“Content writing adalah saklar yang menyalakan koneksi antara produk dan hati pelanggan.” ~ Idah Ceris (Marketing Omah CERIS).
Di era digital seperti sekarang, jadi marketer tidak cukup cuma jago jualan. Kamu juga harus bisa meracik kata yang bikin orang tertarik, percaya, dan akhirnya tergerak untuk membeli. Iya, marketer harus jago membuat konten tulisan atau content writing untuk kebutuhan marketingnya karena kemampuan tersebut bukan lagi sekadar “nilai tambah” bagi seorang marketer, melainkan sudah menjadi kebutuhan.
“Iklan yang bagus bisa menarik perhatian, tapi konten yang kuat dapat membangun hubungan, membentuk persepsi, dan memengaruhi keputusan pembelian secara berkelanjutan.” Begitu kata Kadika saat mengisi materi Certified Impactful Writer (CIW) Batch 30 via daring. Di sinilah skill menulis jadi senjata yang wajib dipelajari untuk menjaga relasi atau membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Nah, di artikel ini, kamu akan mendapatkan banyak informasi penting tentang marketing online yang mana cara ini semakin banyak digunakan oleh perusahaan atau brand dalam mempromosikan produknya. Lebih dari itu, jika kamu seorang Marketer, kamu berada di “tempat” yang tepat! Tetap stay di artikel ini dan baca sampai tuntas alasan kenapa marketer harus jago membuat konten tulisan. Yuk, simak artikel ini hingga akhir!
Beralih Ke Marketing Online. Yuk, Cek Kelebihannya Dibandingkan dengan Marketing Offline!
Marketing offline atau upaya memasarkan produk yang dilakukan di luar media digital dan internet. Jenis pemasaran ini memang masih punya tempat, terutama untuk interaksi langsung dan membangun kepercayaan secara lokal. Tapi ketika kamu terlalu fokus dengan marketing offline dan mengabaikan marketing online, itu adalah risiko besar. Iya, dunia berubah cepat. Apalagi konsumen saat ini semakin digital.
Dulu, marketing identik dengan brosur, spanduk, dan menawarkan produk secara door to door. Tapi sekarang? Satu konten TikTok bisa menjangkau lebih banyak orang daripada brosur yang dibagikan seminggu penuh. Transisi perubahan zaman dari belanja offline ke belanja serba online sangat memengaruhi cara menjangkau pelanggan.
Diambil dari survei yang dilakukan oleh Data Reportal, bahwa 40,5% masyarakat dapat menemukan produk/brand baru di Search Engine dan 36.2% di iklan media sosial. Maka dari itu, menggunakan media online untuk kegiatan pemasaran sangat direkomendasikan.
Yuk, kita sedikit flashback dan simak perbandingan marketing offline vs marketing onlineyang tentunya sangat terasa perbedaannya di era sekarang.
Jangkauan Audiens.
Kita semua tahu, ketika dulu menyebar brosur produk di suatu tempat atau lokasi, yang akan tahu produk kita hanya mereka yang berada di lokasi tersebut. Membagikan brosur di Kabupaten Banjarnegara, misalnya. Konsumen atau calon pembeli yang tahu produk kamu hanya masyarakat yang tinggal di kabupaten tersebut karena jangkauan sangat terbatas secara geografis. Brosur hanya bisa dibaca oleh orang yang menerima langsung.
Bebeda dengan e-brosur atau brosur digital. Jangkauan audiens tidak ada batas wilayah. Satu konten yang sudah kamu unggah bisa menjangkau ribuan sampai juaan orang di berbagai daerah, bahkan negara. Tentu kamu harus paham terlebih dahulu bagaimana cara menjangkau pemirsa secara luas. Harus terkonsep dengan matang.
Biaya Promosi.
Saat ini, banyak sekali perusahaan yang terus menekan biaya promosi offline karena dirasa kurang menguntungkan. Biaya cetak brosur sekarang masih mahal, sementara jika brosur dibagikan kepada audiens pun dampaknya tidak begitu signifikan. Belum lagi ketika membagikan brosur membutuhkan kendaraan atau transportasi, biaya promosi sudah pasti banyak tambahannya, bukan?
Coba kita bandingkan dengan biaya promosi online. Kita perlu modal berupa kuota internet dan kreativitas. Biaya untuk sekali publish artikel atau promosi lewat media sosial baik milik pribadi maupun perusahaan tentu tidak sebanyak biaya cetak brosur yang biasanya cetaknya ratusan, bahkan ribuan. Nah, ngomogin kreativitas, saat ini kita bisa berteman dengan Artificial Intlegent (AI). Iya, kita bisa minta bantuan AI untuk membuat e-brosur dengan mudah dan cepat. Kamu harus mencoba cara ini karena bersahabat dengan AI itu banyak sekali untungnya buat kita.
Data dan Analisis.
Setelah spanduk dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat strategis, pasti kamu akan sulit mengukur hasilnya. Misal, berapa orang yang sudah melihat sepandukmu? Kamu juga tidak bisa melakukan analisis, paling hanya bisa menebak saja. Seseorang yang sudah diberi brosur pun belum tentu mereka baca, bisa saja mereka abaikan atau di taruh di tempat tertentu. Tempat sampah, misalnya. Duh, sakiiit!
Lalu, bagaimana solusinya supaya brosur yang sudah kita buat dapat dilakukan analisis data? Jawabannya tentu kamu harus beralih ke pemasaran online melalui e-brosur. Brosur digital yang sudah diunggah di plartform digital, semua bisa dilacak. Mulai dari jumlah klik, viewer, komentar, geografis, bahkan waktu tonton bisa diukur. Semakin canggih, bukan?
Fleksibilitas Waktu.
Ini menjadi salah satu kelebihan marekting online yang super canggih. Kita mungkin hanya bisa menyebarkan brosur saat jam kerja di lokasi tertentu yang tentunya terjangkau. Waktu yang dibutuhkan lebih banyak, tapi terbatas jam kerja. Namun, ketika kita sudah memanfaatkan marketing online, konten kita bisa berjalan 24 jam non-stop. Konten tetap bekerja meskipun kamu sedang tidur. Jadi, biarkan konten bekerja untukmu. Manfaatkan waktu lebih efisien.
Secara umum, tren menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang beralih ke marketing online. Peningkatan penggunaan internet, media sosial, dan teknologi lain untuk pemasaran adalah bukti kuat dari hal ini.
Namun, strategi marketing online saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kemampuan menyampaikan pesan secara efektif. Di sinilah peran content writing menjadi sangat penting. Tanpa skill content writing, kampanye digital bisa kehilangan daya tarik dan arah komunikasi yang kuat.
Jadi, Kenapa Belajar Content Writing Menjadi Penting Bagi Marketer? Yuk, Simak 5 Alasannya Berikut Ini!
Marketer memiliki tugas untuk membantu kegiatan atau proses pemasaran suatu produk agar produk tersebut lebih dikenal oleh banyak orang sehingga penjualan produk tersebut bisa mencapai target seperti apa yang diharapkan oleh pemilik usaha atau sebuah perusahaan. Nah, sekarang, marketing bukan hanya soal “mengejar” orang. Tapi lebih ke membangun hubungan dan memberi manfaat. Makanya buat kamu yang bekerja di bidang mareketing penting banget menguasai content writing yang bisa jadi senjata baru. Lebih halus, tapi jauh lebih kuat.
Yuk, Simak 5 Alasan Marketer Harus Jago Content Writing!
1. Konten Adalah Pondasi Komunikasi.
Konten tulisan adalah wajah brand dalam bentuk kata-kata. Kita bisa menyampaikan informasi terkait nama brand, produk apa saja yang ditawarkan, dan kenapa konsumen harus peduli melalui sebuah konten. Mulai dari deskripsi produk, artikel di blog, hingga caption media sosial, semuanya berperan dalam membentuk persepsi publik terhadap merek produk.
Konsumen sekarang tidak akan langsung membelinya, mereka ingin tahu dulu produknya. Sebuah produk Lampu LED, misalnya. Mereka akan cari tahu terlebih dahulu: seberapa hemat energi, pemberian garansi, apakah tahan lama, dan bagaimana dampaknya bagi lingkungan. Semua pertanyaan itu bisa dijawab secara halus dan meyakinkan lewat konten baik dalam bentuk caption, artikel, katalog digital, maupun deskripsi produk.
Jadi, kenapa marketer harus jago content writing? Komunikasi atau pesan dalam bentuk tulisan yang ingin disampaikan kepada pelanggan bisa kabur, bahkan gagal menyentuh audiens jika konten yang kita buat tidak tepat. Sebaliknya, konten yang ditulis dengan strategi akan menjadi alat pemasaran yang bekerja 24 jam non-stop.

2. Content Writing dapat Meningkatkan Kredibilitas.
Seorang Marketer Lampu LED yang rutin membagikan konten tips soal pencahayaan, edukasi tentang watt dan lumen, atau cerita pelanggan yang puas, orang akan mulai percaya dengan produk yang kita jual. Mereka melihat kamu bukan cuma menjual Lampu LED, tapi juga sumber informasi yang bisa diandalkan.
Iya, lewat konten, kita bisa hadir tidak hanya sebagai penjual, tapi sebagai teman yang bisa memberikan informasi, solusi, bahkan inspirasi. Pelanggan akan melihat kita sebagai ahli di bidangnya. Edukasi yang terus-menerus akan menciptakan persepsi bahwa kita benar-benar paham dan peduli terhadap kebutuhan konsumen.
Kepercayaan konsumen bukan lagi dibangun hanya lewat janji manis gratis ongkir atau promosi besar-besaran. Konsumen sekarang lebih cerdas, lebih teliti, dan lebih memilih merek yang memberikan nilai nyata. Inilah mengapa content writing menjadi senjata penting dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, karena konten adalah pondasi komunikasi.
Di tengah persaingan bisnis yang makin ketat, brand yang bisa menyentuh hati konsumen lewat tulisan, akan jauh lebih diingat dibandingkan dengan yang hanya tampil memaksa maupun hard selling.
3. Mengoptimalkan Strategi Digital Marketing.
Kamu tidak lagi bergantung pada tim konten untuk menjalankan strategi digitalnya jika sudah menguasai content writing. Kita bisa bergerak lebih gesit, menguji pendekatan baru, dan menyempurnakan pesan sesuai kebutuhan pasar. Artinya, marketer yang paham konten akan jauh lebih optimal dalam merancang kampanye, membangun brand, dan menghasilkan hasil nyata lewat platform digital.
Setiap strategi digital seperti SEO, email marketing, media sosial, hingga iklan berbayar, semua membutuhkan konten tulisan yang kuat. Tanpa tulisan yang tepat sasaran, campaign digital hanya akan menjadi lalu-lalang informasi yang tidak meninggalkan kesan. Rugi, bukan?

4. Membuka Ruang untuk Soft Selling.
Saat ini, konsumen lebih menghargai brand yang bisa “mengobrol” dengan mereka, bukan sekadar “berteriak” lewat iklan. Maka dari itu, content writing menjadi alat penting dalam strategi soft selling yang efektif.
Kemampuan untuk menciptakan konten menulis secara soft selling tidak muncul begitu saja, dibutuhkan keahlian menulis yang kuat, empati terhadap kebutuhan audiens, dan kemampuan menyisipkan pesan brand secara halus tapi bermakna. Terus, bagaimana jika belum mempunyai keahliah tersebut?
Tenang! Kamu bisa bergabung di Certified Impactful Writer (CIW). Jadi, CIW adalah sertifikasi industri yang dikembangkan oleh Impactful Writing, sebuah brand yang telah terdaftar di DJKI. Sertifikasi ini memang bukan setifikasi nasional yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, tapi sertifikasi ini dapat berfungsi untuk menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menulis konten yang efektif dan berdampak positif.
Percayalah, kamu yang menguasai content writing akan lebih mampu menyusun kata demi kata secara soft selling yang tidak hanya menjelaskan produk, tapi juga menggugah rasa ingin tahu dan membangun relasi emosional dengan target market.
5. Memperkuat Brand Personality.
Setiap brand memiliki “kepribadian” yang membedakannya dari kompetitor. Banyak merek produkLampu LED di Indonesia, tapi untuk brand personality satu sama lain pasti berbeda. Iya, brand akan dikenal ramah, profesional, kompeten, atau jujur. Inilah yang disebut brand personality yang akan memberikan nilai lebih pada bisnis.
Cara terbaik untuk menampilkan brand personality secara konsisten adalah melalui content writing. Konten tulisan memang menjadi media utama untuk menyuarakan gaya bahasa, nilai, dan karakter sebuah brand. Lagi-lagi, tanpa keterampilan menulis yang baik, kepribadian ini bisa terasa hambar atau malah membingungkan di mata audiens.

Peran content writing menjadi krusial karena lewat setiap kalimat, marketer sedang membangun pengalaman dan persepsi jangka panjang. Semakin tajam dan relevan pesan yang disampaikan, semakin kuat pula karakter brand di benak konsumen. Belajar content writing bukan cuma buat penulis atau copywriter saja, ya. Marketer zaman sekarang wajib banget punya keahlian yang satu ini supaya dapat menyampaikan pesan dengan kuat dan tetap relevan di dunia digital yang terus berubah.
Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa skill menulis itu penting banget buat marketer? Yuk, mulai latihan nulis dari sekarang! Enggak ada kata terlambat buat berkembang.
Like this:
Like Loading...
Related
Leave a Reply