Ada lebih dari satu gunung di Dieng yang sudah mendunia. Satu diantaranya yaitu Gunung Prau. Bagi yang gemar trekking sudah pasti mengenal gunung tersebut. Tiap akhir pekan, Prau selalu dipenuhi oleh para pendaki. Terlebih saat ini fasilitas serta akses menuju ke sana makin mudah.
Bagi saya, NgeCamp atau muncak di Gunung Prau tuh sudah biasa. *sok gaya* Sebab, sudah cukup sering saya muncak di sana. Apalagi, saya punya satu teman yang sering menjadi guide Prau. Jadilah ia sering berkabar dan mengajak saya jika hendak muncak ke Prau.
Meski sudah kerap, tapi saya selalu mendapat hal baru tiap kali muncak, yaitu suasana. Selalu ada teman seperjalanan atau tetangga dome yang baru dikenal. Begitu mengasyikkan!
Terlepas dari gunung yang tersohor itu, masih ada satu gunung di Dieng yang sampai saat belum banyak dinikmati oleh para pendaki budiman. Yaitu Gunung Pangonan.
Gunung Pangonan yang berlokasi di Dieng berada pada ketinggian 2300 mdpl. Banyak suguhan pemandangan yang tak kalah memukau dari pemandangan Gunung lainnya yang berada di Dieng.
Kamu bisa menyaksikan hamparan ladang warga yang ditanami seledri, kentang atau buah carica. Lorong pohon bambu pringgodani pun bisa dijumpai saat sudah mencapai setengah perjalan. Telaga merdada yang begitu tenang bisa dilihat dari atas bukit pangonan.
Jika berangkat trekking pada siang hari, kamu bisa singgah terlebih dahulu di candi tertinggi di Dieng, yaitu Candi Wisanggeni. Menikmati suguhan kompleks Candi Arjuna dari atas bukit. Setelahnya, barulah meneruskan perjalanan sampai puncak Gunung Pangonan.
Seluruh pemandangan yang sudah saya sebut di atas bisa dinikmati jika trekkingnya dimulai dari kompleks Museum Dieng Kailasa, yang mana jalannya cukup landai jika dibandingkan dengan trekking melalui Kompleks Kawah Sikidang atau Kompleks Telaga Merdada. Hanya membutuhkan waktu enam puluh menit untuk sampai puncak.

Meneropong kompleks Arjuna dari bukit. . .
Secara administratif, Gunung Pangonan ini masuk Kabupaten Wonosobo sekaligus Kabupaten Banjarnegara. *berada dalam perbatasan* Namun, tempat yang digunakan untuk ngeCamp, yaitu Danau Sumurup atau ada juga yang menyebutnya Telaga Sumurup masuk Kabupaten Banjarnegara.

Masih bersama Merdada. . .
Ketika sudah mencapai puncak Pangonan, kamu bisa mulai mendirikan dome atau ngeCamp di tengah Danau. *terapung, dong?* 😆 Ngga! Dengan catatan ke sananya pas musim kemarau, meski danau Sumurup atau yang bisa saya sebut dengan danau Summer Up ini saat ini sudah tidak pernah berair. Sejak kapan atau bagaimana bisa danau Sumurup sekarang tidak lagi berisi air, saya belum banyak mendapat informasi. Masih sebatas menikmati ciptaanNya. 😳
Untuk NgeCamp di danau tersebut, ada baiknya kamu bertanya dan mengurus perizinan dahulu melalui penjaga yang berada di kompleks Museum Dieng Kailasa. Sebab, danau sumurup ini merupakan cagar alam dimana kamu harus turut menjaga kelestarian alam.

Danau Summer Up!
Nah…jadi, kalau berkunjung ke Dieng nanti, teman-teman bisa mencoba trekking ke Gunung Pangonan, kemudian ngeCamp di Danau Sumurup. Sunrise dan Sunset di puncak Pangonan memang belum seindah sunrise milik Prau. Tapi, setidaknya kamu akan mempunyai pengalaman baru, seru dan kisah perjalanan yang sudah pasti mengesankan.
Untuk memulai trekking, silakan baca postingan saya yang berjudul Jalur Pendakian Gunung Pangonan Lewat Museum Kailasa. Happy Trekking!
Haah… tak pernah ada airnya, itu danau? kenapa tetap diberi nama danau? hehe.. *ngeyel…
Trims infonya, Idah … jadi pengen ke Dieng lagi..
Sukses di lomba ini yaa 🙂
Melestarikan, Mbak. 😀
kalau mau kesini ada tempat nginep deket-deket sini atau apa harus berkemah yaa
Ada penginapannya. Tenang saja. 😀
blogger yg satu ini nih sudh tdk diragukan lg klo soal travelling ….hehehe
Hyaa…Kakak.
nanti honeymoon nya ke mana nih kira-kira ya:)
Ke mana saja pakai pintu ajaaib doraemon. 😀
betul menikmati alam semoga smeakin mendekatkan kita kepada Sang Pencipta
Yooi, Kakaak. 🙂
Ada banyak gunung di Jawa yang belum saya daki, termasuk Gunung Prau dan Pangonan ini. Tapi naik Ijen aja saya ngos-ngosan…. :p
Ekstreme Injen keknya deh. 😀
Ada tempat penginapannya gak mbak disitu, misalnya dikaki gunungnya gitu ? atau memang kalu kesitu harus bikin kemah ya ? kalu ada penginapan gak repot ya 🙂
Ada penginapan juga sekitar Sumurup kok. 🙂
Aduh aku masih kuat ga ya kalau disuruh nge-camp? 😀
Tapi itu lucu juga disebut danau tapi tidak ada airnya…
Kuat! 😀 Begitulah. . .:D
Belum pernah kemping… pengen banget padahal
Agendakan saja, Buuuk. 😀
uwaaa pingin ngecamp plus trekking,seru kali ya kita ngecamp bareng hohoho
Ayoo kapan ke sini, Kak. 😀
Kalau musim hujan, gak disarankan ngecamp di danau Sumurup, ya?
Iya, takutnya badai, gitu. Ngga hujan saja kencang banget anginnya di sana.
hi salam kenal yaa
libur lebaran kmrn udh mau nyampai ke dieng tp cancel krn ada msalah cuaca
jdinya hnya muter2 wonosobo doank
Kemana saja di Wonosobo, nih?
Pemandangannya keren mbak! Gelem ngancani aku opo ora? 😀
Geleem bae lah. . 😀
Blum pernah ngecamp. Jadi pingin ngecamp baca postingannya mba idah. 😀
Apalah-apalaah. 😛
View dari atas nya kece bener yaaa
Bangget!
pernah baca postingan ini kapan gitu, ternyata dipost ulang buat kontes. Baiklah.
Hahahaha. . .bukaan laah!
Adem banget 🙂
Mencium aroma tanah dan tumbuhan pegunungan bikin damai ya ….
Benar banget, Mbak!
setahu saya Prau sangat bgtu indah. eh, rupanya ada gunung Pangonan yg tak kalah menakjubkan. Pencipta Semesta amat baik..
Lebih asyik buat ngadem. . . 😀
next time kudu kesini kayaknya 😀
Silakeeun. . .:D