Berendam di Kolam Pemandian Air Hangat Kalianget, Wonosobo

Melintasi gapura masuk kolam dan pemandian air hangat yang berlokasi di Desa Kalianget, Wonosobo, seorang petugas loket menghampiri kami yang mengendarai sepeda motor. Laju sepeda motor kami sengaja pelan karena ini kali pertama kami mengunjunginya.

“Kolam air dingin untuk dewasa sedang dalam perbaikan, Mas. Ini tiket masuknya Rp 3.000 per orang, ya. Rp 2.000 tiket masuk Taman Rekreasi, dan Rp 1.000 tiket parkir.” Sambil memberi informasi, petugas loket menyodorkan dua lembar tiket masuk kepada suami. Artinya, Yasmin yang saat ini berusia 2.5 tahun belum berkewajiban membayar HTM. Balita masih free.

“Ngga apa, Pak. Yang penting kami masih bisa berendam di kolam air hangat.” Jawab suami yang dari awal excited ingin berendam air hangat. Menuntaskan rasa penasaranku kepada kalianget.

Akhirnya, setelah sekian purnama hanya bisa mendengar keseruan para kerabat dan teman yang sudah nyobain kolam pemandian air hangat, akhirnya weekend lalu aku bersama Yasmin dan juga Ayahnya dapat merasakan nikmatnya berendam di air hangat sampai puas hanya dengan membayar Rp 3.000 per orang.

HTM Pemandian Kolam Renang Air Hangat, Kalianget.

Ya, kami kembali membayar tiket masuk kolam Rp 3.000 per orang di loket masuk pemandian. Ini betul-betul tiket masuk wisata yang amat ramah. Ya…meski hanya berendam atau renang, HTM di bawah lima ribu rupiah sungguh bersahabat. Namun aku ingat kalau sebelumnya sudah ditarik HTM di loket pintu masuk. Double tiket. Meski pemanfaatan HTMnya berbeda, tapi kenapa ngga satu kali penarikan saja, ya? Parkir dan HTM dijadikan satu, atau menyediakan karcis parkiran tersendiri.

PEMANDIAN KALIANGET

Tujuan sebagian besar orang yang datang ke kolam pemandian air hangat pasti ingin renang dan berendam. Ya kalik, masuk area ini hanya mau pacalan dowang, sih. 😀 Lagipula, taman rekreasi yang di dalamnya ada hutan kota, sepertinya belum dimanfaatkan secara maksimal. Hanya saja pendukung lain seperti ayunan, beberapa masih berfungsi dengan baik. Oiya, lagi-lagi balita masih free, bisa berendam sampai puas.

Di sini terdapat dua pintu masuk menuju kolam renang. Satu pintu berada di depan area parkir, satunya berada di samping kiri area parkir atau dekat hutan kota. Masuk ke dalam terowongan Badak, gitu. Cuma pintu bagian samping ini hanya dibuka pas hari Minggu dan ramai karena pintu utama ngga terlalu luas, pengunjung yang berpapasan harus mengalah salah satunya.

Kalau aku, sih, lebih memilih masuk lewat pintu utama karena di samping terdapat lukisan panorama obyek wisata Kabupaten Wonosobo. Gubung dan Telaga Warna, misalnya. Cakep banget buat foto-foto!

Sumber Air Panas ada di Beberapa Titik

FYI, di Kabupaten Wonosobo ada lebih dari satu sumber air panas karena Kabupaten ini tak jauh dari Dieng yang merupakan wilayah vulkanik aktif. Di daerah Manggisan yang tak jauh dari Kalianget, misalnya. Di sana juga terdapat pemandian air hangat. Sementara di daerah Dieng sendiri berada di kolam air hangat D’Qiano. Cuma bedanya, kolam pemandian air hangat Kalianget dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo, sementara kolam air hangat lainnya dikelola oleh masyarakat setempat dan atau swasta.

Bermain di Kolam Renang Air Dingin 

Lokasi antara kolam air dingin dan air hangat terpisah. Kolam air dingin berada di bagian atas, lengkap dengan fasilitas kamar ganti, kamar mandi, locker atau penitipan barang, dan penyewaan ban. Di sini juga terdapat warung yang menjajakan makanan kecil, minuman, dan tentunya makanan khas yang dapat dinikmati setelah renang. Apalagi kalau bukan Mie Instant yang bikin ketagihan. 😆 Harga makanan di sini tergolong masih wajar, ramah kantong.

Oiya, penyewaan ban dalam Rp 3.000 per buah sampai puas. Karena ngga membawa pelampung buat Yasmin, kami pun menyewa satu ban. Dengan tiket masuk tiga ribu rupiah, fasilitas kolam anak sudah termasuk memuaskan. Ember tumpah, dan beberapa permainan di tengah kolam membuat anak-anak betah berlama-lama main di kolam. Di sekitar kolam juga kolam renang anak juga terdapat area bermain. Ngga banyak, sih, tapi cukup bikin anak-anak bahagia.

 

Tak hanya tempat bermain, di samping kolam renang dewasa juga terdapat lukisan 3D. Bagi kalian para pemburu feed instagram musti foto di sini! 😀

Berendam di Kolam Renang Air Hangat.

Kolam yang kami tuju pertama kali yaitu kolam air hangat. Memasuki area kolam air hangat, aku sempat shock. “Duuuh…ini tempat wisata bukan, sih?” Batinku seketika melihat sampah berserakan dimana-mana. Padahal nih ya, sudah disediakan tempat sampah di tiap sudut. Ini siapa yang ngeselin? Pengunjung yang ngga bisa turut menjaga kebersihan dan keindahan, dong. Huh…Tapi aku lihat pengunjung lain tetap nyaman menemani anak-anak renang, menunggu anak-anak, sambil ngemil, gitu.

Karena Yasmin ngga sabar untuk renang, aku melepas bajunya ngga di ruang ganti. 😆 Beruntung di pelataran kolam terdapat beberapa bangku. Kami yang ngga menyewa locker cukup terbantu dengan adanya bangku ini karena bisa dimanfaatkan untuk menaruh barang-barang bawaan. Alasan kami ngga menyewa locker, tuh, karena barang bawaan kami ngga ada yang penting. Iya, kami cuma bawa baju ganti dan beberapa lembar uang saja. Lagipula, kami berencana lebih lama di kolam air hangat, sementara locker berada di bagian atas, kolam air dingin. 😆

Kami cukup lama berendam air hangat di sini. Meski suasana sangat ramai, karena pas weekend, kami tetap menikmati dengan suka cita. Apalagi di atas kami sudah diberi semacam atap dari jaring (apa sih namanya), jadi ngga panas dan memang bikin betah berendam di air hangat. Mungkin kalau ngga ada agenda lain, kami bakal larut di sini. Masuk jam 10.00 WIB, keluar kolam jam 13.00 WIB. Bayarnya TIGA RIBU euy. NAIKIN laaah!

Bilas atau Mandi di Pancuran 3

Dan yang paling parah nih, genangan air di depan kamar mandi di area Kolam Air Hangat, bikin merinding. Ngga kebayang kalau sampai ada yang kepeleset di situ. Ya, selain genangan air, lantai di sini licin. Agak was was juga. Buat yang bawa anak, betul-betul harus didampingi karena di beberapa lokasi cukup licin, termasuk di area pemandian air pancuran. Di situ licin karena lantai sudah berlumut.

 

Saat itu, aku ngga melihat petugas yang berjaga di sekitar kolam. Iya, jangankan petugas kebersihan, petugas yang biasanya mengawasi pengunjung di area kolam pun tak nampak. Sepertinya minim petugas, nih.

Pemandian Kalianget Di Masa Mendatang.

Dilihat dari beberapa sisi, obyek pariwisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata, khususnya Kolam Renang, terbilang standar. Aku ngga paham karena apa, mungkin anggaran dari pemerintah sangat terbatas. Termasuk anggaran untuk membiayai para pekerja, pengembangan sarana prasana, dll dll. Fasilitas penunjang untuk kolam renang pun terbilang mahal. Tak heran, jika Kolam Renang Serulingmas Banjarnegara, yang tadinya dikelola oleh Dinpar setempat, sekarang sudah menjadi BUMD dengan harapan pengelolaan dan pelayanan lebih baik sehingga berdampak pada pendapatan daerah.

PEMANDIAN AIR HANGAT DI WONOSOBO
Ikan paus di tepi kolam…wkwkwk

Kedepannya, untuk memaksimalkan obyek wisata, mungkin pemerintah daerah Wonosobo bisa mendatangkan investor atau melakukan cara lain supaya obyek wisata ini makin berkembang. Melihat perkembangan dunia pariwisata saat ini, menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas dan memelihara obyek wisata. Terlebih Kolam Pemandian Air di Kalianget ini juga sudah menjadi ikon Kabupaten Wonosobo. Sayang banget kalau sampai ngga dirawat dengan maksimal.

Mancing Mania di Kawah Sikidang, Berani?

Mancing Mania di Kawah Sikidang bukan lah program acara baru di televisi. Judulnya saja yang persis banget dengan salah satu acara di stasiun televisi. *gue ngga kreatif* Tapi, semisal mau ditayangkan di televisi bagus juga, lho. Jarang-jarang, kan, ada aktivitas memancing di Kawah. 😛

Sebelum mulai memancing, aku mau cerita alkisah dulu. Agak serius, nih. Semacam legenda tentang Kawah Sikidang. Ya…biar postingannya panjang sebagai pelengkap, gitu. 😛

Alkisah, seorang Pangeran kaya raya, Kidang Gurangan, telah memberanikan diri untuk melamar Puteri cantik bernama Shinta Dewi. Namun, karena Shinta Dewi syok saat melihat wajah Pangeran yang ternyata ngga setampan yang ia bayangkan (tubuh manusia, namun kepala mirip hewan Kijang atau dalam bahasa jawa Kidang), maka sebelum lamaran berlangsung, Shinta Dewi mengajukan satu syarat yang sebenarnya syarat tersebut adalah niat jahat supaya lamaran tidak akan berlangsung.

Sepertinya, perempuan berparas jelita memang dari dulu suka jual mahal, ya. Terbawa sampai sekarang, lho. Hahaha *bercanda* Sebut saja Roro Jonggrang. Saat akan dipersunting oleh Bandung Bondowoso, ia meminta dibuatkan 1000 candi, di mana pengerjaannya harus selesai dalam kurun waktu satu hari.

Sama halnya dengan Roro Jonggrang, Puteri Shinta Dewi juga mengajukan syarat kepada Pengeran Kidang Garungan untuk membuat sumur dalam ukuran besar. Padahal, Shinta sudah tahu bahwa di tempat yang akan dijadikan sumur, tuh, ngga bakal keluar air. Secara, Desa tersebut memang terkenal sebagai daerah yang selalu kurang air.

Niat jahatnya dimulai! Yaitu dengan cara menimbun sumur yang sedang digali oleh Pangeran. Padahal, Pangeran hampir menyelesaikan syaratnya. Tapi apa daya, orang-orang suruhan Shinta mengembalikan tanah hasil kerukan ke dalam sumur sampai akhirnya Pangeran tertimbun. Aaaw…kasihan, ya.

Kidang Garungan ini punya kesaktian. Karena merasa ditipu oleh Puteri Cantik tapi jahat, ia pun mengamuk di dalam sumur! Byuuur byaaak duaaar….! Jadilah sebuah Kawah dan Pangeran tetap di dalam sumur yang sekarang bernama Kawah Sikidang. Percintaan yang tragis, ya. Mending, kalau mau menolak lamaran, sampaikan saja dengan baik-baik. Ngga kebanyakan dosa. 😛

KAWAH SIKIDANG

Kembali ke acara Mancing Mania, ya. 😆 Kawah Sikidang merupakan salah satu objek wisata di Dataran Tinggi Dieng. Objek wisata tersebut berlokasi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dalam satu kawasan wisata, banyak terdapat kawah yang masih aktif. Namun, hanya ada satu kawah utama, kawah Pangeran Kidang, yang letaknya kurang lebih 1 km dari pintu masuk objek.

Saat ini, banyak masyarakat yang mencari rejeki di sekitar kawasan objek wisata. Selain jajanan khas, ada beberapa orang yang standby di pinggir kawah utama. Mereka membuka jasa pemancingan, yaitu memancing telur di Kawah Sikidang.

Ada dua jenis telur yang mereka tawarkan, yaitu telur ayam dan puyuh. Satu bungkus telur puyuh berisi 10 biji, dan 1 bungkus telur ayam berisi 2 biji dijual dengan harga Rp 5.000 per bungkus. Jumlah telur bisa dikurangi, apalagi ditambah. Sesuai dengan keinginan pembeli.

MEMANCING DI KAWAH SIKIDANG
mancing maniaaak. . .

Kawasan kawah utama cukup berbahaya meski sudah dipagar kayu. Maka dari itu, bagi wisatawan yang ingin mencicipi “telur kawah”, bisa minta bantuan kepada penjualnya untuk memasukkan ke dalam keranjang kecil, kemudian merebusnya. Ya, pembeli tidak bisa masuk kawasan kawah bagian dalam. Jika ingin merasakan sensasi mancing mania di Kawah Sikidang, pembeli bisa minta tolong kepada penjual telur untuk mengganti pegangan pancing (ngga tahu namanya apa) yang lebih panjang.

Proses memancing telur ini ngga sampai lima menit sudah matang, untuk telur puyuh. Tapi, aku agak ngga tega mau makan. Soalnya, aroma belerang sudah tercium duluan. 😀 Berbeda dengan Ibuku yang bilang “Enak…enak…enaaak. Telur puyuhnya enak.”

Baca juga tentang Kawah Candradimuka. Ada Gatotkaca di sana, lho. :mrgreen: