Intramuros, dan Liburan Singkat ke Manila
Bagiku, tahun ini betul-betul menjadi tahun terdisiplin di dunia kerja. Hampir setengah tahun berjalan, izin ngga masuk kerja bisa dihitung jari. Berbeda dengan tahun lalu, hampir tiap dua minggu izin untuk ini itu. 😀
Jatah cuti pun belum diambil karena aku terlalu banyak angan-angan dan rencana untuk liburan. Salah satunya menjelajah Intramuros, Manila. Duuh…belum apa-apa sudah pamer, ya. 😀 😆 Semoga beneran bisa ke sana. *doain sajaa, doakaaan* Sementara, aku berandai-andai dulu liburan ke Manila. Halal kan, ya. 😛
Perjalanan berawal dari Banjanegara pukul 16.00 WIB menuju Jakarta dengan naik Bus. Kira-kira empat belas jam perjalanan sampai terminal terminal Lebak Bulus. Kami memilih terminal ini karena di sekitar sini ada saudara dan berniat untuk silaturahim dan jalan-jalan dulu.
Penerbangan ke Manila rencana pukul 22.00 WIB. Sehari di Jakarta, kami udah cukup puas main ke TMII atau Dufan. Ya…ketimbang ngga ada kegiatan, ya. 😀
Tepat pukul 4.35, kami tiba di Ninoy Aquino International Airport setelah menempuh kurang lebih tujuh jam perjalanan dari Jakarta menuju Manila, dengan satu kali transit di Singapore. Capek? Ngga. Karena kami hanya transit dua jam di Singapore, dan hanya di bandara saja karena sudah larut malam.
Ternyata bandara Ninoy Aquino lokasinya di tengah kota Manila. Hanya butuh waktu tiga puluh menit ke pusat kota. Ini sangat memudahkan kami untuk memulai liburan singkat di Manila, dua hari satu malam.
Mungkin ini akan menjadi pengalaman pertama kali liburan ke luar negeri. Belum banyak pengalaman, namun kami memilih untuk jelajah Manila tanpa guide. Nekat, ya. Untuk mengawali memang sebaiknya begitu, supaya ngga ketergantungan, dan ngga manja. Kata suami, sih. Terlebih sekarang udah jarang orang tersesat atau bingung. Hanya berbekal gadget dan internet, informasi apapun bisa dapat. Ya, kan?
Destinasi yang menjadi tujuan kami yaitu Intramuros, sebuah distrik yang menyimpan jejak sejarah terbesar di Manila. Ya, berlibur ke Manila kurang lengkap tanpa menyusuri jejak sejarah yang lengkap dengan peninggalan berupa bangunan-bangunan kuno. Kawasan ini merupakan kawasan kota tua yang dikelilingi bangunan bergaya Spanyol peninggalan zaman penjajahan.
Untuk menuju Intramuros, kami menggunakan Jeepney, angkutan umum legendaris di Manila. Angkutan ini nenyerupai jeep dengan bagian belakang memanjang. Dulunya digunakan sebagai transportasi untuk mengangkut tentara Amerika pada masa perang dunia kedua. Transportasi ini dibiarkan begitu saja setelah perang berakhir. Dan sampai saat ini, Jeepney terus dirawat sebagai moda transportasi umum.
Selain ingin lebih asyik, kami memilih transportasi ini untuk meminimalisir penipuan. Hahaha. Iya, beberapa teman yang sudah sampai Manila berbagi cerita, kalau transportasi Taxi dari Bandara menuju kota kerap nakal. Awalnya udah deal bayar sekian, tiba di tujuan berubah, menjadi lebih mahal. Duuh…
Sesampainya di Intramuros, kami berjalan kaki menyusuri kota tua, menghirup udara pagi yang belum terkontaminasi dengan asap kendaraan, dan singgah di beberapa bangunan dengan arsitektur budaya barat, peninggalan zaman penjajahan Spanyol selama tiga abad silam.
Ternyata menyusuri kota tua manila membutuhkan waktu yang ngga sedikit. Kota yang dikelilingi dengan dinding artistik ini memiliki bangunan-bangunan menarik yang sayang banget kalau hanya dilewati begitu saja. Dan kalian tahu? Tiap melihat dinding tebal dan kuno, dikit-dikit jepret, dikit-dikit ngoceh di depan kamera. Hahaha. Norak abis, ya. Emaang tujuannya gitu. 😛
Fort Santiago menjadi bangunan pertama di Intramuros yang kami kunjungi. Benteng Santiago dibangun sebagai pertahanan awal dari serangan laut. Beberapa orang tewas di penjara Benteng ini selama periode kolonial Spanyol dan Perang Dunia II. Salah satunya yaitu Jose Rizal, pahlawan nasional Filipina yang dipenjara disini sebelum menjalani pada tahun 1896. Sebagai penghormatan, sebuah patung dan museum didedikasikan untuknya.
Terletak di sisi timur Intramuros, di sini terdapat The Rizal Shrine Museum yang menampilkan memorabilia dari pahlawan Jose Rizal yang memperlihatkan beberapa koleksi peninggalannya serta jejak terakhirnya dari sel menuju lokasi eksekusi. Di halaman dalam, ada patung-patung yang bercerita. Asyik juga masuk ke dalam benteng yang sampai saat ini terawat baik.
Aku dan suami suka banget dengan bangunan kuno, beserta sejarahnya. Kami pun minta ditemani guide karena ingin tahu lebih banyak tentang bangunan ini secara langsung.
Destinasi berikutnya yaitu Katedral Manila. Katedral ini di sepanjang sejarahnya pernah hancur tujuh kali baik karena gempa bumi, angin topan, saat perang, maupun kebakaran.
Katedral Manila didirikan oleh seorang pendeta yang ditugaskan untuk mendukung kolonialisme Spanyol di Filipina bernama Juan de Vivero. Lokasinya tidak jauh dari Fort Santiago.
Dari Katredal Manila, kami langsung menuju Manila Bay karena hari sudah sore. Kami sengaja memilih Manila Bay sebagai tujuan akhir pada hari itu karena saat memesan tiket pesawat, kami memilih penginapan di sekitar Manila Bay.
Alasan kami memilih penginapan di Manila Bay karena ingin makan malam sekaligus menikmati sunset di sini yang katanya menggoda banget.
Bagi kami, booking tiket sekaligus penginapan adalah pilihan tepat karena bisa hemat waktu, dan juga biaya. Apalagi pesannya lewat traveloka yang kini menyediakan paket wisata manila.
Pencarian tiket dan hotel melalui menu Pesawat & Hotel sangat mudah. Tinggal klik menu tersebut, kami bisa cek jadwal pemberangkatan pesawat lengkap dengan maskapai dan penawaran harga paket.
Kemudahan akses melalui website atau aplikasi booking tiket online masih berlanjut ketika akan booking hotel. Cukup ketik kota yang menjadi tujuan penginapan, lalu klik search. Traveloka akan memberi banyak rekomendasi hotel yang tentunya dapat disesuaikan dengan budget. Saat hendak membayar pun mudah karena tersedia banyak metode pembayaran. Ngga bingung.
Sebelum memilih paket, kami sempat cek harga tiket dan hotel secara terpisah buat pembanding. Ternyata selain hemat waktu, dengan memilih paket pesawat & hotel jauh lebih murah. Artinya, bisa berhemat dan bisa buat tambahan untuk keperluan lain. Makan, atau ikut tour calesa esok hari.
Ya, setelah bermalam di Manila Bay, kami tour calesa mengelilingi Binondo, Pecinan Manila. Binondo salah satu tempat bersejarah bagi masyarakat Filipina dikarenakan pada tahun 1603 di kota tersebut terjadi pemberontakan yang telah menewaskan kurang lebih 20.000 jiwa warga Tiongkok. Setelah kejadian tersebut, Pemerintah Filipina resmi menjadikan Binondo sebagai pusat tempat tinggal warga Tiongkok.
Btw, Calesa itu kereta kuda. Kebayang, dong, bahagianya Yasmin naik tutak dan Emaknya milih-milih pernak-pernik, oleh-oleh. Sementara Ayah bisa jadi galw takut Emak kalap belanja. 😀
Usai jalan-jalan di Pecinan, rencananya ingin kami melanjutkan perjalanan ke Bangkok. Lihat paket hemat lagi di Traveloka, dong. 😉
Eeeh…kalian juga suka jalan-jalan melihat bangunan tua, kan? Yuuk…jalan bareng. Open trip atau gimana, gitu. Hahaha.
Notes: seluruh foto di atas diambil dari blog:Â https://theincoherentellipsis.wordpress.com/