Ini Aktivitasku Saat Libur Natal

Melihat tanggal merah yang berjejer, kaki ini rasanya harus melangkah lebih jauh dari hari biasanya. Mencari teman buat piknik bareng! Itu yang terlintas dalam pikiranku. Merencanakan piknik dengan siapapun, orang yang aku kenal, dan biasanya adalah teman Blogger. 😀

Ya, piknik menjadi pilihanku saat long weekend tiba. Tapi…itu hanya terjadi pada zama dahulu kala. Saat aku masih unyu-unyu single. Berhubung sekarang sedang double dengan usia kandungan makin berumur, aku sudah ngga berani bepergian jauh, dong. Lalu, punya rencana apa? Tukar kado natalkah? 😉 Ngga! Ini, nih, aktivitasku saat libur hari raya natal.

Liburan dalam rangka memperingati Maulud Nabi SAW dan Hari Raya Natal tahun 2015, bertepatan pula dengan libur anak sekolah, memberi peluang kepada dua ponakanku; Abang Nugie dan Kakak Ibrahim, untuk menginap di rumah. Mereka tahu kalau aku libur kerja sampai akhir pekan. Bahagianya, tuh, libur yang jatuh pada hari Jum’at. Secara, hari efektif kerjaku hanya lima hari kerja.

Kamis, 24 Desember, menjelang siang ponakans diantar oleh Ayahnya. Rencana menginap hanya satu hari, tapi bekal yang dibawakan oleh Mamahnya waaar biyasah. Takarannya seperti mau menginap tiga hari. 😀 Sedari siang sampai malam, mereka asyik bermain di rumah. Mendirikan tenda, bermain lego, dan aktivitas lainnya yang membuat rumah jauh dari kata sepi. Ya, hari itu, mereka full bermain di rumah.

Pagi harinya, aku bersama suami, dede dan juga ponakans jalan-jalan ke kota. Ini sudah direncanakan dari semalam. Ponakans minta bubur ayam yang dijual di alun-alun kidul dekat dengan perempatan lampu merah. Mereka memintanya sesaat setelah malamnya makan mie kuah. 😀 “Ya ampun…baru selesai makan, eh udah punya rencana untuk makan lagi.” Batinku sambil senyum-senyum bahagia. Roso banget makannya.

1 LIBUR NATAL
NgeBuryam. . .

“Budey, nanti habis ini kita ke pasar, ya. Aku pingin beli roti pukis sama ikan ayam kampung. Nanti buat sup ayam, ya.” Pinta Kakak kepadaku yang katanya udah seminggu ngga makan sup ayam kesukaannya. Padahal, belum lama ini, Mamahnya nganter sup ayam ke rumah. Katanya, sih, masaknya terlalu banyak. :mrgreen: Sehari ngga makan sup ayam, serasa seminggu kalik, ya.

Usai makan bubur ayam yang kata Abang cucok bangeeed, kami melanjutkan perjalanan ke pasar. Sudah hampir jam 08.00 WIB, tapi yang jualan ayam kampung tak kunjung tiba. “Mamah beli ayam kampungnya ngga di sini, Budey. Ini pasarnya aneh. Ngga kayak pasar yang biasa Mamah datengin.” Suamiku dan Abang ketawa tengil saat Kakak Ibrahim mulai berceloteh.

“Hmmm…yaiyalah. Mamah kan kalau belanja ke pasar Bukateja, sedangkan ini pasar Banjarnegara!” Abangnya menjawab ketus, sementara Kakak nampak bingung melihat sekitar pasar. Terlebih saat kami membeli beberapa bungkus roti pukis. Dia ngga mau mengambilnya. Bete banget, deh, wajahnya. 😀

Tak lama setelah membeli roti pukis, kami kembali ke lapak ayam kampung. Alhamdulillaah penjual sudah datang. Surprise banget saat Kakak meminta untuk membeli dua ekor ayam. Satu ekor untuk sup dan satunya lagi untuk pendamping nasi kuning. 😆 Ya, selain sup, dia juga minta dibuatkan nasi kuning, tumpeng, lengkap dengan ingkung. Katanya, pingin makan nasi kuning di dalam tenda yang sudah mereka buat tadi malam di dalam rumah. *emejing beud*

Karena sudah siang, kami pun kembali pulang ke rumah untuk masak bersama. Ponakans telihat bahagia membantuku masak. Sambil ngecemal-ngecemil jajan, dan cerita-cerita tentang teman sekolahnya. ^-*

Baca juga Asyiknya naik Ontang-anting Menuju Kawah Putih