Hari Blogger Nasional, Merdeka (Sejenak) di Pagi Hari

Hari Blogger Nasional pada tahun ini jatuh pada hari kerja. Kamis, 27 Oktober 2016. Artinya, aku tidak bisa merayakannya meski hanya bersama suami, atau si kecil. πŸ˜€ Meski demikian, aku seperti tidak ingin melewatkan hari ini tanpa aktivitas Blogging. Maksa, ya? Merdeka sejenak laaaaah! HALAL. πŸ˜›

Usai mengisi daftar hadir, aku “parkir” di bangku panjang dekat kolam ikan, sebelah kiri kantin. Bangku yang biasanya digunakan oleh Bapak-Bapak untuk santai setelah makan, udud bareng, atau sekadar melamun entah memikirkan apa.

Banyak berita acara yang belum diketik. Atau, ternyata besok hari Jum’at. Pulang kagak, ya?.” Mungkin itu termasuk bagian yang menghiasi pikiran mereka.

Pagi ini, tidak seperti pagi kemarin, kemarin-nya lagi, pagi biasanya saat sampai di tempat kerja. Bangku panjang itu aku kuasai. Hanya ada aku di situ. Sebentuk kesengajaan aku melakukan aktivitas yang membuat banyak teman banyak bertanya.

Kamu sakit?

Pagi-pagi udah “pacaran” sama bojo. Semalam kagak ketemu, ya?

Handphone baru, ya

Merdeka menjadi Blogger sudah kurasakan sejak menjadi Blogger. Apalagi sekarang, makin merdeka, dong. Makin makmur dan sejahtera. πŸ˜›

Sekali lagi, pagi ini tidak seperti pagi biasanya saat sampai di tempat kerja. Duduk santai sembari di dekat kolam sambil memerdeka-kan diri (sejenak) sebagai Blogger karena hari ini adalah Hari Blogger Nasional. Merdeka sejenak yang kumaksud yaitu meluangkan waktu untuk kegiatan Blogging yang selama ini nyaris tidak pernah kulakukan kecuali by request. Merdeka sejenak di pagi hari. Lanjut saat pulang nanti.

Memang, kegiatan apa, sih?

Adalah BLOGWALKING! πŸ˜† πŸ˜€ :mrgreen:

Parah banget! Ya…gimana lagi, Kawans. Ternyata aku belum bisa membagi waktu untuk silaturahim seperti dulu, zaman masih single. Lebih parahnya lagi nih, ya. Setelah aku tinjau, belakangan ini, aku NgeBlognya sekadar update job atau placement. Jarang curhat, apalagi curcols. HAHAHAHA…*yagimanalagi* *anak kos pingin punya rumah susun*

Tanpa melihat linimasa yang pastinya banjir update-an perayaan Hari Blogger Nasional, aku membuka blog list, dan mulai blogwalking. Rasanyaaaaaaaa…pagi ini istimewa banget, merdeka banget, nyenengin banget, sampai pingin nyebur ke kolam ikan. *ini lebay dan bohong banget* Pagi-pagi bisa nyentuh Blog, dan Blogwalking. Asli, baru pagi ini sejak setahun yang lalu. πŸ˜›

Jujur dari hati yang terdalam, aku kangen silaturrahim ke blog Teman-teman, nih. Kurang update keseharian Teman-teman Blogger membuatku kurang pergaulan. KUPER. Apalagi, sekarang sudah tidak update berita di facebookBeuuh…tambah KUPER. Tidak update berita Tante Jupe yang katanya mirip masa mudanya Gusti Nurul sih biasa saja, ya. Lha ini, ngakunya Blogger tapi tidak hapdet di dunai per-blogger-an. HAHAHAHA…Wis…PAYAH.

hari-blogger-nasional

Tapii…yoben waelah. Terpenting pagi ini aku sudah Blogwalking sambil ngucapin selamat Hari Blogger Nasional kepada beberapa teman Blogger lewat kolom komentar. Ya…memang hanya beberapa teman Blogger saja, sih. Tapi, setidaknya aku jadi tahu kabar mereka dan keluarga.

Hari Blogger Nasional tahun lalu, aku ada bersama Teman-teman  Ketenger. Pagi-pagi sudah diajak senam EZEGEZEG! Tahun ini, aku merayakan Hari Blogger Nasional bersama ikan-ikan seksi. Yanasib, terus bersyukur dan bahagia menjadi BLOGGER! :mrgreen:  :mrgreen:  :mrgreen: πŸ˜† πŸ˜› πŸ˜›

KALAU KAMU, BLOGGERS?

UDAH NGAPAIN SAJA DENGAN SI BLOG?

Rekam Jejak 2015

Hei, tahun telah berganti dari 2015 menjadi 2016. Apakah kalian menikmati malam pergantian tahun baru? Kalau iya, pasti punya banyak kisah. Mulai dari para pasangan yang belum halal, sampai sepasang kakek nenek. Satu sama lain punya cerita masing-masing dan pasti asyik. Pada bagi cerita, dong!

Berbeda dengan kalian, aku bersama suami menghabiskan malam pergantian tahun dengan bobok berdua, sambil bercerita.

Cerita yang kami ciptakan di malam pergantian tahun 2016 tidak jauh dari keluh kesah, bahagia, cemas, was was, karena kami sedang menantikan buah hati yang diperkirakan lahir pada tanggal 25 Januari 2016. Tinggal hitungan hari. Hihihi

Karena insya allah aku melahirkan awal tahun ini, tentunya setahun yang lalu aku lagi sibuk-sibuknya menjadi Ibu Hamil, dong. Memangnya, Ibu hamil apa yang disibukin?

Eeee…jangan salah! Ibu hamil justru banyak kesibukannya, lho. Sok mencari kesibukan juga supaya tetap sehat dan waras. Xixixi. Apalagi ini hamil pertama, aku sibuk banget dengan calon bayiku ini. πŸ˜€ Makanya, jangan heran kalau yang menjadi #2015bestnine di instagramku bertabur bahagia bersama orang tersayang yang menjadikanku terus sehat dan waras. πŸ˜›

Omong-omong, rekam jejak yang lutulis ini sama sekali bukan tentang pencapaian apalagi prestasi di dunia Blogging. Karena, postingankj di 2015 sepertinya banyak ngejobnya. Wkwkwk. Etapi, ini perlu dibanggakan juga, ding. Karena job yang datang dari toko online bisa buat menambah persiapan persalinan nanti. Xixixixi. Alhamdulillaah, ya.

Sementara dalam dunia nyata, aktivitasku sebagai Ibu Pekerja alhamdulillaah makin baik dan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabku makin bertambah. Benar-benar harus bisa jaga kesehatan supaya bisa terus masuk kerja.

Best Nine
Ini menyenangkan!

Atas izin suami adalah salah satu rezeki tak terduga selama tahun 2015. Maksudku, setelah menikah tahunya suamiku akan memintaku untuk berdiam diri di rumah. Padahal, pada kenyataanya….santai, asyik, bahagia, dan woles bannget. πŸ˜†Β Aku terlalu serius membayangkan ini itu setelah menikah.

Merujuk ke akun instagramku, di mana aku kerap membaggikan kebahagiaan di sana, ternyata ada moment-moment bahagia yang kembali kurasakan dalam bingkai #2015bestnine.

#2015bestnine milikku, sebagian besar adalah aktivitas di luar rumah yang mana hanya bisa terlaksana atas izin suami. Asli, suamiku baik banget! Udah ngizinin aku camping, dan main sampai luar kota. Beruntungnya, saat itu aku belum tahu kalau lagi hamil. Wkwkwk.

Saatnya membaca 2015!

Pertama, foto yang paling hits di akun instagramku. Adalah foto nikahanku. Hahaha. Ini penting banget mengunggah foto pernikahan karena merupakan cara termudah untuk mengubah status dari gadis manis menjadi isteri cantik tanpa membuat post blog atau iNews. Xixixi. Makasih udah mau menikahi aku ya, Yaang. πŸ˜€

Kedua adalah padang savaba Telaga Dringo. Bersama lima teman blogger, aku camping, menginap semalam di telaga dringo. Ini atas izin suami dan pertama kalinya aku pergi, menginap, tanpa suami. Xixixi. Meski pas minta izin rada pesimis, alhamdulillaah selama camping di Dringo, kami Β bahagia, banyak lancar dan sedikit haru. πŸ˜€

Ketiga, alhamdulillaah aku bisa melihat Kota Tua Jakarta! Aku bisa sampai sini karena saat itu ada undangan dari Mister Aladin. Undangan ini bertepatan dengan acara suami bersama teman-teman. Yaudah, daripada di rumah sendirian, aku memilih untuk menghari undangan. Jauh-jauh ke Jakarta cuma ke Kota Tua? Uhuuy…kagak laah! Pokoknya, makasih buat Sitti! Makasih untuk kebaikannya. πŸ˜€

Keempat, tiba-tiba banget aku pingin nginep di rumah Tante. Yaudah, aku ninggalin suami lagi, deh. Bhahaha. Solehah banget, ya. Tapi ya gimana lagi, suami baik bangeeet! Jadi ya diizinin.

Bersama Tante, aku menyaksikan matahari tenggelam dan menikmati jingga di sawah dekat rumah Tante. Gini dowang udah bisa membuatku bahagiaa. πŸ˜€

Kelima, ini memang acting. Aku meminta sepupuku, Hosea, untuk memegang jemariku. Di depan kami ada Ayahnya Si Hose yang siap banget mengambil beberapa kali jepretan. Aku ada niat, moment ini akan kembali terulang jika aku punya anak, kelak. Yang motoin nanti Mr. Blur, dong. πŸ˜€

Keenam, Adlaah Sup. Nyaris tiap hari, selama hamil, aku harus makan sup. Entah kenapa, aku merasa tidak bergairah makan jika tidak ada sup. Kebayang kalau sampai tidak napsu makan, kasihan anakku di dalam. Fufufu. Sup favoritku yaitu sup brokoli campur wortel dan bakso tahu. Yummi banget!

Ketujuh, berwisata ke Putbalingga bersama Tante dan Umi. Ini awal-awal setelah menikah. Bukannya main sama suami, malah minta izin main sama teman. Xixixi. Error banget, ya. Goa Kereta adalah salah satu tempat yang kami singgahi. Eternyata, pas dolan ke sini, aku udah hamil. Xixixi. Padahal, aku sempat jalan sejauh 1 km, lho. Ngos-ngosan, pasti. Tambah sehat, jelas. Dorong motor karena ban bocor, cuy. Xixixixi. Kenangan manis banget bersama Umi. Thanks ya, Mil.

Kedelapan, satu moment yang paling membuatku bahagia pada tahun 2015, setelah pernikahan, Tuhan mengabulkan doa yang aku panjatkan tiap hari, tiada henti. Yaitu mempunyai keturunan yang soleh atau solehah. Sebentuk rezeki yang bagiku belum ada tandingannya. Bahagianya luar biasa. *elus-elus perut*

Kesembilan, adalah Blogcamp2015! Siapa sangka suami bakal ngizinin aku ikut camping saat perut udah kelihatan seksi? Xixixixi. Pas aku ngajak ikut acara ini, suami malah menanggapi dengan uwowow. Dan dia memutuskan untuk ikut acara. Puji syukur banget. Jadi punya tambahan cerita buat ana, kelak. Xixixixi

Terima kasih tak terhingga kepada suami yang sudah memahami aku dengan segala tingkahku yang kadangΒ kerap membuat detak jantungmu lebih kencang dari biasanya. πŸ˜† Atas izinmu, alhamdulillaah Tuhan meridhoi, melindungi tiap langkahku, langkah kita. ^-*

Nostalgia Dieng Theater Wonosobo

Haai…aku sudah sampai di Bioskop, dong. Mau nonton bareng film ini itu sama teman-teman.” Selain piknik, di beberapa group whats app yang aku ikuti sering memperlihatkan tiket nonton film baru. Atau, foto selfie di loket pembelian tiket. Beeuuh…aku cuma bisa sirik tak terhingga. πŸ˜€

Terlebih sekarang, cukup banyak film karya anak bangsa baik yang diangkat dari sebuah novel, atau bukan, dan menurutku layak untuk ditonton. Belum lagi film luar yang bagus-bagus banget, di mana aku hanya bisa nonton trailernya melalui internet. -_- Dan dengar-dengar, film yang pernah ngehits pada tahun 2000-an, katanya mau ada lanjutannya. Apalagi kalau bukan AADC yang ada mamas cakep Nicholas. Hahaha…tetep, ya, susah move on.

Aku yang hidup di kota kecil hanya bisa gigit stick es cream, kalau teman-teman sedang cerita film baru. πŸ˜€ Secara, di Banjarnegara belum dibangun bioskop lagi semenjak Cahyana, sebuah bioskop zaman Emak dan Babe aku muda, telah runtuh. *kembalikan Cahyana*

Aku ngga tahu persis tahun berapa Cahayana runtuh. Sebab, sejak tahu apa itu Film dan Bioskop, aku hanya mengenal Dieng Theater (DT) sebagai tempat untuk nonton film indie. Sebuah bioskop yang lokasinya cukup dekat dengan pusat kota ASRI, Wonosobo. Atau, kurang lebih enam puluh menit dari tempat tinggalku jika ditempuh dengan kendaraan umum.

Saat masih SMK, Dieng Theater ini laris banget, melebihi orang yang jualan Mie Aceh. Antreannya beeuh…! Antrean kantor pos saat awal bulan saja kalah. Banyak anak SMP dan SMA yang “mengular” di depan pintu masuk, padahal jam buka masih lama. πŸ˜€ Apalagi, kalau filmnya adalah film beraroma romantis, horror, atau film yang lagi anget-angetnya. Di Wonosobo masih anget, di kota sana mah udah basih.

 

Persiapan tea wal Tambi. Berkumpul di Dieng 3D Cinema! Dahulu kala, Dieng Theater namanya. ???????????? #TeaWalk #KebunTeh #Tambi #DiengCinema #ExploreWonosobo #PesonaWonosobo

A photo posted by Idah Ceris (@idahceris) on

 

Zaman SMK, beberapa tahun yang lalu dan udah lama banget. Sampai aku kuliah, Dieng Theater masih cukup ramai. Ketika melewati jalan ku sering melihat update film pada banner yang terpampang di gang masuk DT. Aku juga pernah, sesekali nonton. Meski kualitas filmnya ngga sebagus dulu. Layarnya juga kurang jelas. Tapi, meski demikian, aku tetap menikmati popcorn film dari tempat duduk yang sebenarnya sudah ngga nyaman karena kursi telah melebihi batas usia pakai. πŸ˜€

Dieng Theater Wonosobo yang dulu penampilannya amat sederhana, kini telah bertransformasi menjadi Dieng 3D Cinema Wonosobo di mana penampakan dari luar cukup wah. Lagi-lagi aku ngga tahu tepatnya kapan DT mengubah namanya menjadi Dieng Cinema (DC).

Aku tahu perubahan ini beberapa bulan yang lalu, saat aku mengikuti tea walk ke Tambi bareng pemenang lomba blog yang diselenggarakan oleh NJF Wonosobo.

“Seluruh peserta berkumpul di depan Dieng Cinema Wonosobo pukul 08.00 WIB.” Seperti itu keterangan yang tertera pada undangan. Aku agak bingung, dong. Di mana lokasi Dieng Cinema? Dan ternyata, Dieng Cinema adalah Dieng Theater yang dulu sering aku jadikan tempat kencan nongkrong. Sebuah bioskop yang kini menyajikan film 3D juga. Sedangkan disekitar DC, tepatnya di kawasan parkir terdapat lapangan futsal yang membuat DC terlihat ramai.

Aku sempat berkeliling bentar di area DC. Sayang banget ngga tersedia kursi untuk duduk di luar area DC. Jadi, aku mlaku-mlaku tak terarah sembari mengingat-ingat tiap sudut yang dulu pernah aku singgahi. Nostalgia gitu, deh. πŸ˜‰

Dieng 3D Cinema Ex. Dieng Theater Wonosobo

Alamat: Jl. Sruni, Karangkajen, Wonosobo
Tiket Masuk: Rp 20.000,- per orang
Jam Tayang Film: Pukul 11.00, 14.00 dan16.00
Telephone: +62 286 6128159

Hadiah dari Sebuah Persahabatan

Sahabat. Saudara perempuanku kekeuh dengan pendapatnya, bahwa di dunia ini ngga ada yang namanya sahabat. Memang benar adanya. Karena, sejauh ini aku belum pernah membaca atau mendengar kata “Sahabat” melekat pada nama seorang. Adanya tuh Idah, Ruby, Daisy, Rose, Neli, dan sederet nama cantik lainnya. πŸ˜€ *song_ong banget, ya*

Maksudku, dia selalu menekankan, bahwa di dunia ini yang ada hanyalah teman baik dan teman baik banget. Ngga ada sahabat di dunia ini. Entah awal mulanya karena apa, hingga ia berprinsip demikian.

Aku ngga pernah bertolak prinsip dengan saudaraku tentang arti dari sahabat. Sebab, aku sendiri jarang mengucap “dia sahabatku” kepada seorang yang dekat denganku. Hayoooh…ini jadi serius banget ngomongin arti dari Sahabat, ya. Sheila On 7 yang punya sahabat sejati saja ngga mempermasalahkan. πŸ˜€

“Sebagai hadiah persahabatan hari ulang tahun group kita yang ke satu. Semoga persahabatan kita kekal abadi.” Group yang aku ikuti di WhatsApp merayakan hari jadi yang pertama. Pertemanan kami genap satu tahun di group. Sebagai tanda kasih sayang, salah satu member berinisiatif untuk tukar kado secara acak.

Rangkaian kata yang begitu manis tertulis pada secarik kertas putih dengan tinta warna ungu muda. Aku merinding saat membacanya. Serius. Tulisan dari seorang perempuan yang belum aku ketahui namanya, otomatis membuatku penasaran. “Haaah! Aku dapat hadiah dari siapa, sih? Manis banget.”

1 TAS BATIK MERAH
Terbaca labelnya, kan?

MANIS BANGET. Ngga hanya ucapan yang tertulis, tapi hadiahnya juga tak kalah manis. Tas batik dengan label “Adiba Collection.”

Sebagai anak GAWL yang punya hobi berselancar, aku langsung searching melalui internet, mencari tahu tentang Adiba Collection. Googling! πŸ˜€ Aku kira dengan cara tersebut bisa tahu dari siapa hadiah tas cantik dengan warna merah menyala itu.

Aku menemukan beberapa situs online Adiba Collection, tapi alamat yang tertera pada web tidak memberikan signal lokasi tempat tinggal Teman-temanku. Semisal Adiba Collection adalah sebuah toko online dan atau offline yang berada di Jawa Timur, kan aku bisa memprediksi siapa yan mengirim tak batik. Hmmm…pecarian yang masih berujung pada teka-teki. πŸ˜€

2 TAS BATIK
Seger batike. . .

Pencarian tak berhenti sampai di Google. Aku melihat member satu per satu pada group. Hanya terdiri dari dua puluh dua perempuan tangguh saja, sih. Tapi, tetap saja aku susah untuk mendeteksi. πŸ˜€

Titik terang tentang siapa pengirim tas batik aku dapat setelah hampir semua member menerima hadiah. Dari awal menerima hadiah, aku merasa surprise banget. Dan aku merasa terharu ketika si pemberi hadiah berkata “Ini tas batik pertama yang aku jahit sampai selesai lho, Dah.” Ya ampun…berasa spesial banget! Aku kira tas batik tersebut ia beli di toko. Ternyata tebakanku salah. :mrgreen:

Em(B)ak yang satu ini memang rajin banget bikin kreatifitas. Ngga hanya menjahit tas batik, banyak baju yang sudah ia jahit dengan berbagai model. Jahitannya pun rapih, rajin.

Tak hanya itu, Em(B)aknya juga rajin membuat makanan; kue dan rendang yang sudah punya label juga. Bahkan, baju sudah “terbang” sampai keΒ NYC. Tapi, aku ngga mau sebut label untuk keduanya, biar Teman-teman penasaran. πŸ˜›

MAMA BOO
Blazernya sudah sampai NYC! πŸ˜€

Naah, sekarang ikut tebak nama, yuk. Bisa banget sekaligus order tas batiknya di Mbak Bla bla bla. Bagi yang benar tebakannya, nanti aku kirim Carica untuk lima penjawab pertama yang benar. πŸ˜€ *Jawaban dari Em(B)ak2 ngga diikutkan kuis* πŸ˜› Aku tambah clue; Blogger perempuan yang maniez dan ceria, saat ini makin aktif mengikuti acara offline yang diselenggarakan komunitas dan juga brand. πŸ˜†

Buat Em(B)ak yang sudah memberiku hadiah, makasih bangeet, yaa. Tasnya sering aku pakai. ^-*

Princess dan Cita-cita Semasa Kecil

“Aku ingin menjadi orang penting, orang nomor satu di Indonesia, Presiden. Aku ingin menjadi Petani, biar bisa panen tiap hari. Aku ingin menjadi Dokter, agar bisa nyembuhin Mama kalau demam. Aku ingin menjadiii…” Ada banyak jawaban atas sebuah pertanyaan tentang cita-cita.

Cita-cita yang terpatri semenjak kecil bisa menjadi cita-cita sepanjang masa. Terus berusaha untuk mengejarnya sampai bisa terwujud. Atau, bisa jadi, cita-cita semasa kecil hanya sebatas ikrar dowang. Menyatakan ingin menjadi Princess, atau Frozen, misalnya.


Ya…namanya anak kecil. Terkadang, apa yang diidolakan olehnya, bisa menjadi cita-cita. Ngga memandang idolanya itu hanya ada di televisi atau film. Belum paham yang namanya tokoh fiktif. Karena, yang ada di benaknya hanyalah figur yang cantik, ganteng, kuat, dan baik. Simpel banget, kan?

Seperti yang terjadi pada Minggu pagi, (18/10). Tepat di hari ulang tahunku, Peri Kecil, Roseita, yang biasa kupanggil Rose, mengirim sebuah pesan singkat melalui e-mail.

“Mama punya cita-cita yang belum terwujud? Princess mau doain buat Mama.”

PENARI KECIL
Senyumnya…manis!

Dia lebih senang menyebut dirinya sendiri Princess. Sebuah nama yang terinspirasi dari film kartun. Kartun apalah-apalah, aku ngga mau menyebutkannya. Takut tambah terkenal.

Aku yang pagi itu baru saja mengaktifkan paket data, langsung membalas e-mail tersebut meski telat lima menit. Ngga ada cita-citaku yang kusampaikan pada Princess. Tapi, karena ada suatu hal yang menjadikanku penasaran, aku membalas e-mail dengan bertanya balik.

Princess sendiri cita-cita yang belum terwujud apa? Nanti kita panjatkan doa bersama.

MALAM TIRAKARAN AGUSTUS
Kejutan dari penari cilik saat HUT RI. . .

Mamaaa, selamat ulang tahun, ya. Princess doakan untuk kesehatan Mama dan juga Dede yang masih di dalam perut. Cita-cita Princess ingin menjadi Penari.
Princess tau, Mama pasti ngga suka. Tapi, Princess mau ngajak Dede jadi Penari juga. Nanti kami mau menari bersama-sama. Mau belajar tari tradisional dan balet. Bukan tari modern, Ma. Semoga Mama mau mendoakannya.

Pada usianya yang ke Delapan, ia mengikrarkan cita-citanya menjadi Penari. Aku tahu, tak ada bakat sedikitpun dalam dirinya untuk menjadi penari. Disamping itu, Princess pemalu. Tapi, aku selalu suka mendengar ceritanya tiap kali selesai les menari. Princess terlihat antusias, semangat mengikuti tiap sesi pelatihan.

PENARI KECIL AGUSTUSAN
Aksi dari Penari cilik. . .

Bagiku, bakat bukan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam cita-cita. Apalah artinya, jika mempunyai bakat, tapi ngga dimanfaatkan sedikitpun.

Jika memang Princess punya cita-cita menjadi Penari, semoga itu bukan hanya ikrar semasa kecil dowang. Ilmu dasar yang sudah didapat, bisa ia manfaatkan sampai nanti. Sampai ia dewasa, menjadi Guru Tari, misalnya.

Btw, apakah teman-teman punya cita-cita semasa kecil, sampai akhirnya terwujud saat dewasa kini?