Pengalaman Seru Berkendara dari Suramadu Sampai Bungurasih

cara merawat motor matic agar awet

Pengalaman Seru Berkendara dari Suramadu Sampai Bungurasih – Hai, Travelers! Kabar tentang calo tiket Bus yang berkeliaran di Terminal Bus pernah menjadi trending. Saking banyaknya pemberitaan tentang calo ini, sampai membuat calon penumpang Bus takut untuk datang ke terminal.

Aku jadi ingat kalau pernah tur terminal Bus, nih. Sedikit nostalgia pas zaman masih suka Traveling bersama teman-teman Blogger, aku selalu menggunakan moda transportasi umum Bus untuk menuju ke beberapa kota seperti Bandung, Malang, Surabaya, sampai Ibu Kota. Aku pun pernah menuliskan pengalamannya di blog ini. Ada Terminal Cicaheum, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Lebak Bulus, dan masih banyak lagi pengalaman seru ketika sampai di Terminal tujuan.

Percakapan dalam Bus

Terminal Bungurasih kalau nggak salah ingat menjadi tur terminal yang terakhir karena setelahnya aku menikah dan kalau Traveling keluar kota sudah nggak sendirian lagi. Kadang bersama suami dan lebih sering mengajak teman biar dijauhkan dari godaan syetan yang terkutuk. 😀

Perjalanan dari Banjarnegara Menuju Terminal Bungurasih.

Ngomongin Bungurasih, aku jadi ingat momen saat aku mengikuti suatu acara yang bertempat di  Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya. Saat itu, aku berangkat dari Banjarnegara pukul 17.30 WIB menuju Surabaya tentu dengan moda transpotasi umum berupa Bus.

Bus Handoyo menjadi pilihanku untuk menuju Kota Pahlawan. Nggak banyak pilihan Bus jurusan Banjarnegara-Surabaya. Aku membaca beberapa ulasan, Bus Handoyo ini cukup nyaman dan pelayanannya juga bagus. Ternyata benar, aku sudah membutikannya. Nggak hanya dari Banjarnegara saja, tapi juga dari Terminal Bungurasih atau yang dikenal dengan Termilan Purabaya pun pelayanan dari Bus Handoyo ini bagus.

Kondekturnya ramah dan selalu memastikan penumpang lengkap. Ini dilakukan saat malam hari istirahat sejenak untuk makan di sebuah rumah makan khusus transit Bus dan juga Travel. Sesampainya di Bungurasih pun, aku melihat kondektur membantu dan mengarahkan beberapa penumpang yang akan meneruskan perjalanan. Ada yang disarankan untuk cukup menggunakan ojek, ada juga yang disarankan untuk menunggu transportasi umum atau angkutan kota. Baik, bukan?

Prolog Sebelum Whoos Ke Suramadu.

Ceritanya, setelah selesai acara di ATKP, aku langsung kontak beberapa teman Blogger Surabaya. Kebetulan aku sudah beberapa kali kopdar dengan mereka. Jadi, nggak ada rasa canggung untuk berkomunikasi. Justru mereka sangat senang ketika tahu aku sedang berada di Surabaya.

Nggak muluk-muluk ingin eksplore Surabaya karena aku hanya punya waktu satu hari saja di sana. Lagi asyik mencari referensi kuliner dan juga tempat nongkrong yang lokasinya nggak jauh dari penginapan, lha kok datang Mbak Yuni dan menawarkan untuk jalan-jalan ke Suramadu.

Hah? Bukannya jauh dari sini, mbak?” Tanyaku yang saat itu beneran kaget.

Halah, ayo gas saja. Naik motor sat-set cepat, kok!” Jawabnya penuh keyakinan.

Aku sebenarnya nggak yakin untuk sampai ke Suramadu karena pukul 18.30 WIB, aku sudah harus sampai Terminal Bungurasih untuk kembali pulang ke Banjarengara. Tapi kata Mbak Yuni masih punya banyak waktu. Beruntung aku sudah check out dari Hotel Surabaya Utara.

Pengalaman Seru Berkendara dari Suramadu Sampai Bungurasih.

Beberapa kali main ke Surbaya, ini adalah kali pertama aku ke Suramadu. Makanya di sepanjang perjalanan, aku mengungkapkan kebahagiaan kepada Mbak Yuni. Rasanya nggak menyangka saja dalam waktu yang sangat terbatas bisa menikmati kuliner khas Surabaya dan juga main-main di sekitar jembatan Suramadu. Berikut pengalaman menarik berkendara dari Suramadu sampai Bungurasih.

RUJAK CUNGUR KHAS SURABAYA
Mbak Yuni dan Rucak Cingurnya…

Menyempatkan Makan Kuliner Khas Surabaya. Apalagi Kalau Bukan Rujak Cingur.

Teman-teman pasti sudah nggak asing lagi dengan kuliner Rujak Cingur khas Surabaya, ya. Aku sendiri sudah sering dengar dari teman-teman Blogger Surabaya. Yaps, saat jam makan siang, mereka kerap membagikan foto rujak cingur yang penuh dengan sambal petis sampai nggak terlihat jelas isinya.

Aku nggak begitu memperhatikan apa saja isi dari rujak ini. Makanya saat ketemu langsung rujaknya, aku bingung langsung makan saja. Lahap banget karena lapar. Pas dalam perjalanan menuju Suramadu, aku baru tanya ke Mbak Yuni tentang isi rujak cingur. Soalnya pas aku makan ada yang kenyal, gitu. Ternyata itu adalah Cingur alias moncong sapi. 😆

Nggak terbayang rasanya seperti apa, yang jelas aku geli banget pas tahu kalau itu moncong sapi. Hahaha. Sebenarnya ini bukan pengalaman seru, ya. Tapi menjadi seru-seru ngeselin karena aku makan cingur. 😛

Mampir ke Monumen Suroboyo. Agak Merinding, Tapi Tetap Action.

IKON SURABAYA MONUMEN

Mampir ke monumen Suroboyo ini permintaanku karena aku lihat di G-Maps lokasinya nggak begitu jauh dari ATKP. Beruntung saat sampai monumen yang menjadi Ikon Kota Surabaya ini, nggak ada orang lain yang antre foto. Kalau kata Mbak Yuni, nggak banyak orang yang foro di monumen ini.

Ya ngapain foto di sini! Panas pula!” Katanya sambil cepat-cepat mengarahkan gaya berfoto. 😆

Memang terniat banget foto di monumen Surabaya, sih, ya. Tapi nggak tau kenapa, aku ingin berfoto di lambang Kota Surabaya. Patung ikan hiu dan buaya yang berada di depan Kebun Binatang Surabaya. Lokasi tepatnya terletak di Jalan Diponegoro No.1-B, Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.

Maunya Menikmati Sunset di Jembatan Suramadu. Tapi Apalah Daya.

Aku mengakui kalau jarak dari Monumen Suroboyo ke Suramadu jauh banget. Tapi kata temenku nggak jauh karena sudah biasa main ke sana. Sampai sana sudah sore. Katanya, sunset di Suramadu ini bagus banget dan cepat datangnya. Aku pun diminta untuk menunggunya. Namun karena ingat harus sampai terminal Bungurasih sebelum petang, aku nggak mau menunggunya. 😀

Aku diajak turun di sekitar laut dekat jembatan Suramadu. Sayangnya saat itu laut sedang surut. Tapi nggak apa-apa, terpenting punya pengalaman sampai Suramadu. Melihat jembatan Suramadu saja sudah bahagia banget, lho. Apalagi ke sananya naik sepeda motor, tambah happy. 😆

JEMBATAN SURAMADU

Hari mulai sore, tapi Surabaya tetap terasa panas. Kami memutuskan untuk menyudahi perjalanan ini karena Mbak Yuni khawatir jalanan bakal macet. Sedang dalam perlanan pulang, kami sempat menikmati kelapa muda disekitar Jl. Kedung Cowek. Belum sampai tetes terakhir, Mbak Yuni gugup banget karena melihat di G-Maps katanya jalan macet. 😆

Ternyata benar, di sepanjang perjalanan padat sekali. Akhirnya, Mbak Yuni memutuskan untuk mengantarkan aku sampai Terminal Bungurasih supaya nggak ketinggalan Bus. FYI, saat itu aku mengenakan rok dan duduknya nyamping. Sampai ada drama pula. Yaps! Rok aku masuk jeruji motor. Beruntung banget aku selamat.

Selain mengandalkan teman untuk mengantar eksplorasi saat di Surabaya, saat ini sudah banyak transpotasi yang dapat mengantarkan kita bertualang ke mana saja. Teman-teman juga bisa mencoba untuk sewa motor surabaya. Yaps, teman-teman akan mendapatkan pengalaman liburan atau kerja yang menyenangkan saat sewa motor di Bunda Trans Surabaya.

Berkendara dari Suramadu Sampai Bungurasih

Banyak pilihan sepeda motor di rental motor ini. Sepeda motornya dapat disewa oleh siapa saja, baik masyarakat luar kota surabaya maupun wisatawan. Nggak harus orang yang berdomisili di Surabaya. Bisa sewa harian, mingguan, sampai bulanan dengan biaya yang sangat terjangkau. Dengan sewa sepeda motor saat eksplorasi Surabaya, tentu bisa menghemat budget transportasi.

Apakah teman-teman punya pengalaman seru berkendara di Surabaya? Boleh bagikan di kolom komentar, ya.

You Might Also Like

Leave a Reply