Mari Bersih-Bersih Kebun

Bonus Tangan Nyamuk

Aktifitas bersih-bersih kebun kami lakukan satu minggu sekali, yaitu pada hari minggu pagi. Oleh karena itu, ketika Bapak mengajak kami (saya dan adik) “mari bersih-bersih kebun”, kami tidak bisa menolaknya. Terkecuali, ada acara atau aktifitas lain yang lebih penting.

Bapak dan Ibu memang jarang ke kebun, karena mereka sudah mempercayai orang lain untuk merawat kebun-kebunnya dengan sistem bagi hasil. Meski sudah mempercayakan sepenuhnya, tapi sesekali Ibu pergi ke kebun untuk mengecek keadaan dan memastikan kalau kondisi kebun aman. Bukannya Ibu tidak percaya kepada perawat kebun, tapi memang yang merawat kebun tuh katanya orangnya kurang rajin. Terkadang malah lupa ngunci pintu kebun. Padahal, sekarang di daerah saya sedang rawan pencurian hasil kebun.

Minggu pagi, ketika sebagian orang masih bersantai, menonton acara televisi dan ada juga yang bersiap-siap untuk tamasya, kami pun berangkat ke kebun untuk menyemai cinta. Ya, kegiatan berkebun ini lebih tepatnya saya maknai dengan kegiatan menyemai cinta. Karena, setelah enam hari sibuk dengan rutinitas masing-masing, mantengin layar monitor, belajar bareng siswa, melayani pembuatan SIM, menghirup udara kurang segar, akhirnya kami bisa bersama lagi pada kegiatan berkebun ini. Jarang sekali kami mempunyai moment untuk duduk bersama, meski hanya untuk berceloteh ringan. Kalau sama Ibu dan Adik sih saya sering bertemu, tapi tidak dengan Bapak.

Aktifitas bersih-bersih kebun ini sama seperti bersih-bersih rumah pada umumnya. Semua mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan job, saling membantu dan bekerjasama dengan baik. Seperti apa kegiatan menyemai cinta di kebun? Kurang lebih seperti cuplikan di bawah ini.

Bersih-bersih jalan
Mari Bersih-Bersih Kebun

Tugas saya sebenarnya paling ringan. Yaitu membersihkan daun salak yang berserakan dijalan. Seperti yang sudah saya ungkapkan di atas, kalau penjaga kebun tuh kurang rajin. Tidak heran si melihat dedaunan pada berserakan. Lihat saja, daunnya sampai kering tuh. Saya mengambil dedaunan menggunakan arit, karena berduri. Entah berapa ambal jalan yang harus saya bersihkan ini. Aaah, tapi yang jelas kegiatan ini tidak membosankan, karena ditemani sama Melly dan Doni. :mrgreen:

 

Pepohonan
Pepohonan di Kebun

Karena Adik saya laki-laki, jadi dia bagian membersihkan yang di atas. Lebih tepatnya pepohonan. Biasnya kami sama-sama bergerak dari ambal atas, ujung kulon. Saya mulai merapikan jalan dan dia mulai merapikan pohon naga. Sebenarnya rada aneh sih, pohon naga apanya yang dirapikan coba? Pohonnya kan emang mentiung seperti itu. :mrgreen: Paling dirapihkan bawahnya atau mencabuti ruput yang ada disekitar. Setelah itu, dia merapikan pohon kopi laga, yang letaknya tidak jauh dari pohon naga. Hanya ada sepetak saja sih.

Kegiatan merapikan pohon sudah selesai. Kemudian dilanjutkan dengan memetik hasil kebun berupa kopi dan melinjo. Nah, kalau dia sudah mulai naik pohon, terpaksa saya harus berada dibawahnya. Menemaninya dan mengambil hasilnya yang terkadang tidak sengaja jatuh. Menurut saya, tugas terberat ada di Adik. 🙄

Memetik Salak
Serius Memetiknya. . .  😉

Ini tugas yang paling cipiiiil, tapi tidak bisa dilakukan sambil merem. :mrgreen: Ibu hanya bertugas memetik buah salak, yang kira-kira sudah layak panen, namun belum dipetik oleh penjaga kebun. Paling mudah, kan? 😆

Salak pun harus dilindungi. .. :mrgreen:

Nah, kalau tugas Bapak rada berat juga. Yaitu menyerbuk bunga salak atau bakal buah. Sembari menyerbuk, terkadang merapikan daun salak yang sekiranya hampir layu. Selain itu, Bapak juga menyelimuti buah salak yang masih kecil-kecil, menggunkan kain. Katanya sih ada manfaatnya, yaitu supaya kulit salak rada klimis (kuning).

Kolam di Kebun

Jika tugas masing-masing sudah selesai, kami berkumpul di dekat kolam kecil. Disinilah kami bisa berceloteh, lebih dari menyemai cinta. Kami duduk santi di sini sambil menikmati semilir udara segar, menikmati kelapa muda yang baru dipetik dan cemilan yang dibawa dari rumah. Kolam ini berisi ikan mujahir. Alhamdulillah kolam ini aman, tidak ada musang atau binatang lain yang mencoba mencicipi ikan mujahir.

Kegiatan bersih-bersih kebun itu memberi manfat yang luar biasa, menyehatkan badan dan berbagi darah atau menjadi pendonor sukarela untuk nyamuk. 😆 #BonusFoto. Sebenarnya bagi saya setiap hari bertaburan kasing sayang dari keluarga sih. Namun, aktifitas ini lain dari yang lain, episode menyemai cinta spesial. 😉 Untuk Anda yang mempunyai kebun, mari bersih-bersih kebun sekaligus menyemai cinta.

Oiyes, demi giveaway menyemai cinta “Bunda Lahfy”, saya bela-belain membawa kamera ke kebun nih. Sampai saya dibilang kurang kerjaan. :mrgreen: Tapi tidak apa-apa, karena kegiatan ini positif dan (semoga) membawa berkah bagi kami. Nah, dengan sekedar bersih-bersih kebun yang dilakukan setiap hari minggu ini, saya jadi tahu kapan orangtua mempunyai rejeki cukup. Hihihihi

Menyemai Cinta

Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

You Might Also Like

24 Comments

  1. Ety Abdoel

    Weh, punya kebon salak ya, mau doong…hihihi

    Enggak, ini punya Bapak, Mba. 😆 ^_*

  2. evi

    Cinta disemai dari rumah sampai ke kebun salak. Sebuah persemaian indah yang pastinya diimpikan semua orang. Orang tua Mbak Idah pandai mendidik anak 🙂

    Terima Kasiih ya, Bu. . . 😳 ^_*

  3. Lozz Akbar

    Baru tahu nih kalau dinda Idah juragan salak 🙂

    sukses Giveawaynya ya

    aaah, beluum koq. Tapi saya amini. Terima Kasih, Kanda. . . 😳 ^_*

  4. Imam Sujaswanto

    Ahh kegiatan yang asik itu tante, berkebun.
    Nanti kalau melinjonya panen, orang Jember jangan lupa ya.

    *ngarep

    jangan lupa apa, Om? 😛 ^_*

  5. Insan Robbani

    wah saya membayangkan duduk dikebun sambil bawa buku sebelahnya ada kopi wau bisa makin betah berjam2…
    sukaaa

    Jangan hanya dibayangkan, Opa. Mari, ikut gabung sini. . 😀 ^_*

  6. Ejawantah Wisata

    Wah,,,,, baru tahu nih mba jadi juragan kebun salak. Tapi kalau dikebun saya tidak betah lama-lama Mba, karena takut sama nyamuknya. He,,, he,,,, he,,,,

    Sukses GA nya ya Mba.
    Salam wisata,

    Weelaah, Beluuum, Pak. Tapi saya amini, ya. Tenang saja, nyamuknya gak nakal koq. 😆 ^_*

  7. niken kusumowardhani

    Akhirnya bisa berkunjung ke sini. Pakai bb ini Idah. Kalo pakai kompi dan netbook tetap ada malwarenya. Semoga komennya ga gagal nanti waktu publish.
    Ternyata asyik juga ya bagi-bagi tugas seperti itu. Kebon salaknya luas juga ya Idah. Salak banjar negara kan masir-masir.
    Trimakasih sudah repot-repot bawa kamera ke kebon :D, tercatat sebagai peserta.

    Sudah tak scanning, Bu. Iya, manis2 kayak masyarakatnya, ya. :mrgreen:. Terima Kasih. 😳 ^_*

  8. hp yitno

    ternyata memiliki perkebunan salak ya sob. Asli mana sih sob, suasananya kok kayak di jogja.
    Tadi tak coba buka lewat hape, cepet banget loadingnya. Keren abis dah blognya.

    Banjarnegara, Sob. Terima Kasih, ya. :mrgreen:. Terima Kasih. 😳 ^_*

  9. Susanti Dewi

    Nyamuk yg bertengger di tangan, pengen saya tepok jadinya. Kalo di rumah, saya itu pemburu nyamuk hehehe…

    Welaah, ada juga ya pemburu nyamuk. Hihihihi ^_*

  10. No Name

    Widiihh asiik banget tuh punya kebun … mana buahnya macem2 lagi. Tapi tuh nyamuk ngexist banget seh pengen aku geplak aja deh hehe … 🙂

    Hahahahaha. . . 😳 ^_*

  11. meutia rahmah

    hihi asik ya mbak ida..boleh ni salaknya dikirim ke rumahku :), sukses GA nya

    main kesini ayo, Mba. . . ^_*

  12. cumakatakata

    Salaknya salak apa Mbak ???

    wah buah naganya udah besar banget..
    Sukses kontesnya ya Mbak 🙂

    Salak Manis, Pak. :mrgreen: ^_*

  13. yayats38

    Indahnya yang punya kebun … luas banget.
    Berkebun itu bener2 kegiatan yang mengasyikan … apalagi kompak dengan keluarga wah …. luar biasa 🙂

    Iya, senang rasanya. . . ^_*

  14. Wong Cilik

    Indahnya Idah menyemai cinta di kebun salak … hi.hi.hi…
    semoga panen salaknya melimpah dan menang GAnya …

    Aamiin. . . ^_*

  15. Sary Melati

    waaa, jadi kepengen mengunjungi kebunnya idah. iriiii …. :)))

    sukses ga-nya, ya ^_^

    Main ke sini, Mba. ^_*

  16. Pakies

    nih dia namanya kebun multiplasma, yang berisi aneka budidaya tanaman produktif bernilai ekonomis.
    Asyiknya kebersamaan dalam keluarga, nyari keringat sambil memupuk interkasi postitip dengan anggota keluarga

    Iya, Pak. . . ^_*

  17. hp yitno

    ternyata di banjarnegara ada kebun salak juga ya. form komentar nggak di bikin threaded comment mbak. Komentar bertingkat gitu, jadi bisa berinteraksi dengan pembaca.

    Hahah, banyak, Mas. Lain kali, ya? Terima Kasih sarannya. ^_*

  18. Ila Rizky Nidiana

    kebun salak kalo pas berbuah asyik ya, mba. btw, sama tuh kayak aku. kalo apa2 dipotret pasti ditanyain, ihh, kurang kerjaan. hahaha. padahal maksudnya kan mau mengabadikan moment 😀

    Padahal gak semua dipakai hasil jepretannya ya, Mba. 😀 ^_*

  19. Lyliana Thia

    wah mbak Idah, mengabadikan momen bersama keluarga ini penting, termasuk kegiatan sehari-hari (atau seminggu sekali) seperti ini, hehe..
    ntar lihat hasil foto sambil mbaca tulisannya Idah pasti keluarga langsung terkesima deh.. *tsaaah*
    hihihi.. enak banget nih idah punya kebun penuh buah-buahan begini, jd iri saya.. hahaha…

    semoga menang kontesnya ya Idah 😀

    Main ke sini dong, Mba. 😀 aamiin. . .Terima Kasih, ya. 🙂 ^_*

  20. della

    Idah, aku suka salah lho.. *colek-colek*

    Mana karungnya, Mba? Butuh berapa karung? 😀 ^_*

  21. Chandra Iman

    bagi salaknyaaaa 🙂

    Bawa karung dulu ke sini, Om. :mrgreen: ^_*

  22. Heru Piss

    weh asyiknya punya kebun sendiri,, tar kapan kapan tak maen ya,,
    boleh gak mbak..?? tp jgn lupa dikasih salaknya sekalian kalo ada ya durian gt,, heheee

    Hahaha, ngerampok dong, Mas. 😀 ^_*

  23. mridwanpurnomo

    aku mau tuh bantuin berkebunnya

    *** ngarep pulangnya dapet buah salak sekarung… 😀

    Ke Banjar saja, Mas. 😀 ^_*

  24. Membuat Hidroponik Menggunakan Pipa PVC | ~_~ Langkah Baruku ~_~

    […] Ribet itu pasti, karena butuh perawatan khusus. Apalagi bagi saya yang sama sekali belum pernah mencoba berkebun. Latar belakang sebagai anak seorang petani tidak menjamin bisa bercocok tanam, lho. Contohnya […]

Leave a Reply