Red Cobek, Porsi Diet Serba Hot
Jika Banjarnegara punya Jl. Dipayuda, yang mana di pinggiran jalan banyak terdapat tenda pedagang kaki lima yang menyajikan beragam kuliner, maka Wonosobo punya Jl. Ahmad Yani dimana pada kompleks jalan tersebut cukup banyak kulineran dengan berbagai macam cita rasa.
Salah satu rumah makan favoritku yang berada di kompleks Ahmad Yani adalah Red Cobek. Rumah makan yang memiliki tagline I’m Hot tak jauh dari tengah kota. Tepatnya di depan Klenteng Hok Hoo Bio, dekat pertigaan lampu merah pertama arah Dieng.
Tertulis pada dinding dekat pintu masuk, pemilik Red Cobek bertanya kepada para pelanggan yang baru menyantap masakannya yang merupakan pertanyaan lanjutan dari tagline, yaitu “How about you?“
Jika masakan sudah cocok, harga, dan juga tempat, aku ngga pernah menghitung berapa kali bertandang ke sana. Secara, saat kunjungan perdana yang biasanya menjadi tolak ukur, terlampau sukses bikin aku pingin kembali untuk menikmati masakannya. Seperti halnya Red Cobek ini.
Aku hampir ngga pernah ragu jika melihat rumah makan spesialis dengan cita rasa masakan pedas di Wonosobo. Sebab, pedasnya Wonosobo adalah pedas serius. Ngga pernah pedas nanggung, apalagi hanya tertulis. Teman-teman tahu, kan? Di Wonosobo, tepatnya di Dieng, ada cabai yang namanya cabai setan. Pedasnya masya allah. Bikin gobyos! 😀
Red Cobek sendiri ngga sepenuhnya menggunakan cabai Dieng, aku lihat ada cabai rawit untuk olahan aneka sambal.
“Gue belum pernah nyobain masakan di sini. Semisal HOTnya bohongan, cukup sekali saja ke sini, ya! Pedih rasanya dibohongin, Sist.” 😀 Ujar temanku, Umi, yang sore itu habis ngedate bareng. 🙂
Nampak dari tempat parkir, aku melihat deretan sambal yang tersaji di gubugan kayu. Entah hanya untuk sample, atau sebagai tempat parkir pesanan. 😆 Banyak pilihan sambal berdasarkan macamnya. Sambal kosek, misalnya.
Sore itu, rumah makan yang sering dijadikan tempat kongkow bagi anak-anak gawl belum cukup ramai. Masih di area parkir, aku tertarik untuk memilih tempat duduk di lantai dua. Baik di lantai satu, maupun lantai dua, tempat duduk berupa kursi. Lesehan hanya tersedia by request.
Selain lebih asyik, aku lebih suka pencahayaan lampu di lantai dua. Lebih adem ketimbang lantai bawah yang cethar. Disamping itu, fasilitas berupa mushala, toilet, ada di lantai dua.
Waiter datang cukup cepat. Ia memberikan selembar kertas, sekaligus sebagai daftar menu makanan, lengkap dengan harga per porsi. Cukup menggelitik harga yang tercantum pada daftar. Aku lihat, paling mahal Rp 11.500. Itupun menu paket hemat. Lainnya dimulai dari Rp 2.000 sampai Rp 10.000.
Aku penasaran banget dengan harga mini, berapa porsi yang aku dapat, ya? 😆 Aku melihat ke meja sebelah, belum ada satu pun menu yang hadir di meja pelanggan. Baru ada minuman saja.
Nah, ini yang namanya sejajar, simetris, sebanding. 😀 Harga mini, porsi juga setara. Kalau kataku, porsi diet namanya. Seluruh porsi yang disajikan oleh Red Cobek tidak ada yang menggunakan cobek atau piring besar. Kecuali piring untuk porsi nasi. Piringnya saja yang lebar,nasi tetap sedikit. Benat-benar porsi dietlah!
Sore itu karena ngga begitu lapar, aku memesan masakan rumahan. Pesan sambal kosek hijau biar ngga ngantuk, dengan harga Rp 1.000, Ikan Teri Rp. 2.200 dan Sayur Asem Rp 2.500. Sedangkan Umi hanya memesan terong balado yang dibanderol dengan harga Rp 2.500. Ngga nambah menu lain, karena sayur asem bisa untuk berdua. 😆 Untuk minumnya, aku pesan Es Campur Rp 7.000 dan Lemon Tea Rp 4.000.
Aku suka banget dengan oseng ikan teri dengan campuran cabai rawit. Pedasnya clekit-clekit di lidah. Sayur asemnya, selain segar, ada pedasnya juga. Belum aku tambah dengan sambal, tapi rasa pedasnya sudah terasa.
Red Cobek memang tidak menghadirkan masakan khas Wonosobo. Tapi, bagi teman-teman yang suka masakan pedas, mampirlah ke Red Cobek. Pelayanan, tempat, masakan, dan fasilitas, aku rasa memuaskan!
Red Cobek Wonosobo
- Jl. A. Yani. No. 180, Wonosobo
- 082 220 620 000
HM Zwan
oseng teri sama cabe rawit,duh mbak..kemlecer bangettt tu menu hehehe. taglinenya keren ya, I’m Hot ^^
Anggi Agistia
Wahhh kayaknya enak ya idah. Harganya pun terjangkau lumayan.
Kalau soal pedes-pedesan aku mah juaranya hihi
Noe
Design restonya uniik yaa.. Dan aku kok jd pingin sayur asem n sambel terii. Hiks
ade anita
Itu sambal cobek dan terinya…celeguk banget
Umami
Yeah, menu pedas lagi bikin pengeeennn
inna riana
porsi diet. cocok nih buat aku hehehe
cputriarty
idah postinganmu bikin aku ngileeer..hayuuk tanggung jawab 😛 dimana nih mau nyari kayak gituan hahaha
Lianny Hendrawati
Dari namanya aja sudah bisa nebak kalo makanannya serba pedas. Sambal teri dan sayur asem, wuih segerrr 🙂
Nia Haryanto
Wuih sedeeeeep. Aku kayaknya kalo ke sini nambah 3 porsi. Hehehehe… makanku kan porsi mamang becak 😀