Tradisi Ramadan yang Paling Familier di Indonesia

Tradisi Ramadan

Tradisi Ramadan yang Paling Familier – Halohei, Temankuh! Ngomongin tentang tradisi tentu tak jauh dari embel-embel nenek moyang. Yaps! Menurut Wikipedia, Tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Kebiasaan atau cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.

Hidup di pedesaan, tradisi menyambut ramadan dan juga saat ramadan, masih sangat terasa. Sebagai contoh yaitu tradisi menyambut datangnya bulan suci ramadan seperti Nyadaran atau tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa. Di Jawa Tengah, tradisi ini masih terus dilestarikan karena memang tradisi yang baik.

Sama halnya di daerah lain juga terdapat tradisi menyambut datangnya Ramadan. Di daerah Aceh, misalnya. Di sana juga ada tradisi Meugang atau tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Jadi, tradisi kurban berupa kambing atau sapi dilaksanakan setahun tiga kali, yaitu pada bulan Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri. Unik, ya.

Indonesia Kaya Akan Tradisi di Bulan Penuh Berkah.

Indonesia menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Ramadan menjadi momen istimewa yang dipenuhi dengan berbagai tradisi dan budaya. Tradisi Ramadan di Indonesia nggak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga memiliki nuansa budaya yang unik dan beragam. Ini yang menjadikan pengalaman Ramadan di Indonesia sangat istimewa. Mari kita eksplorasi beberapa tradisi Ramadan di Indonesia yang membuat Indonesia kaya akan tradisi  tersebut.

Tradisi Ramadan yang Paling Familier di Indonesia.

Selain menjadi bulan di mana umat Islam menjalankan puasa sebagai ibadah, Ramadan juga dipenuhi dengan berbagai tradisi yang kaya akan nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya. Berikut adalah beberapa tradisi di bulan penuh berkah yang umumnya ada di setiap daerah di Indonesia.

1. Klotekan.

Keliling kampung dengan menabuh beberapa alat untuk membangunkan sahur menjadi tradisi yang sampai saat ini masih terus dilestarikan. Alat yang digunakan adalah alat sederhana terpenting dapat mengeluarkan suara, seperti galon air minum atau kenthong.

Di tempat aku tinggal, tradisi ini namanya Klotekan. Biasanya satu grup terdiri dari beberapa orang. Mereka nggak hanya menabuh alat, tetapi juga menyerukan kata “sahur” dengan suara yang cukup lantang.

2. Ngabuburit.

Salah satu tradisi yang paling populer di Indonesia dan hanya ada di bulan Ramadan adalah ngabuburit. Sebuah tradisi di mana kita menunggu waktu berbuka puasa sambil melakukan aktivitas, baik aktivitas fisik maupun non fisik.

Ngabuburit ini menjadi momen untuk memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kebersamaan di bulan Ramadan. Aku sudah menuliskan tentang ide ngabuburit di bulan ramadan. Silakan klik tautannya untuk tahu ide-ide ngabuburit.

3. Berburu Takjil.

Siapa yang nggak senang dengan tradisi yang satu ini? Setiap ramadan tiba, banyak pedagang kaki lima yang menjual takjil di pinggiran jalan raya. Di beberapa daerah, ada yang menyediakan tempat khusus untuk jualan takjil. Semua penjual takjil dengan beragam menunya berkumpul menjadi satu. Tentu cara seperti ini sangat memudahkan masyarakat dalam berburu takjil. Apalagi jika terorganisasi dengan baik, mulai dari tempat parkir, sampai dengan pengelompokan menu takjil. Sungguh memudahkan dalam war takjil.

Btw, aku sudah menuliskan tentang takjil menjadi daya tarik di bulan Ramadan. Silakan klik tautan tersebut untuk tahu kenapa takjil bisa menjadi daya tarik.

4. Bukber atau Buka Bersama.

Tradisi bukber atau buka bersama bareng teman atau keluarga menjadi momen yang selalu dinanti saat Ramadan tiba. Selain silaturahim, momen bukber bareng teman-teman biasanya dimanfaatkan sebagai ajang reuni. Tradisi ini terus dilestarikan karena dirasa banyak manfaat, salah satunya melekatkan tali silaturahim.

 

You Might Also Like

Leave a Reply