Banyak rekomendasi hotel bagus nan Estetik di Bandung. Mulai dari yang fasilitasnya berkelas, kamarnya bagus, lokasinya strategis, sampai nuansa hotel yang aesthetic. Kamu yang pergi staycation sekaligus ingin panen konten demi merapikan feed Instagram supaya lebih eye-catching, kamu datang ke tempat yang tepat untuk membaca informasi lengkap mengenai ibis Style Bandung Grand Central. 😉
Liburan ke Bandung enggak menginap rasanya kurang lengkap. Malah menurut aku, enggak lengkap karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sana. Terlebih buat kamu yang suka jalan-jalan atau traveling, banyak pilihan obyek wisata yang bisa dikunjungi. Nah, kalau kamu suka wisata alam, cocok banget menginap di hotel ibis Style Bandung Grand Central. Naik kendaraan sampai obyek wisata Curug Dago Pakar cuma 5 km, lho. Kalau ingin wisata keluarga, dengan jarak tempuh kurang lebih 8 km sudah sampai Farm House Lembang. Dan btw, jarak tempuh ke Gedung Sate cuma 250 meter, lho! 🙂
Lokasi ibis Style Bandung Grand Central.
Lokasi dari ibis Style Bandung Grand Central adalah di Jalan Diponegoro nomor 27, Citarum, Bandung Wetan. Tempat staycation ini memang dekat dengan sejumlah tempat yang bisa kamu jadikan sebagai patokan, seperti Rumah Sakit St. Borromeus, Bandung Indah Plaza, Jalan Cihampelas, dan juga Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Kamu bisa menjangkau hotel dari tempat-tempat tersebut yang jaraknya tidak sampai menghabiskan waktu selama 20 menit. Hotel terhubung dengan pusat konvensi di Dago dan sudah berhasil mendapatkan 3,5 bintang.
Pilihan Kamar.
Tidak perlu khawatir dengan pilihan kamar sebab hotel bagus di Bandung ini sudah menyediakan rekomendasi terbaik dan tentunya berkelas untuk kamu. Pilihan pertama adalah kamar superior dengan dua tempat tidur twin, serta look pemandangan kota.
Kalau kamu pergi bersama pasangan atau dua orang saja, tentunya pilihan kamar ini akan menjadi sangat recomended. Pilihan selanjutnya adalah kamar superior dengan pilihan satu tempat tidur double yang juga cocok untuk dua orang saja. Pilihan terakhir adalah kamar keluarga yang terdiri dari banyak tempat tidur. Dengan begini, kamu bisa mengajak seluruh anggota keluarga sampai lima orang. Kamar pastinya sudah dilengkapi dengan AC, serta air minum kemasan gratis.
Namun, tidak hanya sampai disitu saja sebab fasilitas untuk di dalam kamar nyatanya dapat terbilang lengkap. Ada smart TV, shower rainfall, sandal, dan juga pengering rambut. Hotel juga menyediakan akses internet nirkabel secara gratis. Dengan fasilitas tersebut, kamu tetap bisa menikmati konten melalui ponsel dan mengerjakan aktivitas tertentu yang memang penting. Fasilitas bisnis layaknya telepon dan meja tulis juga tersedia kalau kamu masih memiliki urusan pekerjaan.
Layanan penyiapan tempat tidur tersedia setiap malam, bahkan pembenahan kamar juga bisa staff lakukan setiap hari. Namun, tetap saja, Kamu harus menyesuaikannya dengan kondisi dan sebatas kebutuhan.
Fasilitas untuk Kenyamanan Pengunjung.
Fasilitas untuk kamar saja nyatanya sudah lengkap, apalagi fasilitas di luar ruangan dan area hotel? Tidak boleh ketinggalan fasilitas internet, parkir yang paling terdepan tanpa dipungut biaya. Gratis parkir untuk mandiri dan tersedia pula area untuk kursi roda.
Layanan antar jemput bandara juga tersedia dalam 24 jam dengan biaya tambahan sesuai lokasi. Makanan dan minuman tersedia melalui restaurant yang buka dari jam 06.00-10.00 untuk sarapan. Restoran tetap membuka layanan untuk setiap kamar dengan harga menyesuaikan menu.
Atraksi wisata dan olahraga yang kamu butuhkan tentunya akan tersalurkan melalui fasilitas lapangan golf. Layanan tamu selama 24 jam tersedia melalui resepsionis, layanan concierge, pembersihan kamar harian, dan layanan penataan kamar.
Pemandangan yang Asri dan Elegan.
Check in bisa kamu lakukan dari pukul 14.00 sampai kapan saja dengan usia minimal 17 tahun. Tidak berbeda jauh dengan sistem check out yang harus Anda lakukan sebelum tengah hari. Kebijakan yang fleksibel dan friendly pada hotel tentunya akan membuat kamu merasa nyaman saat menginap.
Banyak sekali pengunjung yang juga merasa puas dengan layanan hotel, terutama dari segi view. Sangat bagus dan memukau, apalagi dengan pilihan City Room. Ruangan juga sangat bersih, tertata rapi, dan colorful.
Tempat tidur dan kamar tentunya juga sangat nyaman untuk membuat kamu beristirahat. Nuansa di kamar juga sangat menyenangkan dengan cat berwarna terang atau pastel yang menggambarkan nuansa alam. Di bagian dinding, biasanya terpampang lukisan yang dapat mencerminkan keindahan dan hotel bagus di Bandung. Setiap dekorasinya begitu memukau dan menjadi nilai plus untuk menunjang kenyamanan pengunjung.
Omong-omong soal pemesanan tiket dan kamar, ternyata sudah ada layanan terbaru dari Traveloka bernama Holiday Stays, lho. Kamu yang mau merencanakan staycation dari jauh-jauh hari atau sedang memilih-milih tempat untuk menginap, sangat direkomendasikan untuk menggunakannya. Mengapa? Kamu harus mengetahui beberapa keunggulan berikut.
Banyak pilihan properti, mulai dari villa, apartemen, rumah, resort, dan camping. Dengan banyaknya pilihan terbaik ini, tentunya kamu bisa menyesuaikannya dengan hobi dan isi kantong.
Cara pesan tiket sangatlah mudah, tinggal melalui Traveloka App saja. Jangan lupa untuk menentukan tempat dan tanggal menginapnya.
Mudah untuk membayar dengan banyaknya pilihan metode pembayaran. Kalau kamu beruntung, bisa dapat banyak diskon juga.
Dengan keunggulan yang Holiday Stays miliki, tentunya rencana berlibur kamu akan lebih mudah terwujud. Yuk, nikmati momen berlibur bersama orang terdekat dengan destinasi yang unik dan menarik. 😉
Wisata Edukasi Manasik Haji di Surya Yudha Park 1 – Akhir pekan asyiknya buat quality time bersama keluarga setelah lima hari dari pagi sampai sore terlalu asyik dengan pekerjaan kantor. Banyak pilihan untuk dapat menikmati atau memberikan waktu berkualitas untuk keluarga. Mulai dari kruntelan di depan televisi, nonton film, berkebun, bermain di rumah saja, jalan-jalan, sampai dengan kulineran. Tinggal sesuaikan saja dengan isi dompet, ya. 😀 😀 😀
Sejak pandemi, kami terbiasa untuk menikmati kebersamaan di rumah saja dengan anak-anak. Namun sesekali kami juga menyempatkan untuk quality time di luar rumah dengan mengajak anak jalan-jalan. Belum lama ini, kami mengajak anak-anak bermain ke Wisata Edukasi Manasik Haji yang bertempat di Surya Yudha Park (SYP) 1. Jaraknya enggak begitu jauh dari rumah, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai lokasi.
Kali ini kami jalan-jalan hanya bertiga saja karena kebetulan suami ada lembur di kantornya. Tapi alhamdulillah enggak mengurangi rasa bahagia anak-anak ketika eksplorasi wisata edukasi manasik haji. Beruntung banget mood mereka terjaga padahal siang itu agak gerimis, lho. Mau dibatalkan untuk mengenalkan mereka dengan replika ka’bah, kok, rasanya enggak sampai hati. Apalagi sejak pagi Mbak sudah membuat rundown saat sampai tiba di SYP. Jadi, kami memutuskan untuk melanjutkan rencana eksplorasi karena Mbak sudah kangen naik “Domba” di dekat Bukit Marwah.
Ada Apa Saja di Wisata Edukasi Manasik Haji SYP?
Tempat wisata edukasi manasik haji yang berada di kawasan wisata terpadu Surya Yudha Park 1 merupakan satu-satunya di Kabupaten Banjarnegara. Wisata ini dimanfaatkan oleh sekolah, khususnya PAUD dan TK sebagai sarana mengenalkan dan belajar tata cara haji di Makkah al-Mukarramah.
Wisata buatan ini letaknya di belakang, jadi dari depan enggak kelihatan ada wisata edukasi yang ramah anak. Dan mungkin, jarang ada yang tau kalau ada Manasik Haji di Surya Yudha Park 1. Lalu, ada apa saja di kawasan Wisata Edukasi Manasik Haji?
Unta.
Memasuki kawasan wisata edukasi manasik haji, anak-anak pasti senang karena disambut dengan hewan mamalia berpunuk yang hidup di padang pasir seperti Saudi Arabia. Unta ini enggak hanya berada di depan pintu masuk, tapi juga di dekat replika Ka’bah.
Terowongan Mina.
Replika Ka’bah.
Makam Nabi Ibrahim.
Maktab.
Tempat Sya’i.
Bukit Shafa.
Bukit Marwah.
Tempat Lempar Jumroh (Ula, Wustha, dan Aqobah)
Tahalul
Papan Informasi Perihal Tata Cara Haji dan Umroh.
Papan informasi ini terletak di lorong tempat Sya’i. Sesuai dengan tujuan wisata ini dibuat, selain mengenalkan beberapa tempat-tempat penting di Mekkah melalui replika, papan yang berisi informasi tentang tata cara haji dan umroh menambah pengetahuan wisatawan yang datang ke tempat wisata edukasi ini.
Awal masuk obyek wisata manasik haji, aku hanya menyebutkan nama tempat untuk ibadah haji dan umroh sesuai dengan apa yang tertulis di papan. Ketika anak bertanya, seperti “itu apa, bu? itu tempat buat apa, bu?”, aku pun belum bisa menjelaskan secara detail kepada anak-anak karena minimnya pengetahuan. Alhamdulilah…tertolong dengan papan informasi berupa banner segede gaban. 😆
Menambah Wawasan Dengan Wisata Edukasi.
Destinasi wisata edukasi dibuat untuk menambah pengetahuan atau wawasan para wisatawan. Dan ini aku rasakan ketika mengunjungi Wisata Edukasi Manasik Haji. Banyak hal baru, pengetahuan baru, yang didapat anak-anak dan juga aku. Sebagai contoh, selama ini mereka hanya dapat melihat Ka’bah dengan menonton lagu “Rukun Islam” yang mana gambaran Ka’bahnya enggak segede yang ada di replika wisata ini. Maka ketika melihat replika Ka’bah yang begitu besar berdiri kokoh di depan tempat Maktab, mereka pun takjub.
Mungkin kalau mereka, khususnya Mbak sudah bisa membaca papan nama yang dipasang di tempat-tempat obyek tertentu, mungkin akan lebih banyak lagi yang ditanyakan. Sejauh ini, mereka hanya bertanya tentang apa-apa yang jarang dilihat. Yaa….seperti Ka’bah, terus bangunan berwana emas (yang bertuliskan makam Nabi Ibrahim), dan terowongan yang gelap, dan domba-domba yang ada di dekat tempat Tahalul. 😆 Dan saat kami eksplorasi, aku sampaikan saja nama-nama tempat yang dikunjungi ketika melakukan Ibadah Haji dan atau Umroh. Seperti replika tempat lempar jumroh, sampai dengan dua bukit yang letaknya dekat dengan Ka’bah.
Kunjungan ini memang bukan kali pertama buat kami. Dulu, kami sempat mengajak Mbak main-main ke wisata ini. Tapi saat itu Mbak masih sangat kecil, kalau enggak salah ingat masih satu tahun. Setelah itu, tiap kali ke SYP, tuh, kalau enggak renang ya hanya makan di Historia Cafe saja. Enggak pernah menyempatkan ke Manasik Haji.
Harga Tiket Masuk.
Untuk masuk ke obyek wisata ini, wisatawan enggak dipungut biaya atau free. Hanya membayar biaya parkir saja. Mungkin kalau ke sana dengan maksud manasik haji bersama rombongan, mungkin baru berbayar karena bisa jadi masuk paket wisata SYP.
Ingin Ke Mekkah Juga. Seperti Ksatria dan Srikandi JNE!
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik, JNE telah berangkatkan kembali karyawan ke Tanah Suci setelah dua tahun pandemi. Ketika membaca artikelnya dan ternyata ada 140 Ksatria dan Srikandi, sebutan bagi karyawan JNE yang menjadi jamaah umrah kloter pertama aku turut bahagia. Apalagi banyak cerita-cerita yang mengharukan dari saat sampai tanah suci.
Kloter pertama melaksanakan ibadah Umroh pada 16-24 Mei 2022. Enggak sedikit dari karyawan JNE yang mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidil Haram di depan Ka’bah.
Ada yang lebih suprise lagi buat Ksatria JNE Pusat, Yunus yang mana tanggal pemberangkatan Umrohnya, tuh, bertepatan dengan tanggal ulang tahunnya yaitu 15 Mei. Umrah ini pastinya menjadi kado istimewa dari Allah melalui JNE. Dia pun berdoa demi kemajuan JNE di depan Ka’bah, karena lewat JNE saya bisa datang ke Tanah Suci. Alhamdulillah, ya. 😉
Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE ikut merasakan kebahagiaan yang dialami Ksatria dan Srikandi JNE. “Setelah dua tahun sempat tertunda akhirnya para karyawan ini dapat diberangkatkan kembali ke tanah suci. Kegiatan ini kami jalankan sesuai dengan amanah Ayah kami sekaligus founder JNE (Alm) H. Soeprapto Soeparno yang menggagas umrah gratis bagi para karyawan JNE yang sudah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 12 tahun” ungkap Feri.
Masya Allah, ya. Sungguh banyak kebaikan yang sudah diberikan oleh JNE. Dan kebaikan-kebaikan tersebut dijalankan sesuai dengan amanah founder JNE. Luar biasa besarnya rasa ingin berbagi kepada sesama.
Ah…jangankan para keryawan JNE yang sudah melihat Ka’bah secara nyata, ya. Aku yang saat itu mengajak anak-anak wisata edukasi manasik haji saja rasanya deg-degan melihat replika Ka’bah. Iya, deg-degan sambil berdoa semoga suatu saat nanti bisa menginjakkan kaki ke Mekkah. Bisa Umroh dan juga menjalankan rukun islam yang kelima yaitu Haji.
Mari sama-sama merapal do’a, semoga kita semua diberi kesempatan untuk sampai Tanah Suci. ?
Cara Pesan Tiket KA online via Traveloka – Memesan tiket kereta api kini sudah bisa dilakukan dengan mudah secara online. Salah satu platform yang digemari untuk itu adalah Traveloka.
Tidak hanya memberikan kemudahan pemesanan dan kenyamanan saat liburan, aplikasi ini juga memberikan beragam diskon menarik yang sayang untuk dilewatkan, terutama tiap jumat. Hal inilah yang bikin masyarakat jadi tertarik untuk mencoba dan menggunakannya. Kamu kah salah satunya?
Untuk kamu yang baru pertama kali menggunakan aplikasi ini tentu akan kebingungan menggunakannya. Namun, tak perlu khawatir, di artikel ini akan dibahas cara pesan tiket kereta api online via Traveloka yang bisa dilakukan dengan mudah. Karena itu, simak bahasannya sampai selesai, ya!
Cara Pesan Tiket Kereta Api Online via Traveloka
1. Unduh Aplikasi Traveloka.
Hal pertama yang perlu kamu lakukan untuk memesan tiket kereta api online adalah mengunduh aplikasi Traveloka. Bagi kamu pengguna perangkat Android, bisa mengunduhnya di Google Play Store. Sedangkan untuk pengguna perangkat iOS, bisa mengunduhnya di AppStore.
2. Daftar Akun Baru.
Kamu perlu membuat akun terlebih dahulu sebelum bisa memesan tiket melalui aplikasi Traveloka. Caranya adalah dengan mengisi nama sesuai identitas, alamat domisili, dan nomor handphone atau email untuk verifikasi akun. Setelah itu, buat password untuk bisa login dengan aman.
Apabila kamu telah memiliki sebuah akun, langkah selanjutnya kamu dapat langsung masuk ke dalam akun tersebut menggunakan e-mail atau nomor HP, serta memasukkan kata sandi yang digunakan.
3. Tentukan Tanggal Keberangkatan.
Setelah berhasil masuk ke dalam akun, pada bagian beranda, kamu cukup memilih laman tiket kereta api. Kemudian, pilihnya rute yang ingin kamu tempuh, stasiun keberangkatan serta stasiun tujuan, waktu keberangkatan, tanggal, hingga jumlah penumpang. Isilah tiap kolom sesuai dengan yang kamu inginkan kemudian tekan tombol Cari.
Sebagai tips, Cari tahu terlebih dahulu rute-rute alternatif dalam perjalanan kamu agar bisa lebih hemat biaya dan nyaman. Misalnya saja, untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terdapat rute alternatif stasiun Gambir – Surabaya Gubeng, Stasiun Gambir – Surabaya Pasar Turi, Pasar Senen – Surabaya Pasar Turi, Pasar Senen – Surabaya Gubeng, dan Pasar Senen – Wonokromo.
4. Pilih Kereta dan Jadwal yang Sesuai.
Setelah menentukan tanggal keberangkatan, kamu akan dapat melihat daftar kereta yang tersedia pada jadwal yang kamu pilih beserta kelas, waktu perjalanan yang akan ditempuh, harga satu tiket kereta, hingga pilihan kursi kosong yang masih ada, dan jam keberangkatannya. Pilihlah jadwal serta kereta paling sesuai dengan preferensi kamu.
5. Isi Data Diri Secara Lengkap.
Ada dua detail informasi diri yang perlu kamu isi ketika melakukan pengisian data penumpang, meliputi informasi data dari pemesan dan informasi data penumpangnya.
Dalam kolom data dari pemesanan, beberapa informasi yang wajib kamu isi meliputi nama, alamat e-mail, hingga no HP. Kemudian, untuk data penumpang, biasanya berisikan nama, no KTP, gender, dan lain-lain. Nantinya, informasi ini akan muncul saat tiket dicetak.
6. Pemilihan Kursi.
Setelah selesai mengisi data, kamu dapat memilih kursi sesuai keinginan kamu. Jika sudah selesai memilih, scroll ke bagian paling bawah lalu tekan Selesai.
Tips: Berdasarkan pengalaman penumpang, kursi kereta yang paling nyaman adalah di bagian tengah gerbong. Hal ini karena kursi tersebut lebih stabil dan tenang karena jauh dari bordes atau sambungan antar gerbong.
Memilih kursi yang dekat dengan jendela juga bisa jadi pilihan yang dipertimbangkan agar kamu bisa menikmati pemandangan selama di perjalanan. Namun, pastikan kamu tahu kondisi arah matahari saat di perjalanan agar tidak silau atau panas.
7. Lakukan Pembayaran Tiket Elektronik
Terakhir, lakukan pembayaran tiket elektronik. Setelah selesai memilih kursi, kamu tinggal klik lanjut ke pembayaran untuk melakukan pembayaran. Ada beberapa metode pembayaran yang tersedia, pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Traveloka juga bermitra dengan beberapa officialpayments partner sehingga kamu bisa lebih mudah melakukan pembayaran.
Perlu diingat, pastikan terlebih dahulu bahwa data yang kamu isi sudah benar sebelum melakukan pembayaran. Selain itu, pastikan juga bahwa nominal yang kamu bayarkan sesuai dengan nominal yang ditagihkan pada invoice hingga tiga digit terakhir. Apabila proses pembayaran telah dikonfirmasi, secara otomatis nomor tiket elektronik sudah akan muncul, dan bisa segera kamu cetak di layanan pencetakan terdekat.
Nah, itulah cara yang bisa kamu gunakan untuk memesan tiket kereta api online via Traveloka. Cukup mudah dan praktis, bukan? Setelah pembayaran berhasil, segera lakukan konfirmasi pembayaran melalui aplikasi dari Traveloka yang ada di smartphone, ya!
Kolam Renang Cangkring – Anak pertama kami, Syaquita, sudah beberapa kali minta renang. Sejak sebelum liburan sekolah semester gasal, sampai akhirnya liburan tiba. Awalnya, dia minta renang sekaligus rekreasi ke obyek wisata Serulingmas yang mana di obyek wisata tersebut terdapat kolam renang. Namun selang beberapa minggu, dia minta ganti lokasi yaitu ke kolam renang Surya Yudha Park yang lebih banyak wahana permainan air untuk anak-anak.
Sejak pandemi, kami memang sangat membatasi kegiatan wisata keluarga khususnya untuk berenang. Bukan bermaksud untuk membuat sedih anak-anak, tapi karena keadaan yang mengharuskan kami dan kita semua untuk enggak berwisata selama pandemi akibat corona virus.
“Ibu, Wildan belum pernah renang, lho. Ayo ajak Wildan renang!”
Yayaya! Mungkin Syaquita sudah lelah terus-terusan minta renang, tapi kami selalu minta waktu alias menunggu waktu yang tepat -dan itu entah kapan- untuk basah-basahan di kolam renang. Akhirnya, dia pun mencoba memanfaatkan Adiknya dengan dalih ini itu. 😆
Ya sudah, kali ini kami memang harus mengajak anak-anak renang. Selain memang sudah lama banget enggak renang, aku dan suami ingin melihat reaksi Wildan, anak kedua kami, untuk pertama kalinya melihat kolam renang. Betul, untuk pertama kalinya, kami hanya ingin mengajaknya untuk melihat kolam renang. Semacam pengenalan terlebih dahulu, enggak langsung nyebur ke kolam renang. Niat awalnya seperti itu. 😛
Nah, karena aku sering melihat status teman-teman sedang asyik berwisata di Cangkring, pada akhir liburan semester gasal yang bertepatan dengan akhir pekan, kami memutuskan untuk mengunjungi kolam renang Cangkring yang sedang hits banget di Banjarnegara. Selain itu, kami ingin membuktikan testimoni teman-teman dan wisatawan yang mengatakan bahwa jajanan di sana murah meriah dan katanya air kolamnya juga jernih alami.
Sedikit Tahu Tentang Wahana Air Cangkring.
Akhir pekan di minggu kedua bulan November, kami telah sepakat mengunjungi kolam renang Cangkring. Ini adalah pengalaman pertama kami mengunjungi obyek wisata milik sebuah keluarga yang mana pelayanannya cukup bagus. Iya, aku kira obyek wisata ini adalah milik desa dengan pendanaan dari BUMDES atau dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) desa setempat.
Tempat rekreasi yang letaknya tidak jauh dari jalan Provinsi ini ternyata sudah lama beroperasi. Mulai dibangun pada Tahun 2019, rupanya lokasi yang dijadikan kolam dulunya adalah persawahan milik keluarga besar. Yups, lahan yang dibuat untuk kolam renang, tuh, milik beberapa orang. Hanya saja, mereka masih satu keluarga. Keputusan untuk membangun wahana air datang dengan melihat dan memanfaatkan potensi SDA dan juga lokasi yang memang strategis.
Aku sedikit tahu tentang wahana air Cangkring karena sempat mengobrol dengan salah satu pengelolanya di pintu masuk obyek wisata tersebut. Seorang laki-laki dengan perawakan yang tinggi dan besar sangat ramah menyambut kedatangan kami. Dia terlihat seperti memahami cara menerima dan melayani pengunjung. Meskipun sudah tidak muda lagi, dia terlihat sangat gesit. 😉 Pun dengan karyawan yang bekerja di sana. Aku jarang menemukan karyawan yang masih muda kecuali di loket pembelian tiket dan mamas-mamas yang suka karaoke on the spot. 😀
Saking Penasarannya Dengan Jernih Alami Wisata Cangkring, Kami Langsung Menjajalnya!
Dari jalan raya, wisata Cangkring hanya ditempuh dengan jarak kurang lebih 500 meter. Semisal kalian naik angkutan umum dan harus jalan kaki ke lokasi, enggak begitu terasa capek. Karena saat itu kami mengendarai sepeda motor, jadi bisa langsung menuju tempat parkir yang cukup luas.
Usai membeli tiket masuk untuk tiga orang (aku, suami, dan satu anak), kami pun mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk lokasi wisata. Iya, berwisata pada masa pandemi harus mematuhi protokol kesehatan. Selalu ingat 5 M ketika hendak berwisata, ya. Semua dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Corona Virus.
Demi menjaga kebersihan tempat wisata, seluruh pengunjung harus melepas alas kaki untuk kemudian disimpan sementara di kantong. Tenang, di sini kalian enggak akan mandiri, kok. Ada petugas khusus yang melayaninya. Kalian juga akan diberi nomor urut penyimpanan alas kaki.
Dan WOW!
Sampai di pinggiran kolam renang, ternyata memang airnya bersih banget dan minim bau kaporit. Enggak hanya air kolamnya saja yang bersih, lantai di sekitar kolam pun bersih. Saking penasarannya dengan testimoni teman-teman dan juga pengakuan penjaga alas kaki yang katanya air kolamnya jernih alami, kami pun bergegas ganti baju renang dan memilih kolam renang khusus anak-anak sebagai kolam pertama yang kami jajal.
Fix banget! Kolam renang Cangkring memang minim kaporit. Aku betul-betul merasakannya karena aku mendampingi Wildan cukup lama di kolam. Dududuh…niat awal hanya ingin memperlihatkan kolam renang ke Wildan, akhirnya ikut terjun juga karena saking enggak bisa melihat jernihnya air yang pasti bikin segar. Apalagi aku tahu kalau air yang mengalir ke kolam renang sebagian adalah air dari mata air langsung. Air kolam ini juga dikuras dua hari sekali dan diberi kaporit secukupnya. Baunya enggak sampai tercium parah. Tahu sendiri bahaya air yang terlalu banyak kandungan kaporitnya, kan.
Ada empat kolam renang yang disediakan pengelola, yaitu satu kolam renang untuk dewasa, dua kolam renang untuk anak-anak, dan satu kolam renang khusus balita. Dengar-dengar, di sini juga akan dibangun kolam Jacuzzi, lho. Lokasinya ada di kolam anak, sudah jadi tapi airnya masih dingin. Semoga ke depannya ada Jacuzzi beneran, ya. 😀
Apa Saja Fasilitas yang Dapat Dinikmati Pengunjung?
Ngomongin fasilitas di kolam renang, tentu yang paling dicari oleh pengunjung yaitu toilet, kamar ganti, dan pelampung air. 😆 Kolam Wisata Cangkring menyediakan tiga fasilitas tersebut. Khusus untuk pelampung air atau ban dalam, pengunjung harus menyewa dengan harga Rp 5.000 per satuan dan tidak dibatasi waktu sewanya. Pengelola juga menyediakan pelampung baru dan bisa dibeli, lho. Harga mulai dari Rp 30 ribu.
Wildan beli pelampung bebek, dong!
Kemudian untuk fasilitas lain yaitu ada area permainan untuk anak-anak seperti rumah balon yang tentunya ini fasilitas tapi berbayar, ya. 😀 Lanjut, di sekitar kolam terdapat gazebo-gazebo dan tempat tunggu bagi pengunjung. Tempat tunggu yang disediakan pengelola nyaman banget dan selalu bersih karena petugas kebersihan rajin keliling kolam untuk memastikan kebersihannya.
Lalu, ada warung-warung yang menjajakan aneka jenis makanan dan minuman dengan harga yang murah meriah lumrah! 😀 Ada kuliner tradisional pecel lengkap dengan mendoan dan ketupat. Tersedia juga jajanan kesukaan anak-anak seperti sosis, otak-otak, dan jajanan khas kolam renang yaitu mie rebus siap saji atau pap maiii. Pokoknya, mau makan apa saja di sini harga sangat bersahabat dan enggak berasa “dipukul” saat menikmati kuliner di tempat wisata. Sambil menunggu anak-anak berenang, bisa sambil duduk-duduk di kolam terapi ikan, lho. Kalau fasilitas ini enggak berbayar alias gratis.
menghadap ke sungai serayu….
Untuk fasilitas umum seperti WiFi, di sini belum tersedia, ya. Tapi pengunjung enggak perlu kecewa karena lokasi wisata ada di pinggir jalan, sinyal internet dari berbagai macam provider sangat mendukung.
Berapa Harga Tiket Masuk (HTM) Kolam Wisata Cangkring?
Harga tiket masuk kolam wisata Cangkring tergolong ramah di kantong pelajar dan dompet Emak-Emak. Hanya membayar Rp 10.000 per orang, wisatawan sudah bisa nyebur kolam sampai kulit keriput. 😀 FYI, anak usia di bawah tiga tahun masih free HTM, ya. Dan ketika kalian membeli tiket masuk, itu sudah include dengan biaya parkir. Yups, saat hendak membeli tiket masuk, penjaga loket akan menanyakan kendaraan yang kalian gunakan; sepeda motor, mobil, mini bus, atau jenis kendaraan lainnya. Tarifnya pun standard, mulai dari Rp 2.000 per sepeda motor, Rp 5.000 per mobil.
FYI (lagi), di sini kejujuran pengunjung sangat diuji karena penjaga loket enggak tahu kendaraan yang digunakan. Hanya sekadar tanya, enggak melakukan pengecekan.
“Lho, memangnya enggak ada tukang parkirnya?”
Kalau tukang parkir ada. Hanya saja pembayaran tiket parkir, tuh, bersamaan dengan tiket masuk obyek wisata. Begitu. 😉
Di mana Lokasi Wisata Kolam Renang Cangkring?
Kolam renang Cangkring berlokasi di Dusun Gribig Wetan, Desa Prigi, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, Jawa Tengah. Seperti yang aku tulis di awal, lokasi wisata ini cukup strategis dan sangat mudah dijangkau dari arah mana pun. Aksesnya juga mudah. Buat pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, tinggal turun di jalan masuk utama. Makanya, enggak heran jika tiap akhir pekan kolam wisata ini ramai pengunjung.
Kolam renang ini sepertinya akan terus membuat inovasi-inovasi supaya terus eksis dan semakin banyak wisatawan yang berkunjung. Semoga ke depannya pihak pengelola menyediakan satpam atau orang yang bertugas menyeberangkan wisatawan dari jalan raya dan juga bertugas untuk menjaga kendaraan di area parkir demi keamanan pengunjung.
Aku merekomendasikan obyek wisata kolam renang Cangkring untuk berwisata bersama keluarga. Meskipun wahana atau permainan air untuk anak-anak enggak selengkap di Surya Yudha Park, tapi secara pelayanan dan kualitas enggak kalah bagus. Apalagi gazebo atau tempat istirahat pengunjung di buat tingkat, pemandangan menuju sungai serayu terbentang luas. Belum lagi ditambah dengan karaoke on the spot yang mana suaranya mamas-mamas itu lumayan enak didengar sekalipun cuaca lagi hot banget. 😀
Familiarization Trip di Event Lampung Krakatau Festival 2021 – Mana, nih, suaranya yang kangen Familiarization Trip atau Fam Trip? 😆 Teman-teman Blogger yang sebelum pandemi aktif banget mengikuti kegiatan Fam Trip ke daerah-daerah, pasti kangen menjelajahi pariwisata Indonesia. Hayo, mengaku saja!
Kalau aku, fix kangen banget eksplorasi pariwisata entah bareng keluarga maupun teman-teman. Makanya, saat ada undangan menghadiri Fam Trip Lampung yang merupakan salah satu agenda event Lampung Krakatau Festival 2021, aku langsung mengajukan cuti! 😀 Niat banget, ya. Ya…setidaknya dengan mengikuti Fam Trip ini dapat sedikit mengobati rasa rindu naik kendaraan umum, eksplorasi pariwisata dan haha hihi bareng teman-teman Blogger.
Mengunjungi Lampung untuk menjelajahi pariwisatanya, aku kembali mendapatkan pengalaman baru yang susah banget bikin move on dari Lampung. Ini menandakan bahwa pariwisata di Lampung, tuh, banyak banget dan sangat beragam.
Flashback dikit, ya.
Tahun 2018, ketika menghadiri LKF 2018, Lampung memberikan pengalaman yang sangat berharga dan enggak bakal terlupakan yaitu ketika aku bersama kurang lebih 100 peserta melakukan perjalanan ke Gunung Anak Krakatau untuk melakukan observasi, ekskursi. Ya…kapan lagi bisa sampai Anak Gunung Krakatau kalau enggak dalam rangka trip edukatif. Kemudian bisa melihat langsung karnaval budaya yang mana pesertanya dari setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Lampung. Peserta karnaval enggak hanya masyarakat Lampung, lho. Tapi ada beberapa Gajah yang menjadi ikon Lampung turut meramaikan dan ini menjadi pusat perhatian para penonton. Gajah-gajah ini didatangkan dari Taman Nasional Way Kambas yang terkenal sebagai tempat konservasi gajah di Kabupaten Lampung Timur.
Ah…jadi nostalgia ke dua tahun yang lalu di mana kita semua bebas beraktivitas di luar rumah dan masih bisa pergi ke mana pun dengan bebas. Enggak seperti sekarang, keluar dari rumah harus dengan protokol kesehatan (prokes) dan wajib mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Pun dengan perjalanan aku ke Lampung untuk mengikuti rangkaian acara LKF 2021, prokesnya ketat luar biasa. Apalagi LKF adalah event tahunan yang masuk dalam calendar of events Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, aktivitas kami selalu dalam pantauan.
FYI, karena masih masa pandemi, Lampung Krakatau Festival 2021 digelar secara hybrid di Hotel Novotel Bandar Lampung. Dengan mengusung tema Wisdom to Victory (kebijaksanaan untuk Berjaya), berikut rangkaian acara Fam Trip di event Lampung Krakatau Festival 2021 yang berlangsung dari tanggal 4-6 November 2021:
Mengunjungi El’s Coffee Roastery.
Siapa sangka coffee shop yang dirintis sejak tahun 2013 akan menjadi salah satu tempat ngopi yang hits di Bandar Lampung. Pak Elki, pemilik El’s Coffee saja enggak pernah menyangka kalau brandnya bakal dikenal masyarakat luas, bahkan mendunia.
Lampung memang terkenal sebagai salah satu penghasil kopi yang dengan kualitas yang bagus. Enggak salah pilih panitia mengenalkan aneka kopi Lampung dengan mengajak para peserta Fam Trip ke El’s Coffee Roastery untuk melihat beragam produk kopi lampung yang diolah langsung dari mesinnya. Iya, kami diajak ke pabrik untuk melihat proses roasting kopi.
Sesampainya di El’s Coffee Roastery, aku terpukau banget dengan desain bangunannya, dong. Mulai dari atapnya saja sudah terlihat unik, berbentuk atap miring atau yang biasa dinamai dengan butterfly roof. Usai scan barcode menggunakan aplikasi PeduliLindungi, Pak Elki mengajak kami untuk melihat proses roasting menggunakan mesin roaster yang ternyata ukurannya gede banget banget. Pengunjung bisa dengan mudah melihat proses menyangrai biji kopi karena lokasinya berada di lantai satu dekat dengan bar yang berada di tengah kafe. Betul-betul konsep pabrik yang unik.
Buat kamu pencinta kopi, sempatkan untuk datang ke sini, ya. Di sini kamu bisa beli biji kopi, kopi kemasan, atau ngopi dengan beragam menu kopi. Baristanya baik-baik banget, cakap dan cakep-cakep! 😆
Lamban Gedung Kuning.
Mengunjungi Lamban Gedung Kuning (LGK), setidaknya aku menjadi tahu arti kata Lamban yang dalam bahasa Lampung ternyata rumah. Dan LGK adalah rumah pelestarian adat dan budaya Lampung yang dibangun oleh keluarga Dang Ike, mantan Kapolda Lampung.
LGK merupakan Istana bagi keluarga Dang Ike. Jadi, ini bukan istana kesultanan atau kerajaan, ya. Hanya saja, karena Dang Ike ingin melestarikan adat dan budaya Lampung, khususnya benda-benda yang pernah dipakai oleh orang tuanya saat menjadi prajurit, atau benda-benda milik kakeknya yang bergelar Raja. Baginya, benda-benda tersebut sangat bersejarah dan patut untuk dilestarikan setidaknya sebagai koleksi keluarga.
Sebelum masuk LGK, di depan gedung kami disambut meriah oleh para penari. Uniknya, nih, enggak hanya tarian yang mereka suguhkan, tapi juga ada petasan yang sukses bikin kaget dan heboh. Katanya, sambutan semacam ini memang dilakukan untuk setiap tamu yang masuk ke LGK. Terus, ada ritual-ritual yang harus dilakukan oleh peserta Fam Trip sebelum masuk Gedung, salah satunya yaitu dengan menginjakkan kaki di atas nampan besi. Nampan ini ada istilahnya tersendiri. Tapi tiba-tiba aku enggak ingat namanya. 😀
Begitu masuk Gedung, aku tambah kagum karena dekorasi di dalamnya, tuh, mewah dan megah! Di sini, kami diajak tur oleh Dang Ike, melihat benda koleksi milik keluarganya. Aku senang karena beliau begitu hafal satu per satu koleksi yang ada di dalam LGK. Baju-baju yang di pajang, misalnya. Beliau hafal baju tersebut dipakai siapa, saat momen apa, terus kapan terakhir dipakai. Artinya, beliau begitu dekat dengan keluarga meskipun hari-harinya sibuk bekerja di luar rumah.
Benda-benda bersejarah yang dikoleksi bukan hanya milik keluarga besarnya saja, tapi ada juga display pelaminan pengantin dengan adat lampung, singgasana adat lampung, peralatan tempur, alat musik, dan masih banyak benda bersejarah lainnya di sini yang terus dirawat sehingga benda-bendanya bersih.
Penyambutan untuk peserta Fam Trip ternyata belum habis. Karena setelah tur, kami diajak lomba makan durian! Pingin tahu keseruannya? Aku tulis terpisah saja tentang LGK, ya.
Malam Pesona Kemilau Krakatau.
Bertempat di Hotel Novotel Bandar Lampung, malam Pesona Kemilau Krakatau berlangsung sangat meriah. Tamu yang diundang sangat terbatas. Bagi masyarakat yang enggak bisa melihat langsung acaranya, dapat menonton live streaming lewat kanal YouTube Pariwisata Lampung.
Pesona Kemilau Krakatau dibuka dengan beragam tarian khas Lampung. Ada Tari Bedana Kipas sebagai tari penyambutan untuk para tetamu, tari Nenemo dari Tulang Bawang Barat yang mempunyai karakteristik khusus, dan masih banyak tari lainnya yang sangat menghibur tamu undangan.
Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, mulai dari sambutan panitia, Ibu Wakil Gubernur, sampai dengan sambutan oleh Menteri Parekraf. Di sini aku merasakan bahwa penyelenggaraan festival ini sangat sukses meskipun dilakukan secara hybird. Aku melihat begitu kuat kolaborasi antara pemerintah, stakeholder, dan pemuda-pemudi Lampung. Terlihat saat acara fashion show dari beberapa perancang fashion ternama di Lampung dan penampilan band dari pemuda-pemudi yang dengan kompak menyanyikan beberapa lagu daerah.
Eksplorasi Pulau Pahawang.
Tentang Pulau Pahawang sudah enggak asing lagi di telingaku. Pasalnya, temanku yang asli Lampung yaitu Mama Boo kerap mengenalkan pulau-pulau yang ada di Lampung. Salah satunya yaitu Pulau Pahawang yang katanya asyik banget buat snorkeling karena airnya jernih banget.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari tempat kami menginap yaitu Batiqa Hotel, akhirnya kami sampai juga di Dermaga Ketapang. Dipandu oleh teman-teman dari Bumi Pahawang dan Restu Bumi Adventure, akhirnya kami bisa bersenang-senang di Pulau Kelagian Lunik sebelum pada akhirnya kami eksplorasi Pulau Pahawang. Yaps, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di Pahawang. Selain menikmati keindahan bawah laut atau snorkeling, kami juga mencoba Donat Boat, Banana Boat, Paddle Board, dan makan sampai kenyang di Bumi Pahawang Resort.
Aku enggak pernah menyangka bahwa Pahawang akan menjadi tempat pertamaku untuk snorkeling. Itu pun karena ada teman yang mendorongku buat nyebur laut. Dia adalah Mbak Tery. Tentang pengalaman pertama snokeling dengan segala keterbatasanku akan aku tulis terpisah karena betul-betul menjadi momen yang bakal susah dilupakan. 😀
Fam Trip Tetap Bikin Konten. Kenapa Tidak! Kan Ada Smartfren UNLIMITED!
Tujuan diadakan Fam Trip Lampung tak lain adalah mengenalkan segala potensi yang ada di Provinsi Bandar Lampung. Kebetulan yang diundang Fam Trip di event LKF 2021 adalah mereka para Blogger, Influencer, dan Content Creator. Sudah pasti selama kegiatan berlangsung, aku membuat konten dan mengunggah hasil konten di sosial media.
Panitia menargetkan setiap hari harus ada konten yang diunggah biar para pengikut di media sosial bisa turut merasakan serunya event LKF 2021 dan tempat-tempat yang kami kunjungi selama Fam Trip. Beruntung provider yang aku gunakan signalnya lancar. Jadi, mau bikin konten atau unggah konten pun enggak ada kendala.
Smartfren memang juara banget! Signal stabil, sampai di Pahawang Resort pun masih aman buat membalas komen-komen yang masuk di akun Instagramku. Betul, setiap unggah InstaStory pasti ada teman yang mengomentari. Pun saat aku unggah video di IG Feed, cukup banyak interaksi. Paket Smartfren UNLIMITED memang bersahabat banget buat #TemanNgonten.
Selain buat teman ngonten, Smartfren juga bisa membantu masyarakat sebagai #TemanBukaPeluangmu. Aku enggak pernah bosan mengajak kamu, muda-mudi untuk bergabung dengan Smartfren Community karena akan banyak manfaat yang didapatkan melalui program-program yang diselenggarakan oleh komunitas Smartfren. Kamu bisa menciptakan karya atau berkolaborasi bersama teman-teman lainnya karena Smartfren punya wadah khusus untuk para pembuat konten dan UMKM. Enggak hanya jaringan internetnya yang sering menolongku saat sudah mulai gabut, tapi gratis telepon sepuasnya ke sesama Smartfren juga sangat membantuku untuk komunikasi dengan keluarga di mana pun berada.
Omong-omong, sebentar lagi penghujung tahun 2021. Hari-hari yang sudah terlewati pasti memberi makna tersendiri bagi setiap orang. Ada yang sudah mendapatkan banyak pencapaian di tahun ini, ada juga yang merasa masih butuh perjuangan lebih karena ada cita-cita belum berhasil terwujud.
Buatku, Tahun 2021 cukup asyik dan lebih banyak tantangannya sebagai ibu yang berperan ganda. Semoga di Tahun 2022 selalu diberi kesehatan supaya bisa menjalankan apa-apa yang menjadi perintahNya. Menjadi Ibu yang semakin kuat, sabar, dalam mendampingi anak-anak bertumbuh. Aamiin.
Btw, buat kamu yang belum pernah ke Lampung dan ingin ke sana saat event Lampung Krakatau Festival, kabarnya tahun depan LKF bakal digelar lagi, lho. Dengar-dengar obyek wisata yang akan di eksplorasi nantinya semakin beragam dan pastinya bakal bikin kamu susah move on dari Lampung. 😀 Jadi, siapkan diri siapa tahu nanti dapat undangan.
Pengalaman Piknik ke Pantai Jetis – Pandemi belum usai, tapi kalau ada yang mengajak piknik, kok, rasanya susah untuk menolak. Apalagi kalau tujuan wisatanya hanya melintasi satu atau dua Kabupaten saja, ngapain menolak kalau bisa menerima. *eh… 😆 Tentu sudah dengan mempertimbangkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten tujuan, dong, ya. Seperti beberapa waktu lalu, Om mengajak kami jalan-jalan ke Cilacap.
Menuju Kabupaten Cilacap, kurang lebih 70 km dari Kabupaten Banjarnegara, pukul 08.00 WIB kami bertolak dengan persiapan total dan maksimal. Iya, traveling kali ini aku mengajak anak-anak tanpa suami yang tetap kerja pada akhir pekan, jadi persiapannya harus lebih maksimal. Termasuk persiapan fisik karena membawa dua anak meskipun saat tiba di lokasi, mereka bisa jalan sendiri dan terus dipantau sama mbah uti serta Om dan Tantenya. Ibunya malah santai, gitu. Qiqiqi
Perjalanan ke Cilacap kali ini dengan tujuan utama yaitu ke depot air minum. Yups, Om punya usaha depot air minum isi ulang, terus ada beberapa perlengkapan yang habis. Terus, beli barang persediaannya di Cilacap. Ketimbang cuma ambil barang dowang, kan, kurang gereget, ya. Jadi, malam harinya kami membuat rencana jalan-jalan ke pantai terdekat dengan lokasi depot.
Berbekal Google Maps, Ini Pengalaman Piknik ke Pantai Jetis.
Perjalanan ke Cilacap kali ini, kami tidak melewati jalan raya utama alias lewat “jalan tikus”. Sama-sama enggak hafal jalan tembus, tapi Om nekat saja berbekal jalan belokan pertama di wilayah Kabupaten Banyumas, kami lanjut menggunakan bantuan Google Maps. Ini merupakan Pengalaman Piknik ke Pantai Jetis yang tak terlupakan.
pemandangan Pantai Jetis dari sebelah barat…
Kenapa lebih memilih jalan tembus? Ternyata lokasi depot berada di Cilacap Timur, lebih dekat dengan Kabupaten Banyumas. Kami beruntung karena jalan tembusnya sudah beraspal mulus, jadi aman-aman saja meskipun kadang ada drama-drama sedikit karena jalan yang berkelok dan ada yang naik turun, gitu. Biasa, Mbah Uti kadang memang berlebihan. 😆
Kurang lebih lima menit lagi sampai di Depot, Tante yang saat itu standby Google Maps memberi pilihan dua pantai yang paling dekat dengan Depot yaitu Pantai Widara Payung dan Pantai Jetis. Kalau masalah pilihan pantai, aku serahkan ke mereka karena bagiku yang terpenting sudah keluar dari rumah, sudah bisa kembali menikmati perjalanan yang cukup jauh kurang lebih 3 jam dan perginya bareng anak-anak. Bagiku ini momen banget karena selama pandemi aku enggak pernah mengajak anak-anak jalan jauh.
Welcome Back Pantai Jetis!
Akhirnya, setelah melewati beberapa pertimbangan khususnya untuk anak-anak, Tante lebih memilih Pantai Jetis karena dirasa lebih ramah ketimbang Pantai Widara Payung yang terkenal dengan ombak besar. Aku malah enggak paham pantai Widara Payung seperti apa karena belum pernah ke sana. Dan kali ini aku enggak kepo-kepo lokasinya, percayakan saja sama Om dan Tante. Sesekali santai enggak memikirkan rundown, pokoknya ngikut saja dan ini nikmat sekali. 😀
Omong-omong, tiga tahun lalu aku pernah ke Pantai Jetis. Tapi saat itu tujuan utamaku adalah kuliner di sana. Karena Cilacap ini terkenal dengan banyak laut, Seafood pun menjadi pilihan buat kuliner. Makan beragam olahan Seafood kemudian beli yang masih segar juga buat oleh-oleh.
Pantai Jetis yang kami kunjungi ternyata beda dengan yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Dulu, kami tiba di Pantai Jetis, tuh, langsung di sebelah kanan-kiri adalah warung-warung yang menjual ikan laut segar, ikan asin, dan olahan seafood. Berbeda dengan yang sekarang, begitu melewati pintu masuk obyek wisata, kami seperti masuk ke dalam hutan, gitu. Baru berjalan kurang lebih 100 meter, baru tercium aroma pantai dan suara perahu motor.
Kami terus berjalan, sampai pada akhirnya tersadar kalau kami berada di seberang Pantai Jetis atau Pantai Jetis sebelah timur. Pantas saja sepi bukan main, yang parkir hanya beberapa mobil dowang. Eh sepinya ini karena pandemi kalik, ya. 😆
Ngapain Saja di Pantai Jetis? Pandemi, Lho!
Bener, masih pandemi dan pantai sepi, tapi ini di Pantai Jetis sebelah timur. Hanya ada beberapa wisatawan dowang. Bisa dihitung jari. Berbeda dengan Pantai Jetis sebelah barat, terlihat banyak banget wisatawan di tepi pantai yang sedang antre buat naik perahu dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga ramai banget.
Buat wisatawan yang berada di sisi timur bisa juga naik perahu, lho. Ada crew yang menawarkan buat naik perahu dengan harga Rp 25 ribu per orang. Aku tertarik banget buat ikut naik perahu, tapi yang lain pada enggak minat. Jadi lah aku sama Kecemut dan Wildan gagal naik perahu. Ini gara-gara Ibuku drama banget karena lihat banyaknya penumpang, khawatir perahunya terbalik. Wildan langsung dikekep terus, cuy! Hahaha. Yaudah, akhirnya kami melakukan aktivitas lain di sekitar pantai yang enggak kalah serunya sama naik perahu yaitu berburu kepiting. 😛
Yups, aku membawa dua anak ke tepi pantai meskipun sebenarnya Mbah Uti terlihat enggak rela cucunya dibawa ke tepi pantai. Duh, sudah sampai pantai mau ngapain, dong? Masa iya duduk-duduk saja, mending di rumah lah. Qiqiqiqi. Dua anak aku sama-sama suka banget lari. Mbaknya yang terlihat happy banget bisa sampai bibir pantai, tiba-tiba melihat kepiting kecil pada berlarian. Saking senangnya, dia mengejar kepiting sampai nyungsep nyium pasir hitam. Ya ampun, padahal panas-panas, lho.
Enggak mau kalah dengan Mbaknya, Wildan juga ikut-ikutan lari. Tapi kali ini dia belum paham kenapa Mbaknya lari begitu cepatnya. Dia cuma ikut-ikutan lari saja dan bahagianya Masya Alloh. 😀 Terus, setelah tahu kalau Mbaknya mengejar Kepiting, dia pun ikut cari Kepiting. Pukul 11.00 WIB, matahari lagi terik-teriknya dan harus kejar-kejaran sama Kepiting, wow banget pokoknya. Enggak mikirin skincare mahal, ya. Hahaha.
Selain mengejar Kepiting, kami juga mencari Kepiting lewat lubang-lubang kecil bekas galiannya. Iya, lubang kecil itu kalau digali ternyata masih ada Kepiting di dalamnya. Buat rumah Kepiting, gitu. Sambil gali pelan-pelan dengan bilah kayu yang kami dapatkan di sekitar pantai, Kecemut akhirnya berhasil mengeluarkan Kepiting yang lagi istirahat dengan nyenyak. 😆 Sungguh aktivitas yang menyenangkan meski harus panas-panasan. Belum lagi ditambah dengan mencari kerang di pinggir pantai, sungguh keringat bercucuran dan kulit Ibuk menjadi lebih eksotis lagi. 😀
Akhirnya, Dapat Konten Pikinik Buat CERIS Family!
Aah…rasanya sudah lama banget, nih, enggak piknik bareng keluarga. Sayang banget, sekalinya punya waktu buat piknik, enggak semua bisa ikut. Iya, suamiku enggak bisa ikut karena weekend ini enggak libur. Terus, Bapakku pas banget ada acara nongkrong dengan teman-temannya. Tapi enggak apa, konten tetap dibuat tanpa mereka. 😀
Konten yang dibuat, sih, konten standar; ada foto dan video. Tapi karena ada momen ngejar-ngejar Kepiting, jadi lah momennya luar biasa banget. Apalagi dengan ekspresi mereka yang kadang bahagia, kadang sedih karena enggak dapat kepitingnya. Hahaha. Nah, kalau konten sudah dibuat ya pastinya dibagikan, dong. Iya, aku sering kali menitipkan hasil konten di sosial media atau media online lainnya. Soalnya kalau cuma disimpan di alat penyimpanan seperti hard disk, khawatir enggak awet.
Ngomongin upload dan download konten, nih. Aku percayakan sama jaringan internet dari Smartfen yang kuotanya berlimpah dan signalnya stabil. Pelanggan setia Smartfren pasti tahu kalau kuota internet Smartfren itu selau berlimpah. Harga terjangkau, tapi dapat kuotanya bisa unlimited. Kabar bahagianya, pelanggan setia Smartfren bisa dapatkan banyak hadiah dengan sering melakukan transaksi di aplikasi mySF.
Eh btw, kami masuk pantai ini tanpa tiket masuk, lho. Mungkin karena masih pandemi dan sebenarnya pantai ini belum dibuka untuk umum. Biaya parkir pun enggak ada. Hanya saja, di tempat parkir banyak pedagang berjualan oleh-oleh dan jajan. Di pinggir pantai pun banyak warung yang buka. Uniknya, nih, hampir semua warung menyediakan kupat pecel dan kelapa muda. Lainnya, jajanan ringan dan minuman botol. Lumayan bisa buat ganjal perut.
Kami di Pantai Jetis cukup lama karena sambil menunggu pemilik Depot Air Minum yang ternyata sedang keluar. Setelah keluar pantai pun, kami masih cari oleh-oleh ikan asin. Kami dapat ikan asin di pinggiran jalan raya, gitu. Bener-bener sekali mendayung dapat banyak manfaat. Enggak mungkin cuma menunggu di dalam mobil saja, kan. Bisa-bisa anak pada bosan. Cilacap hot banget, gais.
Peran Wisatawan untuk Mengatasi Perubahan Iklim – Tidak disangka pandemi Covid-19 masih terus berlanjut sampai sekarang. Meskipun aku sudah tidak pernah update kasus Covid di tanah air atau bahkan dunia, tapi dampak akibat wabah corona virus masih sangat terasa, khususnya di dunia kepariwisataan.
Tercatat sampai Tahun 2018, sektor Pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Betul, pendapatan negara dari sektor pariwisata pernah menjadi salah satu kebanggaan negeri sebelum pandemi. Bagaimana dengan sekarang? Kita semua dapat melihat, dengan datangnya virus yang menginfeksi sistem pernapasan betul-betul meluluhlantakkan sektor ini. Seluruh masyarakat yang sebelumnya bergerak di bidang kepariwisataan pun tiarap, tidak berpenghasilan, dan beberapa sampai ada yang bingung harus melakukan apa supaya bisnis pariwisata yang selama ini menjadi tumpuan bisa berlanjut.
Para pelaku pariwisata boleh bersedih, tapi kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi harus dimiliki untuk pariwisata Indonesia bangkit. Beragam cara yang dilakukan pemerintah untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata sampai akhirnya muncul tren pariwisata di era normal baru sampai prediksi tren pariwisata pasca pandemi.
Membaca beberapa artikel di media online, keinginan traveling tanpa bertemu banyak orang atau traveling ke tempat wisata yang tidak terlalu ramai menjadi salah satu tren. Iya, dulu kalau ada tempat wisata yang viral, pasti wisatawan langsung berbondong-bondong menyerbu obyek wisata tersebut supaya terlihat update dan eksis. Sekarang, wisatawan bakal pikir panjang untuk berdesak-desakan hanya untuk mengabadikan momen. Ya gila saja, setelah prihatin dua tahun lebih, tiba-tiba masuk ke dalam kerumunan padahal sementara pandemi belum berakhir.
Atas tren ini yang satu ini, para pelaku industri pariwisata pun tidak kehabisan akal. Mereka membuat inovasi paket wisata eksklusif atau private, bukan lagi rombongan karena yang diharapkan oleh para wisatawan selain pengalaman berwisata yaitu keamanan dan kenyamanan saat berwisata.
Inovasi ini mungkin terlihat sangat biasa namun sangat dibutuhkan di masa pandemi. Iya, minat wisatawan untuk private traveling lebih tinggi ketimbang mengikuti open trip yang mana pesertanya biasanya dari berbagai daerah. Nah, untuk menarik minat wisatawan, paket wisata yang dibuat harus beda, lebih unik seperti bersepeda keliling obyek wisata. Tantangan banget buat para penyedia jasa perjalanan wisata, ya.
Nostalgia dengan Berwisata ke Alam Bebas.
“Idih…malas amat traveling ke alam bebas. Skincare mahal, cuy!” Hahaha.
Saat ini aku hidup di lingkungan yang wajah berminyak dikit, touch up. Lipstik mbleber dikit, touch up. Keluar pakai motor, enggak mau. Panas, euy! Hahaha. Aku merasa beruntung belum lama berada di lingkungan dikit-dikit touch up. Coba kalau dari dulu aku berada di lingkungan tersebut. Bakal banyak diam di rumah dan tidak punya banyak pengalaman berwisata di alam bebas. Tau sendiri, wisata di alam bebas, tuh, identik dengan paparan sinar matahari. Sekalipun suka berdandan, enggak mungkin dikit-dikit touch up, dong. Bakal ribet banget dan pastinya enggak menikmati perjalanan wisata.
Berwisata di alam bebas yang paling mengesankan bagi aku yaitu saat jalan-jalan ke Dago Pakar, Bandung. Masuk ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, aku merasakan kebahagiaan tersendiri. Pada dasarnya aku suka “mengukur jalan”, dan di Tahura ini aku nyaris full jalan kaki dari pintu masuk, keliling obyek wisata yang ada di dalam Tahura yaitu ada Gua Jepang, Gua Belanda, dan Curug yang dapat membuat rileks, pikiran dan hati tenang.
kangen “ngukur” jalan…
Berwisata ke alam bebas pun saat ini enggak aku nikmati sendiri karena suami dan anak-anak alhamdulillaah juga suka jalan-jalan di alam terbuka. Apalagi Wildan, jagoan kami hobi banget jalan kaki. Hobi aku berasa makin sempurna karena didukung keluarga yang juga suka traveling ke alam bebas.
Turut Bergerak untuk Mitigasi Perubahan Iklim pada Kepariwisataan Alam.
Pada tahun 2005, UNWTO memprediksi jika bisnis pariwisata dijalankan seperti biasa, tidak ada program-program adaptasi, maka diperkirakan pada tahun 2035 emisi yang dihasilkan sektor pariwisata akan meningkat 161% lebih banyak dari sekarang.
Seperti yang kita semua tahu, iklim dapat mempengaruhi kualitas dan macam aktivitas wisata yang dapat dikembangkan dalam suatu wilayah. Sumber daya pariwisata alam sangat rentan atas dampak langsung dan tidak langsung dari ancaman perubahan iklim. Kenaikan suhu yang ekstrem dan perubahan panjang musim dingin dan atau musim panas dapat mempengaruhi rencana tinggal wisatawan. Pada sisi lain pariwisata juga turut berkontribusi terhadap pemanasan global melalui emisi gas buang dari sarana transportasi, akomodasi dan aktivitas wisata lainnya.
UNWTO mengajak seluruh stakeholders pariwisata dunia untuk merespons fenomena perubahan iklim dengan melakukan program adaptasi yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor pariwisata guna menghambat laju ancaman pemanasan global.
menikmati alam, banyak jalan membantu mitigasi perubahan iklim…
Ketika ditanya hal sederhana apa yang dapat dilakukan untuk mitigasi perubahan iklim, sebagai Ibu muda yang kebetulan hobi traveling, maka aku akan menjawab bahwa langkah kecil seperti lebih banyak jalan kaki ketimbang naik kendaraan dan tidak membuang sampah di tempat wisata menjadi dua gerakan untuk turut menyukseskan mitigasi perubahan iklim. Simpelnya seperti itu dan saya juga bersumpah akan melakukannya tiap kali Traveling.
Lalu, apakah hanya itu saja? Tentu tidak. Masih banyak hal yang dapat dilakukan seperti memilih paket wisata private. Iya, jika ada paket wisata maka aku lebih memilih paket wisata private karena pastinya aku bisa lebih menikmati perjalanan. Apalagi jika ada flora dan fauna yang harus dilindungi, supaya tidak bising dan membuat gaduh, pembatasan kunjungan juga harus dilakukan demi menjaga dan melindungi sumber daya pariwisata di dalamnya.
Omong-omong, kalian punya program atau aksi untuk mitigasi perubahan iklim, kan? #MudaMudiBumi, pasti banyak aksi untuk ini. Boleh dong sharing!
4 Potensi Desa Wisata Gumelem, Susukan – Obrolan tentang potensi pariwisata dan ekonomi kreatif memang selalu menarik untuk diikuti. Apalagi buat yang hobi travelingnya tidak sekadar melampiaskan rasa ingin jalan dan jajan saja, tapi juga pemerhati pariwisata. Selain menikmati perjalanan dan juga destinasinya, biasanya mulut suka keceplosan entah itu memuji, mengkritik, atau menjulid obyek wisata yang telah dikunjungi. 😆 Enggak apa-apa keceplosan, kok, asal jangan sering-sering, ya. Khawatir jadi latah. 😛
Ngomongin pariwisata, belum lama ini Bupati Banjarnegara melakukan kegiatan kunjungan kerja ke beberapa destinasi pariwisata di Banjarnegara bersama rombongan dari Dinas Pariwisata setempat. Saya melihat sekilas kegiatannya melalui media online, agak kepo-kepo dikit, lah. 😆 Tempat wisata yang dikunjungi Bupati adalah wisata yang sedang ramai dan juga berpotensi. Ehem…kalau “orang nomor satu” di daerah sampai turun kaki, sudah dipastikan destinasi wisatanya menjadi sorotan. Dan betul banget, banyak pemberitaan beredar di media online yang mengulas hasil kunjungannya. Wadadidaw banget, ya. 😉
Gapura makam….
Potensi Desa Wisata Gumelem yang terletak di Kecamatan Susukan menjadi salah satu wisata yang disorot karena Bupati menilai bakal menjadi wisata andalan setelah pariwisata Dieng yang masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Membaca beberapa judul artikel yang sudah dipublikasi di beberapa media online, saya pun jadi tertarik untuk menuliskan tentang daya tarik wisata di Kabupaten Banjarnegara bagian barat. 😆
Saya sepakat dengan Pak Bupati kalau pariwisata Susukan, tuh, memang berpotensi untuk menjadi wisata andalan karena banyak sumber daya alam yang dapat menggugah jiwa piknik. Ada wisata religi, wisata alam, ekonomi kreatif, dan event-event yang sangat kental dengan adat budaya di Desa setempat. Bisa dibilang paket lengkap, sih. Apalagi kalau diselisik dari sejarahnya yang mana Gumelem pernah dipimpin oleh seorang Demang pada zaman Kerajaan Mataram. Buat yang suka wisata sejarah, asyik banget pastinya. 😉
Okai, guys! Berikut saya bagikan potensi Desa Wisata Gumelem yang bisa dijadikan referensi ketika kamu berkunjung ke Banyumas, Purbalingga, atau memang ada agenda wisata ke Banjarnegara.
1. Makam kuno Girilangan.
Pertama kali singgah ke makam kuno Girilangan, saya seperti berada di Permakaman Imogiri yang menjadi salah satu objek wisata di Bantul, Yogyakarta. Sekilas pemakaman kuno Girilangan memang mirip sekali dengan makam Imogiri. Nyaris sama jika dilihat dari arsitekturnya yang mana pemakaman tersebut dikelilingi oleh bata merah, bangunan kuno dan pintu dari kayu dengan ukiran atasnya yang khas.
Makam kuno ini merupakan makam Ki Ageng Giring, seorang ulama dan juga pembesar yang berasal dari keluarga kerajaan Mataram yang konon jasadnya hilang pada saat tanah yang digunakan untuk meletakkan keranda jenazahnya itu ambles di sebuah bukit yang pada akhirnya dinamakan Bukit Girilangan.
Makam kuno Girilangan….
Medan atau akses jalan menuju makam Ki Ageng Giring masih berupa bebatuan. Namanya di bukit, sudah pasti jalan menanjak dan sesekali ada kelokan. Perihal akses jalan, katanya Bupati akan membantu memperbaiki jalan menuju obyek wisata ini dan obyek wisata lain yang ada di Susukan. Semoga segera realisasi, ya.
2. Batik Tulis Gumelem.
Saya menjadi salah satu dari sekian banyak masyarakat Banjarnegara yang ikut bangga karena Banjarnegara punya sentra batik tulis. Bagaimana tidak, batik Gumelem ini sudah sangat terkenal meski saat ini sudah mulai redup di pasaran. Selain minat masyarakat untuk membeli batik tulis cenderung turun, ternyata para pengrajin batik di Desa Gumelem mengeluh makin susah untuk memasarkan batiknya.
Batik Gumelem sudah ada sejak berdirinya Kademangan Gumelem. Pada saat itu, ada tukang batik yang bertugas membuat kain batik bagi keperluan busana keluarga, kerabat dan sentana dalem Kademangan. Motif batik tulis Gumelem terbagi menjadi dua corak, yaitu Klasik dan Kontemporer.
batik gumelem motif klasik…
Ciri khas motif klasik pada batik Gumelem terletak pada corak warna coklat tanah dan hitam yang terkesan berwibawa, seperti motif Kawung, Udan Liris, dan batik khas kraton seperti Sidomukti dan Sidoluhur. Sementara untuk corak kontemporer, para pengrajin batik memilih potensi atau kekhasan Banjarnegara sebagai motifnya, seperti motif dawet ayu, candi, sungai serayu dan masih banyak inspirasi lainnya yang kemudian diangkat menjadi motif batik.
Buat yang suka membatik, beberapa sentra batik di Gumelem menyediakan waktu untuk belajar membatik. Jangan heran jika menemukan pembatik yang sudah lanjut usia, ya.
3. Pemandian Air Panas.
Sebagai salah satu potensi wisata alam, Gumelem mempunyai pemandian air panas dengan nama Dapit atau Daya Pikat Pingit. Air ini bersumber dari mata air alami dari perbukitan Kendeng. Awalnya, air panas ini hanya dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal karena diyakini ada kandungan belerang. Namun, karena dilihat seperti ada peluang untuk dijadikan obyek wisata, akhirnya pihak desa pun pelan-pelan menata pemandian air panas ini menjadi destinasi wisata.
mandi di bawah kucuran air panas…
Tempat wisata yang tidak begitu luas ini cukup banyak didatangi wisatawan. Akses jalan utama menuju pemandian air panas ini tergolong mudah karena sudah beraspal halus. Satu yang menjadi perhatian yaitu setibanya di lokasi wisatawan harus bersabar dan jalan pelan karena aksesnya belum begitu bagus, berupa jalan berundak dengan sebelah kanan atau kiri terdapat pegangan yang berbahan dari bambu tua.
Adanya Desa Wisata di tiap daerah diharapkan mampu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat salah satunya dengan adanya Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Ekonomi Kreatif. Begitu juga yang terjadi di Desa Gumelem dengan sentra Gula Merah yang menjadi produk unggulan Kabupaten Banjarnegara. Yups, Desa Gumelem menjadi desa penghasil gula merah tertinggi di Banjarnegara.
Tidak sedikit masyarakat memilih untuk bertani dengan membuat gula merah. Tidak hanya itu, di sini pun terdapat koperasi khusus untuk mewadahi hasil pertanian gula merah. Kalau seperti ini, gula merah bisa menjadi potensi bisnis yang menguntungkan dan bisa diangkat menjadi komoditas.
produksi gula merah secara tradisional…
Selain potensi pariwisata di atas, Desa Gumelem juga rutin menggelar event tahunan yaitu Gumelem Batik Carnival dan ritual adat Sadran Gede yang merupakan pelestarian kegiatan dari zaman Kademangan. Ritual nyadran ini dilakukan seminggu menjelang bulan suci Ramadan. Saya pernah mengikuti acara nyadran gede tahun beberapa tahun lalu. Keramahan dan kekompakan warga begitu terasa. Apalagi saat menyaksikan Ibu-ibu menyunggi tenong dari kompleks pemakaman Ki Ageng Gumelem menuju bukit Girilangan, ikut bahagia melihat semangatnya yang luar biasa.
Ceritanya, dulu Ki Ageng Gumelem mengajak warganya berkumpul untuk kemudian berziarah ke makam leluhur. Kegiatan ini menjadi tradisi menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Ritual Nyadran Gede diawali dengan kirab dari Balai Desa Gumelem menuju makam Girilangan. Kirab ini diikuti oleh para sesepuh pria yang mengenakan baju adat Jawa lengkap dengan senjata tombak. Sementara para Ibu-ibu menyunggi tenong yang berisi makanan untuk nantinya dikepung bersama-sama di makam Ki Ageng Gumelem dan Ki Ageng Giring. Menarik, bukan?
Jangan Lupa Siapkan Paket Data untuk Eksplorasi, ya!
Naah! Tidak kalah penting ketika hendak eksplorasi pariwisata yaitu melakukan pengecekan ketersediaan jaringan internet baik untuk sekadar mencari titik lokasi tepat untuk destinasi wisatanya maupun bekal sharing ke media online. Untuk kebutuhan paket data internet, saya punya informasi baru bahwa Smartfren belum lama ini meluncurkan produk baru yaitu kartu perdana Gokil Max.
Kartu Perdana Gokil Max adalah kartu perdana prabayar yang menawarkan Kuota TerGOKIL yang bisa dipakai di kota kamu. Pada Kartu Perdana Gokil Max terdapat Kuota Lokal yang mana hanya bisa digunakan di lokasi sesuai dengan area atau kota yang sudah ditentukan. Kemudian, ketika hendak pergi ke luar kota, maka Kuota Lokal tidak bisa dipakai lagi. Nah, berikut detail paket Kartu Perdana Gokil Max:
Rp30.000 mendapatkan total kuota 39 GB (Kuota Nasional 3 GB, Kuota Lokal 6 GB, Extra Kuota (01.00-05.00) 30 GB, dan masa berlaku 30 hari);
Rp50.000 mendapatkan total kuota 71 GB (Kuota Nasional 7 GB, Kuota Lokal 14 GB, Extra Kuota 50 GB (01.00-05.00) dan masa berlaku 30 hari);
Rp70.000 mendapatkan total kuota 106 GB (Kuota Nasional 12 GB, Kuota Lokal 24 GB, Extra Kuota 70 GB (01.00-05.00), dan masa berlaku 30 hari).
FYI, di Jawa Tengah kartu perdana Smartfren GOKIL MAX baru bisa dinikmati di 15 kota bagian utara alias pantura, yaitu Batang, Brebes, Kota Pekalongan, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Kota Tegal, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Kendal, Kota Semarang, Semarang, dan Kota Salatiga. Untuk informasi detailwww.smartfren.com/explore/product/gokil-max, ya!
Museum Jenang Kudus – Pada suatu siang, anak perempuanku sedang duduk manis di teras. Penasaran dengan apa yang sedang dia kerjakan, aku pun mendekatinya. Aku kira dia sedang mainan apa, gitu, mau gabung. Eh…ternyata sedang menikmati sepotong jenang oleh-oleh dari kondangan dengan khusyuk. 😆
Dia bilang, jenangnya enak banget. Tiba-tiba aku ingat kalau pernah makan jenang yang juga enak banget. Tapi bukan dari kondangan, bukan. Melainkan jenang asli kudus. Jenang ini aku makan bersama teman-teman Jateng On The Spot 2019 pada bulan April tahun 2019, sebelum tour ke Museum Jenang Kudus.
Sudah lama memang, tapi masih lekat dalam ingatan. Tidak hanya dengan rasa jenangnya saja, aku juga masih ingat betul bahwa segala apa yang ada di dalam museum, tuh, unik dan menarik karena sarat sejarah. Kalau dilihat dari bagian luarnya memang biasa saja, kesannya hanya sebuah bangunan rumah tradisional Kudus, Jawa Tengah. Namun siapa sangka di dalamnya penuh sentuhan seni, ada banyak emas bertebaran (ini agak berlebihan) :lol:, pokoknya terasa mewah banget. Jadi, bukan tanpa sebab aku sampai jatuh hati pada museum jenang. 😉
Sebelum melakukan tour ke Museum, kami melihat proses pembuatan jenang Kudus yang bertempat di sebuah pabrik yang dikelola oleh PT. Mubarokfood Cipta Delicia. Saat itu, tidak bayak karyawan yang bekerja, mesin yang digunakan untuk produksi pun hanya beberapa saja. Selain karena akhir pekan, pembuatan jenang lebih banyak dibuat pada hari Senin-Kamis. Sayangnya, pihak pabrik tidak mengizinkan pengunjung untuk mendokumentasikan proses pembuatan jenang. Tapi tidak apa, terpenting sudah melihat mereka membuat adonan jenang dengan cara modern yaitu menggunakan mesin yang mempunyai kapasitas 40 kg, kemudian lanjut sampai packing.
Kecewa? Enggak begitu, sih. Adanya interaksi dengan karyawan membuat aku lebih senang. Sementara mendokumentasikan kegiatan mereka anggap saja bonus. 😆 Usai tour pabrik, kami masuk toko oleh-oleh Jenang Mubarok. Toko oleh-oleh ini menyediakan produk-produk yang dibuat oleh PT. Mubarokfood, oleh-oleh khas kudus, termasuk cenderamata.
Masih asyik melihat dan memilih oleh-oleh, tour guide kami, Mrs. Nane mengajak kami ke Museum Jenang. Aku kira harus keluar terlebih dahulu untuk sampai museum, tapi ternyata enggak. Museum berada tepat di belakangnya toko. Menyatu, gitu.
Lebih dekat dengan Museum Jenang, Kudus.
Citra jenang sebagai oleh-oleh khas memang sudah melekat pada Kabupaten Kudus karena di sana terdapat pabrik besar yang memproduksi jenang. Kegiatan pendistribusian pun sudah tidak diragukan lagi, masuk skala nasional. Jenang Kudus dengan label Mubarok juga dijadikan sebagai snack jama’ah haji maskapai penerbangan Garuda dan Arab Saudi.
Sebagai bentuk inovasi sekaligus untuk menjaga keberadaannya, pada tahun 2017, dibangun Museum Jenang yang memiliki tujuan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat, khususnya tentang sejarah Jenang Kudus. Terdiri dari dua lantai, lantai satu (bawah) terbagi dalam tiga ruang dan lantai dua (atas) hanya satu ruang yang berisi koleksi benda-beda kuno.
Masuk ke dalam lantai satu, tepatnya di ruang pertama, aku mendapati bangunan kompleks masjid menara lengkap dengan pagar keliling. Bangunan ini ditata persis dengan yang ada saat ini. Suprise banget rasanya karena sebelumnya aku enggak mencari tahu seperti apa rupa museum jenang.
Kompleks masjid menara beserta makan Sunan Kudus memang menjadi salah satu daya tarik wisata religi di Kudus. Adanya miniatur menara yang terletak di tengah-tengah bangunan menjadikan miniatur bangunan ini terlihat lebih sempurna. Di ruang ini bagus banget buat foto-foto, lho. Hanya saja karena pencahayaan memang diatur tidak terlalu terang, hasilnya pun kurang maksimal. Tapi enggak masalah, masih bisa minta tolong teman untuk memberikan cahaya ilahi menggunakan lampu smartphone. 😆
Aku mulai hanyut ketika masuk ruang pamer kedua. Melihat diorama-diorama yang menggambarkan proses pembuatan jenang dari zaman old dengan menggunakan tungku, sampai dengan cara modern yaitu menggunakan mesin yang sebelumnya sudah aku lihat saat jalan-jalan di pabrik. Pada dasarnya aku suka melihat diorama karena memang menarik, ada kisah sejarah dalam bentuk diorama.
Masih dalam satu ruang, terlihat pajangan foto pendiri Jenang Mubarok dari masa ke masa yang menempel di dinding dengan bingkai kayu. FYI, didirikan oleh H. Mabruri beserta Istrinya, pada tahun 1910 jenang ini memiliki label atau merek Sinar33. Kemudian pada tahun 1940, perjuangan diteruskan oleh generasi kedua yaitu H. A. Shochib beserta istri. Kemudian pada tahun 1992 sampai sekarang, diteruskan oleh H. Muhammad Hilmy beserta istrinya. Mereka menjadi generasi ketiga yang mengembangkan bisnis camilan tradisional yang terbuat dari beras ketan, memiliki warna pekat dengan cita rasa manis legit.
Pembuatan jenang sudah menggunakan alat modern…
Kemudian di ruang pamer tiga terdapat replika rumah adat Kudus atau yang juga dikenal dengan Joglo Pencu. Gebyok ukiran pada rumah adat ini hampir mirip dengan ukiran rumah adat Jepara. Perbedaannya Joglo Kudus hanya memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu.
Sama halnya dengan rumah adat pada umumnya, Joglo Pencu ini memiliki istilah pada tiap bagian rumah, yaitu dalam satu bangunan rumah terdapat satu saka geder (tiang penyangga besar). Kemudian ada jaga satru yang merupakan bagian depan rumah. Lalu ada gedhongan istilah dari ruang keluarga, dan yang terakhir ada pawon dalam bahasa jawa berarti Dapur. Meski dapur namanya, namun ruangan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat masak saja, pawon digunakan sebagai tempat belajar dan juga melihat televisi.
Replika rumah adat Kudus…
Tidak hanya diorama proses pembuatan jenang, di ruang dua juga terdapat diorama Pasar Bubar Menara. Sebuah pasar yang sangat bersejarah bagi Jenang Kudus.
Kisah Jenang Kudus di Pasar Bubar Menara.
Seperti pasar pada umumnya, Pasar Bubar Menara dimanfaatkan sebagai aktivitas jual beli hasil perkebunan, pertanian, dan juga peternakan. Terlihat jelas pada diorama, ada kelapa, sayuran, ketela, buah-buahan, dan tentu ada Jenang Kudus. Banyaknya diorama yang dipamerkan, pasar pun tampak ramai. Sebagian besar yang berjualan di sini adalah perempuan. Mereka mengenakan baju tempo dulu dengan bawahan jarit dan dilengkapi selendang serta kerudung. Sementara laki-laki, mengenakan baju sederhana, celana pendek, dan blangkon.
Ada kios Jenang…
Transaksi di Pasar Bubar Menara
Di pasar yang terletak di selatan Masjid Al – Aqsha Menara Kudus, awal mula jenang kudus mulai dipasarkan. Jenang dijajakan dari tangan ke tangan oleh generasi pertama. Saat itu, jenang masih dalam bentuk lebar memanjang. Kira-kira ukuran 25×50 cm. Penjual akan memotong jenang terlebih dahulu ketika ada yang membelinya. Disesuaikan dengan harga, gitu. Lalu, barulah dibungkus menggunakan daun dan ditaruh di dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu.
Melalui Pasar Bubar, Jenang Kudus mulai dikenal banyak masyarakat. Sekarang pemasaran jenang yang menjadi oleh-oleh khas Kudus sudah lebih luas lagi. Kemasan jenang pun lebih modern dan menarik. Pun dengan variannya, lebih banyak pilihan. Tidak hanya original, tapi juga ada banyak pilihan rasa Durian, Anggur, dll. Untuk produknya sendiri tidak hanya Jenang, ada cokelat dodol dan yang lebih menarik lagi adalah produk browniesnya. Enak banget!
Gusjigang X-Building di Museum Jenang.
Menyusuri lorong yang mana kanan kirinya dihiasi dengan karya seni yang dibuat oleh seniman Kudus, akhirnya kami sampai pada ruang pamer Gusjigang X-Building. Dengan masuk ke ruang pamer ini, aku makin jatuh hari pada museum jenang. Fix!
Gusjigang merupakan nilai kearifan yang diilhami dari ajaran yang diwariskan Sunan Kudus. Gusjigang merupakan akronim dari Bagus, Ngaji, dan Berdagang. Falsafah tersebut seolah menjadi tuntunan agar masyarakat memiliki tekad untuk berkepribadian yang bagus, mau mengaji, dan mau berdagang sebagai salah satu bentuk usaha.
gebyoknya memsonaaaa, mahaal pasti. wkwkwk
Banyak hal menarik di ruang ini. Salah satunya yaitu literasi falsafah tentang Gusjigang dipasang di dinding dan beberapa puisi tentang Gusjigang yang mana salah satu karyanya yaitu dari Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama pada Kabinet Kerja.
Pertama masuk museum Gusjigang, aku terpesona dengan bunga emas. #eh. 😀 😀 Berbentuk kaligrafi surah Al-Ikhlas yang menyerupai bunga, aku langsung mendekatinya. Ruapanya, kaligrafi ini terbuat dari bahan tembanga dan kuningan. Pantas bikin mata segar. Nuansa gold atau kuning keemasan mendominasi di ruang ini. Ornamen dinding berupa motif segi empat semakin melengkapi nilai keindahan seni.
Setelah berada di ruang yang temaram, melewati lorong yang juga minim cahaya, sampai ruangan ini berasa mendapat cahaya ilahi. 😀 Tak heran ruang ini selalu ramai pengunjung. Aku masih ingat betul, mau foto di depan DINDING EMAS saja antrenya sudah seperti sedang antre di SPBU. 😛
Tepat di depan bunga emas, terdapat relief Gusjigang yang menggambarkan tentang tari Gusjigang. Tari ini mengangkat nilai luhur warga Kudus yang telah ditanamkan oleh Sunan Kudus. Para penari mengenakan pakaian yang sopan, pun dengan gerakannya. Kemudian di tengah gerakan, para penari menyisipkan beberapa gerakan sholat dan mengaji secara melingkar. Unsur dagang dapat dilihat penyertaan batik Kudus dalam tarian. Para penari memperlihatkan batik Kudus dengan cara berjalan dan menyapa penonton.
Mrs. Nane yang mendampingi kami pun ternyata terkagum-kagum dengan museum Gusjigang. Apalagi ketika Mbak Ika, pemandu lokal Museum Jenang bercerita dengan sangat detail. Teman-teman lain, khususnya mereka para mahasiswa dari luar negeri juga terlihat sangat tertarik mendengar sejarah Kudus. Banyak hal yang dia tanyakan ke Mrs. Nane karena rasa ingin tahunya tentang Gusjigang begitu tinggi. Beruntung Mrs. Nane cekatan banget, tiap kali Mbak Ika bercerita. Melihat Mrs. Nane mentranslete dalam Bahasa Inggris, rasanya aku ingin belajar Bahasa Inggris. 😆
Jam Operasional dan Harta Tiket Masuk.
Seperti yang sudah aku sampaikan, museum Jenang menyatu dengan toko oleh-oleh Jenang Mubarok. Untuk jam operasional pun sama dengan jam operasional toko yaitu pada hari Senin-Minggu, pukul 09.00-21.00 WIB. Sementara untuk harga tiket masuk yaitu Rp 5 ribu per orang. Tiket masuk termasuk sangat terjangkau karena pengunjung akan mendapat banyak pengetahuan baru di Museum Jenang Kudus.
Ingin sekali rasanya untuk kembali menyambangi wisata Kudus dan sekitarnya. Ziarah ke Makam Sunan Kudus, lanjut ke objek wisata lainnya yang tentunya mudah dijangkau. Btw, Kecemut sangat tertarik untuk mengunjungi Kudus. Asyik juga, bisa buat jadi teman explore. 😆
Duh, Jadi Kangen Traveling!
Kembali menuliskan catatan perjalanan, tuh, bikin kangen jalan-jalan. Sudah dua tahun ini, tepatnya sejak hamil anak kedua dan dilanjut dengan datangnya wabah virus corona di Indonesia, aku memilih untuk tidak pergi untuk traveling. Aku lebih memilih untuk menjaga diri dan keluarga dari paparan virus yang menurut aku mengerikan banget. Jangankan pergi untuk traveling, ada tugas dinas luar dari kantor saja aku selalu meminta ke atasan untuk tidak diikutkan. Maklum, punya baby. 😉
Jujur, rasanya ingin kembali untuk menghirup udara perbukitan, menginjak kaki di pasir putih sampai terhempas air laut, menyusuri lorong-lorong gua, dan masih banyak lagi kegiatan traveling lainnya yang bikin kangen. Sabar ya, sabar! Sekarang sabarnya tidak hanya karena menunggu pandemi berakhir, tapi juga harus sabar karena personil sudah bertambah. Artinya, harus menyiapkan kendaraan untuk kenyamanan traveling. 😆
Belum Punya Mobil Ingin Traveling Bersama Keluarga? Klik Trac To Go Saja!
Yuhuii…zaman serba apa-apa ada, apa-apa dimudahkan oleh teknologi, mau traveling bersama keluarga tapi belum punya mobil, sewa mobil saja di Trac To Go, dong! 😉
TRAC To Go adalah aplikasi mobile yang menawarkan layanan rental mobil dengan pengemudi, rental bus, dan airport transfer. Aplikasi ini memudahkan kamu yang ingin melakukan perjalanan dinas, traveling, dan keperluan lain yang membutuhkan transportasi.
Aku memilih dan merekomendasikan aplikasi mobile Trac To Go bukan tanpa alasan, ya. Ada banyak keunggulan aplikasi ini. Berikut aku bagikan fitur-fitur yang memudahkan pengguna untuk sewa armada di Trac To Go.
Tampilan desain new clean.
Hal pertama yang membuat pengguna merasa nyaman menggunakan aplikasi karena user interfacenya mudah dipahami dan tampilannya simpel. Iya, tampilan aplikasi Trac To Go lebih simpel, fresh (dominan warna putih biru) dan ikon-ikon yang ditampilkan juga mudah dipahami.
Lokasi penjemputan lebih tepat.
Aku pernah bete maksimal ketika memesan mobil untuk ke kantor tapi sopirnya tanya-tanya terus padahal titik jemput aku sudah jelas banget. Padahal si driver ini domisili di kota setempat. Ingin marah tapi engga tega. 😆 Lain cerita kalau pesan mobilnya menggunakan Trac To Go, pemindaian lokasi customer, titik jemput, dan alamat pengantaran yang lebih akurat menggunakan pin point maps. Lokasi terlihat lebih detail sehingga yang menjemput pun tidak banyak tanya.
Memungkinkan melakukan 2 pemesanan atau lebih.
Buat kamu yang sering ngasih gift “tumpangan” buat teman atau keluarga, di Trac To Go terdapat fitur baru yang memudahkan customer untuk melakukan sewa layanan 2 order atau lebih sekaligus dalam 1 kali pembayaran, bahkan untuk produk layanan yang berbeda. Sebagai contoh, kamu sedang rental mobil tapi ingin lanjut sewa airport transfer, itu cukup lanjut oredernya dalam 1 kali transaksi. Artinya, tidak harus sampai end tracsaction dulu baru sewa lagi. 😉
Terdapat banyak pilihan metode pembayaran.
Ini yang paling aku suka! Terdapat banyak pilihan metode pembayaran untuk sewa kendaraan di Trac To Go. Layanan ini dilakukan untuk membuat customer lebih nyaman dalam bertransaksi. Adapun pilihan metodenya mulai dari ATM transfer (VA) ke bank-bank utama, kartu kredit, dan juga E-wallet seperti OVO, Gopay, Dana, dan Linkaja.
Real time notification.
Suka penasaran si driver sudah mulai jalan atau belum, sudah sampai mana, apakah masih lama atau tinggal hitungan detik. Tidak perlu khawatir karena pelanggan akan mendapatkan notifikasi serta dapat memantau langsung status order dan status perjalan dengan driver di dalam aplikasi TTG.
Pembatalan pesanan lewat aplikasi.
Selain metode pembayaran, hal lain yang pasti dicari pelanggan dalam aplikasi adalah fitur pembatalan pesanan. Tenang, untuk permintaan atas pembatalan order, pelanggan dapat melakukannya dalam aplikasi sebelum waktu pemesanan dimulai. Untuk dana yang sudah ditransfer akan dikembalikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fitur-fitur keren aplikasi Trac To Go tentu tidak hanya di atas, masih banyak lagi fitur yang membuat pengguna atau pelanggan makin percaya dan nyaman untuk menggunakannya. Sebelum memesan transportasi, jangan lupa untuk selalu cek promo karena aplikasi ini selalu memberi penawaran promo yang menarik. Sekarang untuk pergi ke suatu tempat baik dalam kota maupun luar kota, untuk keperluan dinas maupun traveling, tidak usah bingung. Masalah rental mobil serahkan saja kepada TRAC To Go!
Apakah kamu sudah pernah merasakan kemudahan sewa mobil menggunakan aplikasi TRAC To Go? Yuk…download dulu aplikasinya di GooglePlay Store untuk pengguna Android dan untuk pengguna iPhone bisa unduh aplikasinya di Apple App Store. Siapa tahu butuh sewa mobil untuk menuju Museum Jenang atau tempat wisata lain. 😉
Alamat: Jl. Sunan Muria No.33, Glantengan, Kec. Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59313.
Cerita Liburan Ke Pantai Sadranan, Yogyakarta – Mengenalkan anak pada aktivitas di pantai, tuh, selalu menyenangkan. Ya…meski hanya lewat foto-foto, tapi jika anak terlihat excited, tuh, seringnya membuat bibir ini tiba-tiba berucap: “nanti kalau sudah ada waktu dan rezeki, kita main ke pantai ya, sayang.“. Ini karena melihat geregetnya dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari si kecil yang nantinya pasti bisa menjadi cerita liburan ke pantai. Yups…ketika melihat ekspresi anak yang begitu antusias dengan apa-apa yang diceritakan oleh orang tua, meleleh hati ini. Dan ini selalu terjadi pada saya. 😉
Saat itu, dalam sebuah percakapan melalui whats app group, ada seorang teman yang mengirimkan foto kegiatan snorkeling. Ya, saya masih ingat ketika teman saya, Mama Boo membagikan foto-fotonya yang selalu bikin kagum, tuh. Tepatnya saya lupa pantai mana, yang jelas pantai tersebut berada di Lampung yang menjadi kota kelahirannya dan memang kota itu menginspirasi bagi saya. Karena saya juga suka main ke pantai, foto tersebut saya perlihatkan kepada Kecemut, dong. Eh…lha, kok, dia fokus dengan snorkel yang dipakai Mama Boo. Padahal, tuh, saya bercerita tentang aktivitas menyelam dan bertemu dengan ikan-ikan lucu di bawah laut, gitu. Belum sampai ngasih tahu tentang perlengkapan atau alat yang harus digunakan ketika snorkeling. 😆
Beruntung kami punya Tante yang baik banget, yang selalu mengerti apa yang kami mau. Baru beberapa menit fordward foto dari Mama Boo disertai dengan kekuatan voice note, Tante mengajak kami snorkeling ke Pantai Sadranan, Yogyakarta. Tentu tidak saat itu juga, dong. Perlu perencanaan khusus karena yang minta ke sana adalah balita, ya…meski sebenarnya Ibuknya juga pingin mantaaaaai, sih. 😆
Perjalanan Ke Jogja Sampai Akhirnya di Pantai Sadranan.
Ini bukan kali pertama saya mengajak Kecemut main ke pantai. Dua tahun sebelumnya, saya pernah mengajaknya main ke Pantai Parangtritis. Saat itu, misi saya hanya mengenalkan aktivitas main pasir di pantai. Penting banget, ya. Hahaha. Yaaa…abisnya Kecemut ngga percaya kalau di pantai, tuh, banyak banget pasir. Sampai saya sampaikan, saking banyaknya pasir di pantai, tuh, bisa buat bangun rumah. Gemas, kan. 😆
Kami ada rencana untuk mendapatkan sunrise sekaligus sunset di pantai. Untuk dapat mewujudkan rencana tersebut, kami pun berangkat dari Banjarnegara dini hari, kira-kira pukul 04.00 WIB. Ehh…gimana, sih, mau dapat sunrise tapi berangkatnya siang. Hahaha. Ya gimana, mau berangkat lebih awal lagi, kok, rasanya ngga yakin, gitu. Apalagi bawa balita, ada banyak yang harus disiapkan dan dipastikan supaya nyaman saat dalam perjalanan.
Pukul 04.00 lebih dikit banget, Tante menjemput kami di rumah. Perjalanan dari Banjarnegara menuju Yogyakarta membutuhkan waktu kira-kira 3 jam. Kemudian lanjut ke Pantai Sadranan masih membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Sudah dipastikan sampai pantai siang hari alias ngga mungkin dapat menikmati matahari terbit di pantai. 😛 Tapi ngga masalah, terpenting bisa snorkeling, kan. Maunyaaaa, tapi…… 🙁
Dini hari jalanan masih sepi, namun laju kendaraan kami tetap selow, dong. Pak Sopir yang juga teman Tante terlihat sangat santai mengemudi kendaraan. Jalan dengan kecepatan standard dan dibantu dengan google maps, kami sampai pantai sadranan kira-kira pukul 10.00 WIB. Sampai pantai siang bolong saat matahari sedang terik-teriknya, niat banget kulit tambah eksotis, ya. 😆 Tapi, teriknya matahari di pantai tidak menyurutkan minta para wisatawan untuk bersantai di bibir pantai, terbukti dengan banyaknya wisatawan terlihat menikmati sekali aktivitas di sekitar pantai.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Pantai Sadranan.
Kami ke Pantai Sadranan ber empat; Tante, Umi, Kecemut, dan Ibuuk. Kami sama-sama ingin merasakan asyiknya snorkeling di Pantai Sadranan. Makanya, hanya fokus dengan aktivitas tersebut. Oiya, sebelumnya Tante pernah melakukan aktivitas snorkeling di salah satu pantai di Gunung Kidul yaitu Pantai Nglambor. Tapi karena ingin mencoba hal yang sama dengan tempat yang berbeda, dipilihlah Pantai Sadranan yang lokasinya juga ngga jauh dari Pantai Nglambor.
Kami agak terkejut ketika sampai Pantai Sadranan dan menjumpai gelombang ombak sangat tinggi. Banyak penjual yang biasanya ngelapak di dekat bibir pantai memutuskan untuk tidak berjualan karena saat itu ombak sangat tidak bersahabat. Saya saja hampir kehilangan sandal karena tersapu ombak, lho. Padahal sandal saya letakan kurang lebih 10 meter dari bibir pantai. Karena keadaan yang ngga memungkinkan, banyak wisatawan yang pada akhirnya menggagalkan aktivitas snorkeling karena setelah ditunggu berjam-jam, ombak belum juga surut.
Nah, selain snorkeling, masih ada aktivitas lain yang bisa dilakukan oleh wisatawan di Pantai Sadranan, lho. Diantaranya yaitu: Berfoto, Kulineran, Camping, dan Bermain Kano.
Ngomongin fasilitas pantai, buat saya yang terpenting yaitu ada tempat parkir dan toilet karena kedua fasilitas tersebut sangat dibutuhkan. Terlebih toilet. Setelah wisatawan basah-basahan di pantai. Nah, di Pantai Sadranan ini terdapat beberapa toilet umum yang dapat digunakan untuk sekadar ganti baju atau mandi. Aliran air di toilet juga lancar meski sudah digunakan banyak orang. Kemudian untuk tempat parkir juga lumayan luas dan terpisah antara parkir kendaraan roda dua dan roda empat.
Lanjut, karena Pantai Sadranan direkomendasikan untuk snorkeling, banyak jasa yang menawarkan peminjaman snorkel, kamera, dan juga jasa foto. Terkait dengan aktivitas camping, di sana juga menyediakan paket wisata camping, lho. Dan saya baru tahu, kalau di Pantai Sadranan, tuh, ternyata terdapat penginapan yang bagus banget. Bukan, bukan penginapan dengan foto di bawah ini, ya. Kalau penginapan yang di bawah ini dekat dengan area parkir. Sementara penginapan yang saya bilang bagus banget, tuh, penginapan yang terbuat dari bambu-bambu, gitu. Sayang banget waktu itu saya ngga menyempatkan ke sana, yaa…meski sekadar untuk lihat-lihat dowang.
Di mana Lokasi Pantai Sadranan?
Pantai Sadranan berlokasi di Dusun Pulegundes II, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Pantai yang diapit oleh Pantai Krakal dan Pantai Ngandong ini sudah sangat terekenal, jadi kemungkinan untuk kesasar sangat minim.
Saya termasuk orang yang selalu mengandalkan internet untuk browsing destinasi wisata yang akan dikunjungi. Termasuk untuk mencari lokasi tepatnya, saya juga mengandalkan GPS yang ada pada smartphone. Memilih langsung nama wisata menjadi pilihan tepat ketimbang alamat destinasinya. Iya, kaan? 😆
Menyiapkan Anggaran untuk Traveling ke Pantai.
Menyiapkan budget sudah menjadi keharusan ketika hendak bepergian, apalagi traveling. Itu menjadi pasti karena tanpa uang traveling ngga dapat berjalan. Ada baiknya, saat traveling membawa uang tunai sehingga saat tiba di tempat tujuan ingin membayar apa saja sudah siap. Meski zaman sekarang sudah ada dompet digital atau ATM, namun nyatanya belum semua tempat wisata atau tempat pembelanjaan menerima uang elektronik.
Pengeluaran yang sudah pasti ketika traveling antara lain yaitu untuk sewa mobil (kalau sewa), pembelian BBM, ongkos sopir (kalau pakai sopir), membayar tiket masuk, parkir, makan di perjalanan, makan di lokasi, dan membeli oleh-oleh.
FYI, harga tiket masuk Pantai Sadranan Rp 10 ribu per orang. Pembayaran tiket ini langsung di loket masuk kawasan pantai Gunung Kidul. Tiket masuk ke pantai tergolong sangat murah karena sudah termasuk tiket masuk deretan pantai di Gunung Kidul seperti Panti Baron, Indrayanti, Kukul, Sepanjang dll. Sesampainya di lokasi, nanti tinggal membayar parkir dowang.
Lalu, bagaimana jika ingin traveling, tapi belum cukup budget? Tentu harus lebih giat lagi dalam menabung, dong. Kalau ngga, kamu bisa meminjam uang kepada pinjaman online cepat cair milik Tunaiku. Yups, Tunaiku mempunyai visi untuk memberikan layanan kredit tanpa agunan yang mudah, aman, terpercaya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tidak hanya ingin, tapi juga butuh dana tunai tanpa jaminan bisa langsung cair . Sebenarnya pinjaman ini cocok untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti modal usaha, renovasi rumah, biaya pendidikan, biaya pernikahan hingga biaya kesehatan yang tak terduga. Namun, tidak apa jika memang butuh untuk tambahan biaya traveling atau sebagai uang cadangan, gitu.
Omong-omong, kamu pernah melakukan transaksi pinjaman online belum?