Factory Tour ke PT. Dua Kelinci, Pati
Factory Tour ke PT. Dua Kelinci, Pati – Pati, sebuah kabupaten di Jawa Tengah ini sering aku dengar, namun karena belum punya teman ataupun saudara, kabupaten ini sama sekali tidak aku masukan dalam daftar rencana piknik. Hihihi. Ya gimana lagi, abisanya tidak ada yang bisa meyakinkan aku jika di Pati banyak destinasi pariwisata yang manarik. Hahaha.
Kabupaten Pati menjadi tujuan wisata pada hari kedua dalam rangkaian kegiatan Jateng On The Spot 2019. Di kabupaten ini, kami melakukan factory tour ke PT. Dua Kelinci dan bertualang ke Agrowisata Jollong.
Ini kali kedua aku mengikuti factory tour setelah sebelumnya mengikuti wisata industri ke PT. Perkebunan Teh Tambi beberapa tahun silam. Masing-masing pabrik tentu punya standard operasional untuk kunjungan industri, ya. Harus menggunakan tutup kepala selama tur pabrik, misalnya. Yang jelas ketika sudah masuk kawasan pabrik, pengunjung harus mengikuti aturan yang berlaku.
Berkeliling pabrik yang terkenal dengan produk snack kacang terbagus di Indonesia dan pernah menjadi sponsor utama untuk tim sepak bola Real Madrid, aah…bahagia akutuuuuuh. 😆 Iyalah, bahagia sekaligus beruntung karena tidak semua orang bisa mengikuti factory tour ke PT. Dua Kelinci, lho. Yaa…namanya wisata industri di pabrik besar pasti banyak syarat dan ketentuan, kan. 😛
Kami sampai di PT. Dua Kelinci kira-kira pukul 08.15 WIB. Berarti, perjalanan dari Kabupaten Rembang menuju Pati cukup lama, hampir 1 jam karena kami berangkat pukul 07.30 WIB. Sesampainya di pabrik, kami disambut oleh beberapa karyawan yang sudah siap mengajak kami untuk tur. Namun, sebelum tur dimulai, terlebih dahulu kami menuju sebuah ruang berkapasitas sampai 100 orang untuk menonton kilas balik PT. Dua Kelinci seperti asal muasal nama brand Dua Kelinci yang dulunya adalah Sari Gurih. Mbak Desi, bagian marketik PT. Dua Kelinci, juga memaparkan tentang program-program yang telah dilaksanakan oleh mereka menggunakan dana CSR dan mengenalkan sekilas produk-produk mereka baik produk lama maupun terbaru.
Usai presentasi, kami dikejutkan dengan kedatangan ikon pabrik ini yaitu Kelinci! Hihihi. Dua kelinci ini muncul dari pintu depan dan sempat mengagetkan kami mereka terlalu aktif, colek-colek, gitu. 😀 Kedatangan dua kelinci ini diperuntukan untuk dokumentasi alias foto-foto. Setelahnya, barulah kami bersiap-siap tur. Seluruh peserta tur diberi masker dan juga penutup kepala (kecuali bagi perempuan berhijab) untuk keamanan dan kenyamanan saat tur. Satu hal yang menarik dari pemaparan Mbak Desi yaitu tentang limbah. Ya, Mbak Desi menyampaikan bahwa PT. Dua Kelinci mengolah limbah pabrik dengan membuatkan kolam ikan. Aku penasaran banget, dong, pengolahannya seperti apa. Terus juga kolamnya seperti apa. Pokoknya udah niat banget pingin lihat dan kalau bisa juga mendokumentasikannya.
“Kepada teman-teman, untuk keamanan dan kenyamanan, dimohon untuk menyimpan alat dokumentasi, ya. Handphone, Kamera, dll. Karena selama tur beralangsung, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar.”
Degh! Hyaaah! Duuh! Udah siap-siap mau potoin aktivitas di dalam pabrik, malah Mas Andre memberi peringatan dilarang keras mengambil gambar. Yasudah, nikmati saja perjalanan tur kali ini. 😀 Terus, kira-kira apa yang menarik selama tur? Banyak banget! Mending bahas satu per satu proses pengolahannya, ya. Biar afdhol. 😛
Pertama yaitu tentang kesterilan. Tiap kendaraan yang masuk pabrik harus melapor kepada security. Tentu ini hanya kendaraan yang membawa bahan baku kacang, dong. Ehhh…tapi bisa juga kendaraan tamu, ya. Ahhh, bahas saja kendaraan khusus bahan baku supaya konsisten. 😆 Setelah security memberi kode AMAN, kemudian akan dilakukan penimbangan. Eh btw, bahan baku yang dibawa satu kendaraan, tuh, berkapasitas 4 ton, lho.
Kedua yaitu gerbang masuk khusus. Gerbang masuk ini tidak hanya berfungsi sebagai jalan saja, namun di sini akan dilakukan pengecekan, penentuan, dan penyortiran bahan baku mulai dari kualitas, hingga harga. Tiap hari, pabrik ini membutuhkan kurang lebih 750 ton bahan baku untuk dapat memenuhi produksi, makanya PT. Dua Kelinci tidak hanya mengambil bahan baku dari Jawa saja. Dan kualitas kacang paling bagus malah bukan dari Pati, melainkan dari Tuban dan Jepara. Tapi kenapa aku sanksi, ya, emang di Jepara ada petani kacang tanah, gitu. Hahaha.
Ketiga yaitu pencucian menggunakan mesin cleaner. Ya, mesin pertama yang kami jumpai di sini adalah mesin pencucian di mana bahan baku akan dibersihkan dari akar-akarnya. Jangan tanya berapa besar mesinnya, ya. Karena itu mesin gede-gede dan ada beberapa. Proses pencucian ini ada beberapa tahapan dan yang melakukan pekerjaan ini semuanya adalah mesin! Ya, di sini kamu tidak akan menjumpai banyak karyawan karena hampir seluruh pekerjaan dikerjakan oleh mesin.
Keempat yaitu proses perebusan. Proses ini berada di suhu 100-120 derjat celcius dengan batasan waktu 5-10 menit. Untuk merebus kacang ini, pabrik lebih memilih menggunakan tenaga batu bara karena dirasa paling hemat. Pas lagi ngomongi batu bara, tiba-tiba aku ingat video sexy killer. Hahaha.
Kelima yaitu masuk proses pengeringan. Di sini terdapat tiga mesin pengeringan dan hampir tiap hari bekerja antara 10-12 jam dengan suhu mencapai 100 derajat. Dan setelah proses ini, bahan baku disimpan di gudang yang sangat luas. Kami juga diberi kesempatan untuk masuk gudang penyimpanan yang dapat menampung bahan baku sampai 10 ton. Sistem penyimpanan di sini menggunakan metode first in, first out atau bahan baku yang masuk pertama maka akan dikeluarkan lebih awal.
Omong-omong, nih, proses sortir bahan baku menggunakan mesin ini baru dimulai sejak dua tahun yang lalu. Sortir otomatis ini dilakukan setelah bahan baku dibersihkan. Dan untuk sortir akhir atau finasl, tetap menggunakan tenaga manusia dibantu mesin berjalan alias konveyor.
Proses terakhir yaitu packaging. Di PT. Dua Kelinci yang di Pati hanya memproduksi snack kacang biasa. Maksudnya, sekarang, kan, produk Dua Kelinci makin banyak varian, ya. Untuk jenis produk seperti wafer, minuman, dan cokelat, diproduksi di cabang yaitu Jakarta dan Surabaya. Ya, setelah resmi berganti nama dari Sari Gurih ke Dua Kelinci pada tahun 1985, putra pendiri, Ali Arifin dan Hadi Sutiono, membuka cabang di dua kota tersebut.
Perjalanan tur berakhir di sebuah pusat oleh-oleh yang masih berada dalam satu komplek pabrik. Selain pabrik, di sini terdapat pusat oleh-oleh yang menawarkan produk-produk PT. Dua Kelinci dan juga produk khas Pati seperti Bandeng. Di sini, wisatawan dapat memilih aneka snack dengan label Dua Kelinci. Ditawarkan juga paket snack yang murah meria dengan banyak isi.
Nah, buat kamu tertarik untuk mengikuti tur PT. Dua Kelinci, syaratnya gampang banget. Kamu cukup membeli paket makan di Waroeng Pati (ini masih dalam satu kompleks pabrik) senilai minimal Rp 15.750 per orang. Warungnya ini unik banget, lho. Bergaya joglo khas Pati. Pun dengan fasilitas umumnya. Toilet, misalnya. Toilet ini dibangun menggunakan kayu, persis warung juga, model joglo. Lalu dindingnya ditambah dengan ornamen jagung.
Setelah membeli paket makan, selanjutnya harus terkumpul minimal 50 orang, maksimal 250 orang untuk dapat mengikuti tur. Hihihi. Ya, kalau paling 10-20 orang, Mbak Desi belum bisa melayani tur. Selain itu, harus menggunakan surat izin tur dan diberikan paling lambat 1 minggu sebelum kunjungan. Jadwal tur dari Senin-Jum’at dan terbagi menjadi tiga sesi yaitu pukul 08.00, 10.00, dan 13.00 WIB. Sementara hari Sabtu hanya ada dua sesi yaitu pukul 08.00 dan 10.00 WIB.
Satu hal yang bikin aku penasaran tapi lupa aku kunjungi dan juga lupa tanya yaitu tentang pengolahan limbah. Hahaha. Aku, sih, yakin kalau pengolahan limbah untuk menjadi manfaat ini tempatnya tidak dekat dengan pabrik, tapi tetap saja kalau aku ingat waktu itu, pasti aku tanyakan lagi “dimana pengolahan limbanya, Kakaaak?” 😛
Btw, apa yang melintas di benak kamu saat mendengar kata Dua Kelinci? Apakah langsung ingat snack super kriuk seperti kacang kulit, kacang oven, kacang atom, atau hal menarik lainnya di luar produk-produk mereka?