, kok rasanya melodi banget, ya. Banyak “suara” yang dihasilkan atas sebuah foto makanan. Sekali lagi, hanya dengan mengunggah foto makanan. Tang ting tung tum pak tu gleng hokya hokyes!

Sehari yang lalu, saya jalan-jalan ke blog teh susu milik Mamanya Vay. Saya membaca postingan terbarunya yang berjudul hands in fame yang diambil dari sebuah hastag. Teman-teman masih ingat hastag yang sempat ngehits beberapa pekan lalu di Instagram, kan? Saya melihat banyak teman-teman Blogger yang ikut praktik foto kekinian itu. Hasilnya pun manis dan kreatif banget.

Pada postingan hands in frame ngga banyak pengantar. Langsung tunjlep point karena temanya adalah foto. Bagi teman-teman yang sering main ke sana, pasti tahu apa yang menarik dari blog tersebut. Terlepas dari konten, tiap hasil jepretan Mbak Zizi tuh super keceh badai.

Nah, pas lihat foto Mbak Zi lagi makan, sepintas saya melihat hasil fotonya udah yes banget. Maklumlah, saya mah apa atuh kalau menyoal photography. Tapi, saat membaca isinya kok, ya, ternyata ada kekurangannya. *pencet hidung Vay*

BAKSO A FUNG RASA SAPI ASLI
Bakso rasa bahagia. . .

Foto yang diambil oleh temannya, kemudian Mbak Zi mereviewnya. Menurutnya, hasil foto minus satu karena ada objek yang seharusnya ngga boleh kelihatan. Mengurangi level kecantikan foto. Yaitu alas kaki. Sepele banget, ya. Hanya karena alas kaki menjadikan foto minus satu. :mrgreen:

Saya melihat makanan yang tampak saja sudah menghakimi kalau makanannya pasti enak. Ini serius enaknya. Ngga hanya tampak enak difoto dowang. Saya memang ngga mencicipi, hanya melihat penampakannya saja sampai menelan ludah. *glek*

Bagi teman-teman yang sudah pandai membidik, mengolah objek foto, pasti komposisinya keliatan banget. Semisal para photographer yang suka memfoto makanan, jika menjumpai ada makanan yang ngga banyak “aksesoris” di dalamnya, mereka akan menambah aksesoris supaya hasilnya akan lebih cantik dari yang memfoto. :mrgreen: Ngga seperti foto di bawah ini!!!

SUP TULANG IKAN ENAK
Atas dasar penampilan. . .

Boleh banget kalau teman-teman mau istighfar tiga kali atas penyajian, penampilan sup yang apa adanya banget. Hasil jepretannya juga gagal banget. Ngga cantikable. :mrgreen:

Sup ini berada ditangan orang yang belum paham seni memfoto makanan. Pucet banget dan ngga menarik, ya. Hahaha Padahal, rasa dari sup ini luar biasa banget. Gurihnya masya allah. Tapi sayang, ia bernasib kurang baik. Jatuh ditangan orang yang suka asal foto. Jadi, semisal diunggah ke sosial media, khususnya Instagram, sepertinya ngga akan ada yang tanya soal lokasi atau dimana bisa menikmati sup tersebut. Miris, bukan? :mrgreen:

Yaaa… jangankan tanya lokasi, sekuat apa kamu meyakinkan orang lain yang melihat sup itu, mungkin ngga akan ada yang percaya kalau sup di atas enak banget! 😆 Kecuali kamu menantangnya untuk menikmati sup bersama. Itupun belum tentu berhasil meski gratis. Lha…jauh-jauh datang hanya mau makan sup saja. *pirge inyonge jal*

Curry Rice
Mari masak. . .

Hasil jepretan makanan yang kurang bagus memang berimbas pada hasil review dari orang lain yang melihatnya. Namun, akan fatal banget jika kamu memberi komentar secara terang-terangan, kurang bijak, berbudi, bersahaja. Misalnya; Masak makanan kayak gitu enak, sih? Penampilannya saja ngga meyakinkan. Atau, Saya ngga percaya kalau makanan itu enak. Dari fotonya saja terlihat hambar.

Sumpah kredibilitas kamu akan turun level. Terlebih jika kamu adalah orang yang suka memfoto makanan, tukang foto makanan. Yakin…lebih miris dari sajian sup yang apa adanya banget. 😆 *kredibilitas itu apa, sih?* hahaha Mending komen secara batiniah saja. Lebih eylekhan. 😆

food photography
Penyuka Cherry tanpa Belle. . .

Etapi, komentar yang pedas katanya juga bisa diartikan memberi masukan, ya. Supaya kedepannya hasil jepretan akan lebih bagus. Eiya benar, tapi kalau mengomentari rasa makanan itu ngga boleh. Sebab, kalau yang masak sampai tahu, kredibilitas kamu akan turun lagi. Turun sepuluh derajat. :mrgreen: Kecuali emang kamu diminta untuk mereview makanan, barulah beraksi cantik!

Akan lebih baik, jika bisa memberi saran untuk hasil jepretannya saja, semisal kurang bagus. Jadi, semua akan happy dan menjadi melodi memori. Seperti di postingannya Mbak Zizi yang berjudul hands in frame.

You Might Also Like

41 Comments

  1. yudi

    Foto makanan kyknya memang ada speciality-nya kali ya… Pernah nonton di acara apa gitu, sampai2 untk promosi sebuah restoran, ada fotogrfer khusus dan yg di foto pun bukan makanan betulan, cuma replika yg !irip dan ditambah efek2 tersendiri supaya lebih menarik…

    Wwwh..replika makanan. Pasti ngga enak. Wkwkwwk 😀

  2. HM Zwan

    hehehehehe….aku paling nggak pro sama camilan/kue yang difoto tapi nggak dialas gitu,misalnya dibiarin atau diletakin alas kayu..aarkkkk,gemes aja,hanya bisa mbatin. Belum pernah ngmentarin karena saya jepretnya suka2,poko’e sak karepku dewelah xixixixi. tapi tetep baca komen2 krisan di foto2 teman2 foodblogger,belajar teori diam2 gitu hahaha

    Pro dan kontra. Hihihi

  3. Alris

    Dijaman yang permakable (apa-apa bisa dipermak) tampaknya penampilan dulu dapat peringkat satu. Soal rasa nomor dua.

    Kalo saya tetap mengutamakan rasa, penampakannya mau amburadul monggo aja.

    YAkin? Serius amburadul tak masalah? 😀

  4. monda

    wah iya .. susah emang buat foto makanan ya Dah..
    tapi emang ada fotografer terkenal yg bilang masakan Indonesia itu rasanya enak tapi penampilan kurang.., jadi kalau foto jangan terlalu fokus ke satu makanan aja, tapi masukin benda2 lain di sekitarnya

    Oooo…jadi kena semua di foto ya, Bund.

  5. mak edit

    aku mah yang penting halal, enak, dan heratizzzz hahahaha
    pamali ngeritik makanan, banyak yang belum makan kenyang diluar sono

    Setuju bnagett deh. Bumali juga ya, Mbak. 😀

  6. Yuniari Nukti

    Food Fotografi sedang bertengger di level kekinian yah sampe dimana-mana pada belajar foto. Aku walaupun sdh niat megang foto tapi sampe sekarang selalu gagal dapat sudut yang bagus. Hasilnya ya gitu biasa sajaaa haha

    Aaah..merendah ini. 😛

  7. Murtiyarini

    Kalau aku suka foto2 makanan langsung di resto soale kalau masak sendiri ribet hehehe

    Sudah capek masak sih ya, Mbak. 😀

  8. Echaimutenan

    Aku g kuattt….pengennya makan aja daripada moto2 kesuwennn…

    Ndang glekkkkkk glekkkk glekkk…

    Kan kalo foto kadang ndak sama dengan rasanya *eh

    Hahaha…maksudnya ngga sama rasanya, ya. 😛

  9. Noe

    Nais sharing, dah.. 😉

    Tengkyu, Kak. 😀

  10. Lidya

    Kata temenku foto makanan juga ga boleh kelihatan lantai ya idah, pantang hukumnya

    Waah…ada hukumnya juga ternyata ya, Kak. 😀

  11. Lianny Hendrawati

    Aku apalagi Idah, nggak bisa membuat foto2 bagus, jadi asal jepret aja sih hehe 😀

    Kita samaan ya, Kak. 😀

  12. Vhoy Syazwana

    Saya ga pinter dalam poto mempoto Mak, tapi suka menikmati hasil jepretan tentang makanan 😀

    Apalagi menikmati makanannya, ya. 😀

  13. Riski ReeNgan

    Aku jg aspret, Dah.. hehehehe… Kalo aku pernah tanya teman2 di kantor, mereka justru lebuh suka foti makanan yg ga banyak rame2nya.. fokus ke makanannya. Ya itu selera sih ya.. tapi aku juga sukanya foto makanan yg fokus ke makanannya. Foodfotografi itu susah, makanya seringnya aspret (asal jepret)… ^_^

    Mari kita aspret saja, Kak. 😀

  14. nani djabar

    Kebetulan aku suka fotografi mak…hehehe trmasuk food fotografi, memang lebih menarik melihat hsl jepretan yg punya teknik foto….pdhl tdk sulit kok mak… sediikiit aja punya tekniknya udh bs menghslkn foto yg sedap dipandang… tfs ya mak 🙂

    Waah..mau dong belajar poto2, gitu, Kak. 😀

  15. istiadzah

    Komentar pedas sih sah2 aja ya, tapi biasanya yg begitu itu kan kritikan. Nah, yg biasanya ngasih kritikan itu kan, BIASANYA, karena memang udah deket secara personal sama kita. Dan kita juga tahu kemampuan fotografinya seperti apa. Ya, kan? Lah kalau kitanya ga deket sama dia, ujug2 dia kritik begitu di foto kita? Meski dia jago, tapi jadi keliatan “SOK” gitu. Ih, sok bangt sih tuh orang, mentang2 jago motret, udah sombong!

    Hehehhe. Mudah2an ga ada yang begitu, ya. Mendapat teman baru itu mudah, namun menjaga pertemanannya itu yang sulit. Selamat berkahir pekan, Idah! 🙂

    Kalau kita deket kan ya, Kak. Hihihihi

  16. susindra

    Aku kalo nulis2 saja. Foto ya foto saja, krn tdk ikut pelatihan ato secara khusus belajar. Gak ada alokasi waktu. Tp kalo kasih saran yg kejem,
    …di inbox aja yg lebih personal.

    Bagus kalau begitu, Kak. 😀

  17. turiscantik

    duhh bikin laper liat foto makanan di atas 😉

    Makan dulu, Kak. 😀

  18. arif rahman

    Hobi motretnya boleh juga. Kalau dikembangkan dengan baik, lama kelamaan akan menjadi sesuatu yang menghasilkan.

    Pingin dong menghasilkan. 😀

  19. ded

    Saya selalu bermasalah klo makanan enak pada saat lapar……waaaah udah deh pasti lupa foto-foto.

    Yang penting libas dulu…. he3x
    Setelah ludes semua… baru ingat belum di foto 😀

    Samaan dengan Melly tuh, Om. 😀

  20. mawi wijna

    Motret makanan itu susah Dah. Lebih susah dari motret air terjun malah, hahaha.

    Pertama sih lingkungan di sekitarnya kadang nggak mendukung. Terutama pencahayannya kadang remang-remang. Kedua, penyajiannya terkadang nggak begitu nyeni, hahaha. Makanya ada yang namanya food stylist.

    Jadi, kalau mau njepret foto makanan yang eye-catching, yang paling gampang itu motret lah makanan yg dijual di restoran mahal, di luar ruangan, di siang hari. Biasanya lingkungan dan penyajian makanannya mendukung buat dipotret.

    Iiih, yang udaha canggih moto aja bilang susah, ya. Whwahaha

  21. Hilda Ikka

    Aak… jadi pengen punya alas foto Mbak, biar kalo motoin makanan hasilnya jadi lebih kece. 😀
    Btw aku juga masih belajar foodgraphy kok Mbak. Meski hasilnya gak bagus-bagus amat. 😀

    Saya tahunya mah alas bedak, mbak. 😀

  22. rizka

    Dan saya baru ingat belum foto makanan setelah makanannya masuk perut..hihihi..

    Yakin, nih? 😀

  23. Ria Rochma

    Lagi kekinian banget ya food photography ini. Saya mah ga mu komentar, secara masih awam banget soal foto-foto 😀

    Cieee yang hasil jepretannya udah suhuu bangett masih merendah. 😀

  24. Jarwadi MJ

    aku menikmati makanan dengan cara memotretnya 🙂

    Ooooo…sampai ngga kerasa lapar yo.

  25. Fahmi

    Food photography? Apaan tuh? lebih sering kelupaan, udah dimakan baru inget… eh belom di photo~~ Nggak bakat jadi food blogger emang 😛 mentingin laper duluu~

    Kamu kan banyak bakat, Kak. Merendah. 😛

  26. Ririe Khayan

    aku komentar pesan cake rasa pedas pakai cherry yg 3 buah yaaa… *kabur*

    *nyodorin tagihan satujuta* 😛

  27. Zizy Damanik

    Ih foto cherry bellenya cakeeppp…. langsung pengen dimakan itu.
    Aku setuju sih, food photography itu susah. Tapi kembali kepada selera tukang fotonya aja. Setiap orang punya style, jadi selama masih enak dilihat, kenapa menolak untuk mengatkan bagus? Ya gak 🙂

    Iyaaa dong, Kak. 😀

  28. Jiah

    Aku jg asal jepret, gak da indah2nya hahaha
    tp bneran supnya enak???

    Yuhuui beneerann. . 😛

  29. Melly Feyadin

    AKu mah makan dulu baru motret 😀
    kadang setelah makanan habis baru inget klo itu makanan musti di foto dulu krn mau di review hahaha.
    Alhasil besok mampir lg demi review (maklum bayaran) wkwkwkw

    Yakiin, Mel? 😛 Demii ya, Mel. 😀

  30. reni judhanto

    Idah aku sering lupa foto makanan karena buru2 dimakan hehehe
    Btw beneran sop nya enak? :p #kabur

    Aapaan iiih, Mbak Ren! *cubit*

  31. Ina Rakhmawati

    aku ngga piawai deh mba urusan potret memotret makanan.
    eh foto makanan nya bikin mupengggg mbaaa >.<

    Samaa, Mbak. 😀

  32. rawins

    angkat tangan kalo suruh motret makanan
    mending langsung ngemplok..

    Masak, sih? 😀

  33. rina

    foto-foto begini memang sebaiknya tidak dilihat pas jam makan soale bikin ngeces….hehehe

    Mari makaan, Bund. 😀

  34. Mugniar

    Kalo alas kaki keliatan minus 1. Lha kalo jempol keliatan? 😀

    Plus dua. .. 😀

  35. Damar Pakies

    Saya juga sedang senang senangnya njepret, bahkan hampir tiap hari saya upayakan update di IG padahal dua bulan lalu saya nggak tertarik dengan IG, sekarang justru kena batunya jadi keranjingan. njepret makanan, kayaknya masih belum membuat saya tertarik, mungkin yang jadi obyek jepretanntya masih belum ada soalnya makanannya standar kampung semua hhhh (alasan saja)

    IG bikin nagih ya, Pak. 😀

  36. Fathur Rosiy (@mfrosiy)

    Kalo boleh saran sih, di foto makanan keduanya si sendok dan garpunya sangat menganggu. Apalagi itu masih ada kertas yang malah jatuhnya menutupi hot plate-nya. Mungkin lain kali si sendok garpu-nya di tata sedemikian rupa, atau kalo gak mending ga dipake materi foto sekalian hehe. Angle dari atas juga lebih bagus tuh.
    Btw, komenku panjang banget sih. Sok-sok-an tau foodgraphy juga haha.

    Iya tuh komennya panjang. Btw, makasih sarannya, ya. Hahaha

  37. Una

    Beuh makanannya Pepper Lunch…

    Bukan punyakuuu. . .

  38. winda puspita

    akuu seneng banget photo makanan..
    dan merasa berhasil kalo bikin orang ngiler..muahahahah
    dan kamuuu bikin aku pengen pepper lunch -_-

    Berhasil meracuni ya, Wind. 😀

  39. Beby

    Aku pernah komentar makanan yang emang menurut ku kurang ini itu dan diemail sama pihak manajemennya. Hahah.. 😀 Tapi emang dasar ngeyel, kalok menurut ku ngga enak ya tulis ngga enak. Lagian ngga dibayar jugak. 😛

    Hahaha…kamu pasti jago masak ya, Beb. 😀

  40. Indah nuria savitri

    Iyaaa…kalau liat makanan memang pengen nya foto teruuuus…apalagi kalau emang manyuuun hehehe..

    Samaan berarti ya, Mama Boo. 😀

  41. cumilebay.com

    Aku doyan banget bakso afung, apalagi paket yg ada babat nya itu sedap banget hua hua

    Curhaat, Kak. 😀

Leave a Reply