Malam Tirakatan HUT RI ke-68

LANDMARK BANJARNEGARA 1

Suasana Malam Tirakatan HUT RI ke-68 terasa lebih hikmat, dibanding malam tirakatan satu tahun yang lalu. Kalau saya lebih suka mengatakan lebih hikmat, sedangkan Ibu selalu mengatakann sepi. Sepinya karena pada malam tirakatan Bapak tidak di rumah, masih dalam perjalanan pulang. Haghaghag

Sebenarnya saya juga sedih, tapi bukan karena Bapak. :mrgreen: Melainkan karena tirakatan desa pada tahun ini, seluruh warga Desa tidak bisa berkumpul dalam satu tempat seperti tahun lalu. Ya, tahun lalu malam tirakatan diadakan di Balai Desa, sedangkan tahun ini malam tirakatan diadakan di RT masing-masing.

Satu Desa yang terdiri dari tiga dusun jika dikumpulkan jadi satu memang sangatlah ramai. Namun upaya mengumpulkan satu per satu remaja sebagai perwakilan RT sekarang susah. Tahun lalu saya masih bisa urun banyak tenaga, mulai dari persiapan sampai puncak tirakatan. Tapi sekarang? Tidak bisa, banyak kegiatan wajib yang harus saya kerjakan, baik di sekolah maupun di les-lesan. Huft, keluhan, mengeluh, keluhan dan keluhan. Tutup! :mrgreen:

Berbagi tugas, itu hal yang terpenting pada suatu kegiatan. Setelah sound mini terpasang untuk Malam Tirakatan HUT RI ke-68, kami pun menyiapkan karpet gelaran deklit yang akan digunakan sebagai tempat duduk lesehan. Kemudian, aneka masakan alakadarnya keluar satu per satu. Ada lodeh buncis, mie, telor dadar, bihun, mendoan dll. Makanan sengaja dikeluarkan terlebih dahulu, supaya warga bisa duduk manis selama prosesi malam tirakatan berlangsung.
Khosi dan Ica, Tilawatil Qur’an

Susunan acara telah dibaca secara runtun oleh sdri. Ela. Malam Tirakatan HUT RI ke-68 diawali dengan pembukaan,Β  kemudian pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh sdri. Ica dan sdri. Khosi sebagai sari tilawahnya.

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Tak lupa dan merupakan suatu kewajiban pada prosesi Malam Tirakatan HUT RI ke-68 yaitu Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Dengan penuh semangat, kami menyanyikan lagu kebangsaan yang dipandu oleh sdri. Alfia. Suara kompak pada malam itu benar-benar membuat suasana menjadi tambah hidup dan kesunyian pun terpecahkan oleh semangat mereka.

Sambutan dan Pembacaan Pancasila
Ternyata Adik saya sudah besar. . .

Sebelum menikmati makanan yang sudah tersaji, kami secara bersama-sama menirukan ikrar PANCASILA secara bersama-sama yang dipimpin oleh adik saya. Sebenarnya teks ini dibacakan oleh Bapak, tapi ya begitulah. Belum pulang, jadi diwakilkan anaknya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Terdapat dua sambutan pada Malam Tirakatan HUT RI ke-68, yaitu sambutan dari Ketua Remaja Garbenza dan Ketua RT. Ketua Garbenz, sdra. Sulasno memberi sedikit sambutan, yang intinya menyampaikan rasa bahagiaa bisa berkumpul bersama dan permintaan maaf atas segala kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Malam Tirakatan HUT RI ke-68.Β  Demikian juga dengan Bapak Museri, sebagai Ketua RT beliau juga menyampaikan rasa bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada remaja dan warga yang telah menghadiri tasyakuran atau tirakatan. Beliau juga menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan semangat para pejuang bangsa, kilas balik perjuangan para pahlawan ketika berusaha untuk memerdeka-kan bangsa Indonesia tercinta. Semacam memberi motivasi kepada kami, khususnya para remaja, sebagai generasi penerus bangsa.

Serbuuuuuuuuuuuuuu. . .

Sambutan telah selesai, Bapak Museri sekaligus memimpin doa pada acara Malam Tirakatan HUT RI ke-68. Ketika doa selesai, secara serempak seluruh warga RT 01/II berebut makanan yang ada didepan mata. Seperti tidak pernah makan saja. Mungkin ada yang berucap seperti itu. Bukan berarti demikian, tapi ini merupakan suatu tradisi. Makan bersama, mengepung makanan yang ada pada malam tirakatan merupakan suatu barokah. Masakannya memang biasanya, tapi nikmatnya luar biasa.

Simbok-simbok menikmati juga. . .Β  :mrgreen:

Alhamdulillaah, akhirnya Malam Tirakatan HUT RI ke-68 berjalan dengan baik. Satu hal yang kurang oke, yaitu ada pada sound mini. :mrgreen: Awalnya mengumpulkan remaja satu RT saja hampir pesimis. Takut mereka tidak mau berkumpul atau tidak mau diberi tugas untuk persiapan malam tirakatan ini. Beruntung sekali, saya mempunyai Ibu yang selalu memberi semangat dan selalu mendorong kegiatan-kegiatan kebersamaan semacam ini. Tentunya disertai dengan dukungan dan kekompakan teman-teman, para remaja dan warga RT 01/II juga.

Anak kecil pun lahap. . . 😳

Tidak ada target dalam pengumpulan dana ini. Benar-benar sedapatnya dan seadanya. Hanya saja untuk uang, kami memaksimalkan Rp. 5.000,-/ Kepala Keluarga. Alhamdulillaah, puji syukur H-2 malam tirakatan panitia kecil yang tidak lain adalah para remaja RT 01 Rw II berhasil mengumpulkan uang Rp. 235.000,- dan beras jimpitan 12 kg.

Acara tirakatan setahun sekali ini rutin dilakukan di Desa saya, seperti keharusan. Suasana Malam Tirakatan HUT RI ke-68 memang terasa lebih hikmat. Jika biasanya setelah prosesi tirakatan selesai dilanjutkan dengan dangdutan, maka tahun ini dilanjutkan dengan renungan di rumah masing-masing. Rasanya lebih adem, tentram dan tenang. :mrgreen:

MARI KITA JAGA STABILITAS POLITIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KITAΒ GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. MERDEKA! :mrgreen:

You Might Also Like

13 Comments

  1. jiah

    waduh asyiknyaaaaa
    di tempatku ngga ada bok πŸ˜€
    paling tahlilah gitu deh

    Semoga tahun besok ada ya, Jiah. Ramai lho. . πŸ™‚ ^_*

  2. imamboll

    di dusun saya juga ada acara begitu mbak, tapi sayangnya saya nggak bisa ikutan karena harus mengantar adik periksa gigi ke dokter, hehe
    tapi masih kumanan berkat’e alias makanannya mbak, jadi makanannya dimakan di rumah

    Kalau bisa ikutan, pasti seru ya, Mas. .. πŸ™‚ ^_*

  3. Hanna HM Zwan

    perasaan di desaku nggak ada mbk,perasaan sih soalnya sekolahnya melanocng mulu hehehehe

    Kalau ditempat melancong adee geek ye? πŸ˜€ ^_*

  4. Panitia 17an

    Kok saya tak melihat penampakanmu di foto itu dinda?
    palingan pacaran yo hihihi

    Hahahahha, saya kan sukanya ngumpeet. πŸ˜› ^_*

  5. DESA CILEMBU

    kenapa di wilayah saya budaya baik ini ngga ada ya?
    inspirasi juga untuk tahun depan melaksanakan syukuran macem ini…

    Semoga tahun depan ada ya, Mas. ^_*

  6. Orin

    Wow…keren bgt Dah, ada tirakatan hut RI begini *jempol*

    Wajib dongs. Jempolnya lentik sekali, Teh. . πŸ™‚ ^_*

  7. papapz

    wah di tempat saya udah g ada nih acara yang kaya ginian.. masyarakat udah cuek dengan agustusan πŸ˜€ paling cuma upacara di alun-alun aja .. itu juga cuma PNS kaya istri saya hehe

    Terus, kamu gak ikutan upacara, Om? ^_*

  8. Imam Sujaswanto

    Seru sekali Mbk Idah…

    Jadi semakin rukun masyarakat desanya.

    Semoga tahun depan dapat melaksanakan kegiatan yang lebih dahsyat lagi.

    Syukur bisa mengundang saya untuk jadi MC nya.

    Hehehehee *promosi

    Salam persahabatan dari Jember..

    Ngundang, tapi no duit ya, Mas? πŸ˜€ ^_*

  9. keke naima

    masih berasa bgt suasana menyambut 17 Agustus, ya

    Alhamdulillaah. . . ^_*

  10. IKhwan

    itu di daerah MANA Y?

    Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. ^_*

  11. @afanrid

    jadi ingat waktu tirakatan dulu, kalau di desa saya kumpulnya per dusun, sebenarnya semua diundang tapi yang datang juga gak bisa semuanya hehehe…
    lain lagi kalau pas di kota cuman sa’umplek per RT tapi gak kalah meriah, ada lomba nyanyi, teater, tarian dll juga pokok e seru poll..

    Yang gak datang itu dosa ya, Mas. πŸ˜€ ^_*

  12. Pakies

    asyiknya ngumpul dalam kebersamaan sambil menanamkan semangat sejarah perjuangan bangsa ini.
    Ditempat saya kayaknya ada acara seperti ini, sayangnya saya nggak pernah ikut

    Sibuk ya, Pak? ^_*

  13. EventJogja

    yg paling ditunggu tentunya acara makan2 ya hehehe πŸ˜€

    Hohoho, gak juga tuh. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan kompak ditungu juga lho. ^_*

Leave a Reply