Desclaimer: ini bukan review, hanya pemanasan saja karena aku ke sana cuma jalan-jalan dan duduk-duduk manis. 😛 😛
Ketika di kota lain memilih puncak atau dataran tinggi untuk lokasi sebuah Villa, lain halnya dengan Banjarnegara. Pemilihan lokasi yang tak jauh dari tengah kota memang anti mainstream. Hanya 1 km dari alun-alun Banjarnegara. Bisa dibilang, Villa ini sebagai pilihan alternatif penginapan yang ada di Surya Yudha Park Hotel Banjarnegara karena memang satu lokasi dengan hotel tersebut.
Villa Warna dan Villa Pelangi, namanya. Bertempat di lantai tiga, tepatnya di belakang kompleks Surya Yudha Hotel, kini telah dibangun dua Villa dengan konsep kekinian. Kalau ngomongin tentang kekinian, pasti kalian paham lah, ya. Sebuah konsep yang ngga bikin bosan, dan ramah buat foto-foto. Eeeeh…ini mau nginep atau mau narsis, sih? 😆
Pertama kali aku melihat Villa ini di akun Instagram Mbak Nining. Aku kira, dia lagi di Kampung Pelangi, Semarang. Sebuah kampung yang belakangan ini ngehits banget karena tiap ruas jalan dan rumah dicat dengan warna-warna cerah. Sama halnya dengan Villa ini yang mengusung tema warna-warni. Mumpung saat itu lagi duduk bareng Mbak Nining di Historia Cafe, aku bersama teman-teman GenPI Banjarnegara diajak jalan-jalan keliling Villa.
Dari Historia Cafe, kami jalan kaki kurang lebih tiga menit dan lanjut naik lift sampai lantai tiga. Sesampainya di lantai tiga Surya Yudha Hotel, kami melewati lorong untuk menuju Villa. Beeeuh…baru sampai pintu masuk saja, tembok warna-warni samping Villa sudah minta dilendotin. Aku bersama Ella, Mbak Atut dan Mbak Nining langsung pasrah berpose di depan dinding warna-warni. Padahal Mas Imam dan Rois belum niat memotret, mereka langsung menuju depan Villa, gitu. Dududuuh…cewek-cewek cantik sempat dianggurin sejenak.
Selain dinding warna-warni yang bikin naluri narsisnya keluar, tiap sudut Villa pun tak kalah fotogenic. Ada beberapa properti yang menggoda banget. Seperti kursi yang ada di pelataran villa di atas, bentuknya macam telur pecah, gitu. Lucuk, ya. Hihihi. Sekarang, aku kasih lihat kamar-kamarnya, ya.
Pertama, kami masuk Villa Warna. Di sini terdapat empat kamar tidur lengkap dengan kamar mandi dalam. Dapur yang ngga begitu besar, ruang tengah, dan teras yang cukup asyik buat ngobrol. Aku lihat, kamarnya luas. Pun dengan bednya, tipe large, gitu. Satu kamar bisa buat bobok ber tiga. Asli.
Dengan harga Rp 2 juta per malam, Villa ini cocok buat nginep bareng keluarga atau sahabat. Buat yang mau ngirit juga bisa, lho. Ngga harus menyewa satu Villa, kok. Satu kamar pun boleh disewa dengan tarif Rp 500 ribu per malam.
Kedua, yaitu Villa Pelangi. Villa ini dibagun setelah beberapa bulan Villa Warna selesai dibangun. Bedanya dengan Villa Warna, Teras Villa ini lebih luas dan dapurnya ada di samping Villa, bukan di dalam. Selain itu, di Villa Pelangi hanya menyediakan tiga kamar.
Untuk dapat menempati Villa ini, kalian cukup membayar Rp 1.500.000,- per malam. Fasilitas penunjang, sama halnya dengan Villa Warna. Televisi tiap kamar, lemari es, ruang santai, dll. Untuk fasilitas makan dll, aku belum tanya detail karena kemarin hanya jalan-jalan santai dowang. Next time, pingin nginep di sini bareng teman-teman. Merasakan atmosfer malam Villa Pelangi.
Dududuuh…ini kenapa jadi ngebayangin asyiknya menginap di Villa ini, ya. Ngadain acara buat teman-teman GenPI sambil staycation, sepertinya asyik. Ya, kaaaan? 😀
The Pikas menjadi titik kumpul bagi 20 Blogger yang mengikuti Blogger Trip bertajuk “Blogger Plesir Maring Banjarnegara.” Tema yang khas banget! Ngapak-ngapak kepenak. 😆
Sekadar informasi, tema yang diusung kali ini merupakan tagline dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Mereka yang memberi kesempatan kepada kami untuk explore wisata Banjarnegara.
Ayo Plesir Maring Banjarnegara, atau dalam bahasa Indonesia Ayo Berwisata ke Banjarnegara. Itulah tagline aslinya. Berhubung pesertanya adalah para Blogger, jadilah kami masuk frame. 😆
Membaca rundown yang dikirim oleh Dinbudpar Banjarnegara, pemilihan The Pikas Resort sebagai tempat penginapan adalah pilihan yang tepat. Kenapa? Karena, lokasi The Pikas Resort mudah dijangkau dari arah mana saja. Dekat dengan jalan raya propinsi, yang mana beberapa teman Blogger ada yang menggunakan transportasi umum. Mas Halim, Blogger dari Kota Solo, misalnya. Dia menggunakan Bus.
Selain itu, kegiatan pertama yaitu rafting di sungai serayu yang didampingi oleh Guide dan tim rescue Bannyuwoong, start from The Pikas. Jadi pagi harinya, peserta cukup kucek-kucek mata, sarapan, dilanjut memakai pelampung, helm, bawa dayung, pemanasan, kemudian masuk boat!Â
Pilihan yang tepat, bukan?
Sore itu, aku datang bersama Si Kecil, dan langsung menuju Pendopo atau Balai The Pikas untuk mencari informasi tentang keberadaan Teman-teman Blogger. Menjadi peserta dengan jarak tempuh terdekat dari The Pikas Resort, tapi terlambat. Luar biasa banget.
Tepat di depan Balai, lelaki yang mengenakan kaus oblong warna biru memberi informasi, bahwa Teman-teman sudah datang.
Teman-teman cowok yang berjumlah dua belas, menempati Cottage Lumbir 4 dan 5. Sementara, delapan Perempuan di Cottage Lumbir 2.
Nama masing-masing cottage tidak terlihat dari jalan masuk cottage, makanya aku minta tolong kepada salah satu karyawan The Pikas untuk mengantar sampai Lumbir 2. Manja banget, ya. Hahahaha
For your information, The Pikas Resort menawarkan 10 cottage yang masing-masing punya nama: Lumbir 1-5, Sabin Timur, Sabin Barat, Jawa Mini, Jabar dan Jatim. Cottage terluas yaitu Sabin Timur dan Barat dengan kapasitas 7 orang. Sedangkan yang paling kecil yaitu Jawa Mini yang dapat dihuni 2 orang.
Cottage Lumbir hampir semua berkapasitas enam orang, kecuali Lumbir 1 yang berkapasitas empat orang. Tempatku bermalam, yaitu Lumbir 2 yang biasanya berisi enam orang, malam itu dihuni tujuh orang, dan satu bayi. 😆 Betapa The Pikas Resort ramah dompet, ya. Cocok banget untuk menginap a la backpacker yang ngetripnya rombongan. 😛
Memasuki area Cottage, aku terpana dengan suguhan alam yang segarnya luar biasa. Hamparan sawah, pemandangan penuh hujau, dipadu dengan udara segar. Aku yang tinggal di desa melihat hamparan sawah saja sampai terpukau, ya. Ya maklum, sih. Ini pemandangan alamnya lain, Sist. Sawah, Pepohonan, Bunga, ada di antara Cottage. Kebayang sehatnya, kan?
Dua cottage yaitu Jawa Mini, dan Sabin, betul-betul berada di tengah sawah. Sementara kompleks Lumbir, begitu rindang dengan aneka pepohonan hijau. Kompleks ini cocok banget buat jogging pagi hari. Ya…meski bukan jogging track, tapi udara pagi sekitar Cottage sayang banget dibiarkan begitu saja. Minimal, keliling Cottage, sambil jeprat-jepret pemandangan sekitar yang begitu memikat.
Kira-kira jam 23.00 WIB, hujan turun dengan derasnya, dan aku masih terjaga. Jadi teringat beberapa jam lalu sebelum hujan, kami makan jagung bakar yang telah disediakan oleh panitia. Andai bisa menggigit jagung dikala hujan, tambah hangat, dan nikmat. 😀
Etapi, saat jagung mulai dibakar, dan ada suguhan supermoon kira-kira jam 20.00 WIB, suasana di Balai The Pikas juga tidak kalah hangat. Terlebih alunan musik, dan suara Bapak Dwi, Kepala Dinbudpar, yang serak-serak sedap terus menemani para Blogger yang tengah asyik berpesta jagung bakar.
Di luar, hujan boleh turun dengan derasnya. Tapi, bagi kami yang ada di dalam Lumbir, tidur berjejer di atas matras, merasa makin hangat. Selimut cukup tebal, suara katak saling bersahutan, aliran kali serayu makin terdengar jelas. Syahdu. Tidur di samping si kecil, memeluknya erat, menambah hangat suasana malam itu.
Awalnya, aku sempat kaget dengan hujan yang tiba-tiba turun karena sebelumnya kami telah menikmati supermoon. Selain itu, aku cukup was-was, andai Lumbir 2 sampai bocor. 😀 Kebayang, dong, ada Si Kecil di sampingku. Kasihan.
A photo posted by Sii Olipe (@olipe_oile) on
Perasaan was was itu wajar, melihat desain cottage yang unik, dengan bentuk rumah panggung. Dinding dan lantai semua berbahan kayu. Dinding kanan kiri didesain miring, kira-kira 30 derajat. Sementara, bagian atap cottage itu plong. Pemandangan ke atas langsung tertuju pada genting, beserta kayu-kayu. The Pikas Resort, desain penginapan khas pedesaan.
Pihak The Pikas Resort pasti sudah melakukan pengecekan sebelumnya. Itu pasti. Mereka akan memberi pelayanan terbaik untuk para Tetamu. Termasuk adanya lotion anti nyamuk.
Kelihatannya memang sepele, tapi mereka sadar bahwa cottage berada di sekitar Kolam, Kali Serayu, Sawah, dan Perkebunan. Makanya, mereka menyediakan lotion anti nyamuk buat persediaan. Beruntung banget yang mereka sediakan adalah lotion, bukan obat nyamuk semprot atau listrik. Jadi, Si Kecil aman karena lotion lebih ramah.
Sampai pada fasilitas penting sebuah penginapan, Cottage di The Pikas Resort menyediakan dua macam kamar mandi, yaitu kamar mandi utama dan kamar mandi bersama.
Adanya fasilitas rekreasi seperti Outbound, Rafting, The Pikas Resort seperti sengaja menyediakan kamar mandi bersama di dalam Cottage. Memang, tidak jauh dari Balai The Pikas terdapat empat toilet mandi umum, namun kamar mandi bersama dengan sekat gorden yang ada di dalam Cottage memberi kenyamanan tersendiri bagi Tetamu yang punya rencana menginap, sekaligus rafting di The Pikas. Tidak perlu antre untuk masalah mandi.
Kamar mandi utama yang disediakan oleh The Pikas Resort cukup sederhana. Satu closet, dan satu set peralatan mandi. Perlengkapan mandi seperti: sabun, shampo, sikat gigit, pasta gigi, handuk, dll dll, belum disediakan. Ada baiknya, dimanapun akan menginap, bawalah perlengkapan mandi. Tidak ada salahnya lebih siap, kan. Okay? 😉
Omong-omong, air di The Pikas Resort hanya ada air dingin. Air hangat belum disediakan. Tapi, mengingat Banjarnegara tidak selalu dingin, air hangat tidak begitu dibutuhkan. Apalagi lokasi The Pikas Resort tidak begitu jauh dari kota. Kerap panas di sini. Semisal membutuhkan air hangat, Tetamu bisa langsung ke Pikasto. Resto milik The Pikas yang berada di sebelah kanan Balai.
Ya, The Pikas mempunyai resto yang bernama Pikasto. Tetamu yang menginap di The Pikas Resort dapat memanfaatkan resto ini. Jika menginap di sini, menikmati masakan khas Desa di pagi hari sudah termasuk fasilitas. Menu masakan di Pikasto berragam. Nasi Bakar menjadi menu andalan di sini. Tetamu boleh memesan nasi bakar jika mau, dan mungkin berbayar. Karena, menu masakan include yang disediakan biasanya menu ayam rica-rica, atau nasi goreng.
Seperti sarapan, dan makan malam yang telah kami nikmati. Menu makanannya memang biasa, standard. Yang menjadi beda, dan spesial yaitu suasana. Sarapan nasi goreng di tepi kali serayu dengan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Atau, sarapan bisa dibawa ke Cottage, duduk di kursi yang disediakan di teras depan Cottage. Suasana serta pemandangan di depan Cottage juga tidak kalah asyik.
Oiya, Wi-Fi di penginapan ini belum sampai Cottage. Provider internet yang paling bagus dipakai di sini yaitu Indosat dan Telkomsel. Tidak ada salahnya siap siaga membawa modem, atau mengisi paket data selular jika ada dateline pekerjaan.
Fasilitas penunjang lainnya yaitu ada tempat parkir yang luas di dekat pintu masuk The Pikas, mushala, kamar mandi, paket outbound, dan paket rafting.
Untuk mencapai The Pikas Resort, dari lampu merah pertigaan Desa Singamerta, Kecamatan Sigaluh, ambil arah kiri, ikuti jalan raya. The Pikas Resort ada di sebelah kiri jalan setelah jembatan yang melintasi sungai serayu.
Alternatif lain, jika menggunakan transportasi umum, dari pertigaan Singamerta, pilih angkutan umum warna biru dengan abjad “B” jurusan Madukara, atau Minibus jurusan Pagentan. Naik angkutan umum sampai depan The Pikas cukup bayar Rp 2.000.
Bagi yang suka olahraga, bisa jalan kaki. Jarak tempuh dari pertigaan Singamerta kurang lebih 700 meter. Cukup dekat, bukan?
Ayo plesir maring Banjarnegara, dan pilih The Pikas Resort menjadi bagian dari perjalanan wisata ke Banjarnegara. Penginapan dengan konsep alam, nuansa khas pedesaan, akan membuat betah berlama-lama di sini. Asli. ^-*
The Pikas Resort Banjarnegara
Alamat: Jl. Raya Madukara, Desa Kutayasa, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara.
Rate: Rp 400.000-Rp 750.000,-
Extra bed: Rp 100.000
Include:Â Air Mineral, Kamar Mandi Dalam, Kasur Busa, Selimut dan Makan Pagi.