Sindu Kusuma Edupark, Alternatif Wisata Keluarga di Yogyakarta
Mencari rekomendasi wisata di Yogyakarta sangatlah mudah karena Daerah Istimewa yang satu ini memang banyak menawarkan objek wisata. Termasuk untuk wisata keluarga, dan masih ada Si Kecil yang musti turut menikmati wisata. Ada Taman Pintar, atau Kids Fun, yang sudah lama berdiri.
Selain keduanya, ada alternatif wisata keluarga yang recommended. Adalah Sindu Kusuma Edupark (SKE) yang berlokasi di Jl. Magelang Km.3, Jambon, Sleman, Yogyakarta. Berdiri di atas lahan seluas 7 hektar, objek wisata ini mengandalkan konsep edukasi dan mengusung nilai-nilai Adiluhung Budaya Jawa sebagai tata laku utama.
Surprise banget saat tahu bahwa suami ngga dapat jatah libur tahun baru lalu. Artinya, kami gagal menjemput Sunrise di kawasan Borobudur yang lama telah kami idamkan. Bisa dibilang, ini piknik keluar kota terkilat. Ngga masalah, sih. Terpenting orang tua dan Jasmine dapat menikmati liburan.
Nah, supaya semua bahagia, kami memilih wisata keluarga dengan konsep wahana wisata. Beruntung banget…saat itu kami mendapat gratis liburan ke Sindu Kusuma Edupark, menjajal seluruh wahana di SKE. Yasalaam…Ibu solehah yang satu ini girang banget, dong. 😀
Pasti bahagia, karena bisa dibilang SKE masuk objek wisata sesuai kebutuhan kami. Jasmine dapat bermain di playground ditemani Mbah, aku dan suami bisa pacaran, menghabiskan waktu berdua menjajal wahana wisata SKE. Btw, sebelumnya kami dolan ke Candi Borobudur untuk melunasi keinginan orang tua. Setelahnya, barulah kami menujut SKE untuk bersenang-senang.
Awalnya, aku ngga yakin dapat menikmati seluruh wahana permainan di SKE karena sampai lokasi sudah sore. Tapi setelah bertemu dengan Mbak Syifa dan Mas Ucup, karyawan SKE, aku kembali semangat karena mereka dapat membawa kami ke masa-masa ABG. 😀 Mereka juga menyambut kami dengan baik, tutur katanya lembut, sopan, dan ramah.
“Di sini ada 19 wahana permainan yang bisa banget dicoba semua. Mbak Idah, dan suami boleh memulainya dari Cakra Manggilingan yang merupakan ikon SKE. Sementara adeknya boleh main sepuasnya di Dino Park.”
Widiih…Mbak Syifa tahu banget kalau Jasmine udah pingin mainan. 😆 😛 😀 Secara ngga langsung, Mbak Syifa mempersilakan Mbah dan Jasmine menuju tempat permainan, ya. 😆 😆 Betapa bahagianya aku, bisa bebas lepas dan main sampai puas. Pun dengan Jamsine, dan mungkin tidak buat Mbah karena sudah terlalu capek keliling Candi. Qiqiqi. *maafken*
Sesuai arahan Mbak Syifa, kami pun menuju wahana Cakra Manggilingan atau Ferris Whell. Wahana ini merupakan ferris whell tertinggi di Indonesia, dan menduduki peringkat 6 besar di Asia.
Saat kami naik wahana yang memiliki 28 kabin dengan ketinggian 50 meter, mobil yang ada si parkiran tuh nampak seperti mobil-mobilan. Saat posisi kabin kami pas banget di paling atas, viewnya sedap banget. Di atas kabin, kami sibuk banget foto-foto, dong. Wefie dengan berbagai pose, dan asli rusuh banget. Beruntungnya, kabin yang biasanya terisi empat orang, hanya diisi aku dan suami dowang. Lepaaaas! 😆
Btw, wahana ini geraknya lambat. Insya allah aman buat si kecil. Tadinya aku mau mengajak Jasmine naik wahana paling hits di SKE ini, tapi keburu dibawa Mbah Uti dan Mbah Kung. Yaudah, pan kapan lagi.
Wahana selanjutnya yang kami coba yaitu Sepeda Mabur. Malam-malam mengayuh seped ternyata asyik. Apalagi ini sepedanya berada di ketinggian 3 meter di udara.
Wahana yang berkapasitas dua orang ini mengharuskan kami untuk kompak mengayuh. Misal salah satu berhenti mengayuh, pejalanannya akan lambat. Kasihan yang di belakang, dong. Santai saja sih mengayuhnya, sembari menikmati pemandangan sekitar wahana. Saking fokusnya melihat Mas Ucup membantu suami mengenakan sabuk pengaman, cerita-cerita sembari mengayuh, kami sampai lupa ngga foto-foto di sini. Hahaha. Pinjamlah foto https://letswalk18.blogspot.co.id.
Next, ada Kursi Mabur. Ini mirip-mirip wahana yang di pasar malam. Hanya saja, kursi ini bisa terbang setinggi 4 meter di udara dengan durasi putar selama lima menit. Merinding ngga? Banget!
Basicnya ngga punya keberanian untuk terbang sih, ya. 😀 Tapi aku sempat kesal dengan suami dan dua anak kira-kira usia 10 tahun. Kesal karena mereka menertawakanku. Saat kursi mulai terbang, aku teriak-teriak manja, gitu. 😀 Kukira dengan teriak dapat sedikit tenang, ternyata ngga. Perut tetap saja mak syeeer. Padaha tenggorokan sampai kering, lho. Rugi banget teriak-teriak, ya. 😀 Detak jantung kembali normal saat mainan Pit Egrang.
Btw, aku baru merasakan kalau mainan Pit Egrang itu ternyata seru. Awalnya aku takut karena mainan ini kan hanya stang dowang. Ngga ada remnya, gitu. Tapi, setelah dapat edukasi dari Mas Ucup, aku jadi tahu cara mainnya. Intinya, tarik ke belakang kalau mau ngerem, sih. Namun, tetap hati-hati. Semisal ragu, bisa minta didampingi petugas. 😀
Kalau sudah sampai SKE ngga nyobain Pit Egrang, kurang mantap lah. Meski pengunjung harus bayar lagi Rp 40.000 per orang, karena permainan ini ngga masuk tiket terusan seharga Rp 70.000 per orang, tapi puas keliling sirkuit Pit Egrang selama 30 menit.
Ini nih salah satu sudut taman SKE. Di sini cukup ramai karena ada wahana Panggon Lunjak. Seharusnya aku teriak-teriaknya tuh kalau main di panngon lunjak, bukan kursi mabur. 😀 Salah tempat. Sayangnya, baik aku maupun suami ngga ada yang berani main wahana yang dapat memacu adrenalin karena akan dibawa kabur terbang sampai ketinggian 10 meter di udara.
“Ketimbang Panggon Lunjak, mending temenin kami ke Rumah Teror saja, Mbak Syifa. Pacu adrenalin di sana.” Ucap suami kepada Mbak Syifa usai main Pit Egrang. Grrr…
Sebenarnya aku ogahan masuk rumah yang ngga ada mendoannya ini. Tapi gimana lagi, suami ngebet pingin masuk. Untungnya sih kami ngga berdua dowang. Ada beberapa orang, jadi bisa njerit ramai-ramai sambil manja-manja meluk suami. 😀
Dengan menggunakan kereta elektrik, perjalanan keliling rumah teror hanya membutuhkan waktu kurang lebih 4 menit. Di sini pas lagi sebel-sebelnya dengar suara kuntilanak, mas bojo sempet-sempetnya tanya tentang sensor yang digunakan untuk wahana ini. Yasalaam…pingin tak gujeees.
Sebelum melanjutkan permainan, kami menyempatkan untuk menengok Jasmine di Dino Park di mana lokasinya cukup dekat dengan House Of Terror. Ternyata Jasmine betah banget mainan di sini. Dia menclok dari satu permainan ke permainan lain. Terus, Mbah Uti sama Mbah Kung tambah capek, dong. Hahaha. Ngga apa-apa, yang penting cucu senang, damai hiduuup inii. 😀
Wahana yang cocok buat anak-anak, pengunjung harus mengeluarkan uang lagi untuk dapat bermain. Paling mahal Rp 15.000 sih, untuk wahana mandi bola. Kata Mbah Uti, hampir semua permainan dicoba. Lalu, aku tanya sudah habis berapa duit, katanya ngga bayar. 😀 Rejeki lagi, nih. Kami kira gratisnya di orang dewasa dowang. 😛
Setelah dadah-dadah dengan Jasmine, kami keluar Dino Park dan menuju wahana berikutnya yaitu Montor Tumbur atau Bumper Car. Ini pertama kali aku naik Bumper Car, dan ternyata sama asyiknya dengan naik Sepeda Mabur. Hihihi SKE menyediakan Bumper Car dengan seat single dan double. Bertabrakan di atas arena seluas 200 meter, sebenarnya lebih asyik milih yang single seat. Tapi apa daya aku ngga berani tumbur dengan suami di ruang tebuka. Alasan banget, sih. Karena aslinya, aku ngga berani mainan Bumper Car. 😀
Eeeeh, ini sudah berapa wahana, ya. Panjang banget tulisannya. Hahaha. Maaph lagi doyan ngetik, nih. Total dari 15 wahana wisata, yang ngga kami coba yaitu Montor Listrik dan Panggon Lunjak (Trampoline). Selain wahana di atas, wahana lain seperti: Roti Puter, Sepur Cilik, Cangkir Puter, Komidi Puter, Sepur Kluthuk, dan Cinema 7D, telah kami coba.
Btw, nama wahananya unik, ya. Menggunakan bahasa jawa, gitu. Seperti yang sudah kutulis di awal, bahwa konsep wisata Sindu Kusuma Edupark tuh mengusung nilai-nilai Adiluhung Budaya Jawa. Nguri-nguri basa jawa, melestarikan bahasa jawa. Makanya, nama wahana pun menggunakan bahasa jawa yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat yang tentunya bukan dari Jawa.
Nilai edukasi di wahana ini memang belum maksimal, baru terdapat Oemah Batik dan replika-replika objek wisata, gitu. Replika Candi Prambanan, misalnya. Kata Mbak Syifa, masih dalam tahap pengembangan, dan tiap tahunnya juga menambah wahana baru. Seperti tahun ini, ada Waterpark dan Grass Slide.
Objek wisata keluarga semenarik, semurah, dan seramah Sindu Kusuma Edupark ini ternyata belum begitu memasyarakat, banyak orang yang belum tahu. Yuuuk ah, ajak keluarga untuk liburan ke Yogyakarta dan ramaikan SKE. Fasilitas umum seperti tempat parkir, mushala, dan toilet, memadai. Ada juga tempat makan dan pusat oleh-oleh khas Yogyakarta di sini.
Sindu Kusuma Edupark, Yogyakarta
- Jam buka: Weekdays: 13.00-22.00 WIB. Weekend: 10.00-22.00 WIB
- Lokasi: JL. Magelang KM 2, Jl. Jambon, Sinduadi, Mlati, Kab. Sleman, Yogyakarta.
- Nomor Telpon : (0274) 6429660.
- HTM: Rp 70.000 (tiket terusan)
tour lombok
Terimakasih untuk artikel yang sangat bermanfaat ini, kami bertambah pengetahuan setelah membaca artikel ini.
Astin Astanti
ih kamu ya, pacaran anak dititip ke mbah, kasihan tahu…heheeee. Seru banget ya, Idah. Anak senang, mbah bahagia kalian nambah mesra. Wahana Dino ini pasti wahana yang seru buat anak-anak ke Faiz
Uniek Kaswarganti
Ealaahh… nyong nembe ngerti kiye ana SKE iki. Harus nyobain deh pankapan klo pas ke Jogja. Itu Cakra Manggilingan gak kalah keren deh dibandingin London Eye. Mantep guedeeee…
Nathalia DP
Seru2 ya wahana permainannya… Nama2nya pakai bahasa jawa ya?
rainhanifa
Cukup terjangkau dan banyak juga wahananya ya!
Winda Carmelita
Mbak, tak bayangkan Pit Egrang ini pake egrang beneran tibake Segway toh iki hahahahhahaha seru-seru. Ini kalo di Malang kayak Batu Night Spectacular.
Lusi
Ini dekat rumahku lo tapi aku malah belum pernah nyobain wahananya. Pernah sekali kesitu ngantar anakku bikin year book sekolahnya.
ranselusang
jadi banyak pilihan wisata jika bermain ke jogja,btw menggunakan konsep nama jawa salah satu bentuk yang patut di apresiasi untuk melestarikan bahasa jawa ya kak
Dhanang Sukmana Adi
weh ternyata ada beginian di Sleman, baru tahu..mending bayar 70 ribu bisa naik semuanya ya..klo dua orang paling tidak ya habis 140, transpotasi solo PP 60RB (naik motor ajah) hehe…bawa 200 udah nikmatin semuanya ya kak idah..cah genpi tenan iki