Kesempatan dan Keberanian
Jika mendengar kata hero, pertama kali yang muncul di otak ini adalah seorang pangeran yang gagah, berani, baik dan bisa melindungi jiwa raga dari kejahatan. Superman, Pangeran bertopeng dan nicholas saputra, mereka adalah contoh dari super hero. :silau:
Kesempatan dan Keberanian adalah dua kata yang selalu sejajar dan saling beriringan untuk menjadi Hero. Semua orang yang mempunyai keberanian, mempunyai kesempatan untuk menjadi hero, semua orang bisa menjadi hero karena mempunyai keberanian dan kesempatan. Seperti mamas Nicholas Saputra si mata elang yang sudah berani mengungkapkan rasa sayangnya dengan membawa setangkai bunga mawar, berarti dia mempunyai kesempatan untuk menjadi hero buat saya. :gembira: #mimpi yang sempurna
Kalau ada yang bertanya kepada saya “sudahkah kamu menjadi hero, Idah?”. Tentu saja dengan samar-samar saya menjawab belum, saya belum menjadi hero. Saya merasa masih berada di zona zero, karena saya belum seberani superman yang bisa terbang dan selalu ada waktu untuk menolong orang lain. Tetapi ketika saya bercakap dengan Om Insan dalam sebuah komentar, saya baru tahu ternyata semua orang itu pernah dan bisa menjadi hero, dan sebutan hero tersebut minimal untuk diri sendiri. :ninja:
Hero untuk diri sendiri berarti ketika kita mempunyai kesempatan dan keberanian untuk mengambil langkah kecil untuk menuju hal yang lebih baik. Bukan berarti kita sombong atau sum’ah, tetapi sebutan hero merupakan bentuk dan rasa kepuasan terhadap diri sendiri, kepuasan atas apa yang sudah dilakukan dan tentunya mendapatkan hasil yang WAW.
Ungkapan tentang hero di atas memang benar adanya, semua orang bisa menjadi hero dan minimal untuk diri sendiri. Baru-baru ini, ada teman satu kelas *sebut saja cika* yang sedang mendapatkan masalah yang cukup besar. Keputusan untuk menikah secepatnya tetapi dia belum mempunyai keinginan untuk menikah, walaupun dia sudah menjalin hubungan dengan sang pangeran selama dua tahun. :sempoa: Alasan dia cukup simpel, karena dia ingin menuntaskan kuliahnya dahulu, toh pangerannya juga masih kuliah. Tetapi orang tua sang pangeran menghendaki pernikahannya secepat mungkin karena ada faktor x yang memang tidak bisa dihilangkan. Merasa belum siap dan belum mempunyai banyak bekal, Cika menolak ajakan pangerannya untuk menikah. Sang pangeran selalu menghubungi saya, meminta saya untuk membujuk Cika untuk mau menerimanya. Awalnya saya kurang yakin, tapi saya tetap berpegang pada ayat Alloh “Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya” (QS. Al Baqoroh : 286), saya mempunyai niat untuk kebajikan dan semoga dimudahkan olehNya. Karena saya mendapat kesempatan untuk bercakap dengan Cika, akhirnya saya pun mendapat keberanian untuk membujuk Cika untuk menerima sang pangeran. Ternyata Cika mempunyai banyak alasan, kenapa dia tidak bisa menerima sang pangeran secepat ini. Cika mempunyai pangeran lain, iya dia mempunyai sosok pangeran yang dalam catatannya hanya sebagai hiburan dan pangeran lain itu adalah sama-sama teman kelas kita. Kali ini memang harus bilang WAW, dua pangeran Cika berada dalam satu atap, dua pengeran Cika sama-sama teman kelas saya. :entahlah:
Mungkin sudah tidak asing lagi tentang catatan Cika, “wajar cewek punya dua pangeran, cowok aja bisa punya 5 bidadari” begitulah tutur Cika pada saya. Saya merasa harus koprol dengan sang pangeran pertamanya, tetapi jika langsung bercerita bisa-bisa kapal itu menjadi pecah. Kurang lebih dua minggu saya meyakinkan Cika, “untuk teman hidup, pilih satu saja cukup. Ingin berbagi rasa, asa, susah, senang, fokuslah pada satu orang. Jika ada yang lain, berarti salah satunya itu setan. Iya, pangeran keduanya adalah bukan pangeran tetapi setan. Maukah kau melanjutkan hubunganm dengan setan. Abaikan rasa yang kamu miliki dengan setan tersebut.” Saya yakin, setan tersebut menganggap Cika hanya sebagai hiburan juga. Saya tidak bermaksud untuk masuk dalam kehidupan orang lain atau mencampuri urusan orang lain, tetapi karena saya diberi kesempatan dan mempunyai keberanian untuk koprol dengan pangeran kedua (setan) akhirnya saya bisa mempertemukan mereka bertiga di depan kelas. Rasa deg-degan dan takut sudah tentu ada, apalagi saat melihat sang pangeran yang pemberani itu bisa menerima Cika tanpa melihat kesalahan yang sudah diperbuat. Satu minggu kemudian, tepatnya malam hari saya mendapat SMS dari Cika “Id, aku bulan depan menikah, temenin aku ya? 😉 ” Mendapat SMS seperti itu dari Cika, rasanya jantung ini mau lepas, serasa mau terbang dengan baling-baling bambu milik doraemon. Jodoh memang sudah digariskan olehNya, tetapi garis tersebut bisa saja tidak lurus, mempunyai titik-titik kecil yang bisa ditarik ke kanan atau ke kiri dan apabila dibenahi titik tersebut akan mengantarkan kita pada jodoh. Terus bagaimana dengan nasi si setan? Setan itu masih gentayangan di kelas dan mungkin akan menakuti saya. Aaaaaaaah, saya tidak takut dengan setan semacam itu, yang terpenting saya bisa melihat teman saya bahagia dan setan itu nanti saya laporkan kepada Malaikat Atid. :kacapembesar:
Herowati, sekarang saya sedang merasa menjadi hero. Perjalanan dan belajar membuat skripsweet memang belum berakhir, tetapi tiba-tiba saya sudah merasa puas dengan apa yang sudah saya kerjakan akhir-akhir ini.
Dengan bantuan dan arahan dari Pak Guru Anti Biasa, akhirnya pembuatan rule terpecahkan dengan bantuan software. Mungkin untuk yang sudah lulus S1 Pendidikan Matematika atau Teknik Informatika, hal semacam ini terasa biasa. Tetapi untuk saya yang masih belajar dan mempunyai kesempatan untuk menggapai cita-cita, ini merupakan salah satu hal yang tidak biasa dan bahkan menjadi luar biasa karena selama aktif perkuliahan, saya tidak mendapatkan materi semacam ini. Saya minta do’a dari teman-teman semuanya, semoga saya diberi kemudahan dalam meneruskan rule ini sampai akhir, sehingga saya bisa menjadi herowati dan memberi kesempatan kepada nicholas saputra untuk menjadi hero buat saya. 😆
Saya mengajak teman-teman semua untuk selalu yakin dengan kemampuan yang kita punya, selalu percaya bahwa semua yang sudah diberi olehNya sudah pasti sesuai dengan apa yang kita butuhkan dan katakan “bisa” untuk keluar dari problematika yang masih bisa diterima oleh akal. Merasa atau ingin menjadi Hero? Selagi ada kesempatan dan keberanian, mengapa tidak? :lovekiss:
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden’s First Give Away