RM. Padang Jawa, Bukan Paduan Cita Rasa Masakan

Semacam ada magnet kuat yang menyeret kami untuk segera memarkirkan mobil tepat di depan Rumah Makan (RM) Padang Jawa. Tempat parkir yang tidak cukup luas, begitu juga dengan tempat makannya. Tapi nampak enak masakannya.

Menghakimi banget! Padahal, belum mencicipi. Baru membaca beberapa daftar menu yang tertera pada banner yang terpampang di depan rumah makan. *korban banner*

Masakan Padang terkenal dengan cita rasa pedas yang menurutku pedasnya masih standard,tapi menggoda. Sedangkan masakan Jawa lebih dominasi dengan cita rasa manis asin.

Dalam benakku, olahan masakan RM. Padang Jawa sepertinya akan sesuai dengan selera kami. Akan memuaskan lidah orang Jawa yaitu aku dan dan dua temanku. Sekaligus lidah orang asli Padang, yaitu seorang teman yang selalu semangat mengantar perjalanan dinas kami. Dubiduu…bakal makan telor dadar kesukaanku!

Sejauh ini, aku belum pernah mencicipi, atau sekadar menemukan paduan dua cita rasa masakan yang tersaji dalam satu piring. Membayangkan makan rendang diguyur sambal pecel khas Jawa Timur. Ajiib…syensasyionel bangets! *tapi bohong* 😆

Yummi…rendang? Sedap banget, ya! Tapi, kamu jangan berharap akan bertemu rendang di RM. Padang Jawa, ya. Di sana sama sekali ngga ada menu masakan padang. 😆 Terkesan aneh, tapi nyata. Padang Jawa, nama yang disematkan oleh pemiliknya, Bapak Abdullah, dengan cuma-cuma. Tanpa suatu perrimbangan apa. Semata hanya ingin memberi nama Padang Jawa.

Lalu, menu apa saja yang disediakan oleh Bapak Abdullah? Cukup banyak menu yang ditawarkan. Mulai dari Ayam Kampung, Bebek, Menthok, dengan pilihan opor atau goreng. Masakan segar seperti Soto dan Tengkleng juga bisa dipesan.

Ketika tahu RM. Padang Jawa ngga menyediakan makanan khas Padang, kami lunglai ngga semangat. Namun, saat sambal yang dihidangkan dalam tiga jenis mulai datang, baru sambal saja, jenggirat kami melek. 😆 Terlebih, aroma sambal yang masih dalam coet, merahnya menggoda banget. Adalah sambal terasi, Temans. 😆

Saat mulai aku aduk soto semarang yang sudah aku tambah banyak sambal terasi, ternyata cocok juga di lidahku. Sambal terasi justeru lebih menggigit, ketimbang dua sambal lain yang ada di meja; sambal lombok ijo dan sambal bawang.

RM. Padang Jawa yang berlokasi kurang lebih 200 meter dari arah timur Pasar Sumowono, atau perbatasan antara Semarang-Temanggung, memberi cita rasa masakan, serta minuman dengan unik. Coba kamu perhatikan, deh, minuman yang kami pesan. Kami sengaja banget memesan minuman Dawet.

Uniknya? Dawet yang sangat kental dengan aroma pandan dan santan sebagai campuran, di RM. Padang Jawa sama sekali ngga tercium aroma pandan. Warnanya pun lain. Bukan cendol hijau atau hitam. Melainkan merah, dengan campuran susu putih. Bukan santan. 😆

Tapi tapi tapii….segere pwol! Ngga kalah enak dengan dawet asli Banjarnegara. Ngga ngalem, ini serius.

Aku bahagia! Hasrat menyantap masakan segar terpenuhi hari itu juga. Menikmati, dengan ditemani lalat-lalat nakal. Ngga tahu, kenapa bisa ada lalat. Secara, tempatnya bersih. *mungkin karena ada aku*

Meski makan masakan cita rasa padang tidak terpenuhi, temanku yang asli Padang juga tampak lahap menyantap opor ayam kampung. Begitu juga dengan dua temanku. “Ayam kampungnya empuk.” Begitu terangnya.

Kebahagiaan bertambah, karena harga makanannya terhangkau banget. Aku ngga tahu harga per porsinya berapa, karena ngga bayar sendiri-sendiri. 😛 Total pengeluaran di RM. Padang Jawa senilai Rp 78.000,-. Terdiri dari 3 porsi Opor, 1 porsi Soto, 4 gelas Dawet, 3 Kerupuk, 1 Minuman segar yang bersoda. Kalau kamu lagi berduit, tergolong murah, ya? 😉