Kenikmatan itu Bernama Antre

MIE SYALALA LEVEL PEDAS

Bahagia itu…ketika menjumpai orang yang paham dengan apa yang disebut antre. Dengan atau tanpa berbaris mengular, mereka taat pada antrean. Bersyukur banget, masih ada yang bisa menghargai nomor urut. Ngga pakai nyelonong. 😉

Selasa (07/07), saya bersama seorang rekan kerja, Ibu Itis, menghadiri undangan rekonsiliasi aplikasi SIMAK-BMN dan SAKPA di Hotel Patrajasa, Semarang. Ingin sesekali memberi sedikit pengantar tentang dua aplikasi tersebut. Tapi, kok, ya, mual banget mau menuliskannya. Sedari pagi sudah menatap nanar si simak, sih, ya. Huek…

Mengingat jadwal check in pukul 10.00 WIB, kami berniat berangkat dari Banjarnegara usai menjalankan ibadah shalat subuh. Sekira pukul 04.30 WIB. Niat bagus banget, tuh. Supaya bisa datang lebih awal dan check in tepat waktu.

Namun, ternyata pada praktiknya kami berangkat dari Banjarnegara pukul 07.00 WIB. 😆 Ya…mau bagaimana lagi, Bu Itis rumahnya jauh. Yaitu di Banyumas. Udah gitu, beliau naik kendaraan umum menuju Banjarnegara. Ngga bisa diprediksi, kan?

Namanya perjalanan darat, apalagi menuju kota, prediksi macet itu ada. Perjalanan normal menuju Semarang saja paling ngga ditempuh empat jam. Tanpa macet. So, sudah bisa dipastikan akan terlambat check in.

Benar! Kami sampai Semarang pukul 10.50 WIB. Lima puluh menit berlalu dari jadwal registrasri cukup berakibat serius. 😆 Kami mendapat nomor urut 25 dari total 38 satuan kerja (satker) yang hadir pada hari itu.

Rekonsiliasi dimulai pukul 11.00 WIB, usai Kasubag Keuangan memberi pengarahan, serta tata tertib rekon. Satu per satu satker maju sesuai dengan nomor urut kedatangan. Baru satu satker yang mengajukan data-data, teman-teman sudah mulai heboh atas sebuah waktu. Ya, mereka nampak cemas karena untuk menangani satu satker saja menghabiskan waktu selama enam puluh menit. Nomor antrean 25 koprol banget! 😆

Sudah kebayang dengan yang namanya break istirahat, sholat. Apalagi sekarang bulan ramadhan, pasti ada break tarawih juga. 😀 Hmmm…terpotong berapa jam, tuh. Ingin rasanya melipir ke Toko Oen dahulu, tapi ngga mungkin. Takut ada Spyderman mengintai.

Iyuuuh….banget! Seluruh satker ngga ada yang diam begitu saja, sih. Semua bekerja. Ada yang mengerjakan opname fisik barang, jurnal balik, menyesuaiakan neraca, sinkronisasi, dll dsb.

Sampai saatnya masuk waktu buka puasa, nomor antrean baru menyentuh angka 14. 😛 KZL. Apakah teman-teman tahu saya bisa rekon jam berapa? Yang jelas tengah malam, hampir masuk dini hari, saya masih duduk manis bersama teman-teman lainnya di Arimbi Hall.

Banyak cara yang dilakukan untuk menunggu sampai satker dipanggil. Beberapa teman saya lihat masuk kamar. Ada yang tetap standby di Arimbi. Kebanyakan dari mereka memilih untuk lesehan di luar ruang, sambil ketak-ketik.

Beruntung banget, malam itu yang namanya coffee break non stop. Sekiranya habis, langsung isi ulang. Begitu jiga dengan camilannya. Ya…seenggaknya bisa bertahan dengan diganjel camilan, teh anget, kopi, dan atau krimer kesukaan saya.

Saat ada satker yang dipanggil, kemudian orangnya tidak ada di tempat. Maka teman lain musti mencarinya. Ngga bisa dilanjut dengan nomor urut berikutnya. Oleh karenanya, semua aktif saling menjaga dan mengingatkan. Terkecuali, bagi satker yang sudah memutuskan untuk pulang dan melaksanakan rekon hari berikutnya.

Antre semacam ini nikmat banget. Ngga ada senggol-senggolan, apalagi titip menitip. Semua menjaga ketertiban, sampai giliran satker nomor urut 30 ke atas pun. Dimana mereka baru bisa melaksanakan rekon pada esok hari, karena mengingat terbatasnya waktu dan kekuatan petugas! *berubah* 😆

You Might Also Like

19 Comments

  1. Alris

    Bagus seperti itu, jadi melatih diri untuk tertib.

  2. donna

    Antre itu kosa kata wajib dalam hidup aku dan keluarga. Sudah merupakan hal yang seharusnya dilakukan. Sesekali sih masih sering ketemu yang nggak bisa antre, suka bikin gemes

  3. Yuniari Nukti

    Apapun judul antrinya kalau nunggu sambil duduk dan menikmati secangkir minuman hangat, mau nomer 50 pun tak masyalah. Sambil koprol aja sekaliaaan haha

  4. Keke Naima

    kalau antreannya tertib apalagi ada suguhannya memang nikmat 🙂

  5. Lusi

    Antre kok nikmat? Aku pasti kzl deh klo idle 😀

  6. Sriyono Suke

    Enik ik kerjanya piknik terus 😀

  7. arif rahman

    Apalagi di bulan ramadhan ini, nikmatnya semakin terasa. Apalagi menjelang waktu berbuka puasa.

  8. Dwi Puspita Nurmalinda

    bagus juga ya, walau lama tapi tertib mending seperti ini… 🙂 daripd cepet tapi kadang nggak tertib antriannya…

  9. kania

    harusnya begitu ya kalau antri ga ada senggol menyenggol, apalagi ada coffee breaknya. sukaaa

  10. Fahmi

    Kalau antriannya tertib si emang nikmat~ kalau ada yang serobot sana sini bikin panas ati 😀

  11. Sablon kaos

    harusnya begitu ya kalau antri ga ada senggol menyenggol, apalagi ada coffee breaknya. sukaaa

  12. Lidya

    Indahnya Antri kan daripada harus main serobot

  13. Lianny Hendrawati

    Klo mau tertib antri patut diacungi jempol deh. Aku paling nggak suka kalo pengunjung rame dan main serobot2an, mending dikasih nomor saja lebih enak. Kalo nggak ada nomor dan nggak ada antrian mending cari yang lain aja deh kalo aku 🙂

  14. Chandra Iman

    senang mendengarnya idah, kalo sama-sama ngerti hasilnya juga nikmat 🙂

  15. Indah Nuria Savitri

    Antriii tuh jadi ngg begitu kerasa kalau semua ikutan antri ya Dah.. Makin tertib makin asyiiik..

  16. Nurul Azizah Y

    Lama banget mba sampe ada yg besok lg ???? … tapi memang indah karena antrenya memang sesuai dengan kewajiban

  17. Dewi Rieka

    fiuhhh mantap banget ya antrenya yaaa….keinget kalau di bank mpe ratus2an kayaknya pengen gogleran di lantai hihihi

  18. HM Zwan

    paling enak kl ada lesehan,nunggu sambil ngetik2 disitu kan lumayan ya hehehe

  19. Oline

    Aku paling sebel kalo ada orang yang gak mau antri..

Leave a Reply