Gerimis Pilu di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta
Bagiku, perjalanan satu jam dari Jakarta menuju Bogor menggunakan moda trasportasi Commuter Line ngga terasa lama, apalagi merasa capek. Sekalipun kereta tersebut penuh dan aku berdiri sampai sampai Stasiun Bogor. 😛 *kemudian ditonjok Blogger Jakarta-Bogor*
Bulan April lalu, saya bersama seorang teman yang berdomisili di Tebet piknik ke Bogor. Kota Hujan menjadi pilihan untuk piknik dengan pertimbangan jarak tempuh yang cukup terjangkau dari Jakarta. Pura, Air Terjun, dan Wisata Kuliner yang ngga jauh dari kota menjadi tujuan pikinik kami dalam satu hari. Dan Pura Parahyangan Agung Jagatkartta atau Pura Jagatkartta adalah objek pertama yang kami kunjungi.
Aku menghafal satu tempat yang cukup Hits di Bogor, karena tempat tersebut sekaligus sebagai ancer-ancer menuju Pura Jagatkartta. Adalah Bogor Trade Mall atau yang lebih kece disebut dengan BTM. *semua anak gawul tauh BMT*
Ternyata, ya, jalanan di Bogor itu……padat banget! Maklum, biasa hidup di Banjarnegara, sih, ya. 😆 Tak sedikit pula angkutan kota yang berhenti dengan kurang tertib di kawasan BTM. Cukup susah untuk sekadar menyeberang. Tapi, meski Bogor padat, cukup mudah untuk ngadem, mendapati udara segar di sana. Karena Bogor punya Gunung Salak. Melipirlah ke kawasan tersebut. Asrinya, euy!
Perjalanan menuju Pura kami mulai dari Stasiun Bogor dengan naik angkutan kota jurusan Ciapus, yang ternyata banyak angkutan umum (angkot) menuju ke sana dengan berbagai macam tujuan. Tiga digit huruf yang ada di depan kaca angkot sebagai penanda jurusan. Kami sempat salah satu kali naik angkutan!:lol:
Dari BTM, harusnya langsung naik angkot biru yang berkode BFC. Tapi, kami naik angkot hijau BCN. Tuh…harus main kode-kodean untuk menuju Pura. Itu pun ngga sampai Pura. Hanya sampai jalan raya utama menuju Pura. Setelahnya, bisa minta ditemani Abang untuk jalan-jalan ke Pura. Abang Ojek maksudnya. Atau, jalan kaki berdua bersama Abang. *Abang sewaan*
“Empat puluh ribu pas ya, Bang. Untuk dua orang.” Saya menyerahkan dua lembar uang berwarna hijau kepada Abang Ojek untuk dua kali jalan. Ya, kami nantinya dijemput kembali oleh Abang. Dua puluh ribu rupiah untuk pergi-pulang. *elus-elus betis lagi*
Bogor ini sekelas dengan Dieng. Sesampainya di kota masih bisa menjumpai Matahari. Namun, saat mendekati objek wisata, gerimis mulai menyapa. April, mungkin masih musim hujan. Atau, memang Bogor hampir tiap hari hujan. Musti sedia payung atau jas hujan.
Aku berdiam sejenak di pelataran Pura, sambil mengikatkan selendang warna kuning tepat di pinggang yang seksi ini. 😛 Melihat gapura Pura nan kokoh, sudah terbayang seperti apa megahnya bagian dalam Pura terbesar ke-2 di Indonesia. Hmmm….iya, MEMBAYANGKAN. Dan ternyata hanya bisa membayangkan saja. 😆
Atas dasar untuk menjaga kesucian, dan menghormati tempat ibadah umat Hindu ini, pengunjung umum tidak diperkenankan untuk masuk ke tempat tempat ibadah. Pengunjung hanya bisa melihat, menikmati Pura sampai batas yang sudah ditentukan. Padahal, ya, aku ingin melihat Pelinggih Ratu Gede, dan bersantai di dalam Pura. *untung ngga ada tiket masuk* 😆
Gerimis yang turun siang itu, ternyata bisa menurunkan egoku untuk tetap cool, ngga banyak gerak untuk mencari Prabu Siliwangi.
“Maaf, Prabu. Terpaksa aku memilih untuk segera meninggalkan Pura dan melanjutkan perjalanan untuk mencari Prabu lainnya.” 😆
Aku melepas ikatan selendang, melemparkannya memberikannya kepada petugas, kemudian lari untuk mencari prabu lainnya sesuap nasi. Ternyata lapar juga! 😆 Ya….sembari mengunggu Abang Ojeks, kami berniat makan di warung depan Pura. Tapi, hanya camilan yan kami dapat. Beberapa warung yang ada di sekitar Pura tidak menyediakan makanan berat (baca: nasi).
Satu jam, dua jam, telah berlalu. Tapi, Abang ngga kunjung datang. Seperti halnya signal Indosat, Telkomsel, dan XL. Aku ngga memperhtikan, kalau ternyata signal hilang. Hyah…bagaimana kami bisa menghubungi Abang tanpa signal handphone. Gerimis makin menjadi. Pilu, ngenes. Ingin rasanya jalan kaki saja! Ketimbang menunggu gerimis yang tak tahu kapan akan reda. *tapi bohong*
Tadinya, aku mengira perjalanan dari pangkalan Ojek menuju Pura tidak cukup jauh. Ternyata salah. Dengan medan yang cukup menanjak, kira-kira lima belas menit dengan menggunakan jasa Ojek. Melihat panjangnya jalan, rencana jalan kaki menembus gerimis pun dibatalkan. Sama sekali ngga minat untuk jalan kaki. *elus-elus betis lagi*
Lama-lama aku merasa lelah hanya duduk di warung. Lelah menghabiskan banyak camilan yang menyehatkan. 😛 Menyusuri arah jalan pulang, sedikit demi sedikit, akhirnya aku dan Sitti mendapat signal! Ohhh……yes!
Dengan suara lantang, meski Abang Ojek seperti orang yang ngga dengar karena signal ngga stabil, temanku hanya mampu berkata; “Jemput, Bang.” Kemudian signal hilang lagi. 😆 Ada banyak mobil berlalu lalang di hadapan kami, tapi ngga ada satu pun yang mengajak untuk pulang bersama. 😆 *gerimis* *belum makan nasi* *ngga berani makan mie instant* *ngenes banget* *tapi tetap bahagia*
Notes:
Pura Parahyangan Agung Jagatkartta
- HTM; Tidak ada
- Sewa Selendang; Seikhlasnya.
- Waktu berkunjung; Pukul 01.00-15.00 WIB. Hari Raya dan Hari Besar Agama Hindu tutup.
HM Zwan
GImana kalo aku ke bogor ya???shock kayaknya,biasa lihat jalanan lebar nan sepi di siak hehehe…puranya bagus ya,sendu banget gitu kl kena hujan^^
Dwi Puspita Nurmalinda
tempatnya asik ya bumil…betah deh apalagi ada pak suami disamping kita, hehehe
IbuDzakyFaiRaffa (@fitrianita13460)
belum pernah kesitu…pernahnya ke Botani square/boker…
Lidya
kalau naik keretanya dari kota gak berdiri kok Idah:) tapi itung2 olah rag aya berdiri di kereta :
Klik Soreang
foto-fotonya sejuk, adem seger gimana gitu …Seikhlasnya? Idah ngasih berapa? *Pengen tahu aja*
Lianny Hendrawati
Idah, pemandangan puranya seger banget ya, ijo-ijo 🙂
Anggi Agistia
Waaah bumil jalan-jalan mulu nih. Kemarin aku sempet 3 bulan di Bogor malah gak kemana-mana, paling main ke mall doang 🙁
Ranii
ahhh sayang bangeeet waktu itu ngga bisa nemenin.. mendadak sihh kakak bilangnya, pdhal kan bisa mampir tooh ke rumahku ..
Dee
kalo mak gak nulis artikel ini, aku gak pernah tahu nih kalo di bogor ada pura ini 😀
oya, sekalian info ya, aku lg syukuran blogku, ikut yuk mba giveaway-nya
Ririe Khayan
Sist, aku belum naik naik KA komuter lho *gakadayangnanyak*
Ina R.
wah mba idah ne jalan2 teruuus asik ya piknik2..
kali ini ke pura…
aku malah belom nyampe sana lho mba…ciyus.
mba kapan2 kalo ke bogor kabar2 atuh….kali aja bisa kopdar…
wkwkwkwk
mba 40 rb itu berdua ongkos ojek PP kan?
itungan 20 rb per orang PP ya…
mau ah kapan2 ke sini…
hehehhe
Keke Naima
Bogor mah kota sejuta angkot hihihi Saya malah belum pernah ke pura itu 🙂
tejo
terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat