Review Mie Ongklok & Sate Bu Umi

Review Mie Ongklok & Sate Bu Umi – Sepulang berwisata dari Telaga Menjer, aku dan Tante memang sudah berniat untuk wisata kuliner di Wonosobo. Tentu Mie Ongklok masuk dalam daftar pilihan kuliner yang wajib dinikmati, dong. Apalagi kita semua tahu, Mie Ongklok ini menjadi salah satu kuliner khas Wonosobo. 😉

Di Wonosobo cukup banyak warung atau restoran yang menawarkan menu mie rebus dengan kuah kental yang menjadi ciri khasnya. Karena siang itu kami kepalang sudah jajan salome di Telaga Menjer, jadi perut sudah lumayan terisi. Enggak begitu lapar tapi tetap ingin kulineran. 😀 Makanya, kami memilih warung Mie Ongklok & Sate Bu Umi yang porsinya tergolong pas.

Selain porsi pas, aku memilih warung ini karena aku pikir karena enggak terlalu ramai pengunjung. Enggak seperti warung sebelah yang selalu antre dan kadang bikin mood makan sampai hilang. Tapi ternyata sekarang udah cukup ramai dan lumayan antre juga meskipun hanya beberapa porsi saja.

Kuliner Khas Wonosobo

Yuk, langsung saja mulai review Mie Ongklok & Sate Bu Umi!

Tempat.

Mie Ongklok & Sate Bu Umi bertempat di warung sederhana. Ini bukan kunjungan pertama aku ke warung mie ongklok Bu Umi. Kalau enggak salah ingat, terakhir ke sini, tuh, sebelum ada si Covid. Eh..udah lama banget, ya. Hahaha. Hampir lima tahun, namun belum ada yang berubah dari segi tempat. Masih seperti dulu, sangat sederhana. Perbedaan yang cukup terasa, tuh, terlihat lebih bersih saja dari luar karena bangunan baru saja di cat dan banner di depan warung juga terlihat baru diganti.

Tempatnya memang enggak terlalu luas. Hanya ada dua ruang saja dan kalau lagi penuh, tuh, rasanya engap. Apalagi jika memilih duduk di ruang belakang, enggak ada sirkulasi udara, euy. Oiya, di sini enggak tersedia lesehan, ya. Hanya tersedia meja dan bangku panjang untuk duduk menikmati mie ongklok.

Menu & Harga.

Menu utama di sini tentu Mie Ongklok dan Sate. Warung Bu Umi ini menawarkan tiga menu sate yaitu Sate Sapi, Sate Ayam, dan Sate Kelinci. Untuk harga mie ongklok di sini sangat terjangkau yaitu Rp 10 ribu/porsi. Kemudian, menu sate sapi Rp 27 ribu/porsi dan Sate Ayam Rp Rp 16 ribu/porsi. Buat yang mau menambah nasi, disediakan juga, lho. Haraganya Rp 4 ribu/porsi.

Lanjut menu minumannya, di sini menyediakan minuman yang sangat standard yaitu ada Teh, Jeruk, Kopi, Coklat, Jahe dengan harga mulai dari Rp 3 ribu – Rp 5 ribu. Murah meriah banget, kan.

Mie Ongklok Khas Wonosobo

Sebagai pelengkap mie ongklok, di sini juga menyediakan gorengan seperti tempe kemul. Kebetulan saat aku ke sana pas banget baru goreng, jadi masih anget dan bikin kalap. 😛

Pelayanan.

Sebelum menuliskan review Mie Ongklok & Sate Bu Umi, aku mencoba membuka Google Review dan membaca testimoni dari para pelanggan yang pernah ke warung mie ini. Beberapa ada memberikan catatan kalau pelayanannya kurang baik dan waiters sering pasang muka judes. Aku ingat-ingat betul saat di lokasi, pelayanannya baik dan sopan. Ada beberapa mas-mas yang melayani dengan cukup ramah meskipun enggak ramah-ramah banget, tapi enggak judes juga. Ada juga Ibu-ibu yang sibuk meracik bumbu mie dan goreng tempe kemul pun ramah. Bisa jadi yang melayani beda orang, ya. 😀

Review Mie Ongklok dan Sate Bu Umi (3)

Btw, di sini yang jual sama kasir masih menjadi satu. Jadi, kalau mau melakukan transaksi pembayaran akan dihitungkan secara mendadak menggunakan kalkulator dan mereka enggak memberikan nota kecuali memang pelanggan membutuhkan.

Rasa.

Mie ongkloknya Bu Umi ini porsinya cukup alias enggak terlalu banyak. Rasanya pun enak banget dan kuahnya terasa gurih karena enggak hanya kuah kental dari tepung berkanji saja tapi juga ditambah sedikit bumbu kacang. Aroma daun kucai serta kuah dengan taburan lada dan juga irisan bawang merah menggoda banget. Lebih nikmat lagi ditambah dengan sambal karena aku doyan banget pedas.

Kebetulan saat itu kami juga pesan Sate Ayam yang rasanya juga lumayan. Ingin nyobain Sate Sapi yang katanya dagingnya empuk banget, tapi sayangnya sudah habis. Rating rasa menu secara keseluruhan, aku berikan 5/5, ya. Maksimal karena menurut aku serba pas.

Fasilitas.

Warung makan ini enggak banyak menyediakan fasilitas umum. Hanya terlihat ada tempat parkir saja. Itu pun enggak terlalu luas, hanya cukup buat parkir sepeda motor saja di samping warung. Jika kalian mengendarai mobil, bisa parkir di sebelah warung tapi mepet banget jalan raya. Pengunjung akan dikenakan biaya parkir di sini, Rp 2 ribu untuk sepeda motor. Masih sangat wajar.

Omong-omong, warung Mie Ongklok ini menerima pesanan dalam jumlah banyak. Baik untuk acara atau hajatan. 😉

Jam Buka Mie Ongklok & Sate Bu Umi.

Aku kira jam buka warung mie ongklok Bu Umi hanya sampai sore saja, lho. Tapi pas aku tanyakan ternyata sampai malam. Warung ini dibuka mulai pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB. Tapi kalau sekiranya sudah habis, langsung tutup.

Untuk mendapatkan informasi jam buka, kalian juga bisa langsung menghubungi nomor 082134768719 atau DM melalui akun Instagram @mieongklokbuumi.

Lokasi.

Warung Mie Ongklok khas Wonosobo yang cukup terkenal ini berlokasi di jalan satu arah, sebelah barat masjid Al-Mansur, Kauman. Tepatnya di Jalan Masjid No.11, Kauman Utara, Kabupaten Wonosobo. Kurang lebih 1 km dari alun-alun Wonosobo. Lebih akuratnya cek di Google Maps saja, ya! 😉

Aku mencoba telusuri Google Review untuk Mie Ongklok Bu Umi, warung mie ongklok ini mendapat penilaian 4.4. Ada lebih dari seribu Local Guide memberikan bintang 4 dan 5 secara keseluruhan. Sebenarnya aku juga ingin memberikan bintang 5 secara keseluruhan, tapi karena fasilitas umum masih sangat terbatas, aku kasih rating 4 dulu, ya.

review mie ongklok bu umi wonosobo

Buat kalian yang sama sekali belum pernah nyobain Mie Ongklok, boleh lah mampir ke warung mie ongklok & Sate Bu Umi. Selain lokasinya mudah dicari, harganya murah meriah dan antreannya enggak begitu banyak.

Buat yang jauh dari Wonsobo tapi ingin menikmati Mie Ongklok, sekarang Mie Ongklok juga tersedia dalam bentuk instant, ya. Bisa dibeli di e-commerce kesayangan kalian!

Review Dapur Alesha Banjarnegara

Review Dapur Alesha – Hello, Gengs! Menjelajahi kuliner di tiap sudut tanah kelahiran, tuh, asyik banget. Apalagi jika dilakukan bersama keluarga, tambah asyik tentunya. Nah, kali ini aku mengajak keluarga untuk menjajal cita rasa masakan Dapur Alesha.

Bagiku, ini adalah kunjungan aku untuk kesekian kalinya ke Dapur Alesha. Iya, rasa-rasanya sudah enggak bisa dihitung karena memang terlalu sering “nongkrong” di sini. Makan siang saat jam istirahat kerja, kalau duit lagi cukup pasti memilih untuk mengenyangkan perut di sini. Terus, kalau lagi pingin makan malam di luar bersama keluarga tapi duit lagi pas-pasan, aku juga memilih Dapur Alesha.

Lho, punya duit cukup dan duit pas-pasan, kok, pilihan restorannya bisa sama? 😆

Iya, dong. Jadi begini, di sini, tuh, beberapa menu bisa buat berdua atau bahkan bertiga. Jadi, kalau memang uang lagi limit tapi juga pas lagi malas masak, mlipir saja ke Dapur Alesha dengan pesan menu yang bisa dibagi-bagi. Cakep banget, kan? 😆

Ada yang penasaran, kira-kira menu apa yang bisa dibagi-bagi di Dapur Alesha? Yuk, mulai Review dan baca sampai habis artikel ini, ya! 😉

Dapur Alesha

Tempat.

FYI, kompleks Dapur Alesha adalah perumahan. Bagian depan dan samping kanannya jalan raya utama yang mana lalu lintasnya bisa dibilang lumayan padat. Masuk restoran ini seperti masuk sebuah garasi rumah. Tapi, garasi yang disulap sedemikian cantiknya dan estetik dengan penataan meja dan kursi yang padat namun tetap terlihat luas.

Enggak hanya meja dan kursi, penataan bunga pun rapi banget. Berjejer di dekat pintu masuk, tapi tetap memudahkan pengunjung saat masuk lokasi. Terus, nih, bunga-bunga dari plastik ang menjuntai di dinding bikin pemandangan restoran ini tambah segar. Belum lagi bunga-bunga kecil yang ditanam di dalam pot kayu, ya meskipun bunga plastik, tapi cantik dan terlihat segar.

Di sini juga disediakan tempat duduk lesehan, meskipun hanya satu area saja yang diisi tiga meja. Mungkin hanya cukup untuk 6 orang saja. Oiya, area ini cukup sempit, kalau buat berdua saja, sih, asyik. Tapi kalau bersama keluarga, mending pilih yang settingan tempat duduk dengan kursi.

Kalau ngomongin kebersihan, meskipun lantainya adalah coran, tapi bersih. Tempat cuci tangannya juga dilengkapi hand wash dan tisu. Pokoknya di sini nyenengin karena tempatnya nyaman dan dekorasinya bagus.

Menu & Harga.

Menu makanan di Dapur Alesha cukup beragam. Standard restoran pada umumnya di Banjarengara. Ada berbagai macam menu Ayam, mau ayam kampung atau ayam potong, tinggal pilih. Kalian kalau ke sini cobain Ayam Gepuk, deh. Menu ayam dengan topping bumbu kacang. Enak banget. Harga menu ayam ini mulai dari Rp 17 ribu/porsi untuk ayam potong, sampai dengan Rp 28 ribu/porsi untuk ayam kampung.

Selain ayam, ada juga menu Ikan Lele, Nila, dengan pilihan bumbu yang beraneka macam. Mulai dari Bumbu Rujak, Pecak Betawi, Bumbu Bali, sampai dengan Bumbu Acar yang segar banget. Di sini harga menu olahan ikan lumayan tinggi, mulai dari Rp 30 ribu-Rp 35 ribu/porsi. Tapi aku jamin kalian bakal puas dengan olahan menu ikan ini meskipun sedikit mahal dibandingkan dengan harga di restoran sebelah.

Buat yang penasaran dengan menu hemat bersama keluarga yang bisa dibagi-bagi, tuh, ada menu capcay dan nasi goreng. Harganya sama, Rp 25 ribu/porsi. Tapi porsinya jumbo banget. Buat dimakan sendiri bakal penuh banget sampai dua hari ke depan. 😀

Menu rice bowl dan dimsum juga tersedia di Dapur Alesha. Harga mulai dari Rp 20 ribu/bowl dan Rp 15 ribu/porsi dimsum dengan isi 3 biji. Menu sejuta umat yaitu mie ayam ada juga di sini. Harganya mulai ari Rp 17 ribu-Rp 20 ribu/porsi. Buat yang biasa makan mie ayam dengan harga Rp 10 ribu/porsi, pasti penasaran buat nyobain mie ayam di sini. 😀

Oiya, di sini juga menyediakan camilan yang rupa-rupa banget. Menurutku harganya lumayan mahal. Apalagi Pempeknya. Biasa makan yang seporsi paling Rp 10 ribu/porsi di Pempek Cek Efi, di sini Rp 17 ribu/porsi. Terus, olahan pisang juga. Harga mulai dari Rp 17ribu/porsi. Makanya aku jarang banget pesan camilan di sini selain mendoan isi 4 Rp 15 ribu karena porsinya emang udah bikin kenyang. Pasti bakal mubadzir kalau harus pesan camilan. Kecuali emang lagi pingin camilan tradisional seperti Sukun Goreng, aku baru pesan. Cuma Rp 12 ribu/porsi.

Menu minuman di sini juga banyak pilihan, ada jus, mixed juice, mixed yoghurt, mixed yakult, vietnam drip, wedang uwuh, wedang jahe, kopi hitam, dan menu minuman standard lainnya seperti lemon tea, es teh, es jeruk, dll dll. Untuk harganya, menurut aku premium banget. Mungkin yang standard ya Es Teh Rp 5 ribu. 😆 Lainnya mulai dari Rp 12 ribu sampai dengan Rp 20 ribu untuk menu minuman mixed yoghurt.

Pelayanan. 

Waitersnya di sini ramah-ramah banget. Kebanyakan perempuan dan selalu mengecek ulang menu-menu yang akan dipesan. Untuk pemesanan menu, aku biasanya bisa menunggu 20-30 menit di sini. Lama memang, apalagi kalau menu Ikan Nila.

Resto Dapur Alesha (7)
ini ada beberapa kerajinan tangan yang bisa dibeli pengunjung…

Btw, di sini transaksi pembayarannya bisa menggunakan uang tunai atau non-tunai seperti ATM. Kalau kalian banyak saldo di dompet digital, kalian bisa melakukan pembayaran digital scan QR Code QRIS. Pembayaran akan cepat karena sebelumnya sudah dilakukan rekap total pembayaran melalui aplikasi dan dapat dicek ulang melalui print out struk.

Rasa.

Karena aku sudah berkali-kali ke Dapur Alesha, tentu aku sudah mencicipi banyak menu di sini. Enggak hanya menu itu-itu saja. 😆 Dari segi rasa, rata-rata aku berikan rating 5/5 karena memang se-enak itu. Nyaris semua yang berkuah, terasa sekali bumbu rempahnya.

Fasilitas.

Sebagian besar fasilitas untuk pelanggan sudah tersedia lengkap di sini. Diantaranya yaitu:

  • Akses atau jalan menuju dapur Alesha sangat mudah dijangkau karena lokasinya berada di pinggir jalan raya.
  • Area parkir nyaris enggak ada. Hanya tersedia halaman sangat minim di depan pintu masuk. Hanya bisa buat parkir enggak lebih dari lima motor. Selebihnya, harus parkir mepet dengan jalan raya. Dan tentu itu sangat membahayakan. Termasuk parkir untuk mobil.
  • Tempat Sampah dapat ditemukan dengan mudah.
  • Terdapat kursi makan untuk bayi atau high chair.
  • Terdapat Mushola dan Toilet seadanya.
  • Tersedia koneksi WiFi dengan kata sandi, bukan free WiFi.
  • Hand sanitizer dan Tisu juga tersedia di tiap meja makan.

halaman parkir dapur alesha

Jam Buka.

Dapur Alesha dibuka setiap hari pukul 10.00 WIB-20.30 WIB. Jam buka ini dapat berubah sewaktu-waktu. Ada baiknya konfirmasi terlebih dahulu melalui telepon atau WhatsApp 082281868787. Bisa juga DM melalui akun Instagram Dapur Alesha di @dapuralesha.bna

Lokasi Dapur Alesha.

Buat yang baru pertama kali ke Dapur Alesha, kalian enggak perlu khawatir akan tersesat karena mudah dijangkau dan ditemukan. Restaurant ini berlokasi di gang masuk pertigaan Clincing, tepatnya di Jl. KH Bushaeri No.1, Krandegan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dari alun-alun Banjarnegara jaraknya kurang lebih 1km. Iya, Restoran ini berlokasi cukup strategis di tengah kota. Kalau masih bingung, Google Maps saja, ya! ????

Aku mencoba telusuri Google Review untuk Dapur Alesha Banjarnegara, puluhan Local Guide menyampaikan kepuasan, memberikan ulasan bagus dan memberikan rating 5 untuk keseluruhan. Sebenarnya aku juga ingin memberikan bintang 5, tapi karena area parkir belum tersedia, aku kasih rating 4 dulu, ya.

review dapur alesha oleh idahceris.com

Meskipun area parkir ini memang susah diupayakan karena sudah enggak ada lagi lahan kosong di Dapur Alesha, aku tetap love sama restoran ini. 😆

Review Omah Dawet Ayu Banjarnegara

Omah Dawet Ayu Banjarnegara – Awal mendengar Omah Dawet Ayu Banjarnegara, aku mengira Omah yang dalam bahasa jawa berarti Rumah ini enggak hanya menawarkan kuliner khas Banjarnegara yaitu dawet ayu, tapi lebih dari itu. Yups, selain menikmati segarnya minuman dawet, pengunjung juga bisa melihat langsung pembuatannya atau malah bisa ikut praktik membuat dawet ayu sebagai salah satu bentuk atraksi. Tapi ternyata salah, Kawan! 😆

Omah Dawe Ayu adalah rumah makan yang menawarkan menu makanan tradisional, bakso, mie bebek, dan tak lupa minuman cendol dawet yang sudah mendunia. Pengunjung bisa mengambil nasi beserta lauknya secara mandiri atau self service karena penyajiannya secara prasmanan. Tapi kalau pilih menu bakso, mie, atau dawet, pengunjung harus melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui kasir.

Rumah makan ini bisa dibilang selalu ramai pengunjung. Selain banyaknya pilihan menu makanan, tempatnya juga cukup luas dan adem karena viewnya menghadap ke sawah dan sekelilingnya juga pepohonan hijau nan rindang.

Omah Dawet Ayu Banjarnegara

Di Balik Cerita Sebelum Menjadi Omah Dawet Ayu Banjarnegara.

Pengunjung yang datang ke rumah makan ini jarang yang tahu kalau sebelumnya Omah Dawet adalah sebuah obyek wisata buatan tepatnya taman wisata selfie. FYI, spot yang dipakai selfie sampai sekarang masih ada, lho. Iya, masih ada dan menyatu dengan rumah makan, tepatnya di bagian belakang.

Tampaknya beberapa spot selfie dibiarkan tetap ada untuk melengkapi wisata kulinernya. Karena kalau dilihat dari beberapa spot, tuh, terlihat masih layak untuk dijadikan latar belakang foto meskipun secara kondisi sudah sedikit pudar. Sayangnya, rumput-rumput yang berada di sekitar taman selfie sepertinya jarang tersentuh. Jadi, terlihat agak tinggi dan membuat kurang nyaman saat eksplorasi.

taman selfie omah dawet ayu

Konsep.

Rumah makan ini mengusung tema atau konsep rumah makan dengan tema khusus yaitu tradisional. Rumah joglo yang berdiri di tengah-tengah rumah makan ini cukup luas dengan kapasitas sampai 50 orang. Untuk tempat duduknya, di sini tersedia tempat duduk yang memanjang. Jadi, satu meja terdapat dua tempat duduk yang berhadapan dengan kapasitas masing-masing sampai 3 orang.

Omah Dawet Ayu (4)

Awalnya memang bertema khusus. Tapi saat ini sudah ada penambahan area untuk tempat makan yaitu dengan konsep lesehan. Di area ini enggak begitu luas, tapi kalau penuh bisa menampung sampai 40 orang. Penambahan tempat duduk enggak hanya lesehan saja, tapi juga tempat duduk ala cafe semacam mini bar yang mana pemandangannya langsung menghadap ke sawah.

Harga dan Menu Makanan.

Meskipun nama rumah makan ini menggunakan nama Dawet Ayu, tapi yang menjadi menu spesial di sini bukan Dawet Ayu melainkan menu makanan tradisional seperti nasi jagung, nasi oyek, urab, ikan asin, ikan kali, sambal korek, dan masih banyak lagi menu lainnya.

Banyak pengunjung yang makan di sini tanpa memesan Dawet Ayu. Mungkin karena segelas dawet ayu ini kalau dipesan bersamaan dengan menu makan berat itu sungguh kenyangnya poll. Maklum, kalau sudah melihat sajian prasmanan kadang suka lepas kontrol 😀

Baca juga Inovasi Minuman Dawet Ayu Lele.

menu tradisional omah dawet ayu
menu tradisional…

Menu prasmanan dengan lauk ayam goreng, opor ayam kampung, ikan, pindang, pepes, aneka sate, satu porsinya mulai dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 45 ribu. Kira-kira apa yang paling mahal? Adalah lauk Mentok Gobyos  yang enak gurihnya pakai banget. 😛 Ini harganya belum include minuman, ya.

Sementara menu lainnya, ada mie donald atau mie bebek yang rasanya unik banget dan irisan daging bebeknya gede-gede. Kuahnya super gurih dan aku baru menikmati kuah mie yang segurih ini. Harganya Rp 16 ribu/porsi. Kalian kalau ke sini wajib banget nyobain mie donald. 😉

mie donald omah dawet ayu

Lalu, ada menu bakso malang Rp 14 ribu/porsi dan terakhir ada minuman legendaris Dawet Ayu Rp 7 ribu/gelas. Selain Dawet Ayu, minuman lain yang bisa dipesan di sini ada Es Teh, Es Jeruk, Kopi dan aneka jus. Harga minuman tersebut mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 8 ribu/gelas. Terjangkau, bukan?

Buat yang suka nge-meal enggak usah khawatir karena di sini juga tersedia camilan seperti kentang goreng dan aneka macam gorengan. Aku punya gorengan favorit di sini yaitu tahu isi. Demi apa tahu di sini enak banget! Kalian wajib cobain kalau datang ke sini, ya!

gorengan di omah dawet ayu

Baca lagi Oleh-oleh Pie Cassava Dawet Ayu.

Fasilitas.

Kalau minta rekomendasi tempat makan tradisional di Banjarnegara, aku merekomendasikan Omah Dawet Ayu karena fasilitasnya cukup memenuhi standard. Halaman parkir cukup luas untuk mobil dan juga sepeda motor. Tempat parkirnya terpisah, ya. Nah, untuk biaya parkirnya mulai dari Rp 2 ribu/sepeda motor dan Rp 5 ribu/mobil.

Di sini juga sudah tersedia mushola, dan juga toilet umum. Jadi aman banget kalau mau sekalian ibadah di sini atau habis makan terus harus memnuhi panggilan alam karena kalap makan sambalnya. Hahaha. Terakhir aku berkunjung yaitu pada bulan Januari 2023, belum tersedia koneksi WiFi untuk pengunjung. Tapi tenang, singal internet dari segala operator selular bisa diandalkan.

Jam Operasional.

Rumah makan yang cukup teduh ini dibuka setiap hari mulai dari jam 09.00 WIB-17.00 WIB. Untuk update jam buka bisa langsung kepoin di akun Instagramnya @omahdawetayuofficial.

Lokasi Omah Dawet Ayu Banjarnegara.

Buat yang baru pertama kali datang ke Omah Dawet mungkin cukup susah untuk tahu lokasinya. Meskipun dekat dengan jalan raya, tapi enggak begitu terlihat karena harus masuk gang.

Lokasi Omah Dawet ini bertempat di seberang jalan raya Petambakan, tepatnya di depan SPBU Petambakan, Desa Petambakan, Kecamatan Madukara. Dari alun-alun Banjarnegara jaraknya kurang lebih 10km dengan waktu tempuh kira-kira 15 menit. Kalau masih bingung, Google Maps saja, ya! 😛

My Impression!

Aku sudah beberapa kali mengunjungi Omah Dawet Ayu. Seringnya, sih, sama teman-teman kantor pas jam makan siang. Padahal lokasinya dari kantor cukup jauh, lho. Tapi kami tetap ke Omah Dawet karena emang menu makanannya ngangenin. Begitu juga dengan suasananya, masuk rumah makan ini adem banget karena langsung pepohonannya rindang.

Di sini sistemnya pengunjung diperbolehkan ambil menu makanan sendiri karena konsepnya prasmanan atau pesan. Kemudian setelahnya langsung menuju kasir untuk dicatat manu apa saja yang diambil atau dipesan. Untuk pembayarannya boleh saat itu juga, boleh saat hendak pulang. Pelayanannya di sini lumayan sat set dan waitersnya juga sopan-sopan banget. Kalau kasirnya, lha, tegas banget. Apalagi pas membacakan menu atau daftar pesanan. 😀

Omong-omong, aku sudah mencoba beragam menu di sini. Mulai dari menu spesialnya sampai mie bebek yang buat aku, tuh, ngangenin banget karena kuahnya beda dari mie pada umumnya. Bumbunya lebih terasa gurih dan ada manis-manisnya dikit. Untuk menu prasmanan, aku lebih suka ambil nasi oyek, nasi jagung atau nasi merah. Lauknya biasanya pepes ikan atau ikan nila bumbu acar. Menu kuliner di sini fix enak banget karena mirip-mirip menu masakan rumah.

review omah dawet ayu banjarnegara

Selain sat set dan ramah, waitersnya juga tanggap. Aku pernah komplain tentang pesanan Dawet yang jumlahnya kurang. Waitersnya langsung gerak cepat, dong. 😀 Terus, aku pernah juga pas makan bareng keluarga, enggak sengaja Wildan numpahin minum. Waitersnya lihat dan langsung sat set ambil lap buat bersihin tumpahannya.

Secara keseluruhan dari sisi masakan dan tempatnya bisa dijadikan rekomendasi. Mungkin yang perlu dijaga, tuh, rumput di taman selfie. Karena anak-anak kalau melihat taman tersebut nalurinya ingin lari-larian. Apalagi ada patung domba di sana, menarik perhatian. Lalu, meja dan tempat duduk yang di dalam Joglo juga perlu diperhatikan kebersihannya. Karena berbahan kayu, jadi lebih ekstra perawatannya.

So, kalian kalau ke Banjarnegara jangan lupa singgah ke Omah Dawet Ayu, ya. 😉

Kahyangan Skyline Wonosobo: Sport, Wisata & Rekreasi

Kahyangan Skyline Wonosobo – Aku pernah mengajak suami untuk mengunjungi Kahyangan Skyline. Sebuah obyek wisata buatan yang menyuguhkan pemandangan telaga dari atas bukit yang mana di sana wisatawan bisa menjajal olahraga Paralayang dan juga Camping. Niatnya, aku juga akan mengajak anak-anak turut bersama kami. Namun karena sudah masuk musim hujan dan banyak pertimbangan dari suami termasuk jarak tempuh yang jauh, rencana piknik pun gagal. Hiks

Sedih? Pastinya, dong. Apalagi kami sudah lama sekali enggak piknik. Rasanya kangen capek berjamaah, euy. 😀 Namun  karena cuaca memang sedang enggak menentu, kadang panas banget, terus tiba-tiba hujan. Kadang juga mendung sepanjang hari, tapi sama sekali enggak hujan.  Aku pun memilih untuk menyimpan niat bertamasya ke Kahyangan Skyline. Iya, menyimpan untuk nanti dikeluarkan lagi di waktu yang tepat. *teteup* 😀

Setelah satu minggu berhasil tersimpan, rencana piknik kembali datang. Kali ini yang mengajak adalah Ibuku. Ketika orangtua yang meminta untuk refreshing, rasanya enggak kuasa untuk menjawab “malas, enggak mau, lagi capek, atau banyak deadline.” Karena Mbah Uti-nya anak-anak enggak tau mau kemana karena yang penting refreshing, aku pun mengajak suami dan adikku untuk main ke Kahyangan. Alhamdulillah…

Kahyangan Skyline Wonosobo

Perjalanan Menuju Kahyangan Skyline Wonosobo.

Minggu, 18 September 2022, kami berangkat dari rumah kira-kira pukul 09.00 WIB. Kebetulan kami sedikit paham jalan menuju Kahyangan. Tempat yang menjadi patokan pertama kami yaitu PLTA Garung. Mulai dari sini, kami sepakat mengandalkan google maps karena belum paham betul titik yang dituju.

Setelah PLTA Garung terlewati, patokan kedua kami yaitu obyek wista Telaga Menjer. Menurut G-Maps, lokasi Kahyangan ini enggak jauh dari Telaga Menjer. Namun karena minimnya papan informasi menuju lokasi, kami akhirnya bertanya kepada orang setempat yang sedang memandu parkir di tempat parkir Telaga Menjer.

Dari Telaga Menjer, ternyata masih lurus baru kemudian ambil arah kanan untuk sampai ke Kahyangan. Memasuki kawasan wisata, mobil kami disetop petugas yang berjaga di patrol. Ternyata kami harus membayar tiket tanda masuk Wisata Alam Seroja. Iya, meskipun destinasi wisata yang menjadi tujuan kami adalah Kahyangan, tapi pengunjung tetap harus membayar retribusi tiket senilai Rp 5 ribu per orang.

Aku tahu destinasi wisata Kahyangan Skyline berada di atas atau perbukitan. Tapi aku baru tahu kalau jalan menuju obyek wisata tersebut tenyata enggak lebar dan hanya bisa dilewati satu mobil saja. Artinya, wisatawan yang menggunakan moda transportasi mobil atau minibus harus bergantian. Tapi pengunjung enggak perlu khawatir karena pengelola wisata sudah menyiapkan strategi atau menyiasati supaya lalu lintas dapat berjalan aman dengan cara  buka tutup jalan dengan menggunakan alat bantu Handy Talky (HT) sebagai alat komunikasi.

Lebih dari itu, jalan menuju lokasi lebih kurang 2 km belum diaspal. Masih berupa batuan kecil yang tertata rapi tapi tetap menguji adrenaline. Duh…enggak terbayang kalau ke Kahyangan naik sepeda motor dengan mengajak anak seperti rencana aku sebelumnya. Encok banget pasti ini pinggang. 😀

5 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Kahyangan Skyline.

Masuk lokasi Kahyangan, aku langsung mencari tempat istirahat yang nyaman buat keluarga. Apalagi kami membawa bayi, jadi tempat yang adem menjadi pilihan tepat. Karena berada di puncak, tentu siang hari dengan cuaca yang panas bikin enggak tahan.

Pengelola wisata sudah menyediakan banyak tempat duduk yang dilengkapi dengan payung untuk beristirahat. Tapi karena saking banyaknya wisatawan yang datang, kami enggak mendapatkan lokasi tersebut. Beruntung ada lokasi yang lumayan luas, adem karena pepohonan, dan kosong. Kami pun merapatkan barisan di sini, duduk beralaskan rumput sintetis sambil mencari inspirasi kegiatan atau aktivitas seru yang dapat dilakukan di Kahyangan.

Berikut 5 Aktivitas yang dapat dilakukan di obyek wisata Kahyangan Skyline Wonosobo.

1. Berfoto Dengan Backgorund Telaga Menjer. 

  • Spot dengan Tempat Duduk.

Berada di paling atas, berseberangan dengan bukit yang bisa buat camping, spot foto dengan tempat duduk dan meja ini banyak diminati oleh generasi milenial. Mungkin karena lokasinya di puncak, jadi yang paling banyak menyerbu adalah para remaja. Dengan cuaca yang panas menyengat, mereka tetap bertahan buat duduk-duduk di sini, lho. Hebat banget! 😀

  • Spot dengan Tempat Tidur Jaring.
Menjaga Keseimbangan pH Kulit Sudah Seperti Kewajiban.
Spot Dari Atas Kahyangan…

Dilihat dari desainnya, tempat tidur jaring ini terlihat aman dan kuat. Namun karena berada di ketinggian, enggak banyak juga orang tua yang berani untuk sekadar duduk di sini. Lagi-lagi, ini spot cocok untuk remaja dan mama muda yang banyak gaya dan sok tenang di atas Kahyangan. 😀 Seandainya enggak panas menyengat, aku bakal betah tiduran di sini. Pemandangannya asoi geboy, gengs. 😛

  • Spot Jembatan Kaca.

Nah, kalau ini berada di lantai dasar. Jembatan kaca dengan lebar kira-kira 3 meter enggak pernah sepi pengunjung. Mau anak kecil, Emak-emak, Embah-Embah, mereka berusaha untuk berfoto di sini meskipun sebenarnya beberapa ada yang terlihat takut. 😀

Jembatan Kaca di Kahyangan Skyline (7)
Spot Foto dari Atas Jembatan Kaca….

Di sini ada batas maksimal pengunjung untuk berfoto. Dan spot ini juga diawasi oleh petugas, lho. Yups, ada petugas yang berjaga untuk mengatur keamanan berfoto. Aku senang, tuh, kalau ada tempat wisata yang seperti ini. Pengelolanya betul-betul bertanggungjawab untuk meminimalkan risiko-risiko.

Selain spot foto dengan latar belakang Telaga, di sini juga bisa mendapatkan foto bagus dengan latar belakang Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing jika sedang enggak tertutup awan.

2. Menjajal Olahraga Paralayang.

Berbeda dengan biasanya, aku enggak mencari tahu informasi Kahyangan baik melalui sosial media maupun media online lainnya. Enggak heran ketika masuk lokasi, mulai jalan menuju tempat istirahat, aku terkaget melihat ada orang yang sedang main Paralayang.

Ini kali pertama kami melihat pertunjukan Paralayang dari dekat. Biasanya melihat hanya di televisi atau melalui gadget. Kami pun terpesona dengan show ini. Dan ternyata, yang sedang main Paralayang adalah para atlet yang kebetulan sedang berwisata di Kahyangan. Jadi, mereka bisa action tanpa bantuan operator. Untuk dapat menjajal Paralayang, wisatawan harus mengeluarkan budget Rp 500 ribu per orang dengan durasi kurang lebih 20 menit.

3. Bermain di Mini Playground.

Playground di Kahyangan Skyline (10)
Playground di Kahyangan Skyline…

Kali ini, anak-anak bisa merasakan kebagahian ikut piknik bersama keluarga karena di Kahyangan menyediakan Playground. Tempat main untuk anak di sini enggak begitu luas. Mainannya pun terbatas. Namun wahana ini bisa membuat anak-anak senang dan menikmati Kahyangan dari sisi anak-anak. Cukup membayar Rp 10 ribu per anak, krucil bisa bermain sampai puas di mini playground.

4. Jajan di Dalam Lokasi Wisata.

Buat yang doyan jajan enggak perlu khawatir karena di Kahyangan menyediakan dua warung. Satu warung connect dengan obyek wisata, ini menyediakan beragam jajanan yang disukai anak. Ada Boba di sini, lho. 😆

Kahyangan Skyline (11)
Tempat Jajan di Dalam Lokasi Wisata…

Lalu, ada satu warung yang menyediakan jajanan super lengkap, mulai dari es krim, tempe kemul, jajanan anak, mie kuah, dan makanan berat. Tapi untuk ke warung ini, pengunjung harus keluar dari obyek wisata karena belum connect dengan Kahyangan Skyline.

5. Menjajal Camping di Bukit Kahyangan.

Nah, buat yang punya rencana menginap di Kahyangan, kalian bisa mencoba camping di bukit Kahyangan. Pengelola telah menyediakan camping ground yang lokasinya berada di atas bukit Kahyangan. Tenang, untuk sampai ke Bukit, tuh, enggak membutuhkan banyak tenanga, kok. Paling jalan kaki enggak sampai lima menit sampai. 😀

HTM & Fasilitas.

Sebelum masuk dan menikmati apa yang ada di Kahyangan, kami membeli tiket masuk. Harga tiket masuk yaitu Rp 10 ribu/orang. Anak usia di atas tiga tahun sudah harus membayar tiket masuk. Kali ini Kecemut sudah masuk hitungan karena sudah berusia hampir tujuh tahun. Sementara Adiknya dan Ponakan Bayi belum masuk dalam hitungan tiket masuk.

tiket masuk kahyangan skyline
Menuju Tempat Pembelian Tiket…

Dan berikut beberapa fasilitas umum pariwisata yang dapat digunakan oleh wisatawan ketika berkunjung ke Kahyangan Skyline.

  • Akses atau jalan menuju obyek wisata tergolong cukup mudah. Namun, ketika hampir tiba di lokasi akan menjumpai kondisi jalan yang belum diaspal dan hanya bisa untuk jalan satu mobil atau bus saja.
  • Area parkir sangat luas. Parkir antara sepeda motor, mobil, dan bus, masing-masing terpisang.
  • Tempat Sampah dapat ditemukan dengan mudah.
  • Terdapat mushola, namun di luar obyek wisata.
  • Toilet.
  • Area Food Court.

Jam Buka.

Kahyangan Skyline dibuka mulai pukul 08.00 WIB-17.00 WIB. Bagi pengunjung yang masih ingin menikmati suasana Kahyangan di atas pukul 17.00 WIB, pengelola wisata memberikan izin. Hanya saja, para petugas sudah enggak berada di tempat. Hanya ada satpam saja. Untuk mendapatkan akses masuk di atas jam 17.00 WIB, bisa langsung kontak ke nomor 0821-3671-6232 atau DM akun Instagram Kahyangan Skyline @kahyanganskyline.

Tempat Parkir di Kahyangan Skyline (8)

Lokasi.

Kahyangan Skyline beralamat di Desa Tlogo, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Untuk rutenya sudah saya tulis di atas, ya. Baca lagi di paragaraf awal Perjalanan Menuju Kahyangan Skyline. Dari tempat tinggal aku, Banjarnegara jarak tempuhnya kira-kira 45 km dari alun-alun Banjarnegara. Kalau dari alun-alun kota Wonosobo, kira-kira 15 km. Lebih akuratnya cek di Google Maps saja, ya!

 

First impression, aku merasa nyaman dan aman berwisata ke Kahyangan Skyline. Ditambah dengan melihat tragedi ada mobil mogok di tanjakan, aku tambah merasa aman. Bagaimana tidak, ternyata pengelola sudah tanggap dan punya solusi akan risiko-risiko yang bakal terjadi ketika kendaraan sedang berusaha naik sampai lokasi.

Di tanjakan ada banyak petugas yang berjaga. Mereka dengan cepat mengambil batu sebagai pertolongan pertama, kemudian beberapa petugas menahan mobil kami dari belakang. Anak perempuanku sampai terkagum karena melihat mereka yang sat set banget. Mobil di depan mulai melaju, petugas pun memberi aba-aba kalau mobil kami yang ada di belakangnya bisa mulai dijalankan.

Kalian pernah mengunjungi Kahyangan Skyline, Wonosobo? Boleh dong bagikan pengalaman lewat kolom komentar, ya! 😉

Review Sigandul View Coffee, Resto, & Villa

Review Sigandul View Coffee, Resto, & Villa – Hei, Bestiana! Apakah kalian sudah pernah mampir ke coffe shop atau resto yang dalamnya ternyata menawarkan obyek wisata dan juga menyediakan villa? Mungkin langka, ya. Karena biasanya, tuh, yang ada Villa tapi menawarkan coffe shop dan juga resto buat para pengunjung. 😀 Apa pun itu, yang jelas ini pertama kalinya aku singgah di Sigandul View bareng teman-teman yang saat itu baru dinas luar.

Hari itu sudah petang. Harusnya kami langsung saja pulang karena keluarga pasti sudah menunggu di rumah. Tapi jiwa nongkrong meronta-ronta, nih. Rasanya memang sudah lama banget enggak nongkrong di malam hari buat sekadar ngopi-ngopi, mazeh. 😛 Ya paling enggak bisa santai sejenak di luar karena dari pagi sudah duduk santai di dalam mobil dan sungguh membosankan. 😀

Saat arah perjalanan pulang, kami melewati beberapa coffee shop. Artinya, ada beberapa pilihan buat nongkrong. Dan setelah melihat beberapa pilihan kafe melalui google review, kami sepakat mampir ke Sigandul View. Tempat ngopi dan makan yang sedang hits karena di situ ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung. Iya, enggak hanya ngopi dan makan saja, tapi lebih dari itu!

review sigandul view temanggung

Kenalan Dulu Dengan Jembatan Sigandul yang Mungkin Menjadi Inspirasi Sigandul View.

FYI, Sigandul adalah nama jembatan di Temanggung yang diresmikan pada tahun 2016. Jembatan ini menghubungkan akses jalan Wonosobo dan Temanggung. Jembatan Sigandul telah dilakukan pelebaran untuk memudahkan perjalanan para pengguna jalan. Iya, biar enggak macet-macet karena jembatan ini ada di jalan utama provinsi.

Jembatan ini pernah viral karena bagus buat foto-foto. Saking seringnya hasil foto diunggah di media sosial, semakin banyak pemburu view di sini. Paling bagus itu pemandangan pas sore hari, tampak semburat jingga yang menambah hasil foto lebih cantiqueen. 😉

sigandul view
sebelah kanan atas, terlihat jembatan sigandul…

Karena setiap hari semakin ramai, akhirnya terciptalah ide bisnis kafe dan resto yang lokasinya cukup dekat jembatan Sigandul. Yaitu Sigandul View Coffee, Resto, & Villa.

Tentukan Dulu, Cukup Jajan Saja atau Sekalian Wisata.

Sigandul View merupakan sebuah kafe, resto & villa yang menawarkan view bagus berupa latar belakang gunung Sindoro dan Sumbing yang dapat terlihat jelas dari lantai tiga. Dengan catatan kondisi sekeliling sedang cerah dan enggak berkabut, ya. 😀

Meskipun resto ini menawarkan wisata alam, namun pengunjung berhak menentukan untuk sekadar jajan saja atau sekalian berwisata. Kalau kalian hanya mau makan dan minum saja, cukup di dalam kafe, ya. Dan ini enggak menambah cost. Cukup bayar apa yang kalian pesan di kafe ini.

Lain halnya jika kalian juga ingin menikmati wisata alam Sigandul View. Kalian harus membeli tiket masuk Rp 15.000/orang. Jadi, wisatanya ini terpisah dengan kafenya, ya. Kalian harus keluar dari kafe dengan melewati pintu masuk lokasi wisata yang sudah disediakan.

review sigandul view

Kalau sudah sampai sini, sih, aku sarankan buat beli tiket wisata sekalian, ya. Soalnya pemandangan dari luar kafe ini lebih menyenangkan ketimbang duduk-duduk di dalam dowang. Yaa…walaupun di dalam kafe juga seru karena bisa dengerin live music. Tapi udara di luar itu, lho, sejuk banget khas udara pegunungan. 😉

4 Aktivitas Menarik di Sigandul View.

Dengan uang saku yang masih agak bisa ditoleransi buat jajan, kami pun memutuskan untuk sekalian berwisata di Sigandul View yang baru dibuka secara resmi pada April 2022. Tempat ini menawarkan konsep wisata kuliner yang dibalut dengan keindahan alam. Ya…paling enggak singgah kali ini menambah daftar kunjungan wisata di Google. 😆

Nah, berikut 4 aktivitas menarik yang dapat dilakukan di Sigandul View, Temanggung, Jawa Tengah.

Foto di Jembatan Kaca yang Paling Banyak Diburu Wisatawan.

Jembatan kaca ini paling hits dan paling banyak diburu para pengunjung Sigandul View. Bentuk jembatannya unik, memanjang dengan ujung membentuk lingkaran. Kesannya ada manis-manis, gitu. Enggak lempeng banget. 😀 Ditambah lagi dengan pemandangan latar belakang perbukitan, segar syekali.

review sigandul view jembatan kaca

Aku sendiri main ke sini salah satunya ingin merasakan sensasi berfoto di atas jembatan kaca. Tenang, jembatan ini aman banget karena materialnya dari besi dan terlihat kokoh. Di sampingnya pun diberi pegangan yang terbuat dari rangka besi. Solusi banget, deh, buat kalian yang agak takut ketinggian, bisa pegang tangan pacar atau kalau kurang bisa jalan sambil pegangan rangka besi yang ada di samping kanan dan kiri jembatan, ya.

Untuk keamanan, jembatan ini menerapkan kapasitas maksimal 10 orang (di ujung jembatan kaca) dalam waktu bersamaan. Kalau aku, sih, mending antre dulu. Seperti saat mau naik di jembatan kaca Kahyangan Skyline. 😀

Baca juga review Kahyangan Skyline, Wonosobo.

Teropong Dua Gunung, Sindoro dan Sumbing dari Lantai Tiga.

Biar enggak naik turun, aku sarankan dari pintu keluar langsung mengambil arah kanan untuk menuju tiga. Barangkali ada yang penasaran ingin melihat Sindoro dan Sumbing dari dekat, bisa langsung meneropongnya di area atas ini.

Sayang banget, saat aku ke sana cuaca sedang mendung. Sekeliling pun berkabut. Jadi enggak bisa melihat dua gunung dari dekat dan enggak bisa juga mendapatkan foto dengan latar belakang gunung. Waktu yang tepat untuk berkunjung ke sini memang pagi hari saat cuaca sedang cerah. Kalau sore hari sudah dipastikan berkabut. Kledung ini memang dikenal dengan daerah berkabut. 😀

Eksplor Sekeliling Villa yang Teduh dan Asri.

Meskipun aku melewatkan aktivitas ini, tapi setidaknya aku dapat melihat pemandangan villa yang sangat asri, teduh dan sejuk dari lantai dua atau tepatnya dari area jembatan kaca. Di depan villa ini terdapat kolam jernih yang berisi ikan koi. Duduk-duduk di sini dan foto-foto di sekitar kolam sambil mainan ikan pasti hasilnya lucu banget. 😀

Di sini tersedia dua villa untuk kapasitas masing-masing enam orang. Terus, jika menginap di villa, tamu sudan mendapatkan fasilitas makan dan minum gratis dari Sigandul View. Sayangnya aku enggak tanya-tanya harga sewa penginapannya.

villa di sigandul view temanggung

Selain villa, di sini juga disediakan ara camping, lho. Jadi buat yang suka camping bisa langsung reservasi.

Setiap Sudut Sigandul View Fotogenic.

Lokasinya berada di dekat Villa. Ada satu tempat yang bisa buat duduk-duduk santai pakai bean bag. Karena lokasinya out door, asyiknya ngongkrong di sini pas matahari lagi redup, ya. Kalau pas lagi panas-panasnya bakal silauw pastinya. Sigantul view ini memang disetting sebagai wisata yang ramah buat foto-foto, jadi enggak heran kalau setiap sudutnya, tuh, hasilnya bagus buat foto-foto. Bikin betah.

Harga Menu Makan, Minum dan Snack.

Menu spesialnya di sini yaitu ada olahan dari Iga mulai dari Sop sampai Iga bakar. Menu makan lainnya juga cukup beragam, mulai dari olahan Ayam, Nasi Goreng, Nila, Bakmi, dll. Harganya masih dalam batas wajar, mulai dari Rp 21.000 sampai yang termahal Rp 45.000 yaitu Iga Bakar sudah include nasi.

Sementara minuman, di sini menawarkan banyak pilihan menu minuman. Mulai dari yang standard seperti Teh, sampai dengan Coffee Based. Buat yang suka manual brewing, ada juga, lho. FYI, Temanggung memang dikenal dengan daerah penghasil kopi. Dan Sigandul View ini juga mengangkat potensi kopi lokal. Harga minuman mulai dari Rp 10 ribu yaitu Teh, Latte mulai dari Rp 20 ribu, kemudian yang paling mahal ada Cool Drips yaitu Rp 40 ribu.

harga dan menu di sigandul view temanggung

Buat yang suka nge-meal enggak usah khawatir karena tersedia camilan tradisional seperti singkong goreng, pisang bakar, sampai dengan camilan kesukaan anak-anak yaitu kentang goreng. Harganya masih sangat wajar yaitu mulai dari Rp 15 ribuan/porsi.

Fasilitas.

Aku bersama teman-teman singgah di sini selain sekalian nongkrong, tujuan utamanya yaitu beribadah karena pas banget adzan maghrib. Yups, di sini sudah disediakan mushola, dan juga toilet. Tempat parkirnya cukup luas, bisa untuk kapasitas 20 mobil.  Parkir berbayar Rp 5 ribu/mobil. Selain spot foto, di area out door juga terdapat beberapa gazebo yang bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk bersantai.

Jam Operasional.

Lebih seru lagi, jam operasional Sigandul View ini dibuka mulai jam 05.00-22.00 WIB saat weekend. Buat para pemburu sunrise, cocok banget singgah di sini dari pagi buta, ya. 😀 Sementara di hari biasa atau weekdays, buka mulai dari jam 07.00 – 21.00 WIB.

Lokasi Sigandul View.

Lokasi Sigandul View ini berada di seberang jalan raya utama yang menghubungkan antara Wonosobo-Parakan-Temanggung. Jaraknya dari pusat Kota Temanggung kurang lebih 17 km dengan waktu tempuh kira-kira 30 menit. Berlokasi di Lereng Gunung Sindoro atau di Jalan Raya Parakan-Wonosobo KM 8, Temanggung, Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

My Impression!

Meskipun aku singgah di Sigandul View enggak lebih dari dua jam, saya merasa puas dan sangat menikmati semua yang ada di sini. Mulai dari masuk kafe yang disambut dengan live music yang mana suara vokalisnya bikin nyaman telinga. Terus, untuk pelayanannya sesuai dengan antrean dan enggak begitu lama. Sayangnya saat itu aku dan teman-teman hanya pesan latte saja karena memang perut masih dalam keadaan kenyang tapi pingin ngopi. 😀 Jadi, enggak bisa memberikan rating untuk makanannya.

Tempatnya nyaman, bersih, dan pelayannya juga tanggap. Apalagi pas giliran mau foto di atas jembatan. Niatnya mau minta tolong teman buat take photos, tapi ada waiters yang nawarin buat fotoin. Yaudah, langsung jepret saja! 😆

pengalaman wisata sigandul view
dari lantai tiga, sebelah teropong…

Btw, ada yang sudah pernah ke Sigandul View? Boleh berbagi pengalamaannya lewat kolom komentar, ya.