Pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng
Sebelum melakukan Pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng, saya sarankan Anda membaca Persiapan Pendakian Gunung Prau terlebih dahulu. Supaya tahu akses Gunung Prau seperti apa.
Patakbanteng adalah nama Desa di kaki Gunung Prau. Desa yang sering dijadikan transit para pendaki Gunung Prau. Jarak tempuh ± 25 Km dari Wonosobo. Saat itu, saya naik motor dari Banjarnegara-Wonosobo ± 1 Jam dan Wonosobo-Patakbanteng ± 1 Jam. Desa ini terletak diantara dua bukit, jadi jangan heran kalau akses telekomunikasi di sini susah. Sepengetahuan saya, signal Telkomsel paling kuat.
Ketika sampai Patakbanteng, sebelum menuju Basecamp, saya melihat beberapa deretan papan nama di depan kantor Balai Desa Patakbanteng. Dengan melihat papan nama, saya berasumsi kalau Patakbanteng salah satu Desa yang peduli dengan pendidikan. Di sini berdiri Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), yang didalamnya terdapat Taman Bacaan Masyarakat (TBM), PAUD, Kelompok Tani dll. Hebat banget, karena di Desa saya belum ada TBM. Hehehew. Sayang banget, saya tidak melongok PKBMnya. Eh, ini malah melebar, ya. Padahal mau cerita Pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng. Hahahaw.
Papan nama. . .Berangkat Mendaki Gunung Prau Lewat Patakbanteng
Menurut keterangan dari Mas Basecamp, jalur pendakian ke Gunung Prau ada tiga. Pertama; lewat Patakbanteng, jarak tempuh ± 2,5 Jam. Kedua; lewat Dieng (SMP 2 Kejajar); ± 5 Jam. Ketiga; lewat Kenjuran, Kendal, jarak tempuh ± 7 Jam. Jalur Pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng lebih banyak dipilih oleh para pendaki. Selain akses transportasi mudah, pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng merupakan jalur resmi pendakian. Setelah shalat Isya, pukul 20.00 WIB kami langsung mendaki. Kami mendaki ketika malam tahun baru muharam. Saat itu banyak banget orang dan anak-anak SMA yang akan mendaki. Tapi kami tidak bergabung, karena mereka sepertinya akan mendaki lebih malam dari kami.
Kami mendaki tanpa Guide. Jika ingin didampingi Guide, Anda bisa memberi uang lelah Rp 200.000,-. Dari basecamp, Anda langsung menyeberang jalan sampai melewati gapura yang terletak di seberang jalan tadi. Akses jalan utama lumayan mudah. Berupa bebatuan tertata rapih. Berjalan kurang lebih 800 meter, ambil arah kanan dan lanjutkan perjalanan sampai Anda menemukan jembatan kecil. Anda langsung ambil arah kanan, melewati jembatan kecil, lurus menyusuri jalan bebatuan lagi.
Masih melewati jalan lebar menuju Gunung Prau. Jalan sedikit menanjak dan mulai disini saya lunglai. Hahahaw. Melihat pos istirahat, saya pun berhenti karena keringat dingin keluar. Alhamdulillaah teman-teman saya mengerti kondisi saya. Di pos istirahat ini, saya seperti hampir pingsan. Hah? Segini dowang nyali saya!
Saat itu, saya seperti tidak mempunyai tenaga untuk meneruskan perjalanan. Tapi, karena awalnya saya yang mengajak teman-teman untuk mendaki. Saya tidak bisa menyerah begitu saja. Istirahat sebentar dan makan-makan dulu, kemudian lanjut perjalanan. Naik sedikit, mulai menemui jalan setapak. Jalan setapak ini masih normal, jalan lurus dan jika naik pun tidak begitu menanjak.
Mulai Melewati Jalan Pendakian Gunung Prau
Kami sengaja memilih pendakian malam hari karena keadaan. Keadaan dimana kami memang hanya punya waktu satu hari untuk pendakian. Pendakian pada malam hari tidak beresiko jika stamina dan perlengkapan sudah siap. Memang sih, gelap pakai banget. Tapi jujur, mempunyai jiwa pendaki sih, ya. Disamping itu, saya gak melihat jalan menanjak secara jelas. Jadi gak membayangkan jalan nan terjal.
pendakian malam tuh gak begitu terasa capeknya, karena saya sering berhenti. Hahahaha. Dasarnya tidak
Jalan pada Pos 2. . .Pendakian ke Gunung Prau melewati Tiga Pos. Jalan dari pos satu sampai pos dua masih bisa diraba dan masih biasa. Lolos dari pos satu, jalan makin nanjak. Saat itu sedang gerimis, jadi jalan lumayan licin. Saya sarankan, pakai sepatunya yang benar, ya. Dan jangan pakai sendal jepit. Hihihiw. Di pos dua, saya lumayan ngilu lagi nih kakinya. Malam itu, saya benar-benar merasa seperti simbah-simbah. Jalan sudah mulai susah, dan saya selalu merepotkan teman-teman! Ya ampuuun. . .padahal baru di pos dua.
Jalan makin naik to d’maks saat melewati pos tiga. Yuni terlihat lemas, Mr Sahid pun begitu. Dan saya lebih lunglai dari mereka!. Hahahaw. Untung teman-teman yang lain perhatian. Setiap ada yang minta berhenti, kami langsung berhenti untuk istirahat.
Perjalanan dari pos tiga menuju gunung kurang lebih 30 menit. Lebih cepat dari perjalanan pos satu dan dua. Pukul 23.30 WIB, kami sampai puncak Gunung Prau. Jadi, perjalanan 3,5 jam saya baru sampai puncak. Jauh banget dari batas normal pendakian yang hanya 2,5 Jam. Hihihiw. Gak apa-apa, yang penting kami semua selamat!
Beranikah Anda mendaki ke Gunung Prau Lewat Patakbanteng?
Bermalam Di Puncak Gunung Prau
Sesampainya di puncak, sudah banyak banget dome berdiri. Maklum, karena saat itu memang sedang liburan, jadi lumayan ramai. Sampai puncak niat mau masak air, buat anget-anget perut. Eeeh, lha koq rasanya udah pingin ambruk saja. Saya dan Yuni ikut mendirikan dome, berharap cepat selesai dan bisa tidur secepatnya. Tapi malah jadinya gak selesai-selesai. Katanya malah ngeriwehi tok. Hohohow. Akhirnya saya dan yuni menyiapkan matras dan merapikan dome yang sudah hampir jadi. Hanya membantu mengaitkan tali dari pojok ke pojok sih. Hihihiw. Setelah dome satu berdiri, para cowok mendirikan dome satu lagi untuk mereka. Kami pun beres-beres dan tidur!
Tidur di puncak gunung tuh gak bakal nyenyak. Tanahnya gak rata, dingin pula. ± 2.565 mdpl. Tau dinginnya melebihi perkiraan, saya ikut sewa sleeping bag deh. Hihihiw. Hal lain yang membuat tak nyenyak tidur yaitu, tetangga dome nyanyi-nyanyi terus. Suaranya keras dan gak enak banget didengar. Byuuuh. . .saat itu rasanya pingin langsung pagi saja!
Apakan teman-teman pernah melakukan Pendakian Gunung Prau Lewat Patakbanteng?
Baca juga:
Pemandangan Cantik Gunung Prau.
IbuDzakyFaiRaffa (@fitrianita13460)
kalau Ibu 3 Boys gak berani ah…naik bisa, turunnya takut…
Takut ketinggian ya, Buuu. Hihihihi ^_*
Anggi Alfonso
wah jalan pendakian belom di aspal yah…brarti enaknya klo ga pas musim hujan yah mba
Masa jalan pendakian di aspal? 😀 ^_*
Ika Koentjoro
aku nyerah Daaah.*nangis dipojokan* Bawa badan aja udah nggak kuat Daah
Tak gendong wae piye, Mba? ^_*
Arif
Ngeri juga kalo licin gitu mbak…btw bermalam brapa hari disanaa?
Satu hari cukuup! 😀 ^_*
Yudi
Wah.. kapan ya saya bisa mendaki gunung… Di sini gak ada gunung sih…
Dolan ngene waeee. . . ^_*
ndop
Aku belum punya pengalaman mendaki. Dulu pernah ikutan opspek kampus doang sih. Jadi situasinya agak tertekan karena ada seniornya ahaha. Kalau yg model free begini ini berati lebih enak ya.. Kapan kapan ah..
Iso ndaki po, Mas Ndop? 😀 ^_*
cumilebay.com
Cakep banget sunrise nya, kmrn ke dieng ngak sempet kesini 🙁
Berapa hari di Dieng? ^_*
gunung prau
salam kenal, lumayan foto-fotonya, tambah lagi dong foto-foto gunung prau nya
Wani pirooo, Om Uok!. 😛 ^_*
eka setia
Nentuin tanggal main ni ah..
Silakaan, Mba Eka. . . ^_*
ananda
salam kenal mbk… rencananya akhir mei ini kawan2 mau ke prauu. nah yg mau q tanya, utk sepatu yg dipakai spt apa? berhubung ini baru kali pertama mau mencoba mendaki, mohon saran (mau beli tp lbh bnyk outcome-nya dan blm tentu srg dipake)….
Sepatu trecking saja lebih aman. Kalau enggak sandal gunung. Jangan lupa bawa minum yang banyak, ya. Terus, bawa sleeping bag. ^_*<
Mr.jay
sumpah ceritanya keren banget jadi ngiler pingin kesana dah
Siapkan stamnia ya, Mas. 😛 ^_*
Titis Ayuningsih
Mbak Idah, ajak” aku dong kalau mau ngebolang *ngiler liat fotonya*
Ato ngebolang, Tis. 😆
Mugniar
Hihi bawa teman bobo?
Kuat juga ya Idah mendaki … saya tidak. Asyik ya pengalaman seru begini ….
Biar pules bobonya, Mba. Hahaha
phin
sy pernah mba..
btw ralat dikit yaks… Banjarnegara – Patakbanteng krg lebih 2 jam mba… soalnya dr banjrnegara mpe wsb jg krg lh 1 jam n dr wsb smp patakanteng 1 jam an…. n jgn lupa patakbanteng di wilayah wonosoo yaaa
Ituuuh kalau dijumlah 1+1 jadinya dua, ya. Emang iya, di Wonosobo. 😆
Abdurrazaq
Gambarnya kebanyakan tanah. kok ga ada yang hijau – hijau, memang kalau udah di puncak gunung sedikit pohon ya?
Namanya saja lagi ngomongin aksesibilitas, Mas. Bukan pemandangan. 😆
si mamak
waaa rumahku di wonosobo lhooo mbaa
Dulu pernah kesini waktu SMA tapi sayang kagak ada foto2nya… hiks
jadi pengen kesana lagi
Dekat banget malah, ya. 😀
Rumambay
lagi searching tentang gunung prau malah terdampar di blog ini. pas liat blognya, kaya kenal. ternyata si idah, eh, kamu udah pernau ke prau ya? asik ga…
Asyiiik banget, dong. Main sana, Kaak. ..
Icoel
pengennnn…ajak2 jeeh kapan2 😀
Mayoo sikiii. 😀
wendy agoeng
Insya allah tgl 5-6agustus meluncur ke prau B-)
Semoga selamat sampai tujuan. 😀
Ginny Laura
wuach Artikelnya kerenz nie. . .
Sambil baca artikel ini, Aku numpang promosi deh !
Nyepam! Tak laporin Polisi!
ihsan hermawan
nice mbakk. . .ayo kesana
Sudah. . .
angki
wah keren anak gunung ya sudah daki ke mana-mana nie mantap dah ^-^.9 ehe
Cucu Gunung. 😀
jumad kumbolo
wawah..asyik bgt tuh,kpan ksna lagi?ajak2 dng.
Besok. Mau ikut? Seriusan? 😀
uwie
Aq mlh bln nov pengen naik k prau..seru tu kaya’y jalur bgtu…hehehe
Semoga diberi kelancaran trekkingnya, ya. ..
Idha Ayu Lestari
salam kenal kak… iya, kak seru banget ndaki gunung Prau lewat pendakian Patak Banteng.. baru be2rapa hari yg lalu ke sana.. jalannya terjal. ndakinya malam hari, jadi gk keliatan terjal. waktu turun gak taunya terjal (takut ketinggian)…
Ini seriusan, takut ketinggian tapi mendaki? Salut deh sama kamu. 😉
Rifqy Faiza Rahman
Wah, kemarin lewat patak banteng banyak manusia yang “berlimpah” demi puncak prau :3
Salam kenal ya 🙂
Salam kenal kembali untukmu, Mas. 😀
muhammad irvan
saya mau nnya , trek lwt jalan patak banteng parah/tidak ?
makasih sebelunya.
Jalur Pendakian Bukit Pangonan Lewat Museum Kailasa - ^_^ Langkah Baruku ^_^
[…] Ada baiknya teman-teman memakai masker, ya. Debu di bukit ini masih cukup tebal. Berbeda dengan Gunung Prau, dimana tanahnya sudah menyatu dan […]