Albasia, Si Pohon Masa Depan
Trial and Error termasuk kegiatan yang menyenangkan bagi saya dan Adik. Setelah beberapa bulan yang lalu kami mencoba budi daya Jamur Tiram, kini kami mencoba budidaya lagi. Yaitu menanam benih Pohon Albasia atau Albasiah.
Namanya mencoba, kami pun membeli benihnya tidak banyak. Adik membeli benih Pohon Albasia satu ons dengan harganya Rp 15.000. Berbekal uang mabelas rebon, kami mendapat benih banyak banget. Tidak bisa dihitung berapa biji.
Meski sebenarnya ada juga yang menjual Pohon Albasia dengan tinggi mencapai setengah meter, tapi kami tetap memilih untuk membeli benih. Dengan alasan, supaya kami tahu proses pertumbuhan Pohon Albasia dari awal. Lalu, mulai ditanamlah benih-benih cinta di tanah yang gembur. Tepatnya tiga bulan yang lalu.
“Mumpung masih muda, sisihkan sedikit uang untuk membeli bibit albasia. Kayu ini bisa untuk masa depan kalian kelak”. Dengan memegang pohon Albasia yang lingkarnya sudah lumayan besar, Bapak mulai mengarahkan kami ke pemandangan pohon albasia miliknya.
Ya, Bapak mengatakan bisa untuk masa depan kelak. Masa depan, karena pohon albasia memiliki nilai jual yang tinggi. Kelak, masa mendatang, berarti memerlukan waktu yang cukup lama. Tapi, nyatanya tidak lama.
Saat saya masih kuliah dulu, ada seorang teman secara terang-terangan mengatakan “aku kuliah di sini naik Kambing lho”. Naik Kambing di sini bukan dalam arti sesungguhnya, ya. Maksudnya, Ia bisa kuliah karena orang tuanya berternak Kambing. Kemudian, kambing dijual ketika anak-anaknya membutuhkan uang untuk membayar SPP atau kebutuhan lainnya.
Sejak teman saya berceloteh seperti tadi, saya penasaran, dong. Kira-kira saya kuliahnya naik apa, ya? Jangan-jangan naik Onta.
Lima tahun yang lalu, Bapak sama sekali tidak membuka kartu tentang biaya kuliah. Dan saya pun seperti cuek saja. Asumsi saya saat itu, membiayai pendidikan sudah menjadi kewajiban orang tua. Lagi pula orang tua bekerja, pastinya ada income untuk membiayai kuliah anaknya. Asumsi yang egois, bodoh.
Siang itu, masih dalam suasana berkebun. Bapak mengatakan, dahulu sempat menjual Pohon Albasia yang memang sudah berumur. Ketika menjual pohon tersebut, pas banget saya akan semesteran dan Adik mau melanjutkan ke SLTA. Entah emang pas atau di pas-pasin. Hahaha Tapi, Bapak memang sudah berniat dan berrencana. Kalau pohon Albasia yang telah ditanamnya akan dimanfaatkan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Good, bermanfaat banget kan, ya.
Dan, inilah yang dimaksud dengan Pohon Masa Depan. Pohon penuh manfaat. Bisa dimanfaatkan untuk apa saja, sesuai dengan kebutuhan. Seorang Petani memang harus kreatif, ya. Apa pun yang bisa menghasilkan, harus mencoba untuk ditanam.
Betewe, saya sempat searching tentang Pohon Albasia. Kalau di tempat saya, Pohon Albasia disebut juga dengan Pohon Kalbi. Tapi, ketika membaca di beberapa artikel hasil searching, kok sebagian besar menyebutnya dengan Pohon Sengon, ya. Mungkin pemilik kebun bisa membantu menjelaskan detailnya, ya.
Memang, sih, mereka masih satu famili, yaitu famili Mimosaceae atau keluarga petaiβpetaian. Daun dan kayunya hampir sama. Tapi, kalau kayu Albasia dan Sengon jelas beda. Albasia kalau disobek kulit kayunya, maka warnanya putih (putihnya kayu). Sedangkan, Pohon Sengon kayunya berwarna merah (merah kayu). Menurut Bapak saya juga beda, hanya saja masih satu famili. Tapi, bukan berarti Albasia sama dengan Sengon kan? Hayoo, siapa yang bisa bantu menjelaskan ke saya?
Ope Mini BLog
Albasia, kayak pernah denger nama ini :3
Lhaaa? π
adit purana
bener, mbak. beramah-ramah dengan pohon.. enak. bikin suwejuk!
Yuhuuuui. . . π
adit purana
nice..
tapi saya masih suka dandelion ama kemboja, mbak. π
Punya selera masing2, Mas. π
Irfan
kayak pernah liat pohon ini, ah besok minta idah aja π
Garep minta berapa, Mas? π
Budi Arnaya
Satu..itu tangan kamu yang berbulu yach xixixi dua..budidaya pohon memang untuk masa depan..karena Jati prosesnya lama..jadi menanam sengon pilihan tepat untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama, harga jualpun masih oke punya
Hahahaha. . . Om Budi nanem sengon juga po? π
keke naima
menanam pohon memang seperti menabung untuk masa depan π
Yuuuk ah, tanam pohon. Mba. π
andinoeg
emang apa manfaatnya samapai mahal kalau udah besar?
Hahahaha, koq saya malas menjawabnya, ya. Googling aja deh, Mas. . . π
Zenius Surabaya
berkebun memang investasi yang bagus buat masa depan
Setujuuu. . . π
Lusi
Aku lospokus, lihat lengannya itu digigit nyamuk. DB bukan itu?
Bukan, Mba. π
Eduard de Grave
kemaren waktu bapak jual albasia dapat berapa duit?
Mau tau banget deh, Om. Hahahaha
boneka full body
tangannya digigit nyamuk
Seksi, kan? Hahahaha π
Lyliana Thia
Kreatif yah bapakmu, Idah.. π
Semoga pohon2 albasia tumbuh subur sehingga menjadi aset utk keluarga Idah, aamiin..
Aamiin. Makasiiih ya, Mba. Terharu. π
muhamad ruli
tlng dong share tentang perawatan pohon albasia cz aq jg lg belajat menanamnya
Insya Allah, lain waktu, ya.
Seputar Bola Terkini
mba yang satu ini mirip kali dengan teman saya ketika dikampung
enggak bedanya lah π
Kembar, dong. π