Festival Durian nDirun 2017
Kampung Durian. Mendengar namanya, para penikmat durian pasti tidak sabar ingin tahu dimana lokasinya. Ingin segera berburu atau memilih durian yang paling enak dan unggul. Daging buah dengan warna kuning dan tebal, serta biji buah cenderung kecil, mungkin ini menjadi salah satu kriteria durian yang akan dicari nantinya.
Berlokasi di Kabupaten Banjarnegara, ada kampung durian yang menawarkan 49 varietas durian. Tepatnya di Dusun Dirun, Desa Singamerta, Kecamatan Sigaluh, sentra durian kini makin terkenal. Terlebih buah dengan aroma harum yang khas ini, pernah menjadi juara 1 pada event DFI (Durian Fair Indonesia) di Jakarta pada tahun 2015. Prestasi ini sukses mengangkat potensi durian lokal, sekaligus ekonomi masyarakat nDirun.
Berangkat dari potensi lokal, seluruh petani durian nDirun sepakat mengadakan Festival Durian nDirun sebagai event tahunan. Tahun ini festival digelar pada tanggal 02 Juli 2017. Bertempat di Desa Dirun, festival yang didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara makin ramai karena promosinya cukup maksimal baik melaui media online, maupun offline seperti baliho.
Festival dimulai dengan acara kirab durian yang diikuti oleh Bupati Banjarnegara beserta Isteri, para anggota Forkopimda, Kakang Mbekayu Banjarnegara, Para Pengusaha, dan pemuda-pemudi setempat yang membawa durian. Selain itu, kesenian musik thek-thek “Singo Laras” turut mengawal kirab ini.
Pecah dan meriah. Kesenian thek-thek sukses memecah suasana perjalanan kirab yang dimulai dari gudang Pusri Singamerta, jalan utama provinsi, sampai lokasi Festival yaitu di atas SD N 1 Singamerta. Saking ramainya kirab ini, banyak kendaraan yang tiba-tiba membelokan arah, melewati gerbang durian raksasa. Tak salah lagi, mereka hendak turut meramaikan Festival Durian nDirun.
Wisatawan dan para tamu undangan pun siap menyambut kirab di depan panggung acara. Sesampainya di lokasi, durian yang telah dikirab diletakkan di depan panggung sebagai simbolis. Sementara para peserta kirab turut bergabung dengan tamu undangan, terkecuali Pak Bupati karena beliau langsung naik ke panggung acara.
Acara dibuka oleh Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, ditandai dengan pemotongan tumpeng di atas panggung. Didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pak Bupati memberi tumpengnya kepada Pak Trisno Winoto, selaku ketua panitia festival durian nDirun. Gong pun ditabuh sebagai tanda bahwa festival resmi dibuka.
Berebut Gunungan Durian
Siang itu cuaca begitu panas, wisatawan yang datang pun makin banyak, memenuhi lokasi festival. Rasa-rasanya makin panas saat pembawa acara mengumumkan bahwa tak lama lagi akan ada kenduri durian atau makan durian bersama dan gratis!
“Pengunjung dan tamu undangan harap tenang.” Pak Udin dan Bu Widhi yang bertindak sebagai pembawa acara nampak was was karena pengunjung mulai berdesakan. Suasana yang tadinya meriah karena kesenian thek-thek kembali tampil, tiba-tiba menjadi sedikit gaduh. Terlebih setelah dipersilakan untuk mulai menikmati durian, pengunjung langsung berebut gunungan durian.
Ratusan durian ludes tak tersisa dalam sekejap. Meski durian masih diikat tali dalam gunungan, namun tidak menyurutkan pengunjung untuk berebut, mengambilnya tanpa alat. Padahal, panitia telah menyediakan pisau. Tapi nampaknya ini seperti sensasi dari kenduri durian. Senggol sana-sini, dapat satu butir, alhamdulillaah. Akhirnya bisa makan durian gratis, sambil mendengarkan lagu lawas yang didendangkan Kaos Plas. Nikmat sekali bagi mereka yang mendapat durian, ya.
nDirun Panen Rezeki
Gunungan durian habis dalam hitungan detik dan ternyata tidak semua pengunjung kebagian. Pak Rasno, misalnya. Wisatawan dari Cilacap yang sengaja datang pun hanya bisa ikut desak-desakan karena tangannya tidak sampai pada gunungan. Namun demikian, dia tidak merasa kecewa karena niat dari awal akan ikut lelang durian.
Meski petani nDirun gagal panen durian tepat waktu, tetap saja mereka banjir rezeki saat festival. Ada bazar durian dan lelang durian on the spot.
Lelang untuk yang pertama dibuka oleh Bapak Bupati Banjarnegara. Durian yang dilelang yaitu Durian Dampit milik Pak Hadi Suprapto. Durian ini memiliki ciri khas, buahnya oval, dagingnya kuning dan tebal, rasanya pahit, manis, dan banyak isinya. Lelang dibuka dengan harga Rp 50,- untuk satu paket yang berisi 4 butir.
Lelang Durian oleh Wakil Bupati…
Melihat isi durian, banyak yang tertarik untuk membelinya. Menawar dari harga Rp 400.000, sampai akhirnya lelang pertama dimenangkan oleh Direktur Bank BRI Cabang Banjarnegara dengan harga Rp 750.000,-.
Lelang durian ini luar biasa. Petani durian nDirun betul-betul panen rezeki karena harga deal saat lelang minimal Rp 600.000,-. Sedangkan harga normal durian nDirun, kisaran Rp 70.000-Rp 100.000 per butir. Sesekali dalam setahun, para pengusaha, para pejabat daerah, wisatawan, berbagi rezeki sekaligus menghargai petani durian ndirun.
Stand Serba Durian
Tak cukup pada buah yang utuh, panitia menyediakan stand khusus buat para inovator kuliner durian. Selain digunakan untuk bazar, ada banyak stand yang menawarkan olahan camilan dari durian. Kerupuk durian, pancake durian, kopi durian, dan masih banyak lagi jajanan yang beraromakan durian.
Sayang banget, lokasi festival terlalu sempit, dan jalan pun kurang lebar. Untuk dapat membeli pancake pun terpaksa harus berdesak-desakan karena jarak antar stand terlalu dekat. Belum lagi kopi durian, banyak yang antre ingin mencicipinya.
Festival Durian nDirun ditutup dengan penampilan terakhir dari band indi Kaos Plas. Penuh harap, semoga penyelenggaraan Festival Durian nDirun untuk tahun depan lebih baik lagi. Baik dari segi tempat, maupun pengamanan.
Ps. Artikel ini telah terbit di Majalah Candi, Edisi 68.
Ella Fitria
Ngiler pancake duriannya uh
Idah Ceris
Bikin, yuk. 😀
Nurqomariyah
Pancake duriannya lucu ya mbak, kecil-kecil, warna-warni pula. Cocok buat jajanan anak SD huehehe. Cuman sayang mahal
Idah Ceris
Beneer, mungkin karena duriannya full, gitu. 😀
Ratri Galuh
Seperti apa kesenian thek thek ?