Ahay! Virus Traveling Kembali Datang
Sebelum melihat kalender tahun 2018 secara utuh, rasanya surprise saat melihat beberapa teman membagikan kalender dalam bentuk flyer lewat akun sosial media. Bisa dibilang, kalender tersebut adalah kalender traveling karena hanya menampilkan tanggal libur panjang atau long weekend yang identik dengan piknik.
Bagi seorang pekerja yang doyan piknik sepertiku, selain mengandalkan jatah cuti, moment long weekend acap kali aku manfaatkan untuk traveling. Terlebih saat Mama Karla mengirim flyer kalender piknik lewat Whats App sambil menyentil dengan pertanyaan, “kamu akan mengajak aku kemana, nih?”. Uuwh…kami pun salinh menawarkan destinasi wisata yang memungkinkan untuk kami jangkau secara finansial. Hahaha.
“Gimana kalau ke Jawa Barat? Di sana kita cari destinasi yang ramah anak juga.” Aku menawarkan Jawa Barat kepadanya dengan dilanjut destinasi-destinasi di Kota Cirebon. Tapi ternyata dia sudah pernah dan nampaknya kurang menarik. Apa iya, Bandung lagii…Bandung lagiii. 😆 😆
Sebelum merambah ke destinasi lain, dia menyampaikan bahwa, ada keinginan untuk traveling ke Dieng, Jawa Tengah. Dududu…ini mah ayo banget. Dieng tuh hanya selemparan sapu tangan dari tempat tinggalku. 😆 Namun percakapan ini berakhir tanpa keputusan. 😀
Semenjak ngobrol tentang liburan dengan Mama Karla, rasa-rasanya virus traveling dalam diri ini kembali datang. Jujur, setelah punya Syaquita, aku hanya berani traveling tipis-tipis. Apalagi suami ngga punya banyak jatah libur. Mentoknya mengandalkan akhir pekan, itupun jatah liburnya hanya dua hari. Niqmat betul, ya. 😀
Bulan ini, usia Syaquita genap dua tahun. Di usia, dia sudah bisa merasakan bahagia atau sebaliknya saat diajak traveling. Ini sudah aku evaluasi dan aku coba beberapa kali. Artinya, meski jatah libur suami masih tetap, setidaknya aku bisa traveling bareng Si Kecil. Berdua, kami mampu. 😀 Duuuh maaf banget ya, Pak. Kami jalan berdua dulu, ya. 😛
Omong-omong, aku ada rencana mengajak Syaquita merasakan udara pantai sambil bermain pasir di tepi pantai. Aku rasa sudah cukup aman dan dia juga nampaknya bisa turut have fun. Dan tau ngga, perasaan makin ngga karuan ketika foto-foto Mama Minta Piknik liburan ke Lombok beredar di blognya. Tahu sendiri lah, pantai-pantai di Lombok kan cakepnya keterlaluan. Apalagi setelah tahu bahwa, untuk ke Lombok ternyata ngga harus mengeluarkan banyak uang. Budget buat dua orang hanya Rp 1.5 juta. Low budget, kan? Dududuuh…makin semangat mengajak Syaquita ke Pantai. 😀
Eeeh…tadi ada Mama Karla, dan sekarang Mama Minta Minta Piknik. Dua Mama ini memang kerap menebar virus traveling. Apalagi gaya traveling mereka tipe yang ngga terlalu mewah tapi tetap mementingkan kenyamanan. Kan patut banget ditiru. Dan yang membuat makin greget pingin ke Lombok, tuh, saat menjelang akhir tahun lalu ada seorang teman, sebut saja Ibra, yang minta tolong ke aku untuk memesan tiket penerbangan ke Lombok dan sekalian minta rekomendasi destinasi wisata di sana.
Baginya, ini adalah kali pertama dia solo Traveling. Sebelumnya, dia terbiasa ikut open trip atau trip gabungan bareng teman-temannya. Ngga terbiasa ribet seperti menyusun intinerary, memesan transportasi dan juga akomodasi karena tahunya tinggal berangkat. Ngga tau saking malasnya atau apa, tiba-tiba dia minta tolong ke aku untuk memesankan tiket pesawat beserta penginapannya.
Hish…padahal zaman now ini kan booking tiket dan akomodasi bisa lewat online, ya. Tinggal install aplikasi OTA (Online Travel Agent), pengguna bisa dengan mudah memesan keperluan traveling sesuai kebutuhan. Untuk masalah kebutuhan traveling seperti pemesanan tiket pesawat, aku selalu mengandalkan Traveloka. Makanya, saat ada teman minta tolong, aku pun langsung membuka aplikasi Traveloka.
Penggunaan aplikasi pun sangat mudah. Cukup memilih menu Tiket Pesawat atau Ikon Pesawat Terbang yang ditampilkan di halaman muka, selanjutnya tinggal isi data sesuai kebutuhan seperti; tanggal berangkat, tanggal pulang, data pribadi, dan cara pembayaran. Satu hal yang perlu diperhatikan yaitu ketika kamu memesan tiket pergi-pulang. Artinya, kamu harus benar-benar yakin bahwa jam pulang akan sesuai dengan yang sudah dipesan.
Nah, karena Ibra travelingnya belum jelas sampai kapan, aku pun menyarankan untuk membeli tiket satu kali penerbangan saja. Ya…meski ada layanan reschedule, sih.
Alasan lain, kenapa harus menggunakan Traveloka, sih?
Alasan yang paling bikin gemes yaitu karena aku terlanjur nyaman dengan pelayanannya Traveloka. Apa lagi yang dicari kalau kenyamanaan sudah dalam genggaman, coba? Belum lagi, aku bisa membandingkan harga antar maskapai hanya dengan satu aplikasi. Penawaran promo pun kadang cukup membuatku gila karena betul-betul bisa jadi murah banget.
Satu hal yang menjadikan aku makin nyaman memesan tiket pesawat di Traveloka yaitu karena aku bisa melakukan reschedule. Seperti yang aku singgung di atas. Bagiku, ini seperti asuransi. Apalagi aku kerap dimintai tolong teman dan saudara untuk memesan tiket pesawat. Rasanya ada ketenangan tersendiri dengan adanya layanan reschedule.
Bisa dibilang, Ibra memang suka malas kalau harus mengurus pemesanan tiket dan akomodasi untuk kebutuhan travelingnya. Tapi kalau diminta menyebar virus traveling, dia jago banget! Sama halnya dengan mama Karla dan Mama Minta Piknik.
Dan pada akhirnya…
“Dengan siapa kamu bergaul, paling ngga kamu akan mendapat pesonanya. Meski dapatnya hanya tipis-tipis.” Ini bukan quotes, apalagi kata mutiara. Aku cuma lagi merasa kena sedikit pesonanya Ibra, dan Duo Mama yang pada suka traveling dengan budget tipis-tipis.
Ps: Foto-foto destinasi Pantai di Lombok aku dapat dari Mama Minta Piknik. 😉