Asyiknya Rekreasi di Malahayu, Brebes

Traveling ke suatu daerah rasanya kurang lengkap jika tidak menyambangi Desa Wisata. Ya, bagiku destinasi wisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sangat menarik dikunjungi karena selalu ada pengalaman baru yang aku dapat tiap kali singgah di Desa Wisata. Makanya, saat traveling ke Brebes pada minggu kedua bulan Januari, aku bersama beberapa teman menyempatkan untuk eksplorasi ke salah satu Desa Wisata di Kabupaten Brebes.

FYI, Desa Wisata yang aktif di Brebes cukup banyak. Malah ada beberapa yang menjadi andalan pariwisata Brebes. Salah satunya yaitu Desa Wisata Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Brebes.

Desa wisata ini dikelola oleh Pokdarwis Geger Halang Malahayu. Pokdarwis yang hebat dengan segudang kreativitas dan pernah menjadi juara umum Lomba Jambore Pokdarwis tingkat Kabupaten Brebes, saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan segala potensi yang ada desanya.

Jarak tempuh dari tengah kota Brebes menuju Malahayu kira-kira 1.5 Jam. Sementara dari tempat tinggalku, Kabupaten Banjarnegara, kurang lebih 5 Jam. Lumayan jauh memang, namun karena ingin tahu pariwisata Malahayu, dan ingin tahu atraksinya juga, rasanya tidak ada kata jauh. Gassss…laaah!

Berbekal gadget dan aplikasi google maps, tepat pukul 10.00 WIB kami sampai Desa Malahayu. Ughh…melihat tulisan berjejer “Welcome To Desa Wisata Malahayu” rasanya udah bahagia banget. Tak sabar radanya untuk segera eksplorasi dan interaksi dengan pengelola Desa Wisata tersebut.

Sepuluh menit dari gerbang masuk Desa, akhirnya kami sampai tujuan yaitu kompleks wisata Malahayu. Yeeey….!

Rombongan dari mana, dedek-dedek gemeees?” Para petugas pintu masuk obyek wisata Malahayu menyapa kami dengan wajah riang.

Ini mau rekreasi ke Malahayu, Bapak-bapak ganteeng!” Jawab kami kompak tanpa salah kata. Petugas pun langsung menyodorkan tiket masuk sebanyak 5 lembar sesuai dengan jumlah personil di dalam mobil.

Tidak tahu kenapa, melewati gerbang kompleks wisata Malahayu rasanya ada yang janggal. Disini terkesan doble ticketing. Soalnya, setelah membayar Rp 3.000 sebagai HTM Desa Wisata, tiap masuk kawasan wisata masih ditarik HTM lagi. Agaknya mikir keras, sih, masuk Desa Wisata dan belum sampai pada obyeknya tapi sudah diminta untuk membayar tiket. 🙁

Entah kenapa aku seperti masuk ke tempat wisata yang dikelola swasta atau pemerintah. Padahal ini dikelola oleh pokdarwis yang sebagaimana kita tahu visi misinya. Yasudah…ketimbang terlalu banyak merenungi tiket, kami pun langsung parkir di depan kompleks BBM Fantasi Land untuk kemudian lanjut jalan menuju Waduk Malahayu.

Waduk Malahayu

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (16)

Woy! Serius, panas-panas gini naik ke Waduk?” Tanya salah satu teman. Sayangnya, tidak ada satupun yang menanggapi pertanyaanya. Yasudah…akhirnya semua menuju waduk. 😀

Obyek wisata andalan Malahayu adalah Waduk Malahayu. Kenapa andalan? Karena ketika kamu berkunjung ke Malahayu, pasti yang direkomendasikan pertama adalah Waduknya. Uniknya nih, pintu masuk untuk menuju waduk ini berada di Desa Malahayu. Pun dengan pintu keluarnya air. Makanya, waduk ini menjadi ikonik Malahayu.

Waduk dengan luas ±944 Ha mulai dibangun pada tahun 1930-an oleh Kolonial Belanda. Ternyata waduk ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Aaah…traveling kali ini nyaris lintas provinsi, nih. Bangga baenar ini. 😀

Kami sampai waduk kira-kira pukul 11.00 WIB, ketika matahari sedang di atas kepala. Hot banget! Niat mau naik perahu pun kami batalkan karena panasnya keterlaluan, sungguh. Sebagai gantinya, kami jalan keliling dan duduk-duduk santai di sebelah kiri waduk. Dari sini, nampak di seberang sana hutan jati yang begitu rimbun dan teduh.

Pemanfaatan waduk ini disamping sebagai  temoar rekreasi dan sarana irigasi lahan pertanian untuk beberapa kecamatan termasuk Banjarharjo, dimanfaatkan juga sebagai tempat mata pencaharian para nelayan. Ekonomi masyarakat sekitar pun menjadi lebih baik karena banyak berdiri warung-warung di sekitar tempat parkir yang menawarkan kuliner khas Malahayu. Terasa lengkap, bukan?

Eh, kamu tahu kuliner khas Malahayu? Ada Ikan Mujaher dan Ikan Mindo yang nikmatnya tak terkira ketika disantap di tempat. 😉 Oiya, aku saranin kalau mau ke Waduk Malahayu mending di atas pukul 15.00 WIB di mana matahari sudah turun. Jadi bisa lebih menikmati suasana waduk sambil menunggu matahari terbenam. Syahduuuu euy!

BBM Fantasi Land

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (14)

Usai eksplorasi di Waduk Malahayu, kami lanjut rekreasi ke beberapa obyek wisata penunjang Desa Wisata Malahayu. Kali ini ada BBM Fantasi Land.

Bareng-Bareng Maju (BBM) Fantasi Land, namanya cukup menarik, ya. Jawa dan kebarat-barataaaaan. 😀 Kenapa BBM-nya itu bukan Bibit Bunga Matahari, ya. Sepertinya lebih cocok karena Bunga Matahari menjadi ikon obyek wisata ini.

BBM Fantasi Land ini merupakan obyek wisata buatan yang belum lama “dihidupkan” oleh Pokdarwis Desa Wisata Malahayu. Nampak sekilas, sebelum menjadi obyek wisata, tempat ini dulunya adalah hutan kota. Banyak pepohonan, begitu teduh, dan tenang. Tapi ternyata bukan! 😀

Menurut Pak Kumis, lokasi ini dulunya adalah tempat sampah. Aku cukup kaget karena tempat yang dulunya kumuh sampah sekarang sudah menjadi obyek wisata yang ramai. Banyak wisatawan yang berdatangan bersama teman, pasangan, dan keluarga, karena tempat ini memang cocok untuk rekreasi sekadar melepas penat karena aktivitas harian.

Untuk masuk ke BBM Fantasi Land, wisatawan cukup membayar tiket masuk senilai Rp 5.000 per orang. Dengan tiket masuk lima ribu rupiah, kamu bisa menyusuri Bukit Cinta yang dipenuhi dengan ikonik BBM Fantasi Land yaitu Bunga Matahari.

Di sini kamu bebas foto-foto, ikut panen biji bunga matahari, atau jalan-jalan ke kompleks belakang melihat kumpulan Monyet yang manis-manis banget. Kamu juga bisa beli bibit Bunga Matahari seharga Rp 5.000 atau membeli bunga matahari seharga Rp 20.000 per pot.

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (4)

Selain senang-senang di kompleks Bukit Cinta, masih banyak obyek yang perlu kamu eksplor. Seperti kolam yang digunakan untuk beberapa aktivitas. Ada terapi ikan, bebek air, balon air, dan flying bike. Untuk menikmati wisata ini, kamu harus membayar lagi. Kecuali terapi ikan, gratis. Tapi kalau mau ikut ngasih makan ikan, bisa beli pakannya di warung-warung dekat kolam. 😉

Menurutku, rekreasi di BBM Fantasi Land kurang ramah kantong. Sebut saja bebek air. Di sini tiket main bebek air Rp 30.000 saat akhir pekan dan Rp 25.000 di hari biasa. Tiket ini sama dengan tiket permainan bebek air di tempat wisata lain. Lagi-lagi ini Desa Wisata di mana biasanya pengelola tidak berani memasang tarif tinggi karena yang terpenting bagi Desa Wisata adalah sustainable. Aaah…mungkin biaya operasional mereka juga tinggi kalik, ya. 😉

Oiya, wahana lain seperti Flying Bike Rp 20.000 dan Balon Air Rp 15.000 juga tergolong mahal, harga tidak ada yang beda dengan wahana di obyek wisata yang bukan dikelola Pokdarwis. Belum lagi perihal fasilitas umum. Toilet, misalnya. Ini masih menjadi PR penting bagi pengelola.

Situs Benteng Dinamit

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (11)

Rekreasi lanjut ke wana wisata. Masih di kompleks Waduk Malahayu terdapat bukit yang menawarkan lansekap Waduk Malahayu dari atas bukit Geger Halang. Namun, bukan bukit yang disorot dalam obyek satu ini, melainkan peninggalan sejarah yang berada di puncak bukit.

Adalah Situs Benteng Dinamit.

Situs Benteng Dinamit merupakan situs peninggalan zaman Belanda berbentuk benteng batu bata kuno. Di sini terdapat dua situs, yang satu masih asli, yang satunya sedang dalam tahap renovasi karena bangunan sempat retak.

Konon bangunan benteng dinamit ini digunakan untuk pembuatan waduk Malahayu pada tahun 1930an. Katanya, Jenderal Sudirman juga pernah menempati benteng dinamit ini untuk menyusun strategi perang.

Memasuki situs ini, nampak hutan yang sudah tidak perawan lagi. Hahahaha. Maksudku, kesan alam dan hijaunya hutan hilang seketika karena di sepanjang jalan menuju Benteng terdapat warna-warni kehidupan. *eh* Ya, jalan menuju bukit selain berupa tangga, ada ban bekas yang dicat warna-warni.

Ini bukan kali pertama aku menjumpai konsep wisata alam yang seperti ini karena hampir semua pengelola wisata mengusung tema kekinian dengan warna-warni dan mungkin tanpa melihat situasi dan tempat. Tapi tidak mengapa, pengelola pasti punya alasan kenapa menggunakan konsep warna-warni ini.

Berada di bukit Geger Halang, terdapat gardu pandang yang bisa digunakan untuk melihat lansekap Waduk Malahayu dari atas bukit. Situs Benteng Dinamit menjadi obyek wisata penunjang yang tiap akhir pekan selalu ramai pengunjung. Sayangnya di sini tidak ada pemandunya, jadi tidak tahu detail sejarah situs ini. Kabar baiknya, bukit ini nyaman dan banyak gazebo yang dapat digunakan untuk bersantai atau sekadar makan minum dengan membelinya di warung-warung yang berada di kaki bukit.

Kampung Pelangi

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (18)

Sama halnya dengan BBM Fantasi Land, kampung ini dulunya kumuh. Namun karena sebelah kanan-kiri terdapat obyek wisata, akhirnya Pokdarwis mengemas kampung ini menjadi kampung pelangi. Kampung pelangi ini nyaris sama dengan kampung pelangi pada umumnya. Namun seyelah menyusuri gang-gang kampung sampai habis, ternyata Kampung Pelangi Malahayu lebih cantik! 😉

Selain dicat warna-warni, kebanyakan rumah di kampung ini digambari bunga dan karakter kartun. Ini pas banget buat kamu yang suka berswafoto. Ada 178 rumah yang berada di Blok 1 Desa Malahayu yang dicat warna-warni. Uniknya nih, biaya untuk cat dinding ini ditanggung okeh masyarakat dan pokdarwis alias swadaya. Ini kompak pisan, ya.

Kampung pelangi ini sebagai destinasi tambahan dan penunjang destinatasi wisata Malahayu lainnya. Destinasi ini juga belum lama dibuat, kira-kira tahun 2017. Tidak hanya rumah yang dicat warna-warni, sekolah yang berada di kampung ini pun turut dicat warna-warni.

Aaah, Malahayu Pancen Ayu!

Sentra Gerabah

DESA WISATA MALAHAYU BREBES (4)

Naaah…ini perjalanan terakhir kami di Desa Wisata Malahayu. Setelah keliling kampung pelangi, kami keluar dari kompleks Waduk Malahayu dan melanjutkan perjalanan ke sentra Gerabah di mana lokasinya tidak jauh dari gerbang masuk waduk Malahayu.

Kerajinan gerabah ini merupakan salah satu penunjang utama untuk ekonomi warga sekitar. Saat kami singgah di pabrik gerabah ini, karyawan sedang sibuk beraktivitas. Namun jika wisatawan ingin belajar membuat keramik, meraka mau mendampingi karena memang di sini boleh untuk belajar membuat keramik. Sesjai konsep Desa Wisata Malahayu menjadi Edupark atau Taman Belajar bagi siapa saja yang mau.

Di Desa Wisata Malahayu, terdapat dua jenis gerabah, yaitu Gerabah dr tanah liat lokal dan gerabah dari jenis Porselin. Melihat para pekerja keramik yang masih muda-muda, aku jadi ingat kalau di Banjarnegara juga punya keramik. Hanya saja, tenaga atau karyawannya sudah lanjut usia. Beda dengan di Malahayu, karyawannya masih muda dan nampak teliti dan rapih dalam membuat keramik.

Gerabah ini umumya dipasarkan dengan cara dititipkan ke kios-kios atau dijual secara berkeliling. Saat aku tanya untuk pemasaran online, mereka belum merambah ke dunia online. Mungkin dari Pokdarwis bisa menggandeng karyawan atau bahkan pemilik gerbah untuk belajar mempromosikan produk keramik Malahayu secara online supaya makin banyak yang tahu dan transaksi penjualan juga makin meningkat.

Rekreasi di Malahayu tidak ada capeknya meski sudah naik ke situs benteng dinamit yang tidak terlalu tinggi, atau berkeliling kampung pelangi. Kenapa coba? Karena menurutku jarak antar destinasi cukup dekat. Ini sseperti pariwisata terintegritas, gitu. Sayangnya karena waktuku cukup terbatas,  eksplorasinya pun kurang maksimal. Padahal masih pingin tahu potensi lain di Malahayu. Seperti usaha rumahan opak ketan khas Malahayu, tape ketan, atau homestay yang ada di sana.

Tak mengapa, karena di sini aku dapat banyak ilmu dan pengalaman dari Pokdarwis atau Bu dan Pak yang jaga loket masuk. Aku banyak interaksi dengan mereka, ngobrol-ngobrol tentang perjuangan dan perkembangan Desa Wisata Malahayu. Salut dengan Pokdarwis Desa Wisata Malahayu yang solid dan SDMnya jempol-jempol pisan, euy! Terima kasih atas keramahannya. 😉

Kapan-kapan musti eksplorasi ke Brebes lagi, nih. Menginap di homestay Desa Wisata Malahayu kayaknya seru. Sepertinya perlu diadain famtrip di Brebes, ya. 😀

#edupark #brebessejenkaroliyane