Silaturahim ke Pesantren Miftahussholihin
Lebaran Idul Fitri memang sudah terlewatkan, tap kenangan ini tidak akan terlewatkan. Walaupun sudah tidak suasana lebaran, biarkan saja postingan ini publish. :kiss:
Sudah lama sekali saya tidak silaturahim ke Pesantren Miftahussholihin. Dulu saya pernah mengaji di pesantren ini, bisa dikatakan mengaji dengan benar tidak ya? Entahlah, dulu saya hanya mengaji dan ikut belajar dengan Bapak KH. Ahmad Ngisom, Alh. Pesantren ini terletak di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. Tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya, jarak tempuhnya kurang lebih 60 menit dari rumah saya. :kiss:
Pesantren selalu mengadakan silaturahim yang di hadiri oleh santri dan alumnus. Alumnus di sini terdiri dari dua kategori, pertama alumnus sekolah. Iya, Ponpes miftahussholihin juga mempunyai sekolah yang bernaungan dibawah yayasan. MTs Walisongo, MA Walisongo dan SMK Miftahussolihin, itulah sekolah yang berada di komplek pesantren. Kategori kedua yaitu alumnus pesantren, mereka yang hanya mengaji di situ. Saya pernah ikut mengaji di pesantren, jadi saya termasuk alumnus kategori dua. :manja:
Saat itu saya datang untuk menghadiri silaturahim bersama Sri dan Umi. Teman yang lain sudah dating terlebih dahulu karena kami harus menunggu Umi. Kami janjian untuk bertemu di bawah pohon duren dekat BKK Sigaluh, 20 menit kemudian Umi datang bersama teman-temannya. Kami pun langsung berangkat ke pesantren. :lovekiss:
Jarak dari BKK Sigaluh ke pesantren tidak jauh, mungkin hanya 5 menit jika mengendarai motor. Pas sampai di pesantren ternyata sudah banyak teman-teman yang sudah datang. Banyak orang yang belum saya kenal, karena kebanyakan dari mereka adalah alumnus lama dan alumnus baru, sedangkan saya alumnus tengah-tengah. #maksa. Baru dating, ada beberapa teman yang kami kenal, langsung deh rempon [1] . Saya juga melihat beberapa teman yang sedang mengisi daftar hadir dan saya pun juga ikut mengisi daftar hadir.
Setelah mengisi daftar hadir, kami melanjutkan rempon dengan teman-teman yang dulunya satu kamar dan sudah lama tidak bertemu. Dari Kiri-Kanan, Umi U, Umi Kh, Rofi dan Idah. Rasanya itu gimana ya, kangen dan senang banget bisa ketemu mereka lagi jadi ingat kebiasaan serta tingkah laku mereka yang lucu dan unik waktu masih di pesantren.
Tingkah laku mereka itu unik-unik, seperti jangkrik. Layaknya insan yang peka terhadap lingkungan, dulu dalam satu kamar ada yang punya teman untuk berbagi cerita. Salah satunya ya ini, Rofi dan Diana, mereka teman akrab. Tidak tahu datangnya teman akrab dari mana, tetapi yang jelas jika kemana-kemana bareng, sampai ambil makan pun saling menunggu. Mungkin datangnya teman akrab dari saling menunggu ya, walaupun menunggunya sampai njamur [2]. :melet:
Beliau yang di atas mimbar adalah Bapak Ky. H. Ahmad Ngisom, Alh. Tidak tahu kenapa, setiap betemu dan sesekali menatap, mendengar ceramah dari beliau rasanya adem. Pada saat acara silaturahim, yang saya ingat beliau meluruskan kata silaturahmi dengan silaturahim serta menyampaikan pentingnya silaturahim.
Saat sedang mendengarkan ceramah, makanan dalam box datang dan kami disuruh mendengarkan ceramah sembari makan siang. Inilah inti ceramah dari beliau yang masih saya ingat tentang silaturahim. Saya sendiri sudah terbiasa mengucap kata “Silahturahmi” ketika berbicara tentang pentingnya hubungan kekeluargaan atau saling menjaga ikatan kekerabatan di antara sesama muslim. Bapak menjelaskan arti dari Silaturahmi dan Silaturahim. Silaturahmi berasal dari dua suku kata, yaitu silah dan rahmi. Silah artinya menyambungkan, sedangkan rahmiartinya rasa nyeri luar biasa yg dirasakan ibu-ibu sebelum melahirkan anaknya. Sedangkan Silaturahim bisa diartikan, Silah yang berarti menyambungkan dan rahim artinya kekerabatan. Jadi silaturahim “menyambungkan kekerabatan ukhuwah diantara kita semua.” :omg:
Setelah acara pertemuan selesai, biasanya semua santri baik putra maupun putri berdiri untuk bersalaman. Salaman ini diniati untuk saling memaafkan, tidak hanya asal nempel saja. :salaman:
Silaturahim untuk tahun ini benar-benar menjadi kenangan tersendiri. Jika dengan Umi Kh dan Mas Sutris, saya sering bertemu baik di kampus maupun di tempat lain. Tetapi kalau dengan teman yang berdomisili di pegunungan seperti Rofi, Umi U, Baro’ahdan Baroto, kami jarang bertemu. Mungkin karena mereka sudah mempunyai kesibukan, jadi jarang bersilaturahim ke kota. :senyum: Terimakasih untuk Bapak Kiyai dan panitia, yang sudah membuat acara silaturahim untuk para alumnus. Besar harapan saya semoga tahun depan masih diberi kesempatan untuk bersilaturahim ke pesantren dan bertemu kembali dengan teman-teman semuanya. Semoga Tante NuNu lebaran besok bisa ikut. Aamiin :senyum:
[1] Rempon= cerita
[2] Njamur= rasa terlalu lama menunggu
MF-Abdullah
Wah… Asik jalan-jalan terus… sambil bernostalGILA… hehehe 🙂
Ogah, kalau ada gilanya. .. :melet:
Eswahyudi Kurniawan
Eksis terussss :silau:
Teteeeeeeeeeeeep. .. :melet:
fadly biluping
Moment seperti ini memang saat yang tepat untuk bersilaturahim…
Untuk baca tulisan ini jadi sekarang tahu artinya silaturahmi padahal dulu sering pakai kata itu tapi sekarang udah jadi silaturahim kok ^._.^
Terimakasih sudah berkunjung dan bersilaturahin kesini. .. :senyum:
Mas Huda
ini pertama kalinya kah aku berkomenatar disini? payah bener ne aku…
wew.. dulu penah juga tuh dikasih tahu sama guru MTsku yang bener silaturahim ha ha 😀
benar seklai, baru pertama kalii. .. :melet:
cumakatakata
jadi ingat juga saya kemaren silaturahim ke pesantren….
Pesantren mana, mas?
kakaakin
Hiks.. aku belum pernah nyantri. Rasanya pengen juga merasakan bagaimana kehidupan di pondok…
Rasanya itu lain dari yang lain. .. hihihi
Gandi
Hah…?? Jadi menyambungkan rasa nyeri…?? :omg:
Iyya, nyeri terus jadinya ya? :senyum:
Nchie Hanie
Indahnya silaturahim..
Indahnya pula cewe yang berbaju dan berjilbab oren
siapa tuuh..
Bolehkan aku pinjem baju orennya
Boleh saja, Teh. . .
Terus saya pakai apa? 😆
Nchie Hanie
test
Masuk SPAM, Teh. . .
Pasti lagi pingin SPA ya? 😆
yisha
senangnyaaaaaaaa…………..
senang senang senang senaaaaaaaang…..
Alhamdulillah, yisha senang. . .:gembira: