Asian Games 2018 dan Teknologi yang Memudahkan Transportasi di Jakarta

AMRINA-GALLERY-BANJARNEGARA

“….Dan Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah!” Dengan bangga, dan semangat aku mengucap sepenggal kata tersebut di depan kamera yang dipegang oleh Rois, Videographer andalan aku dan teman-teman GenPI Banjarnegara.

Ah…rasa-rasanya baru kemarin aku bersama teman-teman GenPI Banjarnegara membuat kolase video sebagai bentuk dukungan atas penyelenggaraan Asian Games 2018. Tak terasa, kini hampir di penghujung Juli. Artinya, Asian Games sudah di depan mata.

FYI, Pesta olahraga Asia ke-18 akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada tanggal 18 Agustus-2 September. Tak heran jika dua kota tersebut terus berbenah bersiap menyambut event olahraga terbesar di benua Asia. Nah, karena aku belum pernah sampai Palembang, rasanya tidak mungkin menceritakan tentang kota yang terkenal dengan kuliner Pempek itu. Makanya, aku mau ngomongin tentang DKI Jakarta saja di mana aku dulu cukup sering main ke Ibu Kota. 😀 #nyombong

Eh…masih pada sering nonton berita di teve? Jakarta sekarang ramainya makin menjadi, ya. Pada hari biasa saja, banyak orang berlalu-lalang, atau pergi pagi pulang petang baik untuk kerja, belajar, maupun sekadar main. Makanya, tak heran jika lalulintas sering macet karena banyak orang di luar, bejibun. Kebayang saat Asian Games digelar nanti, keriuhan dukungan para suporter, fans, maupun transportasi yang memadati jalan saat jam-jam tertentu.

Untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan, lalu lintas di Jakarta mau tidak mau harus direkayasa. Salah satunya yaitu memperluas dan memperpanjang sistem ganjil genap. Sebagai informasi, hampir seluruh negara yang menghelat event-event internasional khususnya olahraga melakukan rekayasa lalu lintas. Salah satunya yaitu Olympiade Beijing 2012 lalu.

Jika di Jakarta pengaturan hanya sebatas plat ganjil genap, Beijing lebih ekstrim karena pengaturan benar-benar berdasarkan nomer plat mobil. Misal angka 1 dan 2 hanya bisa melintas di Senin dan Rabu, angka 3 dan 4 hanya bisa Kamis dan Jumat, dan seterusnya. Tidak main-main, pelajaran dari Olympiade ini diimplementasikan bahkan setelah pekan olahraga dunia tersebut berakhir. Luar biasa usahanya dalam memperlancar lalu lintas, ya.

Lalu, kenapa Jakarta juga perlu rekayasa lalu lintas saat Asian Games 2018 ini?

asian games Jakarta Palembang
Asian Games Jakarta Palembang

Pertama, kemacetan masih menjadi masalah krusial di Ibukota dan sekitarnya. Meskipun segala upaya menguranginya terus dilakukan oleh Pemerintah, namun sejatinya ini masalah klasik yang dialami hampir semua kota-kota besar negara berkembang di dunia. Apalagi, Jakarta tengah gencar membangun infrastruktur di hampir setiap sudutnya, yang mempengaruhi arus lalu lintas.

Kedua, ada standar internasional pihak OCA (Olympic Council of Asia) yang menerapkan syarat waktu tempuh atlet ke venue sekitar 30 menit dan kualitas udara yang baik, setidaknya  mengikuti baku mutu harian menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 adalah 65 mikrogram per meter kubik atau  baku mutu  menurut WHO adalah 25 mikrogram per meter kubik. Pasti ada pro kontra, tapi kita hampir tidak punya pilihan lain selain mengatur ulang lalu lintas. Tentu saja dibarengi penyediaan angkutan umum yang lebih memadai.

Kebijakan meliburkan kegiatan ekonomi, pastilah bukan pilihan yang bijak. Bagi yang setiap hari berkendaraan umum, rekayasa lalu lintas ini bukan sebuah masalah besar. Jika diamati, di dunia maya, netizen yang tidak mendukung berasal dari mereka yang sudah nyaman dengan kendaraan pribadinya dan terlihat tidak mengenal transportasi publik di Jakarta. Citra kendaraan umum yang kumuh, berdesak-desakan, tidak aman dan jauh dari kata nyaman, terlanjur melekat di Jakarta seperti tahun 1990an dan awal 2000an.

Transportasi publik di Jakarta memang belum sempurna, namun kita tidak bisa menutup mata, bahwa makin hari semuanya makin baik. Tentu saja perlu dilakukan penyediaan angkutan umum untuk menunjang mobilitas masyarakat akibat dari kebijakan peraturan penggunaan pribadi serta mendukung kebutuhan penonton dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke event Asian Games.

Kebijakan ini meliputi penambahan armada bus Transjakarta ke venue sebanyak 76 unit dari kondisi existing 294 unit, penyediaan 57 unit bus dari Hotel/Mall ke Venue, penyediaan 204 bus khusus untuk wilayah-wilayah yang terdampak perluasan kebijakan ganjil-genap, serta penyediaan 10 unit bus guna keperluan non pertandingan (wisata). Menariknya, semua bus dengan trayek menuju venue akan digratiskan untuk masyarakat umum. Ini kabar bahagia banget, kaaan!

Selain rekayasa lalu lintas ganjil genap, pemerintah juga akan berusaha membuat nyaman para wisatawan hanya dengan memanfaatkan teknologi. Ya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan menyarankan para pengguna transportasi publik untuk menggunakan Moovit.

Moovit adalah aplikasi transportasi publik yang bisa diakses dengan gratis. Untuk dapat menggunakannya, kalian dapat mengunduh aplikasi moovit gratis di google play, atau menggunakan moovit versi mobile. Dengan menggunakan aplikasi ini, kita bisa melihat jadwal kereta dan bis, serta angkutan kota. Fitur lain yang didapat yaitu kalian bisa cek waktu kedatangan, notifikasi tujuan dan rute detail di dalam maps, sehingga bisa dengan mudah menemukan rute di jakarta dengan cara paling efisien dan efektif.

Selain menyediakan menu pemilihan moda transportasi paling cepat ke suatu tujuan, moovit juga memiliki beberapa feature keren:

  • Ada notifikasi jika telah sampai di suatu halte, tujuan atau ketika harus berpindah moda, sehingga tidak perlu khawatir dan terus menerus mengecek kita sudah sampai halte mana saat berkendara.
  • Terdapat informasi jarak total yg ditempuh, jarak antar halte, maupun jarak antara satu moda dengan moda yang lain jika perjalanan harus menggunakan beberapa moda transportasi yang berbeda.
  • Terdapat informasi berapa lama kita harus menunggu suatu moda transportasi sampai moda tersebut sampai

Bagi yang tetap akan berkendaraan pribadi, BPTJ pun memfasilitasi  melalui kerja sama dengan Google Indonesia dimana Google Map telah disinkronkan dengan kebijakan ganjil genap. Aplikasi  ini akan memberikan informasi mengenai rute mana yang harus dilalui jika menggunakan kendaraan pribadi agar tidak melanggar jalur ganjil genap. Pengguna juga akan mendapatkan informasi waktu tempuh yang dibutuhkan jika melalui jalur alternatif. Jika mendapatkan hambatan, pengguna dapat berganti menggunakan kendaraan umum dan cari tahu rutenya melalui Moovit.

Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menjelaskan tersedianya fitur tersebut bermanfaat bagi masyarakat untuk cepat mengenal perluasan kebijakan ganjil genap dengan cara yang praktis, serta mendorong mereka untuk lebih cepat beradaptasi.

Apakah kamu sudah menyiapkan diri untuk hadir dan turut memeriahkan Asian Games 2018? 

Notes: foto dan grafis di atas didapat dari Humas BPTJ, Kemenhub RI, dan Kamadigital.

You Might Also Like

4 Comments

  1. Tuteh

    Oke, noted 😀 hihihi.
    Tapi soal macet dan jarak tempuh atlet ke venue yang 30 menit ini semoga dapat terealisasi ya Mbak Idah … macet ituuuuu 🙁

  2. Maria Soraya

    semoga makin banyak yg tau soal moovit nih, karena sangat bermanfaat bagi pengguna transportasi publik yg kurang update soal asian games

  3. lianny hendrawati

    Bangga ya Indonesia jadi tuan rumah tahun ini. Udah dekat aja Asian Games nya.
    Btw Moovit dulu udah pernah instal.

  4. hotel di puncak bogor

    wahh, aplikasi Moovit patut dicoba nih..

Leave a Reply