Melunasi Heaven Of Asia, Batang

Melunasi Heaven Of Asia, Batang – “Batang berani betul menciptakan tagline Heaven Of Asia ya, Mas.” Ucapku kepada Mas Erwin, teman lawas yang juga peserta fam trip Batang asal Wonosobo saat kami mulai eksplorasi Sikembang Park yang merupakan destinasi wisata pertama untuk dikunjungi.

Ucapanku ini bukan bentuk dari nyinyir, bukan. Dari awal tahu tagline tersebut, aku penasaran banget dengan pariwisata yang ada di Batang. Apalagi tiga destinasi wisata yang menjadi kunjungan fam trip merupakan wisata unggulan Batang. Artinya, paling tidak aku bisa melihat heaven of asia, dong.

Tagline Heaven Of Asia seringkali diucapkan oleh Pak Wabup Batang, Pak Dinparpora, dan juga teman-teman GenPI Batang selama kegiatan fam trip berlangsung. Tidak hanya diucapkan, tagline tersebut  pun menjadi hastag yang harus disematkan pada tiap foto dan video yang diunggah melalui media sosial.

Tagline dalam bidang pariwisata atau bidang lainnya bisa dibilang doa, sebuah keinginan,  dan cita-cita. Sebelum membuatnya pun pasti sudah digodok sampai matang dengan bumbu sedap. Tidak asal-asalan, apalagi hanya untuk sekadar mencari sensasi. Ya, ada suatu bentuk tanggung jawab untuk hal ini.

Jujur, saat aku tiba di Batang, lalu mengunjungi 3 destinasi unggulannya yaitu Sikembang Park, Forest Kopi, dan Kebun Teh Pagilaran, aku merasa destinasi wisatanya masih standard karena aku belum mendapati “surga” yang telah melekat dalam sebuah tajuk Visit Batang Year 2022.

Eits…wait! Saking penasarannya dengan program pariwisata Kabupaten Batang yang sudah mulai diumbulkan sejak dua tahun yang lalu, pada akhirnya aku dapat melunasi Heaven Of Asia! Namun terlebih dahulu, aku akan berceloteh. Hahaha.

Masuk ke dalam Whats App Group Fam Trip yang diselenggarakan oleh teman-teman GenPI Batang membuatku terus update berita terkait rundown kegiatan tersebut. Demi apa cobaaaa? Demi tidak ingin ketinggalan informasi sedikitpun. Padahal, tuh, aku tidak ikut Fam Trip, lho. Hanya saja, aku merasa harus tanggungjawab karena ada dua member GenPI Banjarnegara yang mengikuti kegiatan tersebut. Baiq banged, ya. 😆

Akhirnya aku mendadak dolan Batang.

Keputusan final karena pada tanggal yang sama yaitu 31 Agustus-1 September 2019, aku sudah membuat janji dengan keluarga untuk suatu acara. Namun, karena agenda bersama keluarga ada pergeseran, hati ini pun ikut geser! 😛 Langsung saja berandai-andai, jika ada yang aku tebengin, aku bakal ke Batang! 😉 Tidak ingin terjebak dalam hastag #WeekendNganggur, aku mencoba merancang kegiatan apa yang menarik untuk quality time bersama Kecemut.

Dua hari menuju akhir pekan, Rois tiba-tiba mengirim pesan melalui whats app yang intinya mengajak aku ikut Fam Trip Batang. Okedeh kalau begitu, akhirnya hastag pun berganti menjadi #MendadakDolanBatang.

Perjalanan dari Banjarnegara menuju Batang kami tempuh kurang lebih 2 jam dengan mengendarai sepeda motor. Kami mengambil rute Batur-Dieng-Batang yang ternyata tidak jauh-jauh banget. Waktu tempuh sama saja dengan perjalan ke Baturraden, Banyumas. Hanya saja setelah masuk Batang, jalan dari cor beton di beberapa titik sudah rusak. Agak was-was karena menggunakan motor matic. Apalagi saat direm seakan tidak mempan. Hahaha.

Dan aku telat gabung! Sedih, tapi masih bisa tenang.

Seluruh peserta fam trip harusnya bertemu di Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang yang sudah ditetapkan menjadi meeting point. Karena datang terlambat, aku langsung menuju lokasi destinasi wisata pertama yang dikunjungi sesuai rundown yaitu Sikembang Park. Dan tepat sekali, ternyata Sikembang Park ini lebih dekat dengan Banjarnegara. Sementara dari Kota Batang atau Disparpora Kabupaten Batang kurang lebih 45 menit. Lumayan jauh, kan.

OLEH-OLEH BATANG

Karena aku datang terlambat, sudah pasti tertinggal banyak kebersamaan bersama teman-teman, dong. Hasilnya, keakrabannya pun kurang. 😆 Nasib anak yang datang terlambat, ya. Sampai-sampai tidak mendapat teman tidur di tenda. Kasian. Hahaha…ini sok iba, padahal sudah ditawari panitia untuk bergabung dengan teman-teman lain yang satu tenda baru isi 2 orang. Tapi tetap ada hikmahnya tidur sendiri, sih, lebih lepas dan mandiri. Ehhh…songong amat. Hahaha.

Ini dia 3 Destinasi unggulan Batang.

Seperti yang aku tulis di awal bahwa, destinasi Wisata yang dikunjungi oleh para peserta fam trip adalah destinasi wisata unggulan Kabupaten Batang. Aku ulang lagi ya, ada Sikembang Park, Forest Kopi, dan Kebun Teh Pagilaran. Tiga destinasi wisata tersebut semakin dikenal banyak wisatawan karena sempat ramai di Media Sosial. Tidak hanya masyarakat lokal, banyak wisatawan dari berbagai daerah yang menyengajakan datang ke Batang hanya untuk ngopi-ngopi di Forest Kopi. Merasakan sensasi ngopi di ketinggian dan berkabut.

Kecuali Perkebunan Teh Pagilaran, dua destinasi wisata yang kami kunjungi bisa dibilang wisata baru. Satu baru bukan tahun ini, satunya lagi buka tahun 2016 (kalau tidak salah ingat). Masih rintisan namun ramainya luar biasa. Pun dengan Kebun Teh Pagilaran, ramai banget. Mulai dari sini, aku mulai mencari tahu tentang heaven of asia. Aku merasa harus mencari tahu saat itu juga, tepatnya saat sedang makan siang di Pagilaran. Lagi-lagi ini penting banget supaya saat pulang dari Batang nanti tidak ada lagi rasa penasaran. 😛

MOBIL DALMAS

Melunasi Heaven Of Asia!

Visit Batang Year 2022 dengan tagline Heaven Of Asia telah dilaunching oleh Bupati Batang pada tahun 2017. Artinya, sudah dua tahun berlalu dan masih ada sisa tiga tahun lagi untuk mewujudkan tagline tersebut.

Kabupaten Batang menjadi surganya Asia adalah salah satu bentuk spirit, sebuah pengharapan yang ditawarkan kepada wisatawan, melalui pembuktian program-program wisata yang dapat menarik pengunjung. Informasi ini saya baca di website resmi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Batang.

Tiga destinasi wisata alam yang telah aku kunjungi bisa dibilang gerbangnya wisata Kabupaten Batang. Pantas saja kalau aku belum bisa menikmati surga di sana.

FYI, Kabupaten Batang miliki kombinasi daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan sehingga potensinya sangat besar untuk di kembangkan menjadi agroindustri, agrowisata dan agrobisnis. Sebut saja wisata Sikuping atau Paralayang yang berlokasi di Kecamatan Banyuputih. River Tubing di Kali Lampir Kecamatan Tersono. Belum lagi wisata pantainya yang masing-masing memiliki keindahan dan suguhan yang berbeda. Uniknya, nih, hampir di tiap Kecamatan di Batang mempunyai Wisata Curug atau Air Terjun. Dengan banyaknya destinasi wisata, tidak menutup kemungkinan untuk memudahkan wisatawan nantinya dibuatkan paket wisata terusan dengan harga terjangkau, paket wisata a la backpacker, atau paket honeymoon murah.

SIKEMBANG PARK

Sebuah fakta yang menjadi potensi kuat Kabupaten Batang yaitu adanya PLTU terbesar se-Asia Tenggara, pelabuhan tingkat nasional, pabrik cokelat terbesar di Indonesia yang sedang dibangun di Tulis, dan Kampung Inggris di Wonotunggal. Gilaaaa, ya, banyak banget potensi Kabupaten Batang. Pantas saja doanya melambung tinggi. Belum lagi potensi Kuliner dan Ekonomi Kreatifnya, pasti lebih beragam.

Wabup Batang saat membuka kegiatan Fam Trip juga yakin, sektor pariwisata akan turut serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), menjadi pusat perekonomian baru, dan penyerapan tenaga kerja. Ini lah salah satu yang membuat Batang yakin dengan tagline Heaven Of Asia.

Jadi, Kapan kalian ke Batang? Ayo Dolan Batang!

Aku bangga dengan Batang. Kabupaten di Jawa Tengah, kabupaten yang tidak jauh dari tempat tinggalku, kabupaten yang terlihat “tenang-tenang” saja, tapi ternyata banyak potensi pariwisatanya. Aku juga salut dengan sinergi antara pemerintah setempat, para pemuda, stakeholder, dan masyarakat, untuk mewujudkan #HeavenOfAsia. Dan yang paling mengesankan ketika berkunjung ke sana yaitu tentang keramahan dari teman-teman GenPI, Pak Wabup, serta Pak Kadin Parpora. Mereka semua ramah, mereka tidak canggung menyapa kami, mereka mudah akrab. 😉

GENPI JATENG

Nah, karena aku sudah berkunjung ke Kabupaten Batang dan telah mendapat banyak informasi mengenai Heaven Of Asia, aku akan turut menyukseskan #VisitBatangYear2022. Sukses untuk Batang. Spesial untuk teman-teman GenPI Batang, terus semangat mempromosikan pariwisata Batang.

notes: seluruh informasi tentang heaven of asia didapat dari website resmi pemda Kab. Batang.

Rekomendasi Obyek Wisata di Batang yang Lagi Hits

Rekomendasi Obyek Wisata di Batang – Tren pariwisata “zaman now” terus dimanfaatkan oleh para pelaku wisata di Indonesia karena dapat mendongkrak angka kunjungan wisatawan. Salah satunya yaitu para pelaku wisata di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Batang mengangkat tren Natural Tourism atau Wisata Alam yang dikonsep secara menarik sesuai kebutuhan wisatawan khususnya generasi milenial.

Kenapa memilih wisata alam?

Kabupaten Batang menyimpan banyak potensi wisata alam. Mulai dari deretan perbukitannya yang indah, air terjun yang menyegarkan, pantai-pantai yang menawan, hingga hutan pinus yang telah disulap menjadi destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Bisa dibilang hampir 90% destinasi wisata di Batang adalah berbasis alam.

Aku mengatakan layak untuk dikunjungi atau merekomendasikan beberapa destinasi wisata di Batang karena sebelumnya aku sudah mengunjunginya saat kegiatan Fam Trip bersama teman-teman GenPI se Jawa Tengah selama dua hari satu malam. Waktu yang tidak lama memang, tapi setidaknya aku tahu kalau Batang memiliki destinasi wisata ramah anak dan keluarga namun bertempat di alam! Pingin tahu apa nama destinasinya? Baca artikel ini sampai tuntas, ya. 😉

Wisata Alam Sikembang Park

Nah, ini yang aku katakan destinasi wisata ramah anak, keluarga, dan juga kawula muda. Sikembang Park merupakan wisata alam yang berdiri pada bulan November 2016, di atas lahan hutan pinus milik perhutani. Rute menuju Sikembang Park cukup mudah. Dari Banjarnegara, kalian bisa memilih jalur Batur-Batang yang mana jalannya sudah lumayan baik, hanya di beberapa titik saja yang rusak karena cor beton mulai rapuh. Ya, sebagian besar jalan menuju Batang ini bukan aspal, melainkan cor beton. Waktu tempuh dari Banjarnegara bagian kota sampai Sikembang Park yaitu kisaran 2 jam.

Kemudian, jika dari tengah kota Batang yaitu melalui Jl. Pemuda dengan jarak tempuh kira-kira 30 KM dengan estimasi waktu 60 menit. Begitu juga dari jalur pantura, hampir sama yaitu 60 menit. Nyalakan google maps, lalu cari titik  tujuan Sikembang Park jika kalian masih ragu atau tidak paham jalan, ya.

Wisata Alam yang berlokasi di Dukuh Kebaturan, Desa Kembanglangit, Blado, buka mulai pukul 08.00 WIB-17.30 WIB dengan harga tiket masuk senilai Rp 3.000 per orang. Nah, berikut 4 hal yang dapat kalian eksplor di Sikembang Park.

1. Area Outbound Anak

Bravo Kids Warrior, namanya. Untuk dapat masuk area ini, pengunjung harus membayar tiket masuk senilai Rp 35.000 per anak. Terdapat dua area di dalam kawasan ini yaitu area yang digunakan untuk outbound dan area yang digunakan untuk bermain.

Sikembang Park menyediakan lahan outbound bertema fun and educative. Terlihat beberapa wahana yang dicat warna-warni ini tidak sekadar wahana outbound biasa yang mungkin hanya membuat anak-anak capek, namun dapat melatih mereka untuk belajar keseimbangan dengan melompati bebatuan menuju lorong. Atau, melatih keberanian dan juga mengambil keputusan saat mereka melewati lorong-lorong taman labirin. Tidak hanya itu, pengelola juga menyediakan peraga edukatif di mana anak-anak harus berjalan di atas tambang yang terbentang diantara besi-besi. Sayang sekali tidak semua alat peraga diberi nama, jadi untuk menyebutkannya susah karena minimnya pengetahuan. 😛

2. Area Bermain Anak

Mungkin di awal ada yang berpendapat jika harga tiket masuk kawasan ini terbilang mahal. Yaa….coba saja jika punya tiga anak, habis seratus ribu lebih hanya untuk HTM saja. Namun jika sudah masuk lokasi dan tahu fasilitasnya, pendapat tersebut akan terpatahkan. Yakali, di Mall mandi bola saja Rp 10.000 per anak. Kemudian, terapi ikan paling tidak Rp 10.000 per orang. Lalu ada kolam renang yang pasti di atas Rp 10.000. Lha di sini, tiga puluh lima ribu udah dapat banyak wahana. Subhanallah, ya. Coba di mana lagi bisa mandi bola di tengah hutan, ih! 😆

Sebenarnya wahana permainan anak di alam terbuka seperti ini bisa dibanderol dengan harga yang lebih mahal, lho.  Apalagi ada flying fox. Tapi karena dibuat oleh warga setempat, pasti mereka tidak mengutamakan provit semata. Namun lebih pada keberlanjutan destinasi wisata dan juga kesejahteraan warga sekitar. Biasanya, sih, gituuuu. Pingine kecipratan kabeh!

3. Spot Swa Foto di Tengah Pohon Pinus

Ini nih, destinasi wisata alam yang kekinian, tuh, paling banyak diserbu oleh kaum milenial. Maklum, mereka masih butuh yang namanya pengakuan. Tidak hanya generasi milenial, mamak-mamak yang aktif di sosial media juga pasti demen banget foto-foto cantik di kawasan hutan pinus seperti ini. Terlebih spot selfie di tempat ini, tuh, lebih banyak yang natural ketimbang noraknya.

Payung-payung yang buka penuh, kemudian dicantelin di antara pohon pinus. Spot selfie ini sering banget dijumpai di destinasi wisata pinus-an. Susah rasanya jika menjadi ikon suatu destinasi wisata kecuali desain payungnya lebih unik. Tapi, kalian akan tetap cantik jika foto-foto di sini. 😉 Atau, geser ke bagian bawah di area Kids Warrior, ada semacam gazebo yang didepannya adalah taman bunga. Gazebo dengan atap melengkung ini sangat unik, instagramable banget! Kalian wajib foto di sini, deh. Sepertinya gazebo model seperti ini baru ada di Batang. 😆

Btw, Sikembang Park ini termasuk juara banget soal spot selfie karena spot-nya tidak hanya di dalam kawasan saja, tapi sampai dengan tempat parkir. Dan itu hampir 80% spot selfienya tidak alay. 😛

4. Camping Ground dan Kedai Pinus Kopi 

Ini asyik! Camping masa kini, tidur di tenda tapi ada fasilitas khusus yaitu kedai kopi di sekitar lokasi. Berasa ada di kawasan glamp camp. Hahaha Aku punya pengalaman camping di Sikembang Park selama satu malam. Aku menikmati tidur malam satu tenda sendiri dan itu ternyata bebas banget, tenang banget, bisa bobok pules banget. Ya, satu tenda yang biasanya diisi sampai 3 orang, kali ini diisi hanya 1 orang. Nikmat! Untuk dapat camping di sini, kalian harus reservasi dulu. Bisa datang langsung atau melalui direct message akun @sikembangpark. Harga untuk camping mulai dari Rp 50.000 per malam, menyesuaikan include fasilitasnya.

Bagaimana dengan kedai kopinya? Kedainya nyaman banget, bisa duduk-duduk di dalam atau di luar. Kapasitas kedai yang di dalam bisa sampai 20 orang. Sementara untuk harga kopi dan snack di @pinuskopisikembang lumayan terjangkau. Mulai dari Rp 10.000 per gelas.

Selain wahana di atas, Sikembang Park juga menawarkan wisata petualangan yaitu offroad. Terdapat dua paket offroad. Pertama yaitu jelajah Sikembang Park dengan jarak tempuh paling 5 KM dengan membayar Rp 50.000 per orang.  Kemudian, kedua yaitu jelajah Blado dengan jarak tempuh hampir 30 KM dengan biaya Rp 300.000 per orang. Untuk paket Blado ini start pagi dan bisa sampai malam. Fasilitas umum seperti MCK atau kamar mandi, mushola, tempat parkir yang luas, ini dimiliki oleh Sikembang Park.

Jika ke Batang, kalian musti mampir ke Sikembang Park, ya! Lokasinya tepat di pinggir jalan raya dengan jam operasional dari pukul 08.00WIB-17.30 WIB.

Forest Kopi dan Kedai Dahar Bumbu Kampung

Setelah berswa foto berlatar belakang tempat-tempat instagramable di Sikembang Park, kali ini gemerlap lampu di tengah hutan seluas e hektar menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Yaitu Forest Kopi yang berlokasi di Kembanglangit, Blado, Batang.

Aku punya pengalaman berkunjung ke Forest Kopi dan ngobrol bareng ownernya yang ternyata masih muda. Bisa dibilang pengusaha muda yang sudah berpengalaman dalam dunia bisnis dan sukses. Aku ceritain mau, yaaaaaaaaaa…!

Lebih dekat dengan Pemilik Forest Kopi

Mbak Intan dan Mas Nanang, namanya. Sepasang suami isteri ini memulai membangun Forest Kopi pada 11 April 2019. Bisa dibilang usaha ini masih rintisan. Awal berdiri, kedai ini hanya berisi 6 meja saja, hingga kini sudah ada lebih dari 50 meja dan masih terus membangun sampai lantai 6. Lantai di sini bukan seperti lantai pada hotel, ya. Karena lokasinya tidak datar, terus ke atas, maka disebutlah lantai.

Dalam sesi tanya jawab, aku bertanya perihal alasan memilih usaha warung kopi. Aku pingin tahu saja karena setahu aku di Batang ini justeru lebih banyak produksi Teh ketimbang Kopi. Dan jawaban Mas Nanang cukup simpel, yaitu sekadar mengikuti tren, memanfaatkan apa yang sedang hits saat ini. Meski demikian, Mas Nanang tetap mengangkat teh lokal untuk para pengunjung.

Satu pernyataan dari Mbak Intan yang membuatku salut, yaitu tiap ada menu baru atau untuk sekadar update di akun instagram @forest_kopiowner menyewa fotografer untuk membuat konten. Jadi, akun tersebut hanya berisi menu-menu yang ada di Forest Kopi, bukan akun repost dari pengunjung, dan feednya rapih banget! 😆 *pengabdi feed

Sensasi Ngopi dan Kulineran di Forest Kopi

Mengusung konsep alam dan tradisional, Forest Kopi memberi pengalaman ngopi yang berbeda untuk para pengunjung. Berada di ketinggian kurang lebih 1.000 meter di bawah permukaan air laut dengan suhu mencapai 15 derajat, akan ada rindu setelah nongkrong di sini. Belum lagi ditambah suasana akrab tanpa gadget, makin rindu.

Ya, dua kali Forest Kopi berusaha untuk mengadakan WiFi, namun gagal. Bukan putus asa, namun lebih pada menciptakan pengalaman unik, owner akhirnya memutuskan untuk tidak mengadakan jaringan WiFi sebagai fasilitas umum dengan harapan para pengunjung lebih intens mengobrol atau ramah tamah bersama keluarga dan juga teman.

Di sini kalian dapat memesan kopi lokal yang didapat dari Desa Kembang Langit dan juga Desa Pacet. Kebutuhan kopi rata-rata 50 kg per bulan. Harga kopi mulai dari Rp 13 ribu-Rp 18 ribu. Sementara untuk kuliner tradisional dengan bumbu kampung, seperti sayur lodeh, ikan asin, telur dadar, kluban, dibanderol dengan harga rata-rata Rp 20 ribu.

Berdiri di atas lahan milik PT. Perhutani, kalian bakal betah berlama-lama nongkrong di sini. Terlebih ada hiburan musik keroncong di panggung, menambah suasana romantis pastinya. 🙂

Kebun Teh Pagilaran

Setelah seharian dimanjakan dengan pemandangan Hutan Pinus yang bikin latah pingin swa foto terus menerus dan kedai kopi kekinian, kali ini ada hamparan pohon teh di Dusun Pagilaran, Desa Keteleng, Blado, Batang. Ternyata masih satu kecamatan dengan dua destinasi wisata sebelumnya, tapi perjalanannya luar biasa. Mungkin hampir 20 menit dari Sikembang Park menuju Kebun Teh Pagilaran.
PT. Pagilaran sebagai private company bergerak dalam bidang perdagangan, menjual produk andalannya yaitu Teh Hitam Ortodox, Teh Hijau serta Kakao yang telah tersertifikasi baik lokal maupun internasional. Hampir mirip dengan jenis kopi. Jika kopi memiliki jenis arabika dan robusta, teh juga memiliki varian yang berbeda, yaitu Camellia Sinesis dan Assamica. Tentu keduanya memiliki karakteristik dan rasa yang berbeda. Teh hitam biasanya dibuat dengan dengan metode orthodox (masih berbentuk daun) dan CTC (crush, tear dan curl) Kemudian di oksidasi, drying, grading dan packing. Pengolahan teh hitam CTC adalah metode pengolahan yang memerlukan tingkat layu sangat ringan dengan sifat penggulungan keras, sedangkan cara pengolahan orthodox memerlukan tingkat layu yang berat dengan sifat penggulungan yang lebih ringan. Source: website PT. Pagilaran.

Factory tour Kebun TehPT. Pagilaran

Mas Andy, namanya. Dia adalah guide yang biasanya menemani perjalanan wisata berkeliling Kebun Teh. Aku punya pengalaman yang cukup menarik saat factory tour ke PT. Pagilaran.

Sebelumnya, aku pernah mengikuti factory tour di Kebun Teh Tambi, Wonosobo. Rasanya banyak sekali perbedaan antara Teh Tambi dan Teh Pagilaran ini. Hal ini sempat aku konfrimasi kepada Mas Erwin, peserta fam trip yang berasal di Wonosobo, ternyata memang jenis tehnya berbeda. Yasudahlah, fix. Soalnya dari wujudnya saja sudah terlihat beda. Aku makin yakin ketika Mas Andy menyampaikan bahwa teh Pagilaran termasuk jenis teh hitam. Makin fix, dong.

Sama seperti halnya aku, jika kalian datang ke sini pasti akan di ajak jalan keliling pabrik dan juga kebun teh. Saat keliling pabrik, kalian akan dikenalkan dengan nama-nama ruangan, nama-nama mesin yang usianya sudah tidak muda lagi, kemudian penjelasan tentang proses produksi teh mulai dari oksidasi sampai dengan grading, hingga akhirnya dikemas. Ada baiknya, jangan berkunjung pada hari minggu karena proses produksi libur. Dan kalau bisa, waktu berkunjunganya, tuh, saat pagi atau menjelang sore hari supaya tetap nyaman karena jika siang hari, tuh, matahari pas banget di atas kepala. HOT!

Oiya, untuk masuk dan tour kebun teh ini, kalian cukup membayar Rp 25.000 per orang dengan minimal peserta 10 orang.

Keliling Kompleks Perkebunan Teh Pagilaran

Usai keliling pabrik, kami mampir ke sebuah rumah tua yang katanya tahun depan akan digunakan untuk syuting film apa, gitu. Rumah ini adalah rumah dinas milik direktur PT. Pagilaran yang juga dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ya, setelah sempat dimiliki oleh Jepang dan Inggris pada tahun 1920, akhirnya kepemilikan PT. Pagilaran di serahkan kepada UGM untuk bahan belajar dan penelitian para mahasiswanya. Kami tidak lama di kompleks bangunan tua itu, hanya sekadar ingin tahu saja. Kemudian lanjut berkeliling kebun teh.

Factory tour ke PT. Pagilaran tidak hanya menikmati wisata alamnya saja, namun kalian dapat menikmati wahana lain seperti flying fox, bebek air, panggung hiburan, dan wahana lainnya yang ada di kompleks wisata Pagilaran. Kalian juga dapat membeli oleh-oleh khas Pagilaran yang berada di halaman parkir.

KEBUN TEH PAGILARAN

Jadi, kapan kalian ke Batang? Jangan lupa kunjungi 3 destinasi wisata di atas, ya! #VisitBatangYear2022 #HeavenofAsia. 😉

Baca lagi Pengalaman Piknik ke Kota Solo.