Waktu yang Tepat Untuk “Recharge Battery” Bagi Working Mom
“Recharge Battery” Bagi Working Mom – Aku sangat menikmati akhir pekan pertama di bulan November ini. Kebetulan suami libur kerja hari Sabtu. Artinya, dia bisa bantu aku untuk antar jemput Kecemut. Alhamdulillah…pagi-pagi sudah mendapatkan keringanan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu sesuatu ya, Bun. 😉
Sementara Mamas, pagi hari dia fokus dengan Mentari TV. Mulai dari Pororo sampai Titipo, dia pantengin terus sampai kadang enggak menoleh, lho. Aktivitas ini seperti enggak bisa tergantikan kecuali Ibun minta tolong untuk ditemani beli sayuran. Baru lah dia menoleh dan ikut Ibun. Tapi khusus akhir pekan, Ibun memilih untuk enggak mencoleknya. Membiarkan dia menikmati siaran kartun favoritnya.
Lalu, apa aktivitas Ibun di Sabtu pagi? Ehem…gegoleran mandja di atas kasur, dong! 😛 Ah…lagi-lagi, sesuatu banget! 😀
Kadang seorang Ibun memang butuh “biarkan dulu”. Iya, biarkan dulu ketika suami sedang melakukan aktivitas yang dapat membuatnya bahagia. Biarkan dulu ketika anak-anak sedang serius menonton acara televisi. Biarkan dulu ketika anak-anak memilih untuk bermain dengan teman-temannya. Biarkan dulu kalau memang mereka belum mau mandi. Biarkan dulu mumpung akhir pekan karena Ibun butuh recharge battery. 😉
4 Aktivitas yang Dapat Menambah Semangat di Senin Pagi.
Setelah lima hari menjalankan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga sekaligus Ibu bekerja, aku kerap memilih akhir pekan untuk kembali recharge battery atau mengisi daya supaya Senin pagi saat kembali masuk kerja paling enggak punya daya 80%. 😀
Enggak muluk-muluk sampai 100% lah, ya. Karena pada Senin pagi sebelum berangkat kerja biasanya sudah hectic duluan karena harus bisa mengondisikan mood anak-anak, Kecemut harus mengikuti upacara bendera, dan suami yang berangkat kerjanya lebih pagi dari pada aku.
Menyiapkan apa-apa yang dibutuhkan mereka kadang bisa menyedot daya yang enggak sedikit meskipun sudah menjadi kebiasanya harian. Betul apa benar? 😀 Maka dari itu, aku berusaha untuk melakukan paling enggak empat aktivitas yang dapat menambah semangat di Senin pagi. Apa saja aktivitasnya? Mari baca sampai tuntas!
1. Melakukan Me Time Sesuka Hati.
Seorang Ibu bekerja harus meluangkan waktu untuk me time. Jangan mau kalah dengan gadis-gadis, working mom harus membuat daftar me time paling enggak untuk satu bulan ke depan. Masa iya, me time-nya mau itu-itu saja, ke salon mulu, treatment mulu, nonton drama mulu, sesekali agendakan untuk belanja kebutuhan pribadi di Mal atau tempat perbelanjaan, jangan window shoping mulu. 😀
Kalau me time harus keluar rumah, lakukan di Sabtu ya, Bun. Minggu masih punya waktu buat me time di rumah yang enggak mengeluarkan banyak tenaga. Tapi ini bukan berarti mager lho, ya.
Lakukan me time sesuka hati, tapi kalau bisa direncanakan supaya me time lebih bervariasi. 😉
2. Menjalankan Hobi yang Enggak Bikin Lelah.
Banyak orang yang berkeyakinan bahwa aktivitas yang berdasar pada hobi enggak bikin capek. Kita melakukannya dengan senang hati, tanpa paksaan, dan endingnya juga biasanya bikin happy. Tapi, jika dijalani secara terus menerus, sekalipun hobi yang dapat menghasilkan uang, bisa berujung pada stress. Ini enggak boleh terjadi ya, Bun.
Sama halnya me time, beri jeda dalam menjalankan hobi. Akhir pekan minggu pertama, sepedaan. Akhir pekan minggu kedua, bikin kue. Dan seterusnya. Jangan sampai melakukan hobi pada akhir pekan tapi masih terasa capek hingga Senin pagi. Jangan sampai. 😀
3. Istirahat Dengan Kualitas yang Baik.
Bagi working mom, mendapatkan kualitas tidur yang baik adalah sesuatu karena itu yang dibutuhkan. Tidur tiga jam, tapi berkualitas itu lebih baik ketimbang tidur dari siang hingga sore tapi malam harinya seperti belum mendapatkan daya. Lemes, say! 😀 Ini sama halnya ketika pagi hari bisa gegoleran mandja tanpa ada yang mengganggu atau menunggu. 😀
Paling aman, sih, ketika anak-anak tidur kemudian kita juga ikut istirahat ya, Bun. Suasana rumah lebih tenang, tidur pun menjadi lebih pulas dan puas. Soalnya kalau tahu anak-anak masih main di luar sana, tidur siang bisa jadi enggak berkualitas. Ini bisa banget dilakukan pas hari Sabtu dan Minggu. Betul-betul memanfaatkan akhir pekan untuk istirahat. 😉
4. Pilih Bacaan yang Bikin Good Mood.
Ini bagi working mom yang suka membaca, ya. Sekarang semakin banyak Ibu bekerja yang suka membaca. Di tempat kerja sudah disuguhi segudang pekerjaan yang tanpa membaca tapi bisa mengerjakan, bukan? Emangnya dukun! Hahaha.
Memilih bacaan yang dapat membuat perasaan menjadi lebih baik lagi, menambah wawasan, seperti menambah energi positif, atau menjadi lebih semangat karena yang dibaca mungkin menginspirasi.
Waktu yang Tepat Untuk “Recharge Battery” Bagi Working Mom.
Mengurus pekerjaan sekaligus keluarga, kadang membuat aku lelah. Apalagi jika sedang banyak deadline di kantor maupun pekerjaan sebagai Bloger, betul-betul harus mencari cara supaya keduanya bisa berjalan berdampingan tanpa ada hambatan. Belum lagi anak-anak yang masih dalam masa perkembangan, tentu sangat menantikan kehadiran aku di tengah-tengah mereka.
Akhir pekan, Sabtu dan Minggu adalah waktu yang tepat untuk me-recharge battery bagi working mom setelah selama lima hari bekerja di kantor dan juga melakukan pekerjaan ruma tangga. Pekerjaan rumah tangga memang enggak ada habisnya. Namun seorang working mom haru punya cara untuk mengatur pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga saat weekend tiba. Artinya, di hari Minggu Ibu bekerja masih punya waktu untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang menambah semangat di Senin pagi.
Working mom harus memperhatikan kegiatan yang dikerjakan pada hari Sabtu dan Minggu. Usahakan kegiatan apa saja yang sekiranya dapat membuat badan lelah dapat dikerjakan pada hari Sabtu. Kita wajib menjaga kesehatan mental supaya kehidupan pun bisa seimbang. Jangan sampai kita kena mental karena pekerjaan, ya. Ya…meskipun di Indonesia sudah banyak layanan konsultasi ke Psikiater, sih.
Omong-omong, aku baru baca artikel tentang penyedia resep psikiater. Ternyata di sebagian besar wilayah Wisconsin sulit untuk menghubungkan penyedia resep dengan pasien yang membutuhkan bantuan mereka. Daerah sana memang pedesaan, sih. Total ada 16 daerah pedesaan Wisconsin melaporkan tidak memiliki akses terhadap penyedia resep psikiatris. Untuk ada Tim Kesehatan Alay.
Informasi dari website alayhealthteam.org, tim tersebut dibentuk sebagai respons cepat terhadap semakin memburuknya ketersediaan penyedia resep psikiatris. Fokus klinik ini tidak hanya melayani individu secara lokal, namun menawarkan pilihan untuk menemui penyedia resep melalui koneksi telehealth yang aman sebagai sarana untuk menjangkau pasien yang tinggal di lokasi pedesaan.
Senang bacanya, ya. Ada tim kesehatan yang fokus melayani masyarakat pedesaan. Bun, jangan lupa untuk lakukan recharge battery, ya. Ini sangat bermanfaat untuk kesehatan kita. 😉