Oleh-oleh Menarik dari Perkebunan Teh Tambi, Wonosobo

TEH TAMBI WONOSOBO

Membuatkan teh untuk keluarga telah menjadi rutinasku tiap pagi hari. Satu gelas minuman teh tanpa gula atau teh tawar untuk Ayah Jasmine. Empat gelas minuman teh dengan gula sepucuk sendok makan untuk aku, adik, dan orang tua.

Untuk kebutuhan teh tiap harinya, kami memilih teh celup supaya lebih praktis. Tinggal celup, angkat. Celup lagi, angkat lagi. Celup terus, angkat bentar. Celup celup, angkat angkat. Eh, ini ngapain celup angkaat muluuuk? 😆 😆

“Kalau kalian nyeduh teh celup, jangan terlalu lama membiarkan teh tersebut di dalam gelas, ya.”

Tiap kali mencelupkan teh ke dalam gelas, kata-kata Pak Puji, tour guide dari PT. Perkebunan Teh Tambi, seperti sudah nempel banget di jidat.

Kenapa?

Pak Puji memberi informasi, bahwa bungkus dari teh celup yang berupa kertas putih kurang menyehatkan. Ada semacam zat apa gitu, aku lupa. Jadi, aku nyelupin tehnya cukup bentar, ngga lebih dari tiga detik. Terpenting airnya panas supaya teh mudah larut. Ya, kaaan?

Ini salah satu oleh-oleh yang kudapat setelah dua jam keliling Perkebunan Teh Tambi yang luasnya kurang lebih 2 hektare.

agrowisata-tambi

Tea walk di perkebunan Teh Tambi lebih asyik dan menarik jika dilakukan di bawah jam 10.00 WIB. Selain karena terik matahari yang kadang begitu menantang, pengunjung dapat berkomunikasi dengan Ibu-ibu pemetik teh. Jadwal mereka petik teh itu mulai pukul 06.00-10.00 WIB. Setelahnya, istirahat. Kemudian dilanjut lagi siang hari habis dzuhur.

Melihat, sekaligus belajar memetik teh baik secara manual, menggunakan gunting, maupun mesin, langsung dari para Ibu-ibu tangguh. Ini yang aku idamkan. Ngrecokin para pemetik Teh ngga apa-apa, lho. Asal ngga kelamaan, soalnya mereka punya tarjet memetik teh tiap harinya. 😉

Perkebunan teh yang terletak di lereng sebelah barat daya Gunung Sindoro memang menyediakan paket wisata tea walk. Kamu ngga harus menyambangi seluruh hamparan pohon teh yang terbagi menjadi tiga area. Ada pilihan rute yang ditawarkan: rute pendek (1-2 km), rute menengah (2-3 km), dan rute jauh (3-9 km).

Mengambil rute terpendek, yaitu dari pintu masuk yang terletak di samping kanan front office Tambi, sampai pintu keluar yang cukup dekat dengan Pabrik Teh Tambi, sudah cukup mengeluarkan banyak energi. Apalagi, sambil mendengarkan penjelasan dari Pak Puji tentang dunia dalam sepucuk teh yang ternyata ada banyak cerita yang pada akhirnya menambah pengetahuan seputar perjalanan daun teh sampai teh tersebut siap saji.

Familirization Trip Jawa Tengah
Famtrip bareng Blogger dan Dinpar Jateng…

“Jalannya pelan-pelan, ya.” Pak Puji seperti menuntun langkahku bersama teman-teman blogger yang mengikuti famtrip. Memang, hujan sempat mengguyur Tambi semalaman, namun jalan ngga begitu licin. Kami pun bebas berjalan tanpa takut terpleset. Tapi tetap sih, hati-hati itu perlu.

Melihat hamparan perkebunan teh yang begitu rapih, rasa-rasanya ingin segera pepotoan. Menghabiskan baterai kamera, atau menghabiskan space memory card. Hihihi. Sayangnya, tea walk di Tambi tuh betul-betul terarah. Ada saatnya jalan-jalan sambil narsis, menyapa para pemetik daun teh, ada juga sesi serius seperti sedang menimba ilmu di bangku sekolah.

Sebelum menyapa Ibu-ibu yang tengah sibuk dengan peralatan petik teh, kami diajak Pak Puji ke bagian tengah perkebunan. Kami santai sejenak sembari melihat, dan menyentuh dedaunan teh segar.

Berdiri di antara pepohonan teh ternyata dapat menambah energi. Masih dalam bentuk daun saja sudah menyegarkan, ya. Pantas saja, tubuh pun menjadi lebih segar ketika menyeruput secangkir teh hangat di pagi hari.

“Tiga pucuk ter atas adalah daun teh terbaik. Pucuk Peko, namanya.”

Di sini, Pak Puji mulai berbagi pengetahuan sekaligus praktik cara memetik teh dengan benar. Kali ini, Pak Puji mengambil sampel pucuk peko. Bahwa tiga daun ter atas atau ujung pucuk daun dengan kuncup tunas aktif yang berbentuk runcing adalah pucuk peko yang nantinya akan menghasilkan teh berkualitas baik.

TEH PUCUK PEKO
Pucuk Peko, nih. . .

Kenapa pucuk peko berkualitas baik? Karena di dalam pucuk peko mengandung banyak senyawa katekin yang belum mengalami degradasi. Pucuk Peko akan mengalami dormansi setelah menghasilkan 4-7 pucuk. Makanya, saat menjumpai Pucuk Peko, para pemetik akan lebih berhati-hati memetiknya supaya dapat tumbuh lagi dengan cepat.

Ini oleh-oleh kedua. Bahwa pucuk teh yang bagus itu yang runcing. Terlihat jelas, bahwa yang masih runcing itu daunnya masih muda banget. Jika diolah, hasilnya pun ngga pekat. Bening, tapi tetap lah mengarah pada beningnya teh, bukat nening putih. Hihihi. Dan ini lah teh yang bagus, dan memiliki harga jual lebih tinggi ketimbang jenis daun teh lainnya.

tour-guide-tambi
Famtrip bareng Mbakyu Blogger Wonosobo…

Selain Pucuk Peko yang mempunyai kualitas teh bagus, ada juga pucuk teh yang menghasilkan kualitas buruk. Yaitu Pucuk Burung. Untuk mendapat sampelnya, Pak Puji mengajak kami ke area atas. Ini oleh-oleh ketiga.

Pucuk burung adalah tunas tidak aktif yang berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk. Pada periode ini pucuk in-aktif mereduksi atau memperlambat pertumbuhan.

Pucuk burung sering terbentuk jika pemupukan tanaman kurang dan ketersediaan air yang kurang. Kalau tidak segera ditangani, bisa-bisa cepat diremajakan.

Memangnya ada peremajaan pada pohon teh, gitu?

peremajaan-teh-tambi
Usianya sudah ratusan tahun. . .

Adaaaa banget! Peremajaan pohon teh dilakukan secara berkala. Pohon yang usianya puluhan tahun, atau puluhan tahun, bila dirasa sudah tidak produktif, maka segera dilakukan peremajaan.

Sebelum sampai peremajaan, ternyata ada aktifitas unik yang dilakukan oleh para karyawan perkebunan Teh Tambi. Adalah membersihkan lumut yang menempel pada batang pohon teh. Membersihkannya tanpa menggunakan porselen lho, ya. Hahaha. Cukup mengerok menggunakan alat khusus sampai si ijo lumut habis. Kegiatan ini juga dilakukan secara berkala, tiap empat tahun sekali.

TEH TAMBI PEMETIKAN
Pakai gunting petik daun Teh…

Btw nih, ya. Dalam pemilihan teh, aku lebih suka teh dengan warna hitam pekat. Rasa-rasanya lebih mantap. Tapi oleh-oleh terakhir yang kudapat dari Pak Puji, makin pekat warna teh, berarti kulitasnya ngga semakin bagus. Justeru sebaliknya. Dan itu sudah aku buktikan saat kunjungan Pabrik Teh Tambi.

Saat filterisasi -semoga bahasanya betul-, daun teh akan memilih muara sendiri-sendiri. Berjalan di atas mesin, lalu masing-masing daun akan terpisah sesuai kualitasnya. Dan daun teh dengan kualitas yang kurang bagus rata-rata daunnya ngga muda. Makanya, jika diolah akan menghasilkan warna yang pekat. 🙂

Semenjak tahu kenyataan tersebut, aku dapat menerima teh yang yang ngga begitu pekat. Sudah ngga pernah beli teh corbang, teh yang saat dicor langsung abang (begitu dituang, langsung merah pekat).

Nah, supaya secangkir teh yang tiap hari diseduh memberi manfaat bagi tubuh:

  • Hindari minum teh dicampur dengan Es, atau yang lazim disebut Es Teh. Kalau udah seperti ini, teh sama sekali ngga ada manfaatnya bagi tubuh.
  • Campur dengan gula secukupnya. Ini dapat menambah tenaga, dan ngga menambah kada gula dalam darah.
  • Teguk lah saat teh masih dalam keadaan hangat agar tubuh mendapat reaksi. Karena teh hangat memang dipercaya dapat mengjangatkan tubuh.
  • Jangan diminum jika sudah lebih dari satu jam, atau sudah dalam keadaan dingin karena teh ngga akan memberi manfaat apapun. Teh sudah tergolong basi jika sudah dingin.
tambi-tea-walk
Sama Kecemut pas masih di dalam perut. . . 😛

Selain aktivitas tea walk, Tambi juga menawarkan paket outbound, tour Dieng, paket arung jeram, dll. Ada juga penginapan yang cukup recommended. Penginapan di Tambi ini semacam homestay, satu rumah bisa digunakan untuk beberapa orang. Cocok banget untuk wisata keluarga.;)

Makasih buat Mbakyu Blogger, dan juga Dinpar Jateng yang udah ngajakin jalan-jalan ke Perkebunan teh Tambi. Udah ngajak nginep di penginapan Tambi yang masih satu lokasi dengan Perkebunan Teh Tambi, dan juga jalan-jalam di Pabrik Teh Tambi. Makasih untuk pengalaman yang penuh manfaat, Pak Puji. 🙂

PT. Perkebunan Teh Tambi

Alamat: Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Reservasi: (0286) 321077, 081 548 564 988

You Might Also Like

16 Comments

  1. Gara

    Supaya bisa dapat manfaat teh, ternyata meminumnya pun sesungguhnya tidak boleh sembarangan ya, Mbak. Ada pakemnya juga. Saya jadi membayangkan di warung-warung yang tehnya dibuat pekat banget sampai hitam. Terus, untuk dihidangkan pada pembeli nanti dicampur air agar tidak terlalu hitam, haha. Jadi lucu sendiri. Salah banget ya itu. Terima kasih sudah sharing, Mbak! Jadi lebih tahu seluk-beluk teh.
    Perkebunannya bagus banget… cerah cuaca di belakangnya itu lho nggak nahan; pemandangannya pasti tampak jelas banget.

  2. Ghozaliq

    Iki berarti sing lewat arah Dieng ya Mba? Wes tau lewat tapi udu pas kawasan wisatane, malah jalur pendakian pas arep munggah Sindoro via Sigedang.

    Aku malah penasaran sing nang kidule Gunung Sumbing, pingkopangkaping lewat thok tapi ra mampir…whahwa

  3. monda

    iya Idah katanya kerats pembungkus teh celup itu kan pada proses produksinya ada pemutih
    mungkin saja masih ada residunya
    makanya jangan lama2 celupnya

    senang deh baca ini jadi nambah pengetahuan soal teh
    thanks ya Idah

  4. Indah Nuria Savitri

    Pemandangannya baguuuus.. aku sudah mengurangi minum teh dan kopi tapi selalu beli teh Indonesia untuk oleh-oleh

  5. liyoskin

    alangkah indahnya..pemandangan dengan dipenuhi kebun tehh yang hijau

  6. ternak ayam

    kebun teh emang bikin sejuk di mata..

  7. Dhanang Sukmana Adi

    ini aku dl sering lewat sini bersama masa masa kuliah 🙂

  8. nelitanzila

    Pernah kesini tapi hujan. Gak jadi deh tuh poto ala2… ?

  9. Lombok Wander

    Teh enak selalu ada di pucukk

  10. Agus Web

    Seneng meng kebun mbakone ti, bali gawa segepok go pranti nglinting nang umah 🙂

  11. Astin Astanti

    walah baru tahu, kalau teh sudah dingin sudah berkurang atau hilang manfaatnya. Noted Idah

  12. D I J A

    Tante, dija jadi penasaran banget
    pohon teh sama Dija
    lebih tinggi yang mana ya?

  13. NLP JAKARTA

    Seneng banget, kalau ingat nge teh di kala malam dan pagi dan siang
    Ajibbb

  14. lidya

    jangan lupa dari pucuknya ya petiknya bunda idah 🙂

  15. lianny hendrawati

    Aku pernah ke kebun teh, tapi di kota malang.

  16. Factory Tour ke PT. Dua Kelinci, Pati | Langkah Baruku

    […] kali kedua aku mengikuti factory tour setelah sebelumnya mengikuti wisata industri ke PT. Perkebunan Teh Tambi beberapa tahun silam. Masing-masing pabrik tentu punya standard operasional untuk kunjungan […]

Leave a Reply