Evaluasi Sebagai Ibu Menyusui yang Juga Bekerja

NOPIA, OLEH-OLEH KHAS BANYUMAS

Salah satu hal yang menjadi perhatianku saat hamil adalah tentang ASI (Air Susu Ibu) Sebagai calon Ibu baru, aku terus belajar tentang bagaimana cara yang benar memberikan ASI kepada si kecil. Bagaimana caranya agar ASI yang keluar dapat memenuhi kebutuhan harian si kecil. Ini mulai aku perhatikan semenjak hamil lima bulan, hingga akhirnya saya mengadakan evaluasi sebagai Ibu menyusui yang juga bekerja.

ASI dapat keluar setelah bayi lahir. Makanya, aku ngga bisa memastikan ASI-ku akan berlimpah atau ngga nantinya. Sebenarnya agak was was. Apalagi aku seorang pekerja yang berangkat pagi, pulang sore. Apakah aku bisa memberi ASI penuh untuk si kecil? Agaknya ragu. Beruntung, keluargaku berhasil meyakinku untuk hal ini. Mereka terus menyemangatiku, dan memintaku untuk berpikir positif. Alhamdulillaah…sampai blog post ini terbit, aku masih memberi ASI untuk Yasmin.

Sebagai Ibu pekerja yang ingin memberikan ASI full kepada si kecil, ternyata ada babak baru sebagai harus dilalui. Adalah memerah ASIP (Air Susu Ibu-Perah) dan menyajikannya untuk si kecil. Inilah yang menjadi evaluasi pertamaku.

Aku ingin memberikan ASI sampai si kecil usia dua tahun, sementara aku seorang ibu pekerja. Bagaimana agar keinginanku dapat terwujud? Jawabannya tak lain adalah stok ASIP. Mulai dari sini, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi.

Pertama adalah Pompa ASI

Pemilihan pompa ASI menjadi prioritas utama. Sebulan menjelang persalinan, aku masih galau memilih pompa ASI. Antara pompa ASI manual atau Elektrik. Aku ngga mungkin beli keduanya karena masih banyak perlengkapan bayi yang musti dibeli. Akhirnya, aku memutuskan untuk membeli pompa ASI manual.

Seminggu berjalan, ternyata hasil perahanku belum memuaskan. Bertanya kepada teman-teman yang pernah menjadi Ibu perah, ternyata memang kurun waktu seminggu hasil perah belum begitu banyak.

“Makin sering memerah, makin banyak hasil yang didapat.” Begitu kata temanku yang saat itu sedang punya baby juga. Cuma bedanya, dia anak ke dua, sementara aku anak pertama. Dia lebih banyak pengalaman. Aku pun mengikuti sarannya, makin rajin memerah.

Baca tentang: Ketika Ibu Menyusui Makan Mie Instan

Saat masih cuti, aku bisa memerah sampai lima kali. Namun setelah jatah cuti habis dan masuk kerja, cukup banyak pekerjaan yang musti diselesaikan tepat waktu, belum lagi jika ada teman kantor minta tolong ini itu, aku harus segera membantunya. Pada akhirnya, waktu untuk memerah berkurang.

Ternyata menyisihkan waktu lima belas menit untuk memerah ASI itu cukup susah. Dan karena aku menggunakan pompa ASI manual, rasa-rasanya belum memerah sudah capek. Untuk kedepannya, memilih pompa ASI elektrik mungkin menjadi pilihan terbaik. Nabung duluuuu. 😆

Kedua adalah Botol ASIP

Sedar awal, aku lebih mantap memilih botol ASIP kaca. Aku membeli botol ASIP ini secara online dibantu Mbak Noe. Saat itu, aku membeli botol ASIP dengan kapasitas 100 ml. Ternyata kebutuhan ASI saat Yasmin usia 3 bulan, tuh, cukup 50 ml sekali minum dan ini sampai usianya 4 bulan.

Ibu Menyusui yang Juga Bekerja
Beli yang 50 ml….

Aku rasanya eman-eman kalau botol ukuran 100 ml hanya diisi setengahnya saja. Sementara Mbah Utinya kurang telaten kalau harus menghangatkan ASIP hanya setengah botol. Adanya 100 ml, ya dihangatkan semuanya. Kadang mubadzir. Untuk kedepannya, perlu membeli botol ASIP kapasitas 50 ml. Aku sudah membelinya, sih, tapi saat itu hanya beli 12 biji dowang dan itu kurang.

Ketiga adalah Penghangat ASIP dan Sterilizer

Sejauh ini, aku masih menggunakan penghangat ASIP manual. Yaitu gelas dan air hangat. Ternyata menghangatkan ASIP dengan cara ini kadang bikin gugup. Apalagi kalau si kecil mintanya dadakan. Kadang Mbah Kakung harus turun tangan ikut menenangkan cucunya karena Mbah Uti harus menghangatkan ASIP. 😆

Kedepannya, mungkin aku membutuhkan penghangat ASIP sekaligus sterilizer. Selain meringankan tugas, alat ini ada pengatur suhunya. Jadi lebih aman lagi untuk kualitas ASIPnya. Maunya, nanti beli yang sekaligus bisa untuk sterilisasi botolnya. Harganya memang lumayan mahal, makanya perlu nabung dulu. 😆

Tiga hal di atas adalah sebagian evasluasi aku sebagai Ibu menyusui sekaligus Ibu pekerja yang ingin memberikan ASI penuh kepada si kecil. Niata awal yang ingin aku kerjakan secara manual, seperti menghangatkan ASIP atau membersihkan botol ASIP memang sudah terlaksana. Tapi ternyata kadang tenaga ngga sampai. Sok banyak yang diurus. 😀

Baca lagi tentang The Power Of ASI.

Eh btw, perlengkapan ASIP yang kusebut di atas sekarang mudah didapatkan. Apalagi sekarang ada toko online yang menyediakan perlengkapan bayi. Seperti perlengkapan yang kubutuhkan tadi, sekarang ready dan dapat beli di sini. Tinggal klik, langsung ketemu barang yang dibutuhkan. 😉

You Might Also Like

4 Comments

  1. Rosa

    Mbaa, akhirnya aku bisa kasih Faza ASI sampai 6 bulan lebiiihh. makasih yaaa tips2nya tempo hariii. kiss kiss…
    tp ini aku kehabsan stok, hiks. jadi kejar tayang banget.

  2. fitrianita

    Uda pernah pake pompa asi, trus anak selanjutnya rasanya udah pede pake tangan aja…lebih praktis tinggal cuci tangan doangan idah he he he he

  3. Aang verianto

    Terima kasih sudah berbagi, buat ibu2 informasi ini penting

  4. Akhir Pekan Harus Tetap Produktif, Dong! - ~_~ Langkah Baruku ~_~

    […] untuk bekerja di kantor, idealnya saat weekend dimanfaatkan untuk istirahat. Betul sekali. Saat pekerjaan kantor sedang banyak dan harus dikerjakan sampai tuntas, yang terekam dalam otak saat itu juga akan memanfaatkan waktu […]

Leave a Reply