Mungkin Ini Penyebab Perut Kembung Pada Bayi

Bahagia itu…

Ketika menjumpai si kecil bangun tidur dalam keadaan sehat, lalu memberikan senyum. Dan itu sukses membuat kami semangat menjalani aktiviras. Bahagia tak terkira. Bahagianya Masya Allah, Jasmine. 😉

Pun sebaliknya. Was was dan tentunya sedih jika melihat si kecil tidur tidak nyaman sampai menyebabakan rewel. Bangun tidur pun kadang tidak ceria. Ini membuat kami turut prihatin sebagai orang tua. Mengevaluasi adalah hal pertama yang kami lakukan.

“Kemarin atau beberapa hari lalu, kira-kira si kecil ngapain saja? Pergi ke mana? Makan apa? Minum apa saja?”  Kami melakukan evaluasisedini mungkin.

Semenjak Jasmine lahir, aku kerap menjadi dokter dadakan buatnya. Pengetahuanku all about baby bisa dibilang masih minim. Tapi aku yakin bisa menjadi “dokter” pertama untuknya. Saat dia rewel, misalnya.

Si kecil yang rewel tidak melulu dia lapar. Adakalanya dia merasa tidak nyaman karena sesuatu. Salah satu penyebabnya yaitu perut kembung. Nampaknya memang biasa dengan keluhan gangguan ini, ya. Namun, perut kembung pada bayi dapat menyebabkan Gumoh dan Muntah. Keduanya pernah menghampiri Jasmine selama satu hari. Gumoh sebanyak dua kali, kemudian muntah.

Siang hari, setelah aku memberikan ASI untuknya, dia rewel. Tak lama kemudian, aku memberi ASI lagi dan dia diam. Usai memberikan ASI, aku menggendongnya, berniat untuk menyendawakan. Tapi, niatku tidak berhasil. Karena bukan sendawa yang kudapat, melainkan gumoh yang berlebih atau muntah. Susu yang masih segar keluar.

BAYI NYENYAK TIDUR

Satu kali muntah. Sela satu jam, dia muntah lagi. Tiga kali muntah dalam satu hari. Melihat wajahnya yang nampak lemas, aku tidak tega. Akupun akhirnya melakukan observasi pada perutnya.

Fix, Jasmine kembung.

Tiap orang tua pasti ingin melihat anaknya terus ceria. Terlebih usia si kecil bis dibilang sedang dalam masa pertumbuhan, di mana grafik pertumbuhannya cukup mudah untuk naik. Kasihan kalau sakit menghampirinya, kan. Karena dapat memperlambat laju tumbuh kembangnya.

Hasil dari evaluasi kecil dari kami, berikut 4 hal yang mungkin dapat menyebabkan perut kembung pada bayi berdasarkan pengalamanku sebagai seorang Ibu.

  • Kualitas Air Susu

Kualitas air susu untuk si kecil Jasmine menjadi hasil evaluasi pertama. Sebab, selain sebaga ibu rumah tangga, tiap hari aku bekerja. Berangkat pagi dan sore hari jam 16.00 WIB baru pulang. Selain perasaan, ternyata ASI juga tidak kalah sensitifnya, lho. 😉

Sebagai Ibu menyusui (BuSui) yang tiap hari bekerja dari pagi sampai sore, aku berusaha menjaga kualitas ASI agar tetap baik. Bagaimana cara menjaganya?

Selain rajin mengeluarkan ASI atau memerahnya, aku berusaha untuk tidak mandi terlalu sore. Selain kurang bagus untuk kesehatan, kemungkinan masuk angin akan mengahampiri BuSui dan itu dapat menyebabkan kualitas air susu menjadi kurang baik.

Buat Ibu Pekerja, perhatikan dan pahami juga pemberian ASIP untuk si kecil, ya. Usahakan kualitas ASIP tetap baik.

Bagaimana untuk memastikan kualitas air susu jika si kecil hanya minum susu formula?

Jika dari awal bayi lahir, Ibu tidak bisa memberi ASI karena alasan tertentu, ini juga harus diperhatikan kualitas susu formulanya.

Sebelum membeli susu formula, ada baiknya Ibu membaca kandungan gizi yang tertera pada kemasan susu formula. Jangan sampai pencernaan bayi terganggu karena Ibu kurang teliti dalam memilih susu formula. Apalagi masalah tersebut sampai menimbulkan masalah baru terkait pencernaan. Seperti perut bayi kembung atau poop tidak lancar.

Jika sudah timbul masalah baru dalam pencernaan, tumbuh kembang otak si kecil pun cukup susah. Makanya, sedapat mungkin Ibu memilih susu formula yang terbaik untuk si kecil. Enfagrow A+ Gentle Care, misalnya.

Susu formula tersebut cukup aman dan tidak mengganggu pencernaan si kecil. Sebab, Enfagrow A+ Gentle Care diperkaya dengan nutrisi penting bagi si kecil, seperti Omega 3 dan 6, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B1, B6 dan B12, yang dapat membantu tumbuh kembang anak.

Selain nutrisi yang cukup lengkap, Enfagrow A+ Gentle Care diproduksi menggunakan dengan teknologi PHP di Belanda, sehingga memiliki protein halus yang mudah dicerna untuk perutnya yang masih peka.

Pastikan susu formula bubuk yang telah diaduk segar tercampur dengan baik. Jangan lupa untuk mendiamkannya kurang lebih satu menit sebelum diberikan kepada si kecil, janan dikocok. Sebab, makin banyak campurannya dikocok, akan ada udara dan gelembung di dalamnya yang mana ini akan ditelan oleh si kecil dan bisa menyebabkan perut kembung pada si kecil.

  • Pemakaian Dot Bayi

Setelah izin cuti habis, mau tidak mau Jasmine menggunakan Dot sebagai alat bantu untuk minum. Aku dan juga Mbah Uti belum tega menggunakan gelas sebagai alat minumnya. Pun dengan sendok. Takut tersendak.

Pemilihan dot yang pas bagi bayi sangat lah penting. Usahakan ujung dot jangan terlalu kecil dan atau terlalu besar. Lubang dot yang terlalu besar akan memberi kesempatan lebih banyak udara masuk ke dalam perut bayi ketika sedang minum susu.

Hal ini dapat menimbulkan perut kembung. Ada baiknya membelikan dot sesuai dengan usia bayi agar si kecil merasa nyaman ketika menghisapnya.

BAYI MENGGUNAKAN DOT

Lalu, bagaiamana cara mengatasi perut kembung pada bayi akibat pemakaian dot yang belum sesuai? 

Ada brand tertentu yang menyediakan dot sesuai dengan usia bayi. Aku juga menggunakan merk tersebut. Desainnya dapat mengontrol arus air susu.

Dot untuk bayi usia nol bulan memiliki arus yang lambat. Begitu juga sebaliknya. Hal ini untuk meminimalkan risiko perut kembung. Maka sesuaikan pemakaian dot bayi dengan usianya.

  • Waktu Mandi

Selain waktu mandi Ibu, waktu mandi bagi bayi juga penting untuk diperhatikan. Atur jadwal waktu mandi agar kondisi bayi fit. Sama halnya dengan Ibu, waktu mandi bayi juga jangan terlalu pagi, apalagi untuk mandi sore. Kalau bisa, dibawah jam 16.00 WIB. Sebab, kondisi tubuh bayi masih peka, sensitif.

Berlaku juga untuk mandi pagi. Menunggu udara tidak terlalu dingin. Kira-kira jam 08.00 WIB.

  • Asupan Makanan BuSui

Makanan yang dikonsumsi oleh Ibu berpengaruh bagi si kecil yang minum ASI. Kenapa makanan si Ibu ada di urutan terakhir? Bukankah ini prioritas utama bagi bayi?

Becyuuul! Tapi, sampai saat ini aku masih dan terus menjaga makanan yang kukonsumsi. Makanya, kemungkinan perut kembung yang disebabkan oleh makanan yang aku konsumsi sangat minim bagi Jasmine.

Lalu, apa saja makanan yang bisa menyebabkan perut kembung pada bayi?

Ada tiga makanan (yang aku tahu) yang dapat menyebabkan penumpukan gas pada saluran cerna bayi, yaitu: Kacang-kacangan, Kembang kol dan Brokoli. (Sumber: www.enfa.co.id)

Ternyata, makanan yang mempunyai nilai gizi, tuh, lebih banyak daripada yang mengandung gas, ya. Yaiyalah…yang kutahu baru tiga dowang. :lol;

Mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dan memiliki banyak kandungan gizi adalah salah satu bentuk kasih sayang dari seorang Ibu menyusui untuk si kecil. Sebab, makanan tersebut sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang bayi sebelum masa MPASI tiba.

ASUPAN MAKANAN IBU MENYUSUI

Makanan yang dikonsumsi sebisa mungkin tidak menyebabkan gangguan pencernaan pada si kecil, sebab saluran pencernaan si kecil masih berkembang dan masih peka.

Pada saat kondisi normal, sistem pencernaan si kecil mampu menyerap semua nutrisi makanan yang diasupnya. Namun, di awal-awal tahun kehidupannya, enzim yang membantu mencerna protein dan laktosa bisa jadi belum bekerja sempurna.

Hal tersebut menyebabkan protein susu dan laktosa yang dibutuhkannya tidak terserap dengan sempurna dan akhirnya masuk ke dalam usus besar, dimana di dalam usus besar ini menjadi rumah untuk berbagai macam bakteri hidup. Bertemunya sisa nutrisi dengan bakteri menyebabkan pembusukan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pencernaan seperti perut kembung.

Makanya, penting untuk memperhatikan makanan yang akan dikonsumsi. Dengan kata lain, Ibu harus memberikan formula yang mudah dicerna yang mengandung protein halus dan cocok untuk perutnya yang masih peka. Informasi detil tentang gangguan pencernaan pada si kecil dapat dibaca di Digestion atau Wikipop.

Bu-Ibu dan Pak-Bapak, punya pengalaman tentang penyebab perut kembung pada bayi? Marii berbagii! 😉

Lauk yang Dapat Menambah Nafsu Makan

Lauk yang Dapat Menambah Nafsu Makan – Melihat Ibuku makan dengan lauk ikan mujahir dan irisan berambang serta cabai rawit, tuh, nampak banget nikmatnya. Mulutnya yang penuh menjadikan pipinya ngga seimbang. Lebih besar pipi kanan, karena makanan yang masuk mulut memang dikunyah di sisi kanan semua. Mengunyahnya pun ngga pelan. Tapi bukan karena lapar, lho. Melainkan merasakan nikmatnya makan dengan lauk yang cocok.*semangat mengunyah*

Bahagia, tuh, memang sederhana banget. Hanya dengan nikmat sehat, kemudian makan dengan lauk yang pas di lidah, porsi makan pun kadang bisa bertambah. Ya..seperti Ibuku ini. Nasi yang biasanya cukup satu centong, dengan lauk yang pas menjadi dua kali lipatnya. Seperti masa pertumbuhan, ya. Sayangnya sudah ngga masuk masa-masa gold. 😆

Berbeda dengan Ibuku yang kian hari makin lahap makan. Ini ketiga kalinya aku kehilangan napsu makan. Makan sayur bayam yang termasuk sayur kesukaanku saja bisa mual. Makan dengan lauk telor bebek yang didadar, lalu aku kasih kecap, mual juga. Parahnya, makan buah pear yang biasanya bisa habis dua tiap harinya, mual parah. Sampai huek. Duuh…jangan-jangan aku mau hamil lagi, ya. Hahaha

Ini menakutkan banget. Serius. Secara, saat ini aku sedang menjadi BuSui alias Ibu Menyusui. Untuk menghasilkan ASI yang melimpah ruah, kan, harus banyak makan makanan yang bergizi, sayuran dan juga buah. Ini malah aku kehilangan napsu makan saat usia Jasmine menuju 20 hari. *late post*

Kehilangan napsu makan ini mengharuskan aku ke Dokter karena menyebabkan perut ngga enak banget. Harus konsumsi obat disaat sedang menyusui. Nyebelin banget, ih! Ngga biasanya aku merasa sakit perut yang teramat. Sehabis makan pedas saja, aku jarang sakit perut. Lha ini, ngga makan pedas, tapi perut sakit. -_- Ini gegara doaku yang ngga benar saat Jasmine demam di usianya ke 10 hari.

Usai diperiksa, ternyata lambungku sedikit bermasalah. Masalah tersebut datang karena aku sering telat makan. Ya ampuun…padahal semenjak menyusui, pukul 06.00 WIB, aku sudah harus sarapan karena lapar banget. Padahal, tiap kali Jasmine bangun, aku ngemil roti mini. 😀 Maklum lah, kan, aku sedang diminta terus oleh Jasmine. Harus memberi ASI tiap kali ia pingin.

Sarapan boleh lebih awal, tapi selebihnya kalau telat ya sama saja. Ya, beberapa hari kemarin aku memang sering telat makan siang, sore dan malam. Tanpa disadari, aku telat makan karena lauk yang biasa aku konsumsi sudah ngga menggairahkan lagi. 😆 PayBet alias payah banget.

Beruntung syukur alhamdulillaah, aku ngga punya riwayat sakit magh. Tapi, semisal telat makan ini berlanjut, waspada aja, deh! *elus-elus lambung*

Seketika, aku berpikir keras supaya Jasmine makin sehat dengan ASI. Aku harus mencari, mengingat lauk apa yang sekiranya bikin napsu makan bertambah. Teringat sebelum hamil, aku senang makan dengan lauk kering kentang dan abon sapi. Tanpa banyak pertimbangan, aku langsung membuat kering kentang! Beruntung, kentang sekarang mudah didapat. Aku pun stok banyak kentang. Niat banget.

Sedangkan abon sapi, seperti biasa aku beli di toko pak Haji Surya. Toko langgananku yang menyediakan aneka olahan daging sapi. Alhamdulillaah…dengan dua lauk tersebut, kini napsu makanku terus bertambah. Dikit-dikit makan. Dikit-dikit cekreeek! 😆 Napsu makan bertambah, tapi berat badan terus berkurang. KZL, ih. Takut dikira kekurangan gizi. 😉

Baca juga Steak Tempe, Lauk Favorit Keluarga.

Mendambakan Dokter Kandungan yang Asyik untuk USG

Mendambakan Dokter Kandungan yang Asyik untuk USG – Sebelum masuk ruang periksa, aku terlebih dahulu menimbang berat badan di ruang pendaftaran ulang. Kemudian, dilanjut dengan cek tekanan darah yang saat itu mencapai 120/90. Cukup kaget saat petugas menyampaikan bahwa tensiku yang biasanya rendah, kini telah menyentuh angka normal. Tapi kalau kata Tante, bisa dikarenakan saat tensi menggunakan tensimeter digital, bukan tensimeter manual. Berbeda alat bisa jadi menghasilkan selisih.

Aku ngga terlalu pedul dengan hal tersebut. Karena, setelah berjumpa dengan Dokter Kandungan yang amat asyik, nyaman, aku melupakan apa yang aku rasa, lihat, di sekitar Panti Nugroho. Melupakan tempat parkir yang tidak cukup luas, fasilitas umum untuk pasien yang  masih minim, dan kebersihan di sekitar RSKBD Panti Nugroho. 😀 *begitu mudahnya untuk melupakan*

Lelaki yang mengenakan kemeja kotak-kotak merah, berdiri tegap di hadapan kami dengan menampakkan wajahnya yang cukup serius. Aku lekas menunduk, tak berani memandangnya. “Bakal garing banget, nih. Sepertinya ngga bisa banyak konsultasi.” Batinku dengan perasaan yang sama sekali ngga bergairah.

Heiiii…selamat sore. Perkenalkan, nama saya Trisno.” Mendengar sapaan yang tak biasa dari seorang Dokter, seketika aku menoleh ke arah Tante yang saat itu menemaniku memeriksakan kandungan. Aku dan Tante hanya bisa saling senyum, cengar-cengir maksimal saat Dokter Trisno menyapa kami. Pak Dokter pun mengulurkan tangan kanannya, dan kami pun berjabat tangan.

USG 4 DIMENSI DI PURBALINGGA PANTI NUGROHO
Ini nih…dokter kandungan yang kumaksud. . .  😀

dr. Sutrisno, SpOG adalah Dokter spesialis kandungan satu-satunya di Rumah Sakit Khusus Bersalin Daerah (RSKBD) Panti Nugroho Purbalingga. Usai mendaftar, kemudian dilanjutkan dengan mendaftar ulang yang ternyata memerlukan banyak waktu, tibalah namaku dipanggil oleh mesin antrean untuk masuk ke dalam ruang yang bernama klinik.

Heei…kalian kakak adik, ya? Ada perlu apa ke sini? Silakan duduk.” Kami, khususnya aku, masih agak terkejut menjumpai Dokter kandungan dengan style yang unik dan begitu ramah. Tutur kata dan tiap penjelasan yang diberikan olehnya, mampu memberikan rasa nyaman bagi kami. Terlebih, saat asistennya turut senyum dan menyapa kami. Terbayar sudah antrean yang tak sebentar, kurang lebih lima jam! Yaiyalaah…lamaa, orang aku mendapat antrean nomor 035. 😀

Aku datang ke RSKBD Panti Nugroho Purbalingga hanya untuk memeriksakan kandunganku yang kini masuk usia kandungan 24 minggu. Aku memang sudah lama berniat akan melakukan USG 4 Dimensi, jika usia kandungan masuk enam bulan. Aku sengaja melesat ke Purbalingga. Sebab, di Banjarnegara belum ada satupun Rumah Bersalin atau Rumah Sakit yang menyediakan USG 4 Dimensi. Dan Alhamdulillaah niatku terlaksana.

Periksa kandungan kali ini sangat berbeda dari biasanya. Obrolan dengan Dokter Kandungan sangat aktif. Aku yang biasanya mencari dan rajin bertanya, aku tak lagi banyak tanya saat diperiksa oleh dr. Trisno. Sebab, beliau banyak menjelaskan hal penting yang berkaitan dengan tumbuh kembang bayiku sampai usia 26 minggu. Menunjukkan, sekaligus menjelaskan secara detail anggota yang tampak secara penuh melalui monitor.

RSBD PANTI NUGROHO PURBALINGGA
Antrean sudah cukup senggang. .. 

Saat tangan kiri Dedek belum kelihatan, aku cukup panik. Aku pun langsung menanyakannya, ketimbang penasaran, kan. Dan ternyata, karena keterbatasan jangkauan kamera, jadi enggak semua bisa langsung kelihatan. Tak lama kemudian, barulah beliau bisa menampilkan tangan kiri Dedek. Bahagianya…Mumumuaaah! 😀

Lihat tuh, Dedek mengangkat tangan kirinya dan bilang HORE.” Seketika, aku, Tante, dan Mbak Perawat tertawa melihat ekspresi Pak Dokter yang ikut mengangkat tangan kirinya. *Pak Dokter enggak kreatif, ikut-ikutan Dedek*

Sedari awal hamil, aku mendambakan Dokter Kandungan yang seperti ini. Ngga membuat pasien merasa canggung, apalagi sungkan bertanya. Dokter yang pandai menciptakan komunikasi dengan baik, memberi saran, serta informasi-informasi penting terkait kesehatan Ibu dan Bayi.

Baca tentang Diet Aman untuk Ibu Menyusui.

Rumah Sakit Khusus Bersalin Daerah (RSKBD) Panti Nugroho Purbalingga

Alamat: Jl. Letkol Isdiman No. 20, Purbalingga.
Telphone: (0281) 891434
E-mail: rskbdpantinugrohopurbalingga@yahoo.co.id
Biaya USG: Rp 90.000 (belum termasuk vitamin)

Sakit pada Rahang Atas, Depan Telinga

Senin (22/06), saya susah membuka dan menutup mulut. Pegal, sakit tepat pada rahang atas depan telinga. Tidak ada suara kletuk-kletuk seperti tulang geser gitu, sih. Hanya saja, untuk buka tutup mulut dan mengunyah makanan terasa sakit. Ada masalah dengan persendian rahang.

Saya menceritakan hal ini kepada Bu Umi, rekan kerja saya satu ruangan. Ternyata, anak Beliau pernah mengalami hal yang serupa. Hanya saja, dia pegal pas di belakang telinga. Menurutnya, tak perlu khawatir. Sebab, esok akan sembuh dengan sendirinya. Saya lega mendengar pernyataan Beliau.

Ibu saya juga berkata demikian. Orang desa bilang Sekelen, namanya. Posisi rahang atas sakit yang menyebabkan mulut tidak bisa mangap secara normal. Maksimal hanya setengah jari telunjuk saja. Tahukah kamu? Sakit banget kalau menguap. Nikmatnya masya Allah!

Sakitnya rahang yang saya alami ini tidak berkaitan dengan gigi. Ya, saya tidak sedang sakit gigi atau bermasalah dengan gigi.

Saya membiarkan rahang pegal selama tiga hari. Berharap akan pulih sendiri nantinya. Tapi, bertambah hari, kok rahang menjadi tambah kaku, gitu. Saya pun mencoba browsing dan menemukan artikel di Tribunnews yang membahas hal tentang sakit pada rahang.

Kini, jika sedikit saja merasa sakit, saya was was. Maklum, saya kan sedang hamil, tuh. Kasihan Ade yang ada dalam perut. Apalagi, kalau sampai harus berurusan dengan obat-obatan. Beuuh!

Pada artikel yang saya baca, sakit pada rahang atau gangguan pada sendi rahang dan otot-otot pengunyahan dikenal dengan istilah temporo-mandibular disorder. Meski penyebab sendi rahang masih belum bisa dipastikan, namun beberapa hal di bawah ini bisa jadi penyebabnya. Yaitu:

  • Trauma pada sendi rahang akibat terkena benturan.
  • Stres yang mengakibatkan otot-otot rahang tegang dan sering berkontraksi.
  • Radang pada sendi rahang.
  • Kebiasaan mengunyah hanya pada satu sisi rahang.

Bagi saya, point ke empat paling mendominasi. Sebab, saya memang lebih sering mengunyah makanan di sisi kiri. Ini masih sebatas perkiraan saya, sih. Terlebih, malam harinya, saya baru ngemil Opak dan juga Keripik Pisang. My favorite camilan. Ngemil hampir habis satu toples sangking sukanya. Mengunyah pun pada satu sisi saja. Sisi kiri, yang sekarang sedang sakit.

Ini baru perkiraan saya, sih. Ngga tahu nanti kalau periksa ke Dokter Saraf yang sampai Sabtu ini masih cuti. Masuk kembali hari Senin. Ya, setelah konsultasi ke Dokter Kandungan, saya dirujuk ke Dokter Saraf. Ini saran dari Mbak Myra juga supaya periksa ke Dokter Kandungan. Mengingat saya sedang hamil.

Saat saya menulis status di facebook perihal sakit rahang ini, saya mendapat saran dari beberapa teman Blogger. Berikut beberapa saran dari mereka:

  • Coba mengunyah permen karet pada sisi rahang yang sakit. ~Kak Riski
  • Dikerok, dipijit, atau dikompres yang anget-anget bagian yang sakit. Untuk mengendurkan kekakuan. ~Kak Ika Hardian, Kak Putu.
  • Coba berkumur daun sirih saat mau tidur. ~Kak Jarwadi, Bunda Monda.
  • Coba tempelin salonpas atau koyo. ~Om NH

Masih ada beberapa teman lain. Diantara untuk melakukan pijet refleksi. Satu per satu saya praktikkan saran dari teman-teman. Itung-itung sambil menunggu Dokter Saraf satu-satunya itu kembali praktik.

Apakah teman-teman pernah mengalami sakit rahang? Share, dong!

Menikmati Tiap Kilometer Perjalanan

Adakah diantara kamu yang jarang menikmati tiap kilometer perjalanan yang ditempuh tiap harinya? Saat menuju ke tempat kerja, misalnya. Ada banyak kilometer, kan?

Saya pribadi, tiap harinya menempuh perjalanan dari rumah sampai tempat kerja kurang lebih sepuluh kilometer yang saya tempuh dengan sepeda motor. Paling lama lima belas menit saya sampai di tempat kerja.

Memang cukup dekat jarak dari rumah ke tempat kerja. Tapi, sekarang terasa lama banget. Apalagi minggu-minggu ini. Bisa ditempuh dalam waktu setengah jam saja sudah beruntung. Jam kerja yang maju setengah jam pun seakan tak berpengaruh buat saya. Karena, sekarang saya lebih menikmati perjalanan dalam rangka bulan ramadhan. 😆 *demi apa banget bohong*

Saya berangkat dari rumah tetap pukul 07.00 WIB. Sebab, pada tiap kilometer, entah berapa kilo tepatnya, saya pasti berhenti untuk menepi jalan raya. Lebih banyak membutuhkan waktu untuk berhenti. Minimal dua menit, dan maksimal lima menit. Tetap berada di atas motor, sih. Hanya menepi saja. Karena mual banget.

Sejak berbadan dua, hampir tiap pagi hari saya mual-mual. Wajar banget, ya, masih masuk tri semester pertama usia kandungan. Saya kira tuh, mualnya cukup setelah sahur saja. Secara, makanan, buah, susu, yang sudah masuk tumpah semua, tuh.

Maunya, sih, ya. Tapi, yang namanya rejeki ngga ada yang tahu kapan datang. Sedang asyik-asyik jalan selow, tiba-tiba mual. Hanya mual saja, sih. Ngga sampai keluar suatu apa dari mulut. Tapi, namanya dalam perjalanan, naik motor pula, kan was was, ya. Maka dari itu, memilih berhenti dahulu.

Tadinya cukup menepi, tetap duduk di atas motor. Tapi, pas hari Rabu kemarin, kok rasanya ngga sanggup kalau hanya duduk di atas motor. Lemasnya minta ampun. Mau ngga mau harus turun dari motor, kemudian memilih tempat yang bisa untuk sekadar duduk. Ngga mampu nongkrong, euy.

Ada teman yang bilang, kalau saya terlalu memaksakan tetap naik motor. Hmm…bukan tentang memaksakan, sih, sebenarnya. Hanya saja, agak takut kalau saya tidak bisa memenuhi kewajiban sebagai pekerja. Terlambat masuk, misalnya. Jadi, saya tetap naik motor selagi mampu.

Ada teman yang menyarankan untuk naik angkutan umum saja. Tapi, bagi saya terlalu banyak risiko. Namanya naik angkutan umum, khususnya di daerah saya, tidak bisa efisien waktu. Apalagi yang namanya angkutan desa, dimana Sopir bisa berhenti kapan saja dan dimana saja. Bisa berhenti pada tiap gang masuk Desa, pertigaan, untuk menunggu penumpang.

Selain itu, jika saya tiba-tiba mual, gimana coba? Masak mau minta berhenti, kemudian para penumpang diminta untuk menunggu di dalam angkot sampai saya agak lega. Emang saya anak sopir angkot, gitu? Serasa booking angkot, dong. 😀

Maka dari itu, saya lebih memilih tetap mengendarai sepeda motor. Menikmati tiap kilometer yang saya tempuh. Ngga mau merepotkan keluarga juga, sih. Ayang suami jelas ngga bisa mengantarkan. Secara, jam masuk kerja lebih awal dari saya. Lagipula, jalan kami berlawan arah. 😀

Ingin rasanya merepotkan Bapak ganteng. Tapi, ngga tega. :mrgreen: Selagi mampu, bisa sendiri, lakukan saja, ya. Terpenting tetap menjaga diri. Sebab, yang paling tahu baiknya seperti apa, ya hanya diri sendiri. 😉

Konsultasi Tambalan Gigi Berlubang

Belum lama ini, saya mengantar adik untuk perawatan gigi. Dia merasa, kalau gigi yang ia tambal setahun yang lalu seperti sedikit rapuh. :mrgreen: Rapuhnya memang enggak parah banget, sih. Gripis. Tahu gripis, kan?

Asalmula bisa gripis tuh dia sedang makan cemilan kriuk. Tanpa ia sadari, tambalan giginya sedikit tumpal dikit. Dia tampak takut. Akhirnya, saya mengajaknya untuk periksa ke Dokter Gigi. Memastikan tambalannya masih kuat, layak, atau tidak.

Kami memilih klinik gigi yang cukup dekat dari rumah. Bisa dikatakan klinik gigi langganan. Adalah Klinik Hasta Bakti yang berlokasi di Jl. Let. Jend. Suprapto No. 60, Kalipalet, dengan mengambil jadwal periksa sore yang buka mulai pukul 15.00-20.00 WIB.

Setibanya di klinik tersebut, ternyata sudah cukup banyak pasien yang antre. Meski kami sudah berusaha datang awal. Saya pun langsung menuju ruang pendaftaran untuk menyerahkan kartu periksa. Kemudian duduk di teras klinik sembari melihat lalu lintas Banjarnegara.

KLINIK GIGI HASTA BAKTI BANJARNEGARA
Zaman dulu banget bangunannya…

Cukup lama kami menunggu antrean. Sampai akhirnya giliran adik saya dipanggil untuk diperiksa.  Seperti rencana awal, kami datang hanya untuk konsultasi saja. Jika gigi ada yang perlu dieksekusi, kami akan datang lagi lain hari.

Dokter yang saat itu sedang praktikum yaitu Drg. Edi Nugroho. Kami pun ngobrol dengan Pak Edi. Setelah adik diperiksa dengan detil, ternyata tambalan giginya masih kuat. Tidak perlu ditambal lagi. Hanya saja, Pak Dokter menyarakan untuk tidak terlalu sering makan yang keras, kriuk, dan dingin-dingin. Makannya juga harus lebih hati0hati. 😆 Kesian.

Seperti biasa, karena pembawaan beliau memang kalem, jadi kami hanya ngobrol sebentar saja. Terpenting tujuannya sudah tersampaikan. Lagipula, rasanya Enggak enak juga kalau harus cerewet, sedangkan suara beliau saja lembut, gitu. :mrgreen:

Satu hal yang selalu membuat saya merinding ketika masuk klinik gigi yaitu mendengar suara bor gigi. Hiii…sumpah, ya, merindingnya sampai ubun-ubun. Padahal, saya hampir tiap tahun disapa oleh bor gigi untuk dibersihin karang giginya. Tapi kok, ya, tetap saja geli. Tidak kebal-kebal. :mrgreen: