Seru Haru Rafting di Sungai Serayu Banjarnegara

Rafting di Sungai Serayu Banjarnegara – Suami menjadi satu-satunya orang yang khawatir banget saat tahu bahwa aku, istrinya, hendak “terjun bebas” ke Sungai Serayu Banjarnegara. Kekhawatirannya muncul lantaran hari itu hujan deras, debit air sungai tinggi, dan aku belum begitu lihai renang! 😆 😛

Pesan melalui WhatsApp yang bernadakan kekhawatiran terpaksa aku balas dengan bercandaan. Aku mengatakan terpaksa karena sebetulnya aku juga kurang percaya diri setelah melihat derasnya aliran sungai serayu pagi itu. Ya…meski pada akhir percakapan, dia menyemangatiku. *mungkin dia juga terpaksa menyemangati* 😆

Sebelum berkumpul untuk briefing, aku sempat bertanya kepada salah satu penanggungjawab rafting tentang cuaca pada hari itu yang tidak menentu. Menurutnya, meski pagi hari turun hujan, rafting tetap bisa berlanjut. Hujan yang turun di pagi hari tidak begitu membahayakan untuk olahraga arung jeram. Meski hujan, rafting tetap aman. Bahkan, akan lebih seru karena akan mendapat jeram yang tak biasa. Kecuali, hujan turun sedari malam. Ini tim rescue harus melihat kodisi lapangan terlebih dahulu.

Berbekal informasi yang kudapat, dengan didampingi guide dan tim rescue dari Bannyu Woong Adventure, aku berhasil mengarungi Sungai Serayu Banjarnegara sejauh 10 km, dengan durasi waktu selama kurang lebih 3 jam. Menerjang tiap jeram yang ada di depan mata. Ayye, berhasil…! Tak pernah kusangka! 😉

arung-jeram-banjarnegara
Tim heboh dari kiri: Mas Abi, Hanif, Mas Dodit, Mas Halim, iNyong dan Afri

Briefing singkat, namun padat telah kami diikuti sebelum rafting dimulai. Banyak pengetahuan dan istilah yang baru aku tahu. Asli. Tapi hampir semua teori betul-betul aku praktikkan selama arung jeram berlangsung.

“Jika ada batu di depan atau samping perahu, jangan dipeluk! Gunakan dayung untuk menghindari bebatuan itu.” Sedang asyik main dayung, sempat terpikir untuk memeluk batu, gitu. Ampun, deh. 😆 😛 :mrgren: Itu salah satu teori yang dibagikan saat briefing.

Baca lagi tentang Body Rafting di Green Canyon.

Berada dalam satu perahu karet, aku bersama Afri berada di bagian tengah. Lalu, Mas Halim dan Hanif menjadi benteng depan. Sementara Mas Abi, duduk di depan Mas Dodit, pemandu terkeren versi kami. Mas Dodit ini baru SEPULUH tahun menjadi pemandu rafting di Bannyu Woong, dan menurutnya belum lama. *merendah untuk meroket ya, Mas*

“Selama rafting berlangsung, ikuti komando dari saya, ya. Kurang lebih 2,5 jam, kita akan HIDUP BERSAMA.”  Baru lima kali dayungan, Mas Dodit mulai drama. “Lucu bener ini orang, ya.

Boom! Selain kata itu, abaikan bila sepanjang perjalanan hidup  kita, saya terus cas cis cus nyerucus. Jika aba-aba Boom (baca: buuum)  terucap, berarti kalian harus siap-siap masuk perahu karet dan dayung diangkat ke atas.” Persis teori yang dipaparkan saat briefing, Mas Dodit kembali menjelaskan lebih rinci.

Tidak lama kemudian, Mas Dodit menyuarakan: “Buuuuuuuuuum!”

Keseruan Rafting di Sungai Serayu dimulai dari sini…

Spontan, kami masuk ke dalam perahu karet, dengan posisi dayung tak beraturan. Hahahaha…Salahin Mas Dodit saja, ya. Memberi aba-aba mendadak. Menurutnya, ini bukan tiba-tiba, melainkan kejutan awal dari Mas Dodit dan Jeram Welcome. Jeram selamat datang sebagai jeram pemanasan, dimana para Pemandu Rafting mulai dapat menilai kesiapan peserta, katanya.

“Woow keren! asyik, Mas. Nanti kalau ada jeram yang lebih, kabar-kabar, ya. Ini hujan makin deras, nanti kita hajar bareng-bareng.” Mas Abi mulai nakal, nih. Mulai bertingkah.

Hujan deras, ditambah dengan aliran sungai yang deras pula. Betul-betul kolaborasi seru untuk rafting, karena matahari tidak menemani perjalanan. Artinya, kulit akan tetap stabil, tidak gosyong karena terik matahari. Selain itu, kolaborasi tersebut ternyata bisa menghangatkan badan. Meski hujan terus mengguyur badan, dingin selama rafting tidak begitu parah. Jika punya rencana rafting di sungai serayu Banjarnegara, ambillah waktu yang tepat supaya terasa raftingnya. Saat musim hujan, misalnya. Tapi, hujan yang sudah mulai slow, ya.

“Dayung ke depan…dayung ke depaan. Lebih semangaat. Ayoo dayung ke depan, dan Buuuuuum!”

Beberapa detik sebelum Buum, Mas Dodit menyemangati kami untuk lebih cepat lagi dalam mendayung. Ternyataa…kami akan melewati Jeram Trinil. Siapapun yang melewati jeram ini, akan terbalik. Makanya, Mas Dodit mengajak kami mendayung ke depan supaya perahu tidak larut dalam jeram, terus maju.

Sepanjang perjalanan, Mas Dodit memberi informasi tentang nama-nama jeram yang ada di Sungai Serayu Banjarnegara. Salah satu jeram yang kuingat yaitu Jeram Bethur. Jeram ini tidak ada hubungannya dengan si kelopak mata yang bendul, ya. Jeram ini cukup menantang karena terdapat beberapa batu besar yang tertutup arus. Gila ajaa, ya. Ada batu tertutup arus, semisal sampai menyentuh batu itu, apakabar kehidupan kita? 😆 Ya…namanya Jeram, kan, harus dilewati. Usahakan ikuti aba-aba dari guide, jangan sampai kelilit jeram ya, Kak. Karena lebih membahayakan ketimbang kelilit kenangan sama mantan.

“Mas, ini jembatan mana?” Tanyaku kepada Mas Dodit saat perahu karet kami melewati jembatan yang menurutku instagenic banget.

“Ini jembatan Desa Sered.”

“Asyiiik…masih lama untuk sampai finish.” Batinku bungah banget. Secara, perjalanan sungai itu lebih lama ketimbang darat. Yaa.., kaan? Dan ternyata betul. Kami masih punya sisa waktu 30 menit untuk mencapai finish.

Mulai dari jembatan ini, kami cukup santai. Bisa berfoto dengan latar belakang jembatan, hutan, pohon bambu, air terjun alami, atau air terjun buatan yang sengaja diciptakan oleh para petani sebagai muara pengairan sawahnya. 😀

“Dayung lagi yoook. Dayung depan…dayung depaan.” Mas Dodit mulai menyemangati kami lagi.

Bersama Mas Abi, aku merasa teriakan kita paling membahana. Mas Halim, Hanif, dan Afri, teriaknya sedikit diumpet. 😆 Sedari awal, aku semangat banget mendayungnya karena memang sedang belajar mendayung dengan benar. Saat briefing dijelaskan, jika mendayungnya benar, maka beban hidup tidak akan terasa berat. Lha ini, aku masih merasa susah dan berat. Lengan pegal banget, Kaaak. 😆 Tapi, sekalinya sudah benar dan lancar mendayung, iseng banget nyipratin air sungai ke teman-teman menggunakan dayung. Sedaaaap penuh stamina!

Semangat mendayung yang diikuti terikan juga sukses membuat badan hangat. Perasaan takut akan derasnya air hujan perlahan hilang. Ternyata, teori ini berhasil. Aku begitu menikmati rafting sungai serayu Banjarnegara. Sampai tiba pada Jeram Tsunami, kami, khususnya aku, tidak merasa bahwa ada Buuum di depan! Tahu-tahu, kami sudah terpisah.

Jeram Tsunami sukses membuatku terharu…

Betapa nyawa ini sudah kupasrahkan kepada Sang Pencipta. Menerjang hujan di darat kerap kulakukan. Lha ini, menerjang hujan dan jeram di Sungai Serayu Banjarnegara yang punya tingkat jeram grade 3+. Sekali lagi, zona rafting yang kami ambil mempunyai tingkat jeram grade 3+ ini dimulai dari The Pikas dan berakhir di Surya Yudha Park.

Mas Dodit tidak memberi aba-aba Buum saat sampai Jeram Tsunami. Ini sengaja tidak berkabar, katanya. Karena sedang asyik mendengar cerita Hanif tentang game-game yang biasa dilakukan saat rafting, kami tidak memperhatikan ada jeram di depan. Hanya mempercayai Mas Dodit. Tapi yang diberi KEPERCAYAAN malah enak-enakan menjebak kami!

Apa-apaaaaan kamu, Maaaas! Aku BERHASIL MINUM AIR SUNGAI SERAYU! Satu liter, mungkin. 😀 Dan sinisnya, saat sedang berada di bawah perahu, aku mendengar teriakan Mas Dodit.

rafting-serayu-banjarnegara
Ternyata, digoyang ombak itu seruuu…!

“Tenang…tenang…jangan panik…jangan paniik.” Astaga, dikira gue kagak punya perasaan, Mas? Begh!

Beruntung, safety rafting ini oke banget! Jaket pelampung, khususnya. Ada baiknya memeriksa jaket pelampung sebelum rafting. Termasuk mengencangkan tali jaket. Mengecek pelampung antar teman termasuk yang dipraktikkan saat briefing. Berjaga-jaga untuk kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi saat rafting. Jika pelampung melekat dengan baik, kecil kemungkinan tenggelam. Tentang pertolongan saat perahu terbalik, atau peserta tenggelam, ada berbagai macam cara. Pertolongan yang paling aku ingat yaitu menarik pelampung teman bagian atas.

Baca tentang Bannyu Wong, Operator Rafting di Banjarnegara.

Saat itu, pelampung yang pertama kudapati adalah milik Mas Abi. Ya, aku melihat Mas Abi yang sama-sama sedang berusaha naik ke perahu. Aku tarik pelampung bagian belakang atas. Aku memegang pelampung Mas Abi dengan kencang!

“Halim manaa…Hanif manaaa?” Aku yang nyawanya belum terkumpul penuh, hanya bisa geleng-geleng.

“Balik badan, Mbak. Siap-siap saya tarik, ya.” Aba-aba itu datang dari Mas Dodit. Pemandu kami yang keren banget dan menjadi satu-satunya orang yang tersisa di atas perahu karet. Asli, orang ini ngeselin dan tidak setia kawan. 😆 😛

“Bentar, Mas. Nyawaku urung balik iki.” Mas Dodit pun tertawa puas, sambil ngasih kode apa itu laah, kepada tim rescue. Jeram Tsunami bikin gila-gila sedaaaap!

Tak lama setelah aku berada di atas perahu bersama Afri dan Mas Abi, dua teman kami DIKEMBALIKAN ke asalnya. Hanif diselamatkan oleh tim rescue. Mas Halim, ternyata ada di depan perahu, namun tidak nampak, karena ternyata Mas Halim sedang mengatur napas di sana. 😀 Sementara si Go Pro milik Hanif, alhamdulillaah sudah diselamatkan terlebih dahulu oleh Mas Dodit.

“Go Pro, Mas. Go Pro punyaku.” Hanif sempat takut Go Pro kesayangannya hanyut. Sebelum menyelamatkan kami, ternyata Mas Dodit terlebih dahulu mengambil Go Pro yang nyantol di tali perahu bagian depan. Tuh kan, Mas Dodit JAHAT! Go Pro dulu, baru Manusia. 😆

rafting-di-banjarnegara
Andai Go Pro ini hanyut, ya…HAHAHA

Beberapa kali, aku memohon kepada Mas Dodit untuk tidak menceburkan tim kami dengan alasan karena aku belum lihai renang. Mas Abi pun mendukungku. Namun, Si Hanif kerap bertanya tentang game-game yang dapat dinikmati. Sesekali Mas Dodit menjawab “Nanti di sana.” Namun, tidak memberi perincian game-nya seperti apa. Mungkin, ini yang membuat Mas Dodit gemas.

“Kayaknya ini anak pada memang minta diceblungiin ke Sungai.” Begitu gumam Mas Dodit, mungkin.

Dari 19 blogger (karena minus Mbak Olipe), terpisah menjadi 5 perahu karet, hanya perahu kami yang mendapat kejutan Jeram Tsunami. LUAR BIASAAA LUAAAR BIASAA ASYIK TENAN! Rasanya…terharu bangeeet! Tidak bisa berenang, tapi diberi kesempatan untuk menjajal Jeram Tsunami. Wuwuwuw…Mas Dodit, makasih, ya. Dikau mancen hebat!

Omong-omong, permohonanku sengaja tidak dikabulkan oleh Mas Dodit lantaran timku HEBOH, menurutnya. Dari semangat dan kehebohan yang tercipta, layak diberi kejutan Jeram Tsunami.

Selalu selfie di depan Air Terjun Serayu…

Di sini aku merasa terharu (lagi). Betapa Mas Dodit begitu percaya kepada kami. Atas ini semua, ternyata Mas Dodit sudah mempersiapkan segalanya, sudah memikirkan risiko-risiko yang bakal terjadi, melakukan kontak dengan tim rescue untuk siaga.

Rafting mulai dari The Pikas sampai Surya Yudha Park, teriak sekuatnya, pacu adrenaline di jeram-jeram yang menantang, sudah include jamuan Mendoan, Sebutir Kelapa Muda (setibanya di finish), penjemputan dari SYP sampai The Pikas lagi, cukup membayar rP 205.000 per orang. Masih banyak paket yang bisa dijajal mulai dari jarak tempuh 7-26 km, dengan harga mulai Rp 150.000 – Rp 375.000 per orang.

Aku merekomendasikan Bannyu Woong Adventure sebagai pemandu rafting Sungai Serayu Banjarnegara. Pertimbangannya adalah sebagai berikut:

  1. Akses menuju base camp  Bannyu Woong yang berada di kompleks The Pikas sangat mudah.
  2. Pemandu Rafting dan rescue  sudah berpengalaman, handal, profesional, ramah dan lucu-lucuuuw.
  3. Harga terjangkau.
  4. Terdapat Penginapan The Pikas Resort, lengkap beserta Resto yang bernama Pikasto.

AAAAAAA…PINGIN RAFTING LAGI BARENG BLOGGERS DAN TERIAK-TERIAK LAGIIIII …..! KAPAN YOOOK!

Bannyu Woong Adventure

  • Alamat: Jl. Raya Madukara No. 1, Ds. Kutayasa, Kec. Madukara, Kec. Banjarnegara, Jawa Tengah 53482
    Provinsi: Jawa Tengah;
  • Jam buka: 08.00–17.00 WIB;
  • Telepon: (0286) 593000;
  • Reservasi: +628122662155 (Mas Fajar), +6281327143559 (Mas Firdaus), +6281585386575 (Mas Gundul);
  • Email: banyuwong@yahoo.com;
  • Website: http://banyuwong.com/;

Pengalaman Menginap di Cottage The PIKAS Resort

The Pikas menjadi titik kumpul bagi 20 Blogger yang mengikuti Blogger Trip bertajuk “Blogger Plesir Maring Banjarnegara.” Tema yang khas banget! Ngapak-ngapak kepenak. 😆

Sekadar informasi, tema yang diusung kali ini merupakan tagline dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Mereka yang memberi kesempatan kepada kami untuk explore wisata Banjarnegara.

Ayo Plesir Maring Banjarnegara, atau dalam bahasa Indonesia Ayo Berwisata ke Banjarnegara. Itulah tagline aslinya. Berhubung pesertanya adalah para Blogger, jadilah kami masuk frame. 😆

Membaca rundown yang dikirim oleh Dinbudpar Banjarnegara, pemilihan The Pikas Resort sebagai tempat penginapan adalah pilihan yang tepat. Kenapa? Karena, lokasi The Pikas Resort mudah dijangkau dari arah mana saja. Dekat dengan jalan raya propinsi, yang mana beberapa teman Blogger ada yang menggunakan transportasi umum. Mas Halim, Blogger dari Kota Solo, misalnya. Dia menggunakan Bus.

Selain itu, kegiatan pertama yaitu rafting di sungai serayu yang didampingi oleh Guide dan tim rescue Bannyuwoong, start from The Pikas. Jadi pagi harinya, peserta cukup kucek-kucek mata, sarapan, dilanjut memakai pelampung, helm, bawa dayung, pemanasan, kemudian masuk boat! 

Pilihan yang tepat, bukan?

penginapan-pikas-resort
Jembatan menuju Balai The Pikas

Sore itu, aku datang bersama Si Kecil, dan langsung menuju Pendopo atau Balai The Pikas untuk mencari informasi tentang keberadaan Teman-teman Blogger. Menjadi peserta dengan jarak tempuh terdekat dari The Pikas Resort, tapi terlambat. Luar biasa banget.

Tepat di depan Balai, lelaki yang mengenakan kaus oblong warna biru memberi informasi, bahwa Teman-teman sudah datang.

Teman-teman cowok yang berjumlah dua belas, menempati Cottage Lumbir 4 dan 5. Sementara, delapan Perempuan di Cottage Lumbir 2.

Nama masing-masing cottage tidak terlihat dari jalan masuk cottage, makanya aku minta tolong kepada salah satu karyawan The Pikas untuk mengantar sampai Lumbir 2. Manja banget, ya. Hahahaha

For your information, The Pikas Resort menawarkan 10 cottage yang masing-masing punya nama: Lumbir 1-5, Sabin Timur, Sabin Barat, Jawa Mini, Jabar dan Jatim. Cottage terluas yaitu Sabin Timur dan Barat dengan kapasitas 7 orang. Sedangkan yang paling kecil yaitu Jawa Mini yang dapat dihuni 2 orang.

Cottage Lumbir hampir semua berkapasitas enam orang, kecuali Lumbir 1 yang berkapasitas empat orang. Tempatku bermalam, yaitu Lumbir 2 yang biasanya berisi enam orang, malam itu dihuni tujuh orang, dan satu bayi. 😆 Betapa The Pikas Resort ramah dompet, ya. Cocok banget untuk menginap a la backpacker yang ngetripnya rombongan. 😛

Memasuki area Cottage, aku terpana dengan suguhan alam yang segarnya luar biasa. Hamparan sawah, pemandangan penuh hujau, dipadu dengan udara segar. Aku yang tinggal di desa melihat hamparan sawah saja sampai terpukau, ya. Ya maklum, sih. Ini pemandangan alamnya lain, Sist. Sawah, Pepohonan, Bunga, ada di antara Cottage. Kebayang sehatnya, kan?

Dua cottage yaitu Jawa Mini, dan Sabin, betul-betul berada di tengah sawah. Sementara kompleks Lumbir, begitu rindang dengan aneka pepohonan hijau. Kompleks ini cocok banget buat jogging pagi hari. Ya…meski bukan jogging track, tapi udara pagi sekitar Cottage sayang banget dibiarkan begitu saja. Minimal, keliling Cottage, sambil jeprat-jepret pemandangan sekitar yang begitu memikat.

Kira-kira jam 23.00 WIB, hujan turun dengan derasnya, dan aku masih terjaga. Jadi teringat beberapa jam lalu sebelum hujan, kami makan jagung bakar yang telah disediakan oleh panitia. Andai bisa menggigit jagung dikala hujan, tambah hangat, dan nikmat. 😀

penginapan-di-banjarnegara2
Kawasan Lumbir yang memikat…

Etapi, saat jagung mulai dibakar, dan ada suguhan supermoon kira-kira jam 20.00 WIB, suasana di Balai The Pikas juga tidak kalah hangat. Terlebih alunan musik, dan suara Bapak Dwi, Kepala Dinbudpar, yang serak-serak sedap terus menemani para Blogger yang tengah asyik berpesta jagung bakar.

Di luar, hujan boleh turun dengan derasnya. Tapi, bagi kami yang ada di dalam Lumbir, tidur berjejer di atas matras, merasa makin hangat. Selimut cukup tebal, suara katak saling bersahutan, aliran kali serayu makin terdengar jelas. Syahdu. Tidur di samping si kecil, memeluknya erat, menambah hangat suasana malam itu.

Awalnya, aku sempat kaget dengan hujan yang tiba-tiba turun karena sebelumnya kami telah menikmati supermoon. Selain itu, aku cukup was-was, andai Lumbir 2 sampai bocor. 😀 Kebayang, dong, ada Si Kecil di sampingku. Kasihan.

 

A photo posted by Sii Olipe (@olipe_oile) on

 

Perasaan was was itu wajar, melihat desain cottage yang unik, dengan bentuk rumah panggung. Dinding dan lantai semua berbahan kayu. Dinding kanan kiri didesain miring, kira-kira 30 derajat. Sementara, bagian atap cottage itu plong. Pemandangan ke atas langsung tertuju pada genting, beserta kayu-kayu. The Pikas Resort, desain penginapan khas pedesaan.

Pihak The Pikas Resort pasti sudah melakukan pengecekan sebelumnya. Itu pasti. Mereka akan memberi pelayanan terbaik untuk para Tetamu. Termasuk adanya lotion anti nyamuk.

Kelihatannya memang sepele, tapi mereka sadar bahwa cottage berada di sekitar Kolam, Kali Serayu, Sawah, dan Perkebunan. Makanya, mereka menyediakan lotion anti nyamuk buat persediaan. Beruntung banget yang mereka sediakan adalah lotion, bukan obat nyamuk semprot atau listrik. Jadi, Si Kecil aman karena lotion lebih ramah.

Alamat The Pikas Resort
Yang segar gini menambah semangat!

Sampai pada fasilitas penting sebuah penginapan, Cottage di The Pikas Resort menyediakan dua macam kamar mandi, yaitu kamar mandi utama dan kamar mandi bersama.

Adanya fasilitas rekreasi seperti Outbound, Rafting, The Pikas Resort seperti sengaja menyediakan kamar mandi bersama di dalam Cottage. Memang, tidak jauh dari Balai The Pikas terdapat empat toilet mandi umum, namun kamar mandi bersama dengan sekat gorden yang ada di dalam Cottage memberi kenyamanan tersendiri bagi Tetamu yang punya rencana menginap, sekaligus rafting di The Pikas. Tidak perlu antre untuk masalah mandi.

penginapan-resort-banjarnegara
Kamar mandi bersama. . .

Kamar mandi utama yang disediakan oleh The Pikas Resort cukup sederhana. Satu closet, dan satu set peralatan mandi. Perlengkapan mandi seperti: sabun, shampo, sikat gigit, pasta gigi, handuk, dll dll, belum disediakan. Ada baiknya, dimanapun akan menginap, bawalah perlengkapan mandi. Tidak ada salahnya lebih siap, kan. Okay? 😉

Omong-omong, air di The Pikas Resort hanya ada air dingin. Air hangat belum disediakan. Tapi, mengingat Banjarnegara tidak selalu dingin, air hangat tidak begitu dibutuhkan. Apalagi lokasi The Pikas Resort tidak begitu jauh dari kota. Kerap panas di sini. Semisal membutuhkan air hangat, Tetamu bisa langsung ke Pikasto. Resto milik The Pikas yang berada di sebelah kanan Balai.

penginapan-pikas-resort-2
Kamar mandi dalam, nih. . .

Ya, The Pikas mempunyai resto yang bernama Pikasto. Tetamu yang menginap di The Pikas Resort dapat memanfaatkan resto ini. Jika menginap di sini, menikmati masakan khas Desa di pagi hari sudah termasuk fasilitas. Menu masakan di Pikasto berragam. Nasi Bakar menjadi menu andalan di sini. Tetamu boleh memesan nasi bakar jika mau, dan mungkin berbayar. Karena, menu masakan include yang disediakan biasanya menu ayam rica-rica, atau nasi goreng.

Seperti sarapan, dan makan malam yang telah kami nikmati. Menu makanannya memang biasa, standard. Yang menjadi beda, dan spesial yaitu suasana. Sarapan nasi goreng di tepi kali serayu dengan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Atau, sarapan bisa dibawa ke Cottage, duduk di kursi yang disediakan di teras depan Cottage. Suasana serta pemandangan di depan Cottage juga tidak kalah asyik.

penginapan-pikas-resort-banjarnegara
Mbak Olip makannya sedumil banget. . .

Oiya, Wi-Fi di penginapan ini belum sampai Cottage. Provider internet yang paling bagus dipakai di sini yaitu Indosat dan Telkomsel. Tidak ada salahnya siap siaga membawa modem, atau mengisi paket data selular jika ada dateline pekerjaan.

Fasilitas penunjang lainnya yaitu ada tempat parkir yang luas di dekat pintu masuk The Pikas, mushala, kamar mandi, paket outbound, dan paket rafting.

Untuk mencapai The Pikas Resort, dari lampu merah pertigaan Desa Singamerta, Kecamatan Sigaluh, ambil arah kiri, ikuti jalan raya. The Pikas Resort ada di sebelah kiri jalan setelah jembatan yang melintasi sungai serayu.

Alternatif lain, jika menggunakan transportasi umum, dari pertigaan Singamerta, pilih angkutan umum warna biru dengan abjad “B” jurusan Madukara, atau Minibus jurusan Pagentan. Naik angkutan umum sampai depan The Pikas cukup bayar Rp 2.000.

Bagi yang suka olahraga, bisa jalan kaki. Jarak tempuh dari pertigaan Singamerta kurang lebih 700 meter. Cukup dekat, bukan?

the-pikas-resort-banjarnegara
Angetnya bobok di Cottage ini…

Ayo plesir maring Banjarnegara, dan pilih The Pikas Resort menjadi bagian dari perjalanan wisata ke Banjarnegara. Penginapan dengan konsep alam, nuansa khas pedesaan, akan membuat betah berlama-lama di sini. Asli. ^-*

The Pikas Resort Banjarnegara

  • Alamat: Jl. Raya Madukara, Desa Kutayasa, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara.
  • Rate: Rp 400.000-Rp 750.000,-
  • Extra bed: Rp 100.000
  • Include: Air Mineral, Kamar Mandi Dalam, Kasur Busa, Selimut dan Makan Pagi.
  • Reservasi: (0286)593000|081585386575