6 Peralatan Nail Art yang Wajib Cewek Punya

6 Peralatan Nail Art yang Wajib Cewek Punya – Kartu kredit di zaman sekarang ini jadi salah satu layanan yang punya banyak manfaat. Berbagai transaksi bisa terasa jadi lebih mudah. Apalagi buat kamu yang punya hobi tertentu, misalnya saja nail art.

Bagi cewek, kuku yang cantik bisa membuat mood jadi bagus dan semakin semangat menjalani aktivitas. Kamu bisa mulai mencoba membuat nail art sendiri dengan peralatan pribadi. Jadi, tidak perlu repot-repot lagi ke salon nail art tiap ingin mengganti tampilan kuku.

6 Peralatan Nail Art yang Wajib Cewek Punya

Perlengkapan Nail Art yang Wajib Kamu Punya

Nail art menjadi salah satu mood booster bagi para cewek. Hanya saja sering kali sulit mencari salon nail art yang bagus dan bisa memenuhi keinginanmu. Pasti akan jauh lebih menyenangkan kalau kamu bisa membuat nail art sendiri sesuai keinginan.

Tak ada salahnya mengubah hal favoritmu menjadi hobi yang menyenangkan. Kamu juga bisa hemat lebih banyak uang karena tak perlu lagi ke salon nail art. Tapi untuk membuat nail art favoritmu sendiri, kamu butuh beberapa peralatan. Berikut ini ada beberapa jenis alat nail art yang wajib cewek punya agar bisa bebas berkreasi dengan kuku sendiri.

  • Cat Kuku

Pastinya, kamu harus beli cat kuku dulu supaya bisa membuat nail art sesuai keinginan. Produk cat kuku saat ini sangat beragam jenis dan pilihan warnanya. Kamu bisa luangkan waktu terlebih dahulu untuk mencari tahu pilihan warna juga tipe cat kuku yang dapat kamu pakai.

Hindari pemakaian cat kuku yang kualitasnya kurang bagus karena nanti bisa berpengaruh pada hasil akhir nail art. Lebih baik keluarkan lebih banyak uang untuk membeli cat kuku yang kualitasnya bagus dan warnanya sesuai keinginanmu.

Sebaiknya, beli lebih dari satu tipe atau warna cat kuku agar kamu bisa bebas berkreasi. Kamu bisa lebih bebas membuat nail art sesuka hati kalau pilihan cat kukunya beragam dengan warna-warna yang bervariasi.

  • Manicure Set

Benda lainnya yang harus kamu miliki jika ingin menyelesaikan nail art sendiri adalah manicure set. Ini merupakan set alat yang dipakai untuk merawat kuku tangan. Biasanya dalam satu set sudah lengkap peralatan apa saja yang kamu butuhkan.

Tidak hanya gunting kuku, tapi juga ada kutikula nipper, pisau kutikula, pinset, pendorong kutikula, pengikir kuku, dan lain sebagainya. Kamu sebenarnya bisa membeli alat-alat ini secara terpisah tapi akan jauh lebih praktis kalau bisa kamu beli satu set.

  • Striping Tape & Stamping Plates

Lanjut ke alat lain yang harus kamu punya adalah striping tape dan stamping plates. Keduanya sangat sering digunakan dalam proses membuat nail art. Kedua alat ini bisa membantu kamu membuat nail art yang rapi seperti seorang profesional.

Striping tape merupakan lem tipis yang biasanya dipakai untuk membuat garis lurus. Selain itu, alat ini juga biasa digunakan saat ingin menghasilkan pola geometris pada nail art. Sementara itu, stamping plates adalah logam yang memiliki pattern atau gambar khusus untuk ditransfer ke permukaan kuku.

6 Peralatan Nail Art yang Wajib Cewek Punya (1)

  • Glitter & Top Coat

Pastikan kamu juga memiliki glitter dan top coat. Dua benda ini juga sangat membantu kamu untuk membuat nail art yang cantik dan tentu saja tahan lama. Jadi, tidak hanya asal mengoleskan cat kuku, kamu juga perlu memakai glitter dan top coat sebagai pelengkap.

Glitter merupakan salah satu jenis hiasan kuku yang banyak difavoritkan. Kamu bisa mencampurkan glitter untuk mendapatkan tampilan kuku yang berkilau dan terlihat jauh lebih cantik.

Kemudian, ada top coat atau sering dikenal juga sebagai pelapis terakhir dalam dunia nail art. Top coat ini merupakan pelapis yang akan membuat tampilan kuku jadi berkilau atau glossy. Selain terlihat jauh lebih cantik, cat kuku yang diolesi top coat juga biasanya akan jadi lebih tahan lama.

  • Lampu UV Pengering Kuku

Menghias kuku atau membuat nail art akan jadi jauh lebih cepat sekaligus mudah kalau kamu punya lampu UV pengering kuku. Lampu ini bisa digunakan di salon-salon nail art untuk mengeringkan cat kuku yang baru saja diaplikasikan.

Biasanya, butuh waktu lama untuk menunggu cat kuku dan top coat mengering dengan sendirinya. Jadi, butuh alat yang bisa membantu proses pengeringan tersebut dan lampu UV ini bisa jadi pilihan tepat untuk kamu beli.

  • Alat Dotter

Kamu juga bisa membeli alat dotter atau dotting tools jika ingin membuat nail art sendiri di rumah. Ini merupakan salah satu alat yang sangat umum dipakai di salon-salon nail art. Dotting tools ini akan membantu kamu membuat hiasan kuku cantik dengan lebih mudah dan cepat.

Namun, perlu diketahui bahwa pemakaian dotting tools ini juga harus diimbangi skill yang baik. Kamu bisa berlatih terlebih dahulu untuk menggunakan alat ini dan cobalah berulang kali membuat nail art memakai alat tersebut sampai hasilnya benar-benar cantik.

Apakah kamu juga tertarik belanja perlengkapan nail art? Jika iya, maka kamu bisa Apply Kartu Kredit Digital digibank, lalu memanfaatkannya ketika berbelanja supaya lebih praktis dan menguntuntungkan.  

Layanan credit card satu ini memiliki banyak kelebihan dan merupakan layanan digital credit card pertama yang ada di Indonesia. Melalui layanan ini, kamu bisa langsung melakukan transaksi setelah selesai pengajuan. 

Apply Kartu Kredit gampang dan cepat, bahkan approval-nya cuma butuh 60 detik. Kamu juga dapat kemudahan untuk mengubah transaksi menjadi cicilan sesuka hati sampai 60 bulan. 

Selain itu, bisa lebih mudah stay in control untuk semua jenis transaksi karena ada Aplikasi digibank by DBS yang bisa diakses mobile kapan saja, di mana saja. Layanan ini akan memberimu beragam kemudahan dalam berbagai jenis transaksi.

Jangan tunggu lebih lama lagi! Cari tahu apa itu Kartu Kredit Digital digibank di sini. Dapatkan informasi lebih lanjut dan lakukan pengajuan sekarang juga agar kamu bisa belanja perlengkapan nail art sesuai keinginanmu.

Memilih untuk Tetap Produktif di Akhir Pekan

Produktif di Akhir Pekan – Rebahan saat akhir pekan setelah Senin-Jum’at kerja bagai kuda, seringnya hanya sekadar wacana karena pada kenyataannya saya lebih memilih untuk tetap produktif di akhir pekan. Mama Muda dengan dua anak ini tidak mau kalah dengan yang masih ting-ting, menciptakan kegiatan produktif. Hahaha.

Sebagai ibu rumah tangga dan juga working mom, belajar manajemen waktu untuk lebih produktif itu penting banget. Apalagi ditambah punya hobi blogging dan beberapa kegiatan lain yang menyenangkan, harus betul-betul bisa membagi waktu supaya semua kegiatan bisa berjalan sesuai harapan.

Akhir pekan di minggu pertama bulan Februari, Gubernur Jawa Tengah memberi imbauan kepada masyarakat Jawa Tengah untuk tetap di rumah saja. Melalui tagar #JatengDiRumahSaja, seluruh masyarakat yang tinggal di Jawa Tengah tidak diperkenankan untuk keluar rumah, apalagi membuat kerumunan. No no no no!

Gerakan ini sebagai bentuk hormat kepada para pahlawan Covid yang telah gugur. Sebagai wujud empati terhadap teman, saudara, dan orang-orang yang telah meninggal karena virus Covid-19. Atas imbauan ini, kegiatan transaksi di tempat umum seperti pasar pun dihentikan selama dua hari.

Hello, apa kabar dengan mereka yang pada punya hajatan di tanggal 6-7 Februari yang mana bertepatan dengan imbauan Jateng di rumah saja? Padahal sudah booking semua kebutuhan jauh-jauh hari pastinya. Ehem…salah sendiri kalik, ya. Sudah tahu masa pandemi Covid-19 belum usai, malah niat banget bikin kerumunan. Nekat, namanya. 😛 Aah…sudahlah, mungkin orang-orang tersebut tidak paham atau tidak mau tahu dengan keadaan ini. 🙁

contoh kegiatn produktif di akhir pekan

Tentang produktif di akhir pekan.

Setelah weekday saya gunakan untuk bekerja di kantor, idealnya saat weekend dimanfaatkan untuk istirahat. Betul sekali. Saat pekerjaan kantor sedang banyak dan harus dikerjakan sampai tuntas, yang terekam dalam otak saat itu juga akan memanfaatkan waktu malam hari untuk istirahat. Kemudian menanti weekend untuk santuy, leyeh-leyeh, menjadi kaum rebahan. Tapi ternyata itu hanya angan-angan semata karena pada kenyataannya saat Jum’at tiba, saya membuat daftar rencana kegiatan akhir pekan. Yups, saya memilih untuk tetap produktif di akhir pekan, mengerjakan apa saja yang sekiranya bikin happy.

Mumpung Ada Kesempatan.

Lho, emangnya tidak capek? Tidak butuh istirahatkah? Capek itu ada, tapi itu sudah hilang ketika saya bawa untuk nonton sinetron dan istirahat malam hari. Asli, nonton sinetron sambil tiduran di depan teve membuat saya lebih rileks. Harap dimaklumi, saya penikmat sinetron bukan drakor. Hahaha. Sementara untuk istirahat malam hari, itu menjadi barang pasti yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Saya memilih untuk produktif pada weekend karena saya pikir selagi diberi kesempatan, mumpung ada kesempatan. Definisi kesempatan, tuh, luas banget, ya. Kesempatan sehat paling utama. Nah, kalau sehat tuh mau melakukan kegiatan apapun insya alloh ada semangat.

Berikut beberapa kegiatan yang saya lakukan di akhir pekan.

  • Nyobain masak menu baru.

Kebetulan saya suka mencoba kuliner baru. Suka banget. Saking seringnya nonton acara kuliner di televisi yang menyajikan masakan unik, kadang saya mencoba untuk browsing dan mencari menu tersebut untuk kemudian diolah.

Kebetulan saya punya website favorit tentang resep masakan. Siapa tahu sudah tersaji di web tersebut, saya langsung meluncur dan membaca resepnya. Tidak puas hanya membaca, saya pun menonton cara masaknya di youtube. Hihihi. Sebenarnya, sih, cukup dengan membaca resep saja, tapi rasanya lebih seru lagi melihat cara masaknya.

  • Kegiatan blogging selalu ada dalam daftar.

Sebenarnya secapek apapun hari itu, khususnya saat weekdays, kegiatan blogging tetap ada dalam daftar. Yaa…entah sekadar tengok-tengok blog, drafting tipis-tipis, atau balas komentar dari teman. Blogging bagi saya memang sudah menyatu dengan hati. Mau bilang kalau blogging sudah menjadi bagian dari rutinitas harian, kok, rasanya masih berlebihan, ya. Meski pada kenyataannya seperti itu. Hahaha.

Blogging masuk dalam kegiatan akhir pekan

Weekdays saja masih saya sempatkan untuk blogging, apalagi saat weekend, ini seperti keharusan, gitu. Saya produktif menulis di blog ini tanpa paksaan, sangat nyaman ketika menjalani kegiatan yang satu ini. Yaa…walaupun target kadang hanya sekadar wacana, tapi ketika bisa mengkonsep tulisan meskipun tidak tuntas, rasanya ada kepuasan tersendiri.

  • Berkebun juga makin menyenangkan.

Miris itu…ketika lahir di desa, tumbuh besar di pedesaan, hidup di tengah keluarga petani, tapi enggan berkenalan dengan kegiatan berkebun. Bahkan ada yang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hanya mengandalkan hasil pertanian, tapi untuk sekadar membantu petik hasil kebun saja ogah-ogahan. Ada lho ini. Adaa banget.

Saya pernah menjadi bagian orang yang tidak peduli dengan kegiatan berkebun karena terlena dengan aktivitas sendiri, padahal saya lahir dari keluarga petani. Ehh…berkebun yang saya maksud di sini bukan berkebun yang hanya merawat tanaman di sekitar rumah, ya. Bukan berkebun yang hits saat pandemi covid-19 ini. Berkebun yang saya maksud yaitu aktivitas menanam, merawat, dan memanen di kebun.

Jujur, saya belum lama belajar berkebun. Kebetulan saya punya lahan kebun, ya…meski tidak luas tapi bisa buat mulai belajar berkebun dengan cara menanam sayuran yang bisa dipetik untuk masak harian, atau menanam pohon untuk masa depan. Ehh…pohon masa depan? Hahaha.

berkebun di akhir pekan

Di desa saya, tuh, lagi booming banget tanam pohon durian. Maklum, cikal bakal kualitas durian yang  sudah terkenal di Indonesia ada di desa saya. Kamu tahu durian mimang? Emm…kalau belum tahu, boleh cari tahu melalui google, ya. 😀 Karena pohon ini ditanam dari kecil dan berbuahnya sampai lima atau bahkan delapan tahun, jadi saya katakana pohon masa depan.

Selain durian, masih banyak pohon yang saya tanam dan membutuhkan perawatan rutin. Seperti pohon albasia, kapu laga, kopi, dan masih banyak pohon lainnya. Kalau sudah seperti ini, ada kewajiban tiap akhir pekan atau hari libur kerja musti tengok-tengok kebun. Hihihi.

Produktif dahulu, lanjut esksis!

Produktif tanpa eksis rasanya ada yang kurang, ya. Maksud saya, setelah akhir pekan menikmati banyak kegiatan, rasanya kurang gereget kalau hasil dari aktivitas tidak dibagikan ke khalayak lewat sosial media. Hahaha. Generasi konten mah gini, sedikit produktif banyak eksisnya. Apalagi kalau sangat produktif, harus lebih banyak lagi eksisnya, dong. 😀

Nah, supaya eksis tetap lancar, khususnya saat weekend, saya memanfaatkan gawai yang mumpuni dan juga kartu smartfren untuk membagikan tiap momen. Saya mempercayakan smarfren di mana pun berada, termasuk saat sedang berkebun yang mana lokasinya tidak mudah dijangkau.

Akhir pekan harus tetap produktif, eksis di dunia online pun harus tetap berjalan. Perihal jaringan internet untuk membuat konten, serahkan saja pada smartfren, provider yang banyak memberikan benefit!

Terima Kasih Atas Kejutan Blogging di Tahun 2018

Kejutan Blogging 2018 – Profesi sebagai Bloger nampaknya nyaris sama dengan Guru. Bukan tentang jasanya, sih, melainkan profesi yang terus melekat pada diri. Tidak ada istilah mantan Guru, bukan? Pun dengan Bloger. Sudah lama tidak melakukan kegiatan Blogging, identitas sebagai Bloger tetap saja melakat pada diri. Uniknya, sekalipun sudah pensiun dari kegiatan blogging karena suatu sebab, tetap tidak ada mantan Bloger. Hahaha.

Aku sudah lama merasa demikian. Mungkin sejak tahun 2016 di mana aktivitas Bloggingku mulai menurun. Padahal mulai ngeblog saja tahun 2013, baru tiga tahun produksi konten menurun. Apakabar Bloger senior seperti Pakdhe Cholik, Om NH, dan Bloger senior lainnya yang sampai saat ini masih aktif menulis di blog. Duuh…istiqomah memang butuh perjuangan yang tidak biasa, ya. 😀

Pertengahan tahun 2017, aku sempat cerita sama tante kalau aku ingin berhenti ngeblog dengan berbagai alasan. Tapi nyatanya tidak bisa berhenti begitu saja. Banyak pertanggungjawaban atas sebuah profesi sebagai Bloger. Eh…lebih tepatnya soal sayang, sih. Ya, aku sudah terlanjur sayang sama dunia yang satu ini. Kerap sedih karena tidak bisa konsisten menerbitkan artikel sesuai tarjet, namun tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Apalagi kalau sudah ngomongin “label”, Idah Bloger. Ugh…sungguh seperti ada tanggungjawab di sini. *nunjuk perut*

Tahun lalu, aku membuat banyak harapan untuk kegiatan blogging di tahun 2018. Salah satunya yaitu tentang tarjet publikasi tulisan. Iya, aku menarjetkan sebulan minimal menerbitkan empat artikel di blog ini. Artinya, seminggu sekali minimal ada artikel yang terbit. Nyatanya? Sebulan paling banter menerbitkan dua artikel. Kalau misal lebih dari dua artikel, berarti itu bukan artikel dari hati alias partnership. 😆

Kejutan Blogging di Tahun 2018. Thank You!

Minimnya artikel yang terbit tiap bulannya membuatku makin tidak percaya diri menyandang profesi sebagai Bloger. Tahun ini saja, aku menerbitkan tidak lebih dari 30 artikel. Artinya, konsistensi akan menulis makin menurun. Banyak moment-moment penting yang belum atau tidak aku tulis di blog. Sementara baru terekam di Instagram. Entah sementara, atau akan dilanjut ke blog, tapi belum tahu kapan akan mulai  mengeksekusi. 😀

PANTAI JETIS

Sejalan dengan kegiatan blogging di online yang menurun, aku kira tahun tahun ini kegiatan blogging di offline bakal turun juga. Yaaa…biasanya kan, gitu. Karena sudah jarang menulis, jarang interaksi dengan sesama Bloger, ya komunikasi atau networking makin sempit. Tidak banyak berharap untuk mendapat kesempatan mengikuti kegiatan offline yang masih berhubungan dengan blogging. Namun alhamdulillaah kesempatan untuk mengikuti event atau bahkan menghadiri undangan masih kerap berdatang lewat e-mail. Alhamdulillaah…alhamdulillaah…alhamdulillaah. 😉

Kesempatan-kesempatan atau tawaran yang datang, bagiku ini adalah kejutan. Nah, berikut ini adalah kejutan-kejutan atas Blogging di Tahun 2018 dengan foto-foto sedikit pamer. -astaghfirullahaladzim- 😆

Bloger Goes To Palawi (on May)

SKY BIKE DI BATURRADEN

Undangan famtrip datang dari PT. Palawi Baturraden, Bayumas, melalui Mbak Olip. Perusahaan yang mengelola beberapa wana wisata Baturraden ini mengajak aku dan keluarga kecilku serta beberapa teman-teman Bloger dari kabupaten tetangga untuk menginap di Villa, diajak jalan-jalan, dan berkuliner khas Banyumas.

Mendapat pengalaman seru menginap di Vila Aghatis, treking bareng keluarga, sampai menjajal wahana baru di sekitar Villa, sungguh menjadi moment yang membahagiakan. Selengkapnya tentang kegiatan famtrip Bliger Goes To Palawi bisa dibaca di blog post Petualangan di Wana Wisata Baturraden dan Pengalaman Menginap di Villa Agathis Baturraden.

Borobudur International Art and Performance Festival (on July)

Borobudur International Art and Performance Festival

Emm…undangan ini sebenarnya bukan by person, sih. Namun untuk komunitas yang konsen mempromosikan pariwisata di Indonesia. Sebut saja Gempita, yaaa. Melaui Gempita, aku kerap menerima undangan gretongan. Ya, undangan yang datang tidak hanya untuk satu orang, melainkan beberapa orang sesuai kebutuhan. Seperti undangan event BIAPF (Borobudur International Art and Performance Festival) ini eks karesidenanku dapat 8 undangan untuk melihat pembukaan event tersebut.

Mulai sore sampai malam hari, kami melihat suguhan atau perfrormance tarian khas daerah di Indonesia dan beberapa tarian mancanegara. Ini pertama kalinya aku menyaksikan tarian yang mengagumkan dan performernya totalitas banget. Btw, event ini masuk dalam daftar Calender of Event Kemenpar, lho. Karena tahun lalu aku gagal ke sini, maka tahun ini aku niat banget untuk hadir menyaksikan langsung gelaran BIAPF.

Oiya, event ini belum aku tulis di blog. Hahaha. *masih ngaku bloger? kan songong banget sebenernya, ya.*

Dieng Culture Festival (on August)

Dieng Culture Festival

Nah…kali ini aku mendatangi event di “rumah sendiri” yaitu di Dieng, Banjarnegara. Ya…apalagi kalau bukan event tahunan yaitu DCF (Dieng Culture Festival). Meski event ini sudah terlaksana beberapa kali, namun ini adalah kali pertama aku datang ke DCF. 😆

Aku mendapat undangan dari dinparbud setempat. Gelaran acara di daerah sendiri tapi untuk mengikuti acara tersebut harus menunjukan undagan. Gila, ya? Ngga lah! Sama halnya BIAPF, gelaran DCF ini juga masuk dalam Calender of Event milik Kemenpar. FYI, untuk dapat menikmati event dari awal hingga akhir selama 3 hari, wisatawan harus membayar sekian ratus ribu rupiah. Nah, dinparbud memberi kesempatan kepada aku dan dua temanku untuk meliput, membuat konten.

Sebagai pertanggungjawaban, seluruh konten video dan foto DCF sudah aku unggah di akun instagram @idahceris dan pengalaman mengikuti event pun sudah aku tulis dengan judul Unforgettable Moments at Dieng Culture Festival 2018.

Lampung Krakatau Festival (on August)

FESTIVAL KRAKATAU LAMPUNG (1)

Perjalanan tanpa diduga dan tanpa direncana yaitu menghadiri event FKL (Festival Krakatau Lampung) 2018. Bisa dibilang, ini perjalanan terberat yang pernah aku lewati selama menjadi seorang Ibu, sejauh ini. Kenapa? Gue harus ninggalin bocah yang super duper ngangenin selama hampir seminggu! Wooooyyyy…woy woooy! Beraaat rasanyaaaa.

Udah tahu berat, tapi tetap dijalani? Curhatan tentang ini belum sempat aku tulis. Mungkin akan membutuhkan waktu sehari semalam untuk menuliskannya. Terlalu banyak drama. 😆

Oiya, LKF ini juga masuk dalam Calender of Event Kemenpar RI. Event ini layak masuk COE karena “harta”, budaya, dan kearifan lokal Lampung, tuh, luar biasa. Banyak destinasi menarik di sana. Kalau diturutin, aku pingin nambah izin kerja untuk eksplorasi destinasi Lampung yang tak ada habisnya. Eh tapi, aku sudah menuliskan sedikit curahan hati untuk Lampung di blog post Jatuh Hati Kepada Lampung yang Menginspirasi. Untuk rangkaian event, belum aku tulis, ya. *masih ngaku bloger? kan songong banget sebenernya, ya.*

Deklarasi Netizen MPR-RI (on December)

Deklarai Netizen MPR RI.jpg

Kejutan Blogging kembali datang di penghujung tahun. Undangan deklarasi Netizen MPR-RI yang bertempat di Gedung MPR-RI. Undangan ini datang tiba-tiba banget dari teman-teman di Jawa Tengah. Ada Tina, Mas Hyudee, dan Mas Ambar. Aku bersama mereka datang ke Jakarta untuk melakukan deklarasi yang diselenggarakan langsung oleh MPR-RI bersama 44 netizen dari 11 Provinsi di Indonesia.

Pingin berbangga, tapi belum bisa karena sampai saat aku menulis blog post ini aku masih bertanya-tanya “apa yang bisa aku lakukan sebagai bloger, netizen, setelah mendeklarasikan empat point yang berhubungan dengan 4 pilar MPR-RI?”. Ah…ternyata sampai sekarang masih bingung. Eh…bukan bingung, tepatnya masih belum menemukan titik terang gerakan-gerakan setelah ada deklarasi. Hahaha. Bismillaah dulu, karena katanya harus mulai dari diri sendiri untuk mengaplikasikan hasil deklarasi netizen MPR-RI.

Btw, tentang Deklarasi Netizen MPR-RI belum juga aku terbitkan artikelnya di Blog, lho. Insya allah bulan ini. *masih ngaku bloger? kan songong banget sebenernya, ya.*

Destinasi Digital Pasar Lodra Jaya (On November)

DESTINASI DIGITAL PASAR LODRA JAYA

Boleh agak menyimpang sedikit dari aktivitas blogging, yaaaaa. 😆 Jadi begini, aku bersama 23 member yang tergabung dalam sebuah komunitas pariwisata yang dibentuk oleh Kemenpar RI, tahun 2018, tepatnya bulan November, turut mensukseskan salah satu program Kemenpar RI yaitu tentang Destina Digital.

Emm…kali ini aku berbangga, bahagia, meski pada akhirnya harus rela dan ikhlas tiap akhir pekan khususnya hari Minggu, quality time bersama keluarga menjadi berkurang. Belajar dari pengalaman nih, ternyata menciptakan destinasi baru ternyata cukup mudah asal sudah ada konsep yang matang. Apalagi sudah disediakan dana oleh Kemenpar RI. Komitmen untuk terus maju berkembang, dan saling menguatkan sesama member untuk meng-eksis-kan destinasi, ini bukan perkara mudah. Sudah tergabung dalam satu wadah, satu passion, tetap saja butuh perjuangan yang teramat. *haiyaahh…curhat ini, curhat banget.*

Yaa…terlepas dari masalah-masalah karena orang masih hidup selalu saja ada masalah, aku bangga bisa kenal, bergabung, bekerjasama dengan teman-teman yang telah berjuang keras, memilih untuk bertahan di Destinasi Digital Pasar Lodra Jaya, terus mengembangkan destinasi digital disela-sela rutinitas harian yang nyaris tidak ada jeda.

2018, terima kasih atas kejutan-kejutan dari Blogging. Aku tidak akan membuat resolusi Blogging untuk tahun ini. Bukan karena pasrah atau makin lemah, biarkan blogging berjalan semaunya saja, yang jelas Menulislah karena menyehatkan. 😉

BlogerCampID Mengadakan Sharing di Ketenger, Purwokerto

BlogerCampID Ketenger – Ada banyak Blogger dari berbagai komunitas yang datang untuk berbagi kebahagiaan, pengalaman, baik dengan sesama Blogger maupun para pembicara dalam rangka memperingati Hari Blogger Nasional (Harblognas).

Teman-teman Blogger pasti tahu, dong, kalau tanggal 27 Oktober adalah Hari Bloger Nasional. Dan bahagianya, pada hari ini, tepatnya mulai kemarin sore, Harblognas diselenggarakan serempak di empat kota; Jakarta, makassar, Surabaya dan Purwokerto. Di empat kota tersebut, diselenggarakan pula Blogger Camp. Ya ampuun…asyik banget, kaan? 😀

Seperti yang sudah aku tulis di post blog sebelumnya, aku ikut di Purwokerto. Tepatnya di Desa Wisata Ketenger, Baturraden. Kota yang paling dekat dengan tempat tinggalku, Banjarnegara.

Nah, tahun 2015 adalah tahun ke 8 peringatan Harblognas. Aku baru tahu fakta ini dari seorang sahabat yang duduk di sebelahku, Mbak Lia, saat panitia melontarkan pertanyaan seputar Harblognas. 😆

Usai SENAM GOKIL, kami berkumpul di sebuah ruang yang begitu nyaman bagiku dan semoga bagi Teman-teman lain juga, ya. Di sini, kami duduk berdampingan, lesehan, sembari mendengarkan para pembicara berbagi pengalaman dalam dunia Blogging. Pengalaman yang sesuai dengan profesi mereka sebagai Blogger.HARI BLOGGER NASIONAL SESI SHARING

Hah? Profesi? Iya, Blogger sekarang kan sudah menjadi profesi, ya. Hanya saja, keberadaanya ngga disahkan secara KTP. Eh, ngga atau belum, sih? 😛

Lingkaran ini membuatku bahagia. Sirkulasi udara cukup baik. Ini juga membuatku makin betah duduk lama untuk mendengar sharing dari para Pembicara; Mas Pradna, Mbak Mira Sahid dan Mbak Eva.

Mas Pradna sebagai pembicara pertama berbagi tentang pemanfaatan internet untuk Desa. Sebagai Blogger, Beliau membantu pembuatan website untuk desa, sekaligus penggiat kegiatan, baik Desa yang ada di Kabupatennya, maupun Desa lain di Indonesia.

Menurutnya, pemanfaatan internet untuk Desa akan lebih tepat guna, karena informasi yang diberikan akan lebih relevan, akurat. Tidak mengada-ada, apalagi hanya isu belaka.

Mas Pradna juga memutar video yang berisi tentang sebuah prestasi yang begitu mengunspirasi. Prestasi dari salah satu Desa di Banyumas yang telah sukses memanfaatkan internet untuk kebuthan Desa, warga Desa.

PEMBICARA HARI BLOGGER NASIONAL

Sesi berikutnya ada Mbak Mira dan Mabak Eva yang berbagi informasi seputar kredibilitas blog. Sharing dari mereka yang berangkat berdasarkan pengalaman, tuh, mengasyikkan. Sama halnya seperti Mas Pradna.

Menurut Mbak Mira, untuk mempertahankan kredibilitas blog, ada baiknya Blogger fokus dengan konten yang sesuai dengan kemampuan Blogger itu sendiri. Sesuai dengan personalnya. Supaya apa yang ditulis pada blog post lebih menarik dan membahagiakan pembaca. 😉

Saat Mbak Eva berbagi tentang cerita travelingnya. Dia menyampaikan, bahwa awal mula Mbak Eva menjadi Blogger, tuh, suka menulis fiksi. Namun, ia punya hobi lain, yaitu jalan-jalan atau traveling. Nah, karena dua hobi tersebut sangat berseberangan, ia pun membuat blog baru khusus untuk share tentang pengalamannya saat traveling.. Supaya pembaca blognya bisa membedakan, mana yang fiksi mana yang real. Biar ngga dikira piknik dalam angan-angan. 😀

Menurutnya, jika sudah berani terjun pada satu tema blog, kita harus konsisten. Boleh, sih, sesekali menyelingi dengan post blog lain, tapi nanti jadi blog gado-gado, ngga punya ciri khas. Etapiii… blog mau gado-gado, lotek, atau apalah, dikembalikan lagi pada si empunya Blog alias Blogger. Terpenting, kalau memang Blogger, ya rajin diupdate saja blognya dan bisa dipertanggungjawabkan semua blog post yang sudah ditulis.  😉

SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL, TEMAN-TEMAN!