Benda-Benda Koleksi Di TeMBI Rumah Budaya
Benda-Benda Koleksi TeMBI Rumah Budaya. Update lagi tentang #BN2013. Mumpung masih nyantol, ya. Acara setelah sarapan pagi tidak begitu padat. Sebelum penutupa #BN2013, sesuai rundown masih ada beberapa acara, yaitu melihat pertandingan sepak bola antara difabel dan Blogger, bazar disabilitas, kemudian baru acara penutupan di pendhopo TeMBI.
Saya melihat pertandingann sepak bola hanya sebentar. Ngelongok dowang. Hehehew. Nah, karena tidak ada aktivitas lain, saya dan Sitti mengunjungi TeMBI Rumah Budaya. Pada rundown tidak tertera jadwal mengunjungi TeMBI Rumah Budaya. Sayang sekali ‘kan, sudah sampai Desa Wisata Tembi tapi gak mengunjungi Rumah Budayanya. Kurang afdhol.
Jarak dari Desa Wisata Tembi menuju TeMBI Rumah Budaya tidak jauh. Cukup jalan kaki menuju ke sana, sembari mampir ke rumah lukis milik d’Omah Hotels.
Duduk di jongko enak keknya. . . 😛Berjalan kurang lebih 600 meter sampai di TeMBI Rumah Budaya. Masuk TeMBI Rumah Budaya ini tidak dipungut biaya sama sekali, kecuali kalian berniat untuk menginap, mandi di belik atau menikmati fasilitas lainnya. Melewati gapura tembi, disuguhi dengan pemandangan rumput nan hijau dan pohon rindang. Di halaman ini adem, serius! Lalu, masih pada halaman utama ada pendhopo Yudonegaran yang cukup luas. Pendhopo ini berfungsi sebagai tempat pertunjukan bedaya atau pentas seni baik berupa wayang orang atau karawitan dan bisa juga digunakan sebagai tempat hajatan pernikahan.
Di depan pendhopo terdapat mobil antik nan cantik, mulus dan (sepertinya) setiap saat mejeng di situ. Diperuntukkan para wisatawan untuk mengabadikan moment di TeMBI. Hehehew. Karena ini adalah rumah budaya, jadi saya akan menyelipkan keterangan budaya atau nilai sejarah pada setiap benda yang ada di rumah budaya. Yuuk, langsung masuk ke dalam TeMBI Rumah Budaya.
Kami masuk melalui pintu sebelah kanan. Pada area ini, terdapat Museum-Bale Dokumentasi dan Bale Koleksi. Penasaran, benda atau barang apa saja yang ada di Bale Dokumentasi? #macam reporter saja. Hihihiw.
Museum- Bale Dokumentasi
Disebelah kiri ada ruang yang cukup luas. Di sini banyak peralatan tradisional jawa (jaman dulu), antara lain; peralatan dapur (tungku, dandang), ada juga senjata jama dahulu (keris, tombak), sarana untuk belajar membatik dan benda lain yang kental akan nilai sejarah.
Pertama masuk ruang ini, mata ini langsung tertuju pada senthong yang di depannya ada beberapa jenis tombak. Kalian tau senthong, kan? Senthong diambil dari bahasa jawa. Senthong adalah tata ruang dalam rumah adat Jawa. Di ruang ini, terdapat tiga senthong, senthong kiwo (kiri), Senthong tengah dan senthong tengen (kanan). Masing-masing senthong ini memiliki fungsi sendiri. Selain sebagai tempat tidur, pada jaman dulu, senthong dimanfaatkan sebagai tempat upacara, sepert; Panggih Manten, Midadareni pada upacara pernikahan, khususnya untuk menempatkan pelaminan.
Saya mulai masuk senthong tengah. Pada jaman dulu, senthong tengah ini digunakan oleh kepala keluarga sebagai tempat untuk berdoa kepada Tuhan, ketika salah satu anggota keluarga mendapat masalah. Orang tua biasanya masuk ruangan ini untuk meminta petunjuk kepada Tuhan. Saat itu juga, sering berpuasa ngrowot, mutih atau bentuk puasa lainnya. Apa itu puasa ngrowot, ya? Ada yang tau, gak?
Nah, untuk senthong tengen (kanan) ini biasanya digunakan untuk tidur bagi orang tua, kepala rumah tangga atau pemilik rumah. Karena itu, senthong tengen biasa dilengkapi dengan tempat tidur dan perabot pelengkap lainnya.
Isinya peralatan dapur. . .Sedangkan untuk senthong kiri, digunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen. Selain hasil panen, di sini memamerkan beberapa alat dapur yang sering digunakan pada jama dulu. Seperti Dandhang, tungku, bucu, kendi, kendil, tenong dan masih banyak benda lainnya. Unik memang, apalagi melihat sorok sampah jaman dulu yang terbuat dari anyaman bambu. Non plastik.
Banyak koleksinya. . .Tiba-tiba jadi inget mbah putri. Dulu, ketika beliau masih hidup, sering kali menyarankan masalah tempat tidur. Misalnya; yang boleh menempati tempat tidur depan hanya orang tua. Sedangkan anak-anak, tempat tidurnya di ruang tengah atau belakang. Untuk perempuan, akan lebih baik jika tempat tidurnya dibelakang. Katanya memang ada peraturan kejawen gitu. Tapi, kalau menurut sepemahaman saya sih begini. Intinya, tamu dan atau orang jahat biasanya kan ngincer penghuni rumah mulai dari depan tuh, ya. Jadi, kalau ada apa-apa, yang kena dulu orang tua. Dan anak masih tidur pulas di kamar tidur belakang. Hahahahaw. Tapi, kalau ngincernya lewat belakang, ngalamat, anak dulu yang kena. Analisa jahat. Hihihihiw.
Kembali pada bagian tengah ruangan ini. Terdapat banyak benda, ada macam-macam sesajen jawa, seperti sesajen kinang, sesajen mantenan dll. Ada lagi nih, topeng wayang. Topeng adalah properti untuk menari berupa tutup muka, yang digunakan dalam Wayang Topeng. Ada juga peralatan membatik di sini. Dan masih banyak benda lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Bale Koleksi
Setelah benda dikenali satu persatu, lalu kami pindah ruang. Menuju bale koleksi yang menyuguhkan benda-benda kuno; seperti sepeda motor kuno, sepeda onthel, piano, televisi, radio dan juga iklan-iklan kuno yang sampai saat ini ada beberapa masih eksis produknya.
Naik motor boleh. . .Seluruh benda yang ada pada museum TeMBI Rumah Budaya adalah milik para kolektor. Ya, para kolektor menitipkan barangnya di museum tersebut. Setelah selesai melihat koleksi benda-benda kuno, lalu kami lanjut masuk untuk melihat bale inap, belik dan Waroeng Dhahar Pulo Segaran. Karena postingan ini sudah panjang, jadi saya lanjutkan pada postingan berikutnya, ya.
TeMBI Rumah Budaya Yogyakarta:
Jl. Parangtritis Km 8.4
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul 55188, Yogyakarta
Telp: (0274) 368000, 368004
Buka setiap hari senin sampai dengan jumat.
Pukul 09.00 WIB-16.00 WIB.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Tembi
http://yogyakarta.panduanwisata.com/daerah-istimewa-yogyakarta/bantul/museum-rumah-budaya-tembidokumentasi-budaya-jawa/
http://tembi.net
@SobatBercahaya
Jam sarapan udah habis aku baru sampai tembi dan aku rugi ga berkunjung ke musium 🙁
Kamu kan sibuuuk. Mondar-mandiir muluu. 😀 ^_*
Lieshadie
Halah aku rung sempet mrene…wingi aku mbok tinggal sih…kui Una ngopo yoo ?
Mbatik, Mba Lies. . . ^_*
duniaely
wah .. kebayang andai aku bisa berkunjung ke sana, bakalan lupa waktu , iri si Una sudah ke sana duluan sama kamu 🙂
Mba Ely kapan mau ke Tembi nih? Hihihi ^_*
imamboll
hiks hiks…. sedih gak bisa ikutan acara blogger nusantara kemaren 🙁
semoga tahun depan masih ada acara kayak gini dan tentunya masih sekitaran jawa 😀
Sibuk ya, Mas Imam? 😛 ^_*
cumakatakata
Mas Imam….
Aku nonot komen nok kene ae yo….
Nasin kita sama MAs 🙂
Senasib ya. .. 😀 ^_*
Topics
asiiik.. suasananya jowo ni tenan..
aah seklai lagi hanya bisa melihat di dumay
Bisa dilihat di dunia nyata juga. Hahaha ^_*
nh18
sayang, saya tidak sempat kesasnas kemarin
next time saya akan ke sini aaahhh
Sama keluarga dan nginep! 😛 ^_*
nh18
sayang aku belum sempat ke sana …
next time aku akan meluangkan waktu ke sana
Ajak Bunda, Om. Bulan madu. 😀 ^_*
Lidya
wah idah kabur ya sama una untuk ke tembi duluan hehehe
Gak kabur, Mba Lid. Karena acara penutupan belum mulai2. Hahahaha^_*
Fahrizal Mukhdar
Aduuuh … Kopdar Nasional ni bikin saya gigit jari. Banyak pengalaman yang bermakna dalam cerita setiap pesertanya …
Kemarin gak ikut ya, Kak? ^_*
Noorma
senthong, ya Allah.. namanya masih pake sebutan senthong.. hihihi
tiba2 jadi inget tetangga depan rumah yg selalu bilang kamar dengan senthong
Namanya saja rumah budaya Jawa, Mba Norm. 😛 ^_*
jarwadi
aku malah kemarin tidak sempat main ke sini, hehe
berarti kamu lebih beruntung ya
Halaah, orang Jogja aseli mah gampang. Kesini kapan aja bisahhhh. 😀 ^_*
titi esti
iiih…jadi pengen berkunjung ke sana … btw si senthong tengah itu mengundang banget… mana bantal gulingnya pink gitu.
padahal klo di kampungku, mitos ‘senthong tengah’ itu medeni/menakutkan
Senthong tengah ki lewih empuk, Mba. 😀 ^_*
Mechta
Alhamdulillah… maturnuwun yo, Wuk Ayu… Kmrn ga sempat ngintip2 ke sini, penasaran, eh, sekarang dapat hasil intipan lengkap… 🙂
Gugup pulang dulu ya, Mba. 🙂 ^_*
prih
Jalan2 hingga belakang museum nggak mbak, ada belik alias kolam renang maupun tempat pentas di ruang terbuka. Salam
Iya, Bu. Memandang lepas sawahan. . . 🙂 ^_*
safar syuhada
Jangan lupa cek juga
ragam berita budaya dan sejarah di nusantara
Terima Kasih sudah berkunjung. . . ^_*