Bertualang ke Agrowisata Jollong, Pati

Agrowisata Jollong Pati- Berwisata ke Desa selalu menyisakan pengalaman yang asyik dan menyenangkan. Apalagi jika kita tahu bahwa seluruh destinasi wisata yang ada dibangun dan dikelola oleh masyarakat, pasti mereka dapat menikmati hasilnya. Rasa bahagia pun muncul ketika obyek wisata tersebut menjadi referensi tujuan wisata dan ramai, seperti Agrowisata Jollong yang berlokasi di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Meski dikelola oleh PT. Perkebunan Nasional IX, namun aku yakin masyarakat ikut menikmati hasilnya. Berada di puncak, akses jalan menuju lokasi tergolong bagus dengan jalan utama sebagian besar beraspal mulus dan jalan masuk Desa adalah jalan cor-coran. Namanya di puncak, ya, perjalanannya terus naik. Perjumpaan dengan beberapa kelok pun membuat bobok kurang nyenyak. Hahaha.

Alhamdulillaah, dengan mengendarai bus berukuran sedang, perjalanan dari Factory Tour ke PT. Dua Kelinci menuju Agrowisata Jollong bisa dibilang lancar. Ya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari tengah kota, kami sampai lokasi kira-kira pukul 11.00 WIB saat mentari sedang terik. Tapi kami beruntung karena tujuan wisata kali ini adalah agrowisata yang letaknya di puncak tepatnya di lereng timur Gunung Muria. Cuacanya cerah, udaranya begitu segar dan bikin betah. Apalagi penyambutan dari pengelola obyek wisata begitu hangat. Menambah suasana makin sejuk.

AGROWISATA JOLLONG PATI

Saat kami berkunjung, di bagian bawah area pabrik kopi sedang berlangung event Trabas dan beberapa event. Kebayang ramainya wisatawan dan para penjual jajan, kan. Area parkir yang cukup luas pun telah dipenuhi dengan kendaraan roda empat dan juga sepeda motor.

Agrowisata Jollong: Tur di Gudang Kopi.

Melihat gapura masuk bertuliskan “Cafe Pabrik Pengolahan Kopi Jollong”, langkah kaki yang sebelumnya santai tiba-tiba menjadi cepat karena ingin segera duduk-duduk di Cafe. Pinginnyaaa. Namun Bu Nane mengarahkan kami untuk masuk ke dalam gudang Kopi, keinginan untuk bersantai di Cafe pun gagal. 😀

Di gudang ini, kami tur ditemani Pak Nurdiyanto, pemandu wisata dari Agrowisata Jollong. Beliau memberi tahu jika kopi-kopi yang ada di gudang adalah hasil dari perkebunan sendiri, asli Pati. Setelah kopi dipanen, kemudian dilakukan pemilihan atau grading berdasarkan ukuran. Nah, kalau udah ngomongin grade, kelanjutannya adalah harga. Pak Nur menyampaikan, untuk harga kopi yang masih mentah, tuh, telah dibanderol mulai dari Rp 40.000 per kg. Sedangkan yang tinggal seduh, harga mulai dari Rp 80.000 per kg.

AGROWISATA JOLLONG GUDANG KOPI 2
Mereka tertarik bisnis kopi…hahaha

“Pak, berapa harga satu kilo gram kopi ini?” Tanya Mohammed, peserta trip yang berasal dari Timur Tengah. Tidak hanya Mohammed, beberapa peserta lain yang berasal dari luar negeri juga ngobrol banyak dan tanya detail perihal pemasaran kopi karena beberapa diantara mereka ada yang berminat untuk membuka kedai kopi di tempat asal jika sudah selesai study nantinya. Bagiku ini menarik, artinya jumlah ekspor untuk komoditas kopi akan makin banyak. Ya…meski aku tahu kalau jumlah stok kopi untuk wilayah sendiri saja kadang kurang. Ini di tempat tinggalku, Banjarnegara. Produksi kopi asli Banjarnegara masih masih minim karena yang menanam belum banyak.

AGROWISATA JOLLONG GUDANG KOPI
Kopi asli Jollong, Pati…

Seluruh kopi yang ada di gudang telah dipack menggunakan karung berukuran besar dengan berat mulai dari 60-80 kg per karung. Jenis kopi yang ditanam di sini adalah Robusta, dan ditanam di antara 600-900 m dpl. Ternyata, Desa ini termasuk sentra penghasil kopi di Kabupaten Pati. Dulu, Desa ini juga menjadi tempat pengolahan hasil perkebunan kopi. Berlokasi di atas Cafe, tepatnya di seberang Mushola, terdapat sebuah pabrik kopi yang cukup luas. Pabrik yang tidak berdiding penuh ini sudah ada sejak zaman Belanda. Terlihat dari luar, masih terdapat beberapa alat pengolahan yang sepertinya sudah berkarat. Sayang sekali pabrik ini tidak dibuka untuk umum, jadi hanya bisa mengintip saja dari luar pagar yang terbuat dari besi.

Kenalan dengan Agrowisata Jollong.

Agrowisata Jollong dibangung pada tahun 2012, sudah cukup lama, ya. Agrowisata ini terbagi menjadi dua tempat, yaitu Agrowisata Jollong I dan Agrowisata Jollong II. Di sini terdapat dua pintu gerbang, yaitu pintu gerbang bawah yang berarti Agrowisata Jollong I dengan obyek wisata Kompleks Pabrik Kopi sampai Kebun Jeruk. Kemudian ada pintu gerbang atas yang berarti Agrowisata Jollong II dengan obyek wisata andalannya yaitu Kebun Buah Naga. Wisatawan dapat memilih untuk aksesnya, lewat pintu atas atau bawah. Yang jelas tidak ada pintu doraemon, ya. 😛

Dari kompleks pabrik kopi, kami terbagi menjadi dua mobil dengan tipe yang berbeda. Satu adalah modil semi terbuka dengan cat warna-warni lucu menggemaskan dan tangguh, satunya adalah mobil bak terbuka yang elegan dan pastinya super tangguh. Mulai perjalanan, kami menjadi sasaran penglihatan para wisatawan yang ada di sekitar area event. Kenapa? Karena ada mahasiswa asing bersama kami. Beberapa wisatawan juga ada yang minta untuk berselfie, termasuk petugas loket di pintu masuk. Hahaha.

AGROWISATA JOLLONG GUDANG KOPI 3
Ini mobil kuat bangettt!

Nah, setelah jalan-jalan manja di kompleks pabrik dan gudang kopi, saatnya lanjut untuk bertualang. 😆 Aku menyebut bertualang karena untuk menuju Agrowisatanya harus membelah hutan selama kurang lebih satu jam naik mobil semi terbuka dengan akses jalan yang aduhaaii, agak offroad, gitu. 😀 Sepanjang perjalanan, kanan kiri jalan adalah hutan. Buat yang suka bertualang, kebayang asyiknya, kaaan? Sesekali kami minta berhenti untuk mendokumentasikan pemandangan alam yang menyejukan. Ketika menghadapi jalanan yang mulai menanjak, tangan harus berpegangan kuat di kursi atau jendela besi bagian belakang supaya tidak terombang-ambing. Pokoknya tidak ada waktu buat ngantuk. Hahaha.

Planting Coffee

Setelah menempuh perjalanan panjang kurang lebih 30 menit, akhirnya kami dapat melihat hamparan perkebunan kopi sekaligus menambah ilmu dan pengetahuan perihal penanaman kopi. Ya, kebun kopi dengan luas kurang lebih 500 Ha ini menjadi tujuan pertama kami untuk bertualang. Seperti yang aku sampaikan di awal, kopi yang ditanam di sini masuk jenis kopi robusta. Aku yang dari dulu tidak paham masalah per-kopi-an, di sini cukup menikmati trip karena teman-teman aktif bertanya perihal penanaman kopi.

AGROWISATA JOLLONG PENANAMAN KOPI 3
Mas Nur sharing tentang penanaman Kopi…

Kami kembali melakukan tur di perkebunan kopi dan masih ditemani Pak Nur. Penyambungan bibit pohon kopi, aku baru tahu ada tahap ini sebelum penanaman pohon di kebun. Jadi, di sini kami diberi tahu step by step pembibitan kopi sampai dengan panen kopi. Dalam satu area terdapat lahan khusus yang digunakan untuk belajar tentang pembibitan kopi. Pembibitan di sini dimulai dari menanam biji kopi sampai biji tersebut nongol seperti kecambah. Sepertinya ada istilah tersendiri, nih, cuma aku tidak menanyakannya. Yamasa, nanem kopi tumbuhnya kecambah. Kan lucu, kayak kamu yang lagi nyiulin kelinci. Hahaha.

Pembibitan dari biji sampai bisa ditanam ini kurang lebih 14 bulan. Setelah keluar kecambah (eeh kecambah lagi), kemudian bibit ditanam di polybag sampai 6 bulan. Nah, setelah ini, barulah dilakukan penyambungan. Di sini aku merasa bingung sebenarnya, pohon kopi yang tinggi mungkin baru setengah meter itu disambung. Lagi-lagi aku tidak tanya detailnya, malah liatin si Mohammed yang sedang menggali lubang untuk penanaman kopi. Hahaha. Iya, ceritanya dia mau menanam pohon kopi di sini, jadi sok-sok buat lubang dengan ukurang 1 meter persegi. Oiya, pohon kopi ini akan mulai berbunga jika usianya mencapai 3 tahun. Ternyata lama juga prosesnya, ya.

Kebun Jerung Keprok dan Jeruk Pamelo

Usai keliling kebun kopi dan mendapat banyak pengetahuan, kami melanjutkan perjalanan ke Kebun Jeruk. Jarak antara kebun kopi dan kebun jeruk ini tidak begitu jauh, hanya 20 menit. Tidak tahu kenapa, perjalanan kedua membelah hutan kali ini terasa cukup lama, padahal cuma lima belas menit. Ada apa gerangan? Apakah karena sudah lelah atau pingin cepat-cepat menikmati segaranya jeruk Pamelo? 😆

Jeruk Keprok dan Jeruk Pamelo, dua jenis jeruk ini sangat asing di telingaku. Aku lebih sering mendengar jeruk nipis, jeruk samarinda, jeruk purut, dan jeruk mandarin. Hahaha. Padahal, tiap ke pasar dan membeli jeruk, pasti aku belinya jeruk jenis keprok. Tapi aku baru tahu saat tanya ke penjual buah langganan, beberapa waktu setelah mengikuti trip. Pokoknya konfirmasi itu penting. 😀

Sesampainya di sini, Pak Nur mengambilkan jeruk untuk kami. Jeruk yang disuguhkan yaitu jeruk pamelo yang ternyata adalah jeruk bali. Iya, aku lebih familiar dengan nama jeruk bali untuk menyebut jeruk dengan ukuran yang besar ini. Di sini kami cukup lama, menikmati suguhan panorama Waduk Gembong dan Waduk Gunung Rowo dari atas kebun jeruk dan juga keliling kebun sampai bawah. Sayangnya, pas kami ke sini tidak sedang musim jeruk, katanya setengah bulan lagi baru mulai pada berbuah. 😆

Kebun Buah Naga.

Sampai, nih, di Jollong II atau kompleks kebun buah naga setelah 15 menit perjalanan dari kebun jeruk. Berbeda dengan kebun jeruk yang tidak begitu ramai, di sini banyak wisatawan yang sedang keliling petik buah naga. Jadi nih, ya, di sini bisa lebih ramai wisatawan karena mereka lewat pintu gerbang atas yang mana banyak menawarkan spot-spot selfie berkarakter, seperti replika buah naga, dan perjalanan menuju sini tidak sejauh perjalanan menuju kebun jeruk.

AGROWISATA JOLLONG KEBUN BUAH NAGA
Welcome to Jollong II…

Buah Naga ini termasuk buah yang jarang dijumpai di Jawa Tengah. Selain butuh ketelatenan dalam perawatan, buah ini hanya dapat tumbuh segar di daerah tertentu. Maksudnya, pohonnya dapat tumbuh dengan baik, buahnya bisa besar dan segar. Ratusan pohon yang ditanam di sini seluruhnya adalah buah naga dengan isi merah. Ada juga buah naga yang dalamnya warna putih, tapi tidak ada di kebun ini. Namanya agrowisata, ya, wisatawan bisa dengan bebas memetik buah, kemudian ditimbang oleh petugas, lalu bayar di tempat! Harga buah yang ditawarkan menyesuaikan harga pasaran dan cenderung lebih murah.

Di kebun yang sangat luas ini, aku bersama Parahat dan Nuryono, sok heboh unboxing dragon fruit. Tidak hanya unboxing alias belah buah naga, kami juga membuat testimoni menggunakan Bahasa masing- masing. Ada yang menggunakan bahasa Thailand, Turkmenistan, Jawa alus, dan aku pakai bahasa NGAPAK is the best. Hahaha. Setelah puas unboxing dan berlipstikan buah naga warna merah, kami duduk-duduk santai di sebuah warung yang nampaknya dikelola Desa setempat sambil memesan aneka jus segar di sini. Di sekitar warung ini juga berdiri banyak warung milik pribadi, warga setempat. Asyik banget, kan, kalau wisata di Desa sampai ramai, karena diharapkan masyarakat setempat dapat merasakan manfaatnya.

Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan atau kira-kira 20 km dari pusat kota Pati untuk sampai di Agrowisata Jollong. Buat kamu yang suka agrowisata, Jollong dapat dijadikan tempat tujuan saat di Jawa Tengah. Yukkk…bertualang ke Agrowisata Jollong! Nikmati keseruan perjalanan dan wisata ke beberapa destinasi Agrowisata Jollong!

Factory Tour ke PT. Dua Kelinci, Pati

Factory Tour ke PT. Dua Kelinci, Pati – Pati, sebuah kabupaten di Jawa Tengah ini sering aku dengar, namun karena belum punya teman ataupun saudara, kabupaten ini sama sekali tidak aku masukan dalam daftar rencana piknik. Hihihi. Ya gimana lagi, abisanya tidak ada yang bisa meyakinkan aku jika di Pati banyak destinasi pariwisata yang manarik. Hahaha.

Kabupaten Pati menjadi tujuan wisata pada hari kedua dalam rangkaian kegiatan Jateng On The Spot 2019. Di kabupaten ini, kami melakukan factory tour ke PT. Dua Kelinci dan bertualang ke Agrowisata Jollong.

Ini kali kedua aku mengikuti factory tour setelah sebelumnya mengikuti wisata industri ke PT. Perkebunan Teh Tambi beberapa tahun silam. Masing-masing pabrik tentu punya standard operasional untuk kunjungan industri, ya. Harus menggunakan tutup kepala selama tur pabrik, misalnya. Yang jelas ketika sudah masuk kawasan pabrik, pengunjung harus mengikuti aturan yang berlaku.

Berkeliling pabrik yang terkenal dengan produk snack kacang terbagus di Indonesia dan pernah menjadi sponsor utama untuk tim sepak bola Real Madrid, aah…bahagia akutuuuuuh. 😆 Iyalah, bahagia sekaligus beruntung karena tidak semua orang bisa mengikuti factory tour ke PT. Dua Kelinci, lho. Yaa…namanya wisata industri di pabrik besar pasti banyak syarat dan ketentuan, kan. 😛

FACTORY-TOUR-KACANG-DUA-KELINCI-44

Kami sampai di PT. Dua Kelinci kira-kira pukul 08.15 WIB. Berarti, perjalanan dari Kabupaten Rembang menuju Pati cukup lama, hampir 1 jam karena kami berangkat pukul 07.30 WIB. Sesampainya di pabrik, kami disambut oleh beberapa karyawan yang sudah siap mengajak kami untuk tur. Namun, sebelum tur dimulai, terlebih dahulu kami menuju sebuah ruang berkapasitas sampai 100 orang untuk menonton kilas balik PT. Dua Kelinci seperti asal muasal nama brand Dua Kelinci yang dulunya adalah Sari Gurih. Mbak Desi, bagian marketik PT. Dua Kelinci, juga memaparkan tentang program-program yang telah dilaksanakan oleh mereka menggunakan dana CSR dan mengenalkan sekilas produk-produk mereka baik produk lama maupun terbaru.

Usai presentasi, kami dikejutkan dengan kedatangan ikon pabrik ini yaitu Kelinci! Hihihi. Dua kelinci ini muncul dari pintu depan dan sempat mengagetkan kami mereka terlalu aktif, colek-colek, gitu. 😀 Kedatangan dua kelinci ini diperuntukan untuk dokumentasi alias foto-foto. Setelahnya, barulah kami bersiap-siap tur. Seluruh peserta tur diberi masker dan juga penutup kepala (kecuali bagi perempuan berhijab) untuk keamanan dan kenyamanan saat tur. Satu hal yang menarik dari pemaparan Mbak Desi yaitu tentang limbah. Ya, Mbak Desi menyampaikan bahwa PT. Dua Kelinci mengolah limbah pabrik dengan membuatkan kolam ikan. Aku penasaran banget, dong, pengolahannya seperti apa. Terus juga kolamnya seperti apa. Pokoknya udah niat banget pingin lihat dan kalau bisa juga mendokumentasikannya.

FACTORY-TOUR-KACANG-DUA-KELINCI-44

Kepada teman-teman, untuk keamanan dan kenyamanan, dimohon untuk menyimpan alat dokumentasi, ya. Handphone, Kamera, dll. Karena selama tur beralangsung, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar.

Degh! Hyaaah! Duuh! Udah siap-siap mau potoin aktivitas di dalam pabrik, malah Mas Andre memberi peringatan dilarang keras mengambil gambar. Yasudah, nikmati saja perjalanan tur kali ini. 😀 Terus, kira-kira apa yang menarik selama tur? Banyak banget! Mending bahas satu per satu proses pengolahannya, ya. Biar afdhol. 😛

Pertama yaitu tentang kesterilan. Tiap kendaraan yang masuk pabrik harus melapor kepada security. Tentu ini hanya kendaraan yang membawa bahan baku kacang, dong. Ehhh…tapi bisa juga kendaraan tamu, ya. Ahhh, bahas saja kendaraan khusus bahan baku supaya konsisten. 😆 Setelah security memberi kode AMAN, kemudian akan dilakukan penimbangan. Eh btw, bahan baku yang dibawa satu kendaraan, tuh, berkapasitas 4 ton, lho.

Kedua yaitu gerbang masuk khusus. Gerbang masuk ini tidak hanya berfungsi sebagai jalan saja, namun di sini akan dilakukan pengecekan, penentuan, dan penyortiran bahan baku mulai dari kualitas, hingga harga. Tiap hari, pabrik ini membutuhkan kurang lebih 750 ton bahan baku untuk dapat memenuhi produksi, makanya PT. Dua Kelinci tidak hanya mengambil bahan baku dari Jawa saja. Dan kualitas kacang paling bagus malah bukan dari Pati, melainkan dari Tuban dan Jepara. Tapi kenapa aku sanksi, ya, emang di Jepara ada petani kacang tanah, gitu. Hahaha.

Ketiga yaitu pencucian menggunakan mesin cleaner. Ya, mesin pertama yang kami jumpai di sini adalah mesin pencucian di mana bahan baku akan dibersihkan dari akar-akarnya. Jangan tanya berapa besar mesinnya, ya. Karena itu mesin gede-gede dan ada beberapa. Proses pencucian ini ada beberapa tahapan dan yang melakukan pekerjaan ini semuanya adalah mesin! Ya, di sini kamu tidak akan menjumpai banyak karyawan karena hampir seluruh pekerjaan dikerjakan oleh mesin.

Keempat yaitu proses perebusan. Proses ini berada di suhu 100-120 derjat celcius dengan batasan waktu 5-10 menit. Untuk merebus kacang ini, pabrik lebih memilih menggunakan tenaga batu bara karena dirasa paling hemat. Pas lagi ngomongi batu bara, tiba-tiba aku ingat video sexy killer. Hahaha.

Kelima yaitu masuk proses pengeringan. Di sini terdapat tiga mesin pengeringan dan hampir tiap hari bekerja antara 10-12 jam dengan suhu mencapai 100 derajat. Dan setelah proses ini, bahan baku disimpan di gudang yang sangat luas. Kami juga diberi kesempatan untuk masuk gudang penyimpanan yang dapat menampung bahan baku sampai 10 ton. Sistem penyimpanan di sini menggunakan metode first in, first out atau bahan baku yang masuk pertama maka akan dikeluarkan lebih awal.

Omong-omong, nih, proses sortir bahan baku menggunakan mesin ini baru dimulai sejak dua tahun yang lalu. Sortir otomatis ini dilakukan setelah bahan baku dibersihkan. Dan untuk sortir akhir atau finasl, tetap menggunakan tenaga manusia dibantu mesin berjalan alias konveyor.

Proses terakhir yaitu packaging. Di PT. Dua Kelinci yang di Pati hanya memproduksi snack kacang biasa. Maksudnya, sekarang, kan, produk Dua Kelinci makin banyak varian, ya. Untuk jenis produk seperti wafer, minuman, dan cokelat, diproduksi di cabang yaitu Jakarta dan Surabaya. Ya, setelah resmi berganti nama dari Sari Gurih ke Dua Kelinci pada tahun 1985, putra pendiri, Ali Arifin dan Hadi Sutiono, membuka cabang di dua kota tersebut.

Perjalanan tur berakhir di sebuah pusat oleh-oleh yang masih berada dalam satu komplek pabrik. Selain pabrik, di sini terdapat pusat oleh-oleh yang menawarkan produk-produk PT. Dua Kelinci dan juga produk khas Pati seperti Bandeng. Di sini, wisatawan dapat memilih aneka snack dengan label Dua Kelinci. Ditawarkan juga paket snack yang murah meria dengan banyak isi.

Nah, buat kamu tertarik untuk mengikuti tur PT. Dua Kelinci, syaratnya gampang banget. Kamu cukup membeli paket makan di Waroeng Pati (ini masih dalam satu kompleks pabrik) senilai minimal Rp 15.750 per orang. Warungnya ini unik banget, lho. Bergaya joglo khas Pati. Pun dengan fasilitas umumnya. Toilet, misalnya. Toilet ini dibangun menggunakan kayu, persis warung juga, model joglo. Lalu dindingnya ditambah dengan ornamen jagung.

Setelah membeli paket makan, selanjutnya harus terkumpul minimal 50 orang, maksimal 250 orang untuk dapat mengikuti tur. Hihihi. Ya, kalau paling 10-20 orang, Mbak Desi belum bisa melayani tur. Selain itu, harus menggunakan surat izin tur dan diberikan paling lambat 1 minggu sebelum kunjungan. Jadwal tur dari Senin-Jum’at dan terbagi menjadi tiga sesi yaitu pukul 08.00, 10.00, dan 13.00 WIB. Sementara hari Sabtu hanya ada dua sesi yaitu pukul 08.00 dan 10.00 WIB.

Satu hal yang bikin aku penasaran tapi lupa aku kunjungi dan juga lupa tanya yaitu tentang pengolahan limbah. Hahaha. Aku, sih, yakin kalau pengolahan limbah untuk menjadi manfaat ini tempatnya tidak dekat dengan pabrik, tapi tetap saja kalau aku ingat waktu itu, pasti aku tanyakan lagi “dimana pengolahan limbanya, Kakaaak?” 😛

Btw, apa yang melintas di benak kamu saat mendengar kata Dua Kelinci? Apakah langsung ingat snack super kriuk seperti kacang kulit, kacang oven, kacang atom, atau hal menarik lainnya di luar produk-produk mereka?