Buka Bersama a la GenPI Jateng di Radja Pendapa, Ungaran

Haii…siapa yang sudah follow akun instagram dan twitter @genpijateng? Ada banyak informasi penting yang telah dibagikan melalui akun tersebut, lho. Open recruitmen volunteer baru, misalnya. Atau, kegiatan yang sedang berjalan sekarang yaitu kuis #pesonaramadan2017 yang berhadiah pulsa seatus ribu tiap harinya dan lomba vlog dan blog yang berhadiah smartphone. Kece banget, kan?

Nah, untuk mempersiapkan kegiatan di atas, ternyata ngga cukup dengan hanya ngobrol melalui online saja. Meet up yang dikemas dalam bentuk buka bersama a la GenPI pun akhirnya diselenggarakan pada hari Minggu (4/6) bertempat di Gallery Radja Pendapa, Ungaran, Semarang.

Aku berangkat dari Banjarnegara pukul 10.00 WIB menggunakan travel favorit yaitu Tri Kusuma. Sengaja lebih awal karena acara akan dimulai pukul 16.00 WIB. Sesampainya di Semarang, aku turun di ADA Banyumanik untuk mokah di McD. *eh. Yawla…aku anak solehah dan ngga mungkin mokah. Hahaha.

Bukan. Bukan untuk mokah, melainkan untuk menunggu Pak Ketua untuk berangkat bersama menuju Radja Pendapa. Tapi karena sampai ADA masih terlalu siang, aku pun jalan-jalan dulu. Itung-itung cuci mata, melihat dan meraba baju. 😀

Pukul 14.30 WIB, Pak Ketua bersama isterinya menjemput aku dan teman-teman lain yang masih di rumah. Ada Mas Hyudee, Mas Vicky, dan Mbak Dedew bersama kedua anaknya. Ini pertemuan kedua dengan mereka setelah acara pembentukan GenPI Jateng. Kali ini aku betul-betul paham dengan yang namanya Mas Shafig (Pak Ketua), Mas Hyudee dan Mas Vicky karena dulu saat FGD hanya say hello. Hahaha. Kalau sama Mbak Dedew, sih, udah cukup kenal. 😛

Buka Bersama GenPI
Selamat datang di Gallery Radja Pendapa!

Ungaran sore itu ngga begitu ramai. Jalan raya pun ngga begitu padat. Perjalanan dari ADA menuju Radja Pendapa dengan bantuan Google Maps ngga lebih dari tiga puluh menit.

Sesampainya di Radja Pendapa, ternyata kami datang paling awal, dong. Tuan rumah, Pak Don, belum sampai. Kami pun langsung bersantai layaknya di rumah sendiri karena emang homey banget. Duduk sambil main gadget di pinggir kolam yang berisi ikan koi. Nostalgia ke masa kecil dengan bermain congklak. Foto-foto di rumah adat karena gebyoknya emang asyik buat pepotoan. Bisa juga ngadain acara bareng teman-teman, rekan kerja, atau para mantan, karena sudah disediakan dua pendapa di bawah rumah adat.

Selang beberapa menit, Pak Don beserta keluarga akhirnya datang. Btw, Radja Pendapa ini bukan rumah Pak Don. Hanya saja, beliau kerap menjamu tetamunya di sini. Isteri Pak Don yang ramah dan cantik banget hadir dengan membawa bunga-bunga untuk ditaruh di pot meja. Beragam bunga segar yang telah tertata rapih di atas meja menambah suasana pendapa makin hidup.

Satu per satu teman-teman GenPI Jateng akhirnya mulai berdatangan. Acara diskusi pun dimulai pukul 16.30 WIB, sembari menunggu waktu bukber. Acara bukber a la GenPI Jateng ini lain dari bukber pada umumnya. Lebih produktif karena banyak yang kami diskusikan. *uhuuuk

Don Kardono Radja Pendapa
Pemetaan itu penting!

Tindak lanjut dari open recruitmen menjadi topik yang membuatku dag dig dug. Pendaftaran volunteer baru dibuka selama lima hari dan aku ngga yakin teman-teman se eks karesidenan Banyumas banyak yang daftar atau ngga. Hahaha. Ini penting banget, asli. Takut embrio-embrio ngga banyak bermunculan di karesidenanku ini. Berat, Sist. 😀

“Paling ngga, kita punya dua bagian penting untuk promosi wisata di Jawa Tengah. Ada yang ‘cek ombak’, dan fokus pada bagian konten. Pemetaan itu penting.” Ungkap Pak Don saat diskusi.

Bagian ini, nih, yang membuatku makin ngga yakin dan baper. Hahaha. Karesidenan Banyumas terdiri atas empat Kabupaten: Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Sementara ini, aku belum pernah bebarengan dengan netizen Purbalingga dan Cilacap dalam suatu acara. Kalau Banyumas, sih, ada banyak teman di sana. Blogger dan pegiat sosial media di Banyumas kece-kece banget.

Radja Pendapa Ungaran
Ukiran rumah adatnya bagus, ya.

Mestinya aku ngga perlu was was, sih. Karena GenPI, kan, wadah buat para volunteer nih, ya. Jadi yang ikut bergabung ya memang hanya yang mau saja. Ngga boleh ada unsur pemaksaan, apalagi iming-iming untuk mendapat “materi”. Selain itu, sesama korwil, kami saling membantu untuk gaaaas polll. 😆 Saling support juga untuk kemajuan pariwisata Jawa Tengah.

Diskusi berlangsung hingga bedug maghrib, dan dilanjutkan dengan buka puasa dengan takjil yang menggoda, dan menu-menu spesial yang tiada duanya. Empek-empek, urab, sohun, sate lilit, sambel matah, ikan terbang, ayam betutu. Yuuumm…aku kalaaap! Hahaha.

Buka bersama GenPI Jateng di Radja Pendapa. Ini dia menu buka spesial kami hari ini ? #GenPIJateng #KulinerRamadhan #PesonaRamadan2017

A post shared by GenPI Jawa Tengah (@genpijateng) on

Usai buka bersama dan ibadah, diskusi kembali dilanjutkan dengan pemetaan dan makin terperinci. Tanpa disadari, PR pun makin banyak tentang promosi wisata Jawa Tengah dan bikin gereget. 😆 Bukber ditutup pukul 19.30 WIB. Aku pun kembali ke Banjarnegara diantar oleh Mas Don Suke, Mbak Uniek, Tina dan Mia. 😉

Btw, terima kasih buat teman-teman yang sudah mendaftarkan diri menjadi volunteer GenPI Jateng. Semoga bisa  bareng-bareng ngeGAAAAAS pariwisata Jawa Tengah, ya. ^-*

Radja Pendapa, Ungaran

Leyangan, Jl. Leyangan Raya, Ungaran Timur, Desa Jetis, Kab. Semarang

http://www.radjapendapa.com/

Yuk, Menjadi Bagian dari Komunitas GenPI Wilayah Jawa Tengah

Komunitas GenPI Jawa Tengah – Sebelum tulisan ini sampai tiga ribu kata, aku mau norak dulu, yaaa. 😀 😛 😆 Jum’at (10/03), aku dapat telepon dari Mas Artadi, salah satu Staff Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Ngga tahu kenapa, setelah menutup telepon, aku giraaang banget karena aku diundang untuk suatu event.

Norak berkelanjutan saat menerima undangan perihal pembentukan Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah yang direncanakan pada hari Senin (13/03). Ini nih event yang kumaksud. Membaca daftar nama yang bakal hadir di acara GenPI Jateng. Soalnya sedulur Banyumasan: Mas Pradna, Pungky, Tante Neli, dan Afri, juga tercantum sebagai peserta. Qiqiqi. Mereka adalah Blogger wilayah Banyumas yang sudah kukenal lama, dan cukup sering berkomunikasi. Ya…meski pada akhirnya Mas Pradna dan Pungky ngga bisa hadir karena suatu hal. Fufufu.

Makin tinggi level noraknya ketika acara sudah dimulai. Kenapa? Karena Banjarnegara dimention oleh Pak Urip Sihabudin, Kadis Porpar Provinsi Jawa Tengah. Kemudian lanjut dimention oleh Bapak Don Kardono, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi. Secara, peserta yang datang kan ngga hanya dari Banjarnegara saja, ya. Qiqiqi. Gini aja dinorakin, ya. 😆

Memang sih, aku menghadiri undangan ini atas nama Blogger. Namun karena GenPI dibentuk per wilayah, dalam hal ini adalah wilayah Jawa Tengah, maka aku dan Banjarnegara akan terus berdampingan untuk GenPI. 😀 😀 Yaudah Pamernyaaaa. 😛

GenPI Wilayah Jawa Tengah merupakan tindak lanjut dari pembentukan komunitas GenPI yang sudah dilaksanakan di lima wilayah yaitu Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Barat dan Maluku yang dimaksudkan untuk mengembangkan promosi wisata nusantara dengan melibatkan generasi muda khususnya penggiat sosial media.

Disaat GenPI Lombok Sumbawa telah berhasil mencapai kesuksesan dalam mempromosikan wisata secara digital, aku justeru baru tahu ada sebentuk komunitas yang didukung oleh Kemenpar untuk fokus mempromosikan pariwisata Indonesia. Hellow…kemana aja, Sist. Qiqiqi

Mbak Jhe adalah koordinator GenPI Lombok Sumbawa yang saat itu turut menghadiri acara Focus Group Discussion Pembentukan Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Wilayah Jawa Tengah yang bertempat di Hotel Aston Semarang. Dia berbagi pengalaman perihal kegiatan GenPI yang membuat kami, para peserta FGD, makin gereget dan semangat menjadi relawan GenPI.

Selain Mbak Jhe, hadir pula perwakilan dari GenPI yang telah terbentuk sebelumnya: Bang Esmat (GenPI Mentawai), Bang Glen (GenPI Maluku), Bang Aswi (GenPI Jabar), dan Bang Siapa Bang (GenPI Sumbar) yang ternyata kami belum sempat berkenalan. 😆 Keren, ya!

Tentunya bukan tanpa sebab Kemenpar memilih Jawa Tengah menjadi chapter berikutnya. Dari banyaknya objek pariwisata di Jawa Tengah, ternyata jumlah kunjungan wisatawan, macanegara khususnya, masih tergolong rendah. Kalah saing dengan Jawa Barat. Padahal, Jawa Tengah mempunyai objek pariwisata yang sudah mendunia. Candi Borobudur, misalnya. Makanya, Kemenpar menggandeng para netizen yang berdomisili di Jawa Tengah untuk turut mempromosikan pariwisata Jawa Tengah dengan harapan

Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) merupakan generasi muda yang mempunyai kemampuan lebih dalam dunia internet berbasis komunitas yang memiliki aktivitas rutin dan aktif dalam mempromosikan pariwisata Indonesia baik melalui blog, media sosial, dan media digital lainnya kepada masyarakat luas.

Namanya komunitas di bawah payung Kementerian, punya niat sebaik apapun, biasanya timbul pro dan kontra, ya.

“Halaaaaaaaah…kalian mau-maunya dimanfaatin Kementerian Pariwisata untuk ikutan promosi pariwisata Indonesia. Kayak ngga punya kerjaan aja.”

Kira-kira ada yang berkomentar seperti itu, ngga? Semisal ada, berarti sifat gotong royong dalam diri telah luntur, mungkin. 😛 😛 Untuk mensukseskan pemasaran pariwisata Go Digital, Kemenpar ngga mungkin bisa bekerja sendiri. Menggandeng generasi Millennial: para Blogger dan pegiat sosial media, untuk turut mempromosikan pariwisata Indonesia yang sangat beragam menjadi solusi baik bagi kemajuan wisata Indonesia.

Yakali, pihak Kementerian mampu membagikan kekayaan pariwisata Nusantara yang jumlahnya seabreeeeg. Kemampuan mereka pasti terbatas lah, ya. Apalagi, saat ini banyak anak muda yang memanfaatkan sosial media untuk share kekayaan pariwisata Indonesia. Yaudah, anggap aja ini keuntungan bagi Kemenpar, kan.

Kenapa Generasi Milenial?

Karena generasi yang lahir pada tahun 80-an ke atas dianggap siap dan sanggup berlama-lama online, dan pegang gadget. Generasi ini juga dekat dengan teknologi, perangkat digital dalam gaya hidup, dan kesehariannya.

Adanya wadah bernama GenPI ini pas banget digunakan untuk menyatukan para relawan yang punya tujuan sama untuk Go Digital pariwisata Indonesia.

Lalu, kenapa harus ada GenPI?

Memang, tiap daerah kini sudah terbentuk komunitas: blogger, dan Instagram, khususnya. Namun, dalam komunitas tersebut masih gado-gado. Blogger Banjarnegara, misalnya.

Tulisan dari anggota  komunitas tersebut sangat beragam: pendidikan, budaya, ekonomi, politik, wisata, dan masih banyak kategori sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.  Makanya, Kementerian Pariwisata membuat wadah atau komunitas  bernama GenPI. Tujuannya, agar para netizen, Blogger, dan pegiat media sosial, yang telah bergabung dengan GenPI dapat fokus membagikan informasi Pariwisata Indonesia.

Generasi Pesona Indonesia
Pak Don Kardono ngomongin M-17. Qiqiqiqi

Dalam acara ini, hadir juga Kadisporapar Provinsi Jawa Tengah, Bapak Urip, dan tiga pemateri dari Kementerian Pariwisata:  Taufik Rahzen (Budayawan dan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Budaya), Don Kardono (Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi), dan Taufan Rahmadi (Anggota Tim Percepatan Wisata Halal dan Tim Percepatan 10 Destinasi Wisata Prioritas).

Pematerinya keren-keren, ya. Materi yang disampaikan pun betul-betul berbobot kek yang nulis blog post ini. Wkwkwk. Pak Taufik Rahzen, misalnya. Beliau menyampaikan, bahwa rempah-rempah Indonesia bisa menjadi kekuatan global karena kekayaan ini ngga dimiliki bangsa lain. Perjalanan rempah di Indonesia pun sangat potensial untuk diangkat sebagai wisata tematik karena mempunyai potensi wisata budaya, alam, bahari, dan kuliner khas nusantara. 

Dengan jalur ini, diharapkan wisatawan dapat menemukan dan memahami sejarah proses perjalanan menikmati keindahan alam, kelezatan kuliner, dan kehangatan dari beragam budaya Indonesia. Topiknya pas banget dengan tema dari GenPI yaitu “Peran Strategis Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Dalam Rangka Penyusunan Strategi Pemasaran Wisata Tematik Jalur Rempah.”

GenPI Jawa Tengah
Semangatnya Pak Taufan luar biasaa!

“Netizen berusaha untuk berbagi gambar, tulisan, informasi yang bermanfaat, dan tidak menjatuhkan reputasi.” Seperti itu pesan dari Pak Don Kardono. Perihal dunia pariwisata, sebagai Blogger dan pegiat sosial media, ada baiknya menyampaikan informasi baik, dan juga menarik tentang pariwisata Indonesia. Ngga memposting informasi HOAX, apalagi sampai menjatuhkan reputasi pariwisata Indonesia. Semisal ada kekurangan, atau bahkan kejelekan tentang obyek wisata di Indonesia, ada baiknya menyampaikan dengan bahasa halus. Saling menjaga reputasi kalau ini, ya.

“Netizen pariwisata indonesia bersatu, bersama-sama menjadikan Indonesia pusat epicentrum pariwisata dunia.” Ini mimpi Pak Taufan. Apakah bisa  terwujud? Bisa banget kalau kamu, para generasi milenial, turut menyukseskan program GenPI. 😉

Acara ini ditutup dengan pemilihan Ketua Koordinator untuk wilayah Jawa Tengah. Mas Safigh Pahlevi Lontoh, pegiat pariwisata Jawa Tengah terpilih menjadi ketua GenPI Wilayah Jawa Tengah. Selamat ya, Kaaak. Semoga Komunitas GenPI Jateng bisa mewujudkan harapan Kemenpar untuk menaikkan jumlah Wisatawan Nusantara dan juga Wisatawan Mancanegara.

Btw, saat ini GenPI Wilayah Jawa Tengah masih dalam tahap pembentukan kepengurusan. Buat kamu yang tinggal di Jawa Tengah, nanti ikut gabung dan menjadi bagian dari GenPI Jateng, ya. Menjadi relawan untuk Pariwisata Indonesia. Tunggu saja rekruitmennya. 🙂 Buat yang di luar Jateng, gabung aja dengan GenPI yang sudah terbentuk. Kalau belum terbentuk di Provinsimu, tunggu saja. Siapa tahu menjadi generasi berikutnya. ^_*