Kontribusi Korindo Untuk Daerah Tertinggal
Kontribusi Korindo Untuk Daerah Tertinggal – Indonesia mempunyai total 122 Kabupaten yang masuk dalam kategori daerah tertingal dan Provinsi Papua paling mendominasi yaitu sejumlah 25 Kabupaten. Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.
Tahun ini adalah tahun terakhir berlakunya penetapan tersebut. Perihal evaluasi, kita sama-sama bedoa semoga tahun ini daerah tertinggal jumlahnya berkurang.
Saat mendengar kabar atau nonton berita di televisi tentang kehidupan mereka yang tinggal di zona daerah tertinggal, sedih bukan? Tahun 2014, awal-awal ngeblog aku pernah membaca tulisan Mas Agustinus Wibowo, seorang Travel Writer Indonesia, yang membagikan cerita tentang pengalamannya mendatangi sebuah pasar di garis batas, Papua. Dia sharing suka duka kehidupan orang Papua Nugini dan Papua Indonesia yang mencari rezeki di pasar perbatasan yang dikenal dengan nama Bus Top. Untuk sampai pasar ini, masyarakat harus menggunakan perahu motor, menyusuri rawa, dan membelah hutan. Perjalanan dari kecamatan yang termasuk kota jaraknya sekitar 30 meter.
Dia melihat kondisi masyarakat Papua di pasar ini secara langsung sedih banget sampai akhirnya meneteskan air mata saat perjalanan pulang ke Asiki, salah satu kampung di Distrik (Kecamatan) Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua. FYI, Kabupaten Boven Digoel ini masuk dalam daftar daerah tertinggal di Provinsi Papua. Perihal sarana dan prasarana, aksesibilitas, apalagi perekonomian masyarakat sudah pasti sangat di bawah. Pelan-pelan tapi pasti di Kabupaten Boven Digoel mulai dilakukan pembangunan di beberapa sektor yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ini dilakukan oleh Korindo.
Kontribusi Korindo Untuk Daerah Tertinggal.
Sektor lingkungan hidup untuk kesejahteraan generasi mendatang menjadi salah satu sektor yang diperhatikan di sini. Menanam pohon membutuhkan waktu dan usaha yang besar. Korindo menyisihkan waktu untuk menanam banyak pohon di sini. Selain sektor tersebut, berikut kontribusi Korindo untuk Papua:
Menghadirkan Klinik Modern.
menjadi klinik terbaik Papua…
Tahun 2017, menempati gedung seluas 1.100m2, Korindo Group bersama KOICA (Korea International Cooperation Agency) berhasil menghadirkan klinik modern bernama Klinik Asiki di Kampung Asiki, sebuah kampung pedalaman Papua di wilayah perbatasan Indonesia-PNG. Klinik ini dipersembahkan secara gratis bagi putra daerah Papua dan masyarakat tidak mampu sebagai kontribusinya dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat.
Fasilitas Klinik Asiki cukup lengkap seperti ruang rawat jalan, rawat inap, ruang bersalin, perawatan bayi/perinatologi, IGD, ruang bedah minor, USG, farmasi, dan fasilitas lainnya hingga penyediaan kendaraan ambulans. Klinik Asiki diperkuat dengan lima dokter, 12 perawat, dua perawat gigi, dua bidan, seorang analis, seorang apoteker dan beberapa staf administrasi.
Memberi Layanan “Mobile Service” Klinik Asiki
Kabupaten Boven Digoel merupakan kabupaten baru sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah kabupaten lain. Minimnya alat transpotasi dan juga akses jalan yang belum memadai menggerakan Korindo untuk memberi layanan yang bernama mobile service. Ya, selain layanan utama yang disediakan langsung di klinik, Klinik Asiki juga melaksanakan program berupa “Mobile Service” ke kampung-kampung terpencil dan perbatasan di wilayah sekitar perusahaan yang berada di Kabupaten Boven Digoel, Papua.
mobile service klinik papua
Mobile Service Klinik Asiki bekerja sama dengan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatannya. Tujuan dilaksanakan Program Mobile Service Klinik Asiki adalah untuk meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan kesehatan serta meningkatkan akses pelayanan medis untuk daerah. Kegiatan Posyandu, penyluhan secara intensif dan sampai dengan penangann cepat untuk kasus gizi buruk.
Selama 2017, layanan Mobile Service telah dilaksanakan sedikitnya di 6 kampung yang terdapat di Distrik Jair (3 kampung), Distrik Subur (1 kampung), dan Distrik Ki (2 kampung).
Menggerakkan Perkebunan dan Pertanian
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sebagai negara tropis tentu pas banget untuk bercocok tanam. Artinya, masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan lahan baik untuk perkebunan maupun pertanian di mana pun saja asal ada kemauan, termasuk di Papua yang terkenal dengan perkebunan Kelapa Sawit.
Salah satu usaha yang dilakukannya oleh Korindo melalui Divisi Perkebunan Kelapa Sawit adalah membantu menggerakkan masyarakat asli Papua terutama kaum wanita untuk menanam tanaman sayur-mayur. Selain dapat memenuhi kebutuhan nabati, usaha ini diharapkan juga dapat menambah penghasilan perekonomian keluarga. Penanaman sayur ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu. Jika masyarakat sudah bisa mencukupi kebutuhannya, maka lahan juga bisa dikembangkan untuk usaha dan menambah penghasilan.
Masyarakat tanam sayuran…
Tujuan dari kegiatan budi daya tanaman ini adalah untuk merangsang dan memotivasi masyarakat agar memiliki keinginan untuk berusaha dengan memanfaatkan lahan seperti pekarangan rumah dan lahan lain milik masyarakat. Tidak hanya sampai dukungan moril saja, Korindo juga memberikan alat-alat bercocok tanam kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
Nah, setelah program ini berjalan, Korindo terus mengontrol perkembangan dan memberikan pendampingan terhadap masyarakat supaya terus berkelanjutan dan menjadi sebuah rutinitas.
Selain minimnya alat transportasi, akses jalan di Kabupaten Boven Digoel belum maksimal. Jangankan terintegrasi, jalan yang menghubungkan antar desa maupun antar kecamatan saja ada yang belum dibangun. Belum lama ini, telah dibangun Jembatan Kali Totora yang berada di Desa Prabu-Asiki oleh Korindo.
Sebelumnya, jembatan ini hanyalah terbuat dari kayu dan mulai mengalami kerusakan sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan bagi para pengguna. Melihat kondisi seperti ini dan keberadaan jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat, maka jembatan ini diganti permanen.
bangun jembatan….
Jembatan ini sangatlah strategis, mengingat ini merupakan prasarana yang menghubungkan Kampung Aiwat, wilayah-wilayah lainnya yang berada di Distrik Jair dan Distrik Subur. Pembangunan jembatan sepanjang 15 meter tersebut bisa berdampak pada peningkatan roda perekonomian, pendidikan di Desa Prabu-Asiki dan sekitarnya.
Siapa KORINDO?
Dari awal ngomongin tentang Korindo, tapi aku belum menyampaikan sekelumit tentang Korindo, ya. Meski tidak dikenalkan di awal, tapi melihat kemajuan daerah tertinggal di Papua, khususnya di Kabupaten Boven Digoel, aku yakin kamu ikut bangga dan juga bahagia. Ya, kaan?
KORINDO Grup merupakan perusahaan terdepan di berbagai industri di pasar Asia Tenggara yang memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan. Selama 48 tahun beroperasi, Korindo telah membangun bisnis dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi negara serta menjunjung tinggi praktik-praktik ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.
KORINDO telah diakui atas pengembangan sumber daya hutan yang baik dan sumbangsih yang diberikan kepada industri pengolahan terkait, sehingga menjadi sebuah kontribusi bermanfaat bagi perkembangan ekonomi makro/mikro di Indonesia. KORINDO telah berkomitmen untuk mengembangkan usahanya di wilayah-wilayah Indonesia yang tertinggal melalui pembangunan jalan dan tempat tinggal serta pembangunan besar-besaran pada infrastruktur utama yang menjadi bagian dari usaha pengembangan daerah. Dan Boven Digoel, Papua, menjadi salah satu contoh sukses dalam membangun investasi kondusif di daerah perbatasan.
Aku bangga di Indonesia ada perusahaan yang peduli dengan daerah tertinggal. Semoga makin banyak lagi perusahaan baik lainnya yang turut memperhatikan daerah tertinggal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.