Hobi Baru di Era New Normal

Hobi Baru di Era New Normal – Beberapa waktu lalu, saya sempat melihat seorang teman membagikan grafik perkembangan kasus COVID-19 melalui akun twitternya. Grafik tersebut tidak menyajikan data sesungguhnya melainkan sebagai sentilan untuk masyarakat Indonesia. 😉

Kira-kira pembacaan grafiknya seperti ini; ketika kasus penyebaran COVID-19 sedikit (awal-awal adanya COVID-19), tingkat kecemasan masyarakat Indonesia begitu tinggi. Sebaliknya, ketika kasus penyebaran wabah virus corona meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, justru masyarakat Indonesia seperti tidak mengindahkan alias masa bodo. 😀

Banyak yang bilang masyarakat sudah bosan untuk melakukan aktivitas #DiRumahAja. Apalagi bagi para pekerja swasta yang pemasukannya menjadi berkurang atau bahkan tidak berpenghasilan.  Ya, banyak dari mereka yang tidak mendapatkan pemasukan, sementara kebutuhan harian yang harus terpenuhi terus berjalan.

Yuk baca: Pengaruh Covid dalam Kehidupan Sehari-hari

Menyikapi hal ini, pemerintah pun mengambil kebijakan untuk masyarakat kembali menjalankan aktivitas di luar rumah namun tetap dengan menaati protokol kesehatan COVID-19 atau yang lebih familiar dengan new normal.

Pengaruh Covid-19

Bagaimana Saya Sebagai Ibu menyusui (Busui) Dalam Menyikapi Era New Normal?

Saat ini sampai tiga bulan ke depan, saya sedang menjalani masa cuti paska melahirkan. Artinya, saya bisa keluar rumah kapan saja tanpa terbebani pekerjaan kantor. Tapi meski sudah diizinkan untuk melakukan aktivitas di luar rumah, saya masih betah di rumah. 😆 Yups, saya belum tertarik untuk jalan-jalan atau refeshing meski hanya ke kota. Emm…ini bukan karena saya sedang menyusui lantas malas pergi lho, ya. Emang belum berminat. 😉

Ibu menyusui

Aktivitas utama sebagai Busui tentu fokus mengurus si kecil dan menyusui. Tapi masa iya, mau gitu-gitu saja di rumah, ya. Pasti butuh hiburan banget sebagai Busui. Makanya, saya pun mencoba menambah kegiatan supaya aktivitas di rumah makin menyenangkan dengan cara mencari kegiatan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Yaaa…semacam mencari hobi baru, gitu. 🙂

Hobi Baru di Era New Normal.

Menggali, mencari, mencoba, kira-kira kegiatan apa yang asyik dilakukan untuk Busui. Ternyata ada kegiatan yang biasa banget tapi menjadi tidak biasa karena saya baru pernah mencobanya dan baru pernah merasakan se enjoy ini. Makanya bisa dibilang ini hobi baru. Penasaran dengan hobi baru saya? 😆 Berikut 3 hobi baru sebagai ibu Menyusui di tengah era new normal namun saya tetap memilih untuk di rumah saja. 😆

Memotret Bayi.

Yuhuiii…sudah lumrah ketika memiliki bayi, terus menjadi latah pingin motoin tiap harinya atau bahkan tiap jam. Sebagai mamak muda yang suka mainan Instagram, menjadi kebanggaan ketika bisa update feed. Hahaha. Saya bukan termasuk pengabdi Instagram, sih. Tapi kalau punya “mainan” baru dan lucu masa dianggurin. 😀

Siapa yang tidak takjub melihat gerak-gerik bayi? Uluuuh…ada saja tingkahnya yang selalu sukses bikin gemas. Apalagi kalau sedang bobok, ada banyak mimik yang dia munculkan. Rugi banget rasanya kalau sampai tidak mengabadikan momen si kecil pas bayi. Makanya, motret bayi menjadi salah satu hobi saya saat sedang cuti di era new normal.

memotret bayi

Ehh…saya motret bayi-nya, tuh, motret yang biasa banget. Bukan motret yang menggunakan properti-properti foto baby new born, gitu. Meski sederhana, tapi tetap kegiatan memotret bayi ini menyenangkan banget.

Baca blog post: Selamat datang Wildan!

Baca-baca di Dreame.

Dreame adalah salah satu aplikasi android untuk membaca novel terbaik yang memiliki pembaca tersendiri di Indonesia. Saya tahu aplikasi ini saat sedang scroll facebook dan menemukan iklan dengan cerita yang menyenangkan. Karena ingin tahu ending ceritanya seperti apa, akhirnya saya install aplikasi ini dengan mencarinya terlebih dahulu di Google Playstore. Baru kali ini saya menjadi korban iklan lewat media sosial. Hahaha.

1ON+ Smartfren

Rasanya seperti mimpi saat saya install aplikasi Dreame di smartphone. Kenapa? Karena pada dasarnya saya tidak begitu suka membaca novel, apalagi yang isinya cinta-cintaan, gitu. Menyeek-menyeeekk. Hahaha. Surprisenya setelah saya install, kok, betah baca-baca di Dreame sampai kadang tidak terasa sehari bisa habis, tuh, dibaca. Malah sampai kadang tidak terasa diminta untuk membeli koin karena kelanjutannya atau untuk dapat menikmati endingnya saat itu juga, harus membayar. 😀

Yuk baca Hidden gems bikin menarik.

Nonton Film di Viu.

Nonton film apalagi lewat aplikasi, rasanya bukan gue banget! Tapi karena Ibu menyusui butuh banget hiburan, akhirnya nonton pun menjadi pilihan paling tepat saat si kecil tertidur pulas dan merasa nganggur banget. Dan smartphone juga menjadi pilihan sebagai alat menonton biar lebih simpel, bisa sambil tiduran, masak, bahkan pas menyusui. 😀

langganan aplikasi viu bayar dengan gopay (4)

Aplikasi Viu menjadi pilihan saya karena banyak film terupdate di sana. Btw, ini kali pertama saya menggunakan aplikasi Viu. Aplikasi ini saya unduh di Google Playstore. Karena baru pertama menggunakannya, banyak hal yang baru saya tahu tentang aplikasi ini salah satunya yaitu tentang cara langganan VIU yang ternyata mudah banget.

Kenapa harus langganan?

Biar nontonnya bebas hambatan dari iklan, dong! Emmm…sebenarnya tanpa berlangganan pun saya masih bisa nonton, cuma rasanya kurang nyaman karena ada tayangan iklan yang datang sewaktu-waktu, gitu. Parahnya kalau adegan drama atau film lagi seru-serunya terus muncul iklan. Kesel bangettt!

Lalu, bagaimana cara berlangganan aplikasi VIU?

Ngomongin berlangganan pasti berhubungan dengan pembayaran, dong. Kali ini saya menggunakan GoPay untuk membayar langganan VIU. Ya, untuk membeli segala macam aplikasi melalui Google Play, kalian bisa menggunakan saldo GoPay. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengaktifkan akun GoPay (bagi yang belum punya), kemudian menambahkan metode pembayaran pada Google Play.

Nah, berikut cara mengaktifkan metode pembayaran GoPay di Google Play.

langganan aplikasi viu bayar dengan gopay (1)

  1. Masuk ke Google Play, lalu pilih menu Payment methods.
  2. Klik Add GoPay.
  3. Klik Continue, pastikan nomor ponsel yang didaftarkan untuk pembayaran adalah nomor yang telah didaftarkan pada GoPay.
  4. Proses aktivasi berhasil ketika pada menu payment method atau metode pembayaran tertera pilihan GoPay.

langganan aplikasi viu bayar dengan gopay (2)

Lanjut untuk berlangganan VIU, kalian langsung log ini saja ke aplikasi VIU, kemudian pilih Akun Saya. Berikut langkah mudah untuk berlangganan VIU:

  1. Klik Go Premium;
  2. VIU menawarkan beberapa pilihan paket langganan. Di sini kalian bisa memilih paketnya sesuai kebutuhan dan tentunya isi dompet, dong. 😀
  3. Klik Subscribe untuk melakukan proses pembayaran dengan memasukan pin GoPay.
  4. Dengan mengklik subscribe, artinya akun VIU kalian sudah Premium. Nonton VIU film tanpa iklan-iklan. 😀

langganan aplikasi viu bayar dengan gopay (3)Selain bisa nonton tanpa ada iklan, keuntungan lain dengan berlangganan VIU kalian dapat mengunduh film pada aplikasi VIU untuk jika ingin ditonton offline nantinya.

Oiya, dengan berlangganan VIU menggunakan GoPay, selain praktis kalian bisa mendapatkan cashback dari promo yang ditawarkan google playYups, Promo Google Play khusus untuk pengguna GoPay. Cashback akan diberikan hingga 100% tiap kali membeli aplikasi di Google Play dengan menggunakan GoPay.

Hobi baru yang muncul saat sedang cuti gini rasanya bikin tambah happy. Ya gimana ngga happy, menikmatinya saja sambil leyeh-leyeh santai, kecuali pas motret bayi banyak polah, nih. 😆

Btw, di era new normal ini, apakah kalian punya kegiatan baru?

Baca juga Cara langganan google drive.

Rencana Ngedate Setelah Covid

Rencana Ngedate Setelah Covid – Ini yang bakal aku lakukan jika Covid-19 berakhir. Tema hari ke tujuh #30DayBlogChallenge yang diselenggarakan oleh BPN (Blogger Perempuan Network) memberi angin segar dan optimisme jika wabah virus corona di Indonesia akan segera berakhir.

Rasa-rasanya seperti mimpi setelah beberapa bulan banyak menjalankan kegiatab #DiRumaAja dan sudah mulai terbiasa membatasi kegiatan di luar rumah, tapi nantinya harus kembali menjalankan aktivitas seperti biasa sebelum ada pandemi covid-19. Pasti butuh penyesuaian lagi, kan. Apalagi penyebab untuk tetap di rumah saja yaitu karena adanya wabah virus yang membahayakan, selain membutuhkan penyesuaian, pasti tetap ada rasa was was untuk kembali hidup normal dan bertemu banyak orang termasuk keluarga, saudara, dan teman.

Agenda naik transportasi umum, misalnya. Ya, saya punya agenda bulanan naik Bus bersama kecemut. Tiap bulannya, saya selalu menyempatkan baik untuk sekadar jalan berdua (atau istilah kami adalah ngukur dalan karena hanya mengikuti kemana Bus melaju), maupun untuk pergi keluar kota untuk suatu keperluan.

Ngedate Menggunakan Transportasi Umum.

Saat di dalam Bus, Kecemut punya kebiasaan berdiri di atas kursi sambil pegangan besi supaya tetap aman saat kendaraan melaju. Maklum, sudah besar sukanya ngga mau dipegangin. 😀 Sementara saat ini, masyarakat dihimbau untuk tidak sembarangan memegang benda-benda karena ada kemungkinan virus corona menempel pada benda-benda.

JIKA COVID-19 BERAKHIR

Nampaknya memang sepele perihal himbauan untuk tidak memegang benda-benda di tempat umum. Namun jika sudah tahu dampaknya, ketika wabah berakhir pun sepertinya masih parno untuk hal ini, ya. 😀

Jadi, jika Covid-19 berakhir, saya ingin kembali mengajak Kecemut untuk naik bus. Saya juga punya janji akan mengajaknya naik Trans Jateng dengan rute Purbalingga-Purwokerto. Dalam hal ini, tentu kami tidak hanya berdua, ada Tante Bening yang biasanya menemani perjalanan kami.

Rencana Ngedate Setelah Covid Berlalu.

Pasti ada tujuan karena sebelum datang wabah Covid-19, kami sempat ada janji untuk staycation, renang, termasuk naik Trans Jateng. 😀 Ada keinginan juga untuk mengajak Kecemut ke toko mainan yang lumayan banyak pilihan di Purwokerto karena di Banjarnegara jarang banget toko mainan anak yang lengkap, gitu.

Kalau orang lain sudah menulis banyak keinginan atau bahkan telah menyiapkan sederet whistlist saat Covid-19 berakhir, saya cukup satu saja dulu yaitu ngedate. Kangen rasanya lama tidak tatap muka, jalan bareng meski ujung-ujungnya duduk dowang, ngobrol yang selalu tidak ada muaranya, nyobain kuliner baru, atau dibayarin pas nonton. 😆 Siapa yang lagi punya duit, ya berarti dia yang menanggungnya segala pengeluaran. 😀

Semoga wabah virus corona cepat berakhir, ya. Simulasi akhir pandemi Covid-19 di beberapa negara yang saya baca di website Kumparan, wabah Covid-19 di Indonesia bakal berakhir di bulan Juni. Semoga masyarakat Indonesia mau kerjasama melawan Corona lebih gigih lagi.

Eh, cukup satu dulu whislistnya, selebihnya menyusul kalau sudah ketemu. Soalnya harus berhitung dulu biar ngga tekor, sih. 😀

Penerapan Social Distancing Pada Kantor Pelayanan Publik

Penerapan Social Distancing Pada Kantor Pelayanan Publik – Bekerja pada sebuah kantor yang salah satu tugas utamanya yaitu melayani masyarkat, saya menyadari betul bahwa cukup susah rasanya bagi atasan untuk mengambil kebijakan perihal WFH (Work At Home) atau beraktivitas di rumah saat sedang ada wabah covid-19 seperti sekarang ini. Atasan yang saya maksud di sini adalah Eselon 1. Siapa, sih, Eselon 1? Ayoo silakan googling saja bagi yang belum tahu. 😆

Meningkatnya penyebaran virus corona di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan untuk WFH. Beberapa Kementerian/Lembaga ada yang langsung mengeksekusi kebijakan tersebut, ada pula yang membutuhkan waktu lama dalam mengambil kebijakan karena harus mempertimbangkan banyak faktor. Seperti kantor tempat saya bekerja.

Eselon 1 memang sudah membuat SE (Surat Edaran) yang ditujukan kepada satuan kerja di bawahnya. Namun pengambilan kebijakan tetap diserahkan kepada satuan kerja dengan merujuk pada SE tersebut. Hasilnya? Kebijakan antar satuan kerja di bawahnya pun tidak sama karena menyesuaikan situasi dan kondisi di kota tau kabupaten masing-masing. Hal ini tentu membuat pimpinan kantor pusing! 😀

Etdaah…serius amat yaa dari tadi ngomongin kebijakan. 😛 Yaaaa emang gitu kalau ngobrolin pekerjaan, ngga ada bercandanya. 😀 Lanjut, yaaa!

Social Distancing pada Kantor Pelayanan Publik.

Kantor tempat saya bekerja berjuang untuk menerapkan WFH dan telah melakukan social distancing. Saya mengatakan berjuang karena pandemi covid-19 datang tiba-tiba. Penyebaran virusnya pun tidak dapat diprediksi karena betul-betul bergantung kepada kesadaran masyarakat Indonesia. Sementara pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat tidak bisa diberhentikan seketika karena sudah terjadwal dengan rapih.

Lalu, kenapa tidak dijadwalkan ulang?

Sudah, dong. Kami telah menjadwal ulang bahkan menundanya sampai batas waktu pandemi berakhir. Hanya saja yang sudah terjadwalkan pada bulan Maret lalu tidak dapat reschedule karena terlalu mendadak.  SolusinyaTetap ada solusi yang solutif. Kantor membatasi jam pelayanan sebagai salah satu penerapan social distancing.

Istilah social distancing muncul dan makin popular karena dianggap sebagai cara paling efektif mencegah penyebaran virus corona. Social Distancing adalah tindakan menjauhi segala bentuk perkumpulan, jaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.

Penerapan Social Distancing Pada Layanan Publik.

Sebagai salah satu kantor pelayanan masyarakat, sudah dipastikan banyak orang berdatangan tiap harinya. Beruntungnya mulai awal bulan April, pimpinan sudah mulai mengambil kebijakan untuk mulai memberlakukan social distancing dalam pelayanan. Berikut beberapa penerapan social distancing pada kantor pelayanan masyarakat, khususnya tempat saya bekerja:

1. Pembagian tugas internal pegawai.

Tanpa mengurangi tanggung jawab pada pekerjaan, WFH tetap diberlakukan dengan sistem seperti shift. Misalnya, personil Bidang Sekretariat pada satuan kerja dibagi menjadi dua shift; satu minggu bekerja di kantor dan satu minggu WFH. Ini kami terapkan hanya satu minggu saja. Selanjutnya masuk seperti biasa dengan mengurangi jam kerja.

Untuk dapat melaksanakan hal seperti ini sangat mudah, bagian IT cukup mempersiapkan sistem perkantoran sampai bisa diakses dari rumah. Sementara untuk pelayanan yang mengharuskan tatap muka, dilakukan penjadwalan juga. Hanya saja bagi yang WFH, tuh, waktu di rumah digunakan untuk istirahat. 😛

2. Membatasi jam layanan.

Mengedukasi kepada masyarakat perihal pembatasan jam layanan membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi. Banyak yang melayangkan komentar negatif meski sudah tahu bahwa Indonesia masih dalam masa pandemi. Membatasi jam layanan bukan berarti ASN tidak bertanggungjawab, namun lebih pada mematuhi peraturan.

Pembatasan jam layanan ini berlaku untuk bagian pendaftaran dan pengambilan produk. Jadi, jam layanan yang tadinya dimulai pukul 08.00-16.00 WIB, saat ini menjadi pukul 08.00-12.00 WIB. Kantor tidak ada maksud menyusahkan masyarakat lho, ya. Yaaaa…kebayang jika tidak ada pembatasan jam pelayanan, maka akan ada banyak orang berdatangan dari berbagai daerah dan tidak menutup kemungkinan dapat menambah penyebaran covid-19.

3. Memberi ruang khusus dan jaga jarak.

Baik antara yang melayani dengan yang dilayani, maupun antar masyarakat yang datang ke kantor. Ketersediaan ruang khusus dengan jarak interaksi minimal 1.5 meter sebagai salah bentuk penerapan social distancing untuk mencegah penyebaran covid-19. Tentu dibantu dengan alat pengeras suara atau petugas khusus untuk memudahkan komunikasi dan  koordinasi.

Selanjutnya adalah tempat duduk. Jarak antar kursi juga harus diperhatikan. Dengan memberi jarak minimal 1 meter antar kursi dapat meminimalkan penularan virus corona.

4. Menyediakan fasilitas publik sesuai kebutuhan.

Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan baru terkait penggunaan anggaran pada masa pandemi ini. Mereka menyediakan akun khusus untuk belanja kebutuhan terkait dengan pengadaan fasilitas atau bahan-bahan untuk pencegahan virus corona seperti pengadaan alat cuci tanga, masker, dll.

Social distancing bukan berarti menuntut seseorang mengunci diri sendiri di dalam rumah. Sebab, mengunci diri sendiri di rumah justru kurang baik bagi tubuh karena tidak mendapat paparan sinar matahari. Maka dari itu, pemerintah pun mengganti istilah social distancing menjadi physical distancing dengan harapan setiap orang bisa saling menguatkan dan berhubungan satu sama lain, meski secara fisik tidak bisa berdekatan.

Semoga dengan adanya penerapan social distancing pada kantor pelayanan publik dapat mengurangi penyebaran covid-19. 🙂