Masa Depan Bumi Lebih Baik – Bagi kita yang hidup di kota kecil dan tinggal di pedesaan mungkin kurang memperhatikan adanya polusi udara yang membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim. Pun dengan gaya hidup yang kurang sehat juga menjadi penyebab bumi ini membutuhkan perhatian khusus. Ini tanpa kita sadari.
Aku yang tinggal di desa setiap hari disuguhi pemandangan hamparan sawah, pepohonan rindang, dapat menghirup udara segar, dan jarang melihat mobil atau sepeda motor berderet panjang di jalan raya. Yaa…jangankan kemacetan, hari-hari biasa kendaraan yang parkir di tempat yang tergolong ramai masih dalam batas wajar. Ini yang kadang tanpa disadari masih menganggap bahwa kondisi bumi dalam keadaan baik-baik saja.
Namun ketika cuaca sudah tidak menentu, melihat langit yang diselimuti kabut asap, dan udara yang kita hirup terasa menyesakkan artinya perubahan iklim sudah terjadi. Permasalahan ini yang sudah seharusnya menggerakkan hati para pemuda untuk turut berpartisipasi untuk membersihkan udara di bumi ini.
Masalah-masalah yang Dapat Menyebabkan Perubahan Iklim.
Permasalahan polusi udara memang masalah yang sangat besar. Dan ini sudah menjadi masalah dunia. Bukan hanya di Indonesia saja yang mengalami perubahan iklim. Di negera-negara lain seperti London, misalnya. Kualitas udara yang buruk di sana diperkirakan telah membunuh sekitar 10.000 orang tiap tahunnya. Pada masa yang ekstrem seperti insiden yang disebut Asap Besar tahun 1952, tingkat kematian biasanya jauh lebih tinggi.
Di negara-negara berkembang, melihat asap hitam yang keluar dari truk adalah hal yang biasa. FYI, asap tersebut merupakan polutan dari asap solar. Pernah ada seorang relawan di Kanada melakukan uji coba di ruang kedap suara. Dia menghirup udara kotor yang ditemukan di banyak kota besar, untuk melihat yang dilakukan racun itu terhadap gen kita. Eksperimen ini sangat bernilai. Bayangkan saja, dia menghirup asap lewat pipa dari generator mesin solar yang mendesing di luar Rumah Sakit Umum Vancouver. Asap disalurkan ke dalam ruang tempat dia berada dan diencerkan dengan udara bersih yang disaring.
Sebelum mulai ikut berperan dalam mewujudkan masa depan bumi lebih baik, kita perlu mengurai masalah-masalah apa saja yang dapat menyebabkan bumi dalam keadaan semakin kritis.
1. Salah Mindset Tentang Kebutuhan Kendaraan.
Menyesuaikan jumlah kebutuhan kendaraan untuk satu keluarga bisa menjadi tidak mudah ketika dalam diri sudah tertanam mindset bahwa satu jiwa membutuhkan dua kendaraan atau lebih. Terkadang ada orangtua yang memberikan fasilitas kendaraan roda empat kepada anak yang masih sekolah di bangku SLTA. Ada banyak alasan yang sama sekali bukan alasan urgent untuk memberikan keleluasaan anak untuk menggunakan kendaraan. Padahal untuk pergi ke sekolah anak-anak masih bisa menggunakan kendaraan umum.
Transportasi umum di Indonesia saat ini sudah memberikan banyak solusi untuk kita semua. Banyak moda transportasi yang melakukan transformasi dan menawarkan kenyamanan bagi setiap penumpang. Mulai dari bus umum, taksi, bahkan angkutan umum sampai pelosok desa yang sudah tersedia sudah tersedia. Sebagai alternatif, masyarakat bisa memanfaatkan kendaraan yang bisa dipesan secara online untuk memenuhi kebutuhan berkendara jika dirasa perlu.
Jarak tempuh dari rumah ke sekolah atau ke tempat kerja sering menjadi alasan untuk kita semua harus mempunyai fasilitas kendaraan masing-masing. Kalau bisa menyesuaikan dengan kebutuhan, masih bisa ditoleransi. Tapi, kalau satu rumah penghuninya dua orang dewasa dan dua anak-anak tapi sudah punya enam mobil, mungkin ini perlu dievaluasi karena polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan dapat menyebabkan perubahan iklim. Ingat, sektor transportasi adalah sumber pencemaran udara yang utama di wilayah perkotaan.
2. Kesadaran Akan Pengelolaan Sampah Masih Rendah.
Banyaknya jumlah penduduk akan berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan. Artinya, semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Dan Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. 🙂
Apakah sudah terbayang banyaknya sampah yang dihasilkan? Apakah sudah terbayang jumlah sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)?
Enggak sedikit TPA yang membiarkan sampah tetap pada tempatnya. Pengelolaan sampah selama ini juga belum sesuai dengan metode pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Padahal kita semua tahu, membuang sampah tidak pada tempatnya dapat menyebabkan bencana alam. Penanganan sampah yang kurang tepat juga bisa berdampak pada pencemaran udara.
Jika masyarakat memilih sampah untuk tetap dibakar, misalnya. Asap dari membakar sampah ini mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengakibatkan polusi udara karena dari jenis sampah apapun akan melepaskan banyak polutan beracun, Belum lagi ditambah dengan sampah yang dihasilkan dari perkembangan industri dan teknologi.
3. Asap Pabrik yang Langsung Menyebar.
Asap pabrik menjadi pencemaran udara dan yang paling merasakan efeknya adalah masyarakat yang tinggal di dekat pabrik. Mereka tiap hari menghirup udara kotor yang dapat menyebabkan penyakit. Iya, asap tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena emisi yang dikeluarkan dari gas buang industri ada yang paling berbahaya dan memiliki persentase tertinggi. Parahnya gas tersebut dapat menyebabkan kematian apabila berada diatas standar baku mutu.
Belum lagi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri yang belum bisa dikola dengan benar. 🙂 Industri juga menghasilkan limbah panas dimana dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar atau reaksi kimia, yang kemudian dibuang ke lingkungan dan tidak diguna ulang untuk tujuan ekonomis dan bermanfaat.
4. Kebakaran Hutan yang Tidak Terkendali.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebesar 1,64 juta hektare lahan yang terbakar di seluruh Indonesia pada 2019. Peristiwa terbakarnya hutan atau lahan ini terjadi secara alami maupun oleh perbuatan manusia. Masalah ini mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan banyak kerugian dan juga menyebabkan pemanasan global. Meski demikian, Karhutla adalah tanggung jawab kita bersama.
5. Masih Banyak yang Menjadi Vampir Listrik.
Istilah vampir listrik tertuju bagi mereka yang membiarkan alat-alat elektronik masih mengisap energi walau sudah dimatikan atau standby power. Enggak sedikit masyarakat yang paham bila charger handphone yang masih terhubung dengan energi listrik akan tetap mengisap energi walaupun sudah tidak terkoneksi dengan handphone.
Lebih dari itu, pemakaian listrik yang berlebihan juga berimplikasi ada emisi yang dihasilkan. Semakin banyak listrik yang digunakan semakin banyak juga karbon yang dihasilkan dan tentunya berdampak pada pemanasan global karena listrik sebagian besar dihasilkan dari energi fosil.
Langkah Kecil Dari Pemuda Untuk Masa Depan Bumi Lebih Baik.
Di mana ada polusi, sudah pasti ada perubahan iklim. Dan tidak ada alternatif selain membersihkan udara.
Setidaknya ada lima masalah yang membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim. Dari lima masalah yang sudah aku tulis, aku yakin #SelimutPolusi masih dapat dibersihkan. #TimeUpForImpact, masalah pencemaran udara adalah masalah kita bersama. Bukan hanya masalah pemerintah, perusahaan, atau segelintir masyarakat saja. Iya, dan berikut bentuk nyata kerjasama untuk mewujudkan masa depan bumi lebih baik lagi oleh para pemuda Indonesia.
1. Berperilaku Hidup Sederhana.
Enggak mudah untuk menyimpan suatu momen kebahagiaan. Ketika dalam suatu waktu dapat mengajak keluarga untuk tamasnya, misalnya. Banyak yang dapat dibagikan dari momen tersebut kepada khalayak. Tentu bukan perilaku hidup hedon yang dibagikan, melainkan nilai-nilai baik yang dapat diambil ketika berwisata.
Lebih dari itu, masuk dalam permasalahan nomor satu yaitu salah mindset tentang kebutuhan kendaraan. Sebagai generasai muda, kita harus bisa menjadi contoh untuk teman-teman dan mungkin anak-anak agar mereka tergerak dan mau menggunakan transportasi umum setiap harinya. Memanfaatkan moda transportasi umum untuk berbagai kegiatan lebih baik, bukan? Apalagi pemerintah sekarang sudah menyediakan Bus Rapid Transit (BRT) di beberapa kota yang mana transportasi ini sangat membantu masyarakat untuk bepergian.
Selain itu, ketika kita sudah punya kendaraan bermotor, jangan lupa untuk selalu melakukan uji emisi kendaraan sebagai bentuk kontribusi kita terrhadap pengendalian pencemaran udara. Ketika dinyatakan lulus uji emisi artinya kita dapat mengurangi beban pencemaran udara dari sisa gas buang kendaraan bermotor. Jangan lupa untuk melakukan perawatan kendaraan secara berkala dan gunakan bahan bakar yang sesuai spesifikasi kendaraan. 😉
2. Lebih Perhatian Lagi Dengan Sampah. Begini Caranya!
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Untuk pengurangan sampah, #MudaMudiBumi harus lebih perhatian lagi dalam kegiatan konsumsi. Saat berbelanja, misalnya. Selalu membawa kantong kain untuk membawa belanjaan.
Terus, bagaimana jika berbelanja di Mal? Sama saja, membawa kantong belanja sendiri bisa dilakukan oleh siapa saja dan bisa digunakan untuk belanja di mana saja. Sekarang banyak banget kantong belanja ramah lingkungan yang modelnya cantik dan lucu-lucu kayak gebetan kamu. 😉
Cara berikutnya untuk mengurangi produksi sampah yaitu dengan cara membeli bahan makanan atau makanan secukupnya. Yang tahu kebutuhan konsumsi kita adalah kita sendiri. Jangan sampai ada kata mubadzir karena jika sampai salah dalam penanganan sisa makanan bisa menyebabkan pencemaran udara.
Penanganan sampah di Indonesia memang belum bisa maksimal. Menurut Purwanta (2009) TPA berpotensi menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan gas yang mendominasi adalah CH4 (Metana), CO2 dan N2O. Hal tersebut mengakibatkan diperlukan adanya inovasi dalam pengelolaan sampah sehingga sampah enggak hanya menumpuk di TPA yang tapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
Para pemuda harus bisa menangkap peluang dari sampah. Maksudnya sampah bisa dijadikan bisnis seperti yang dilakukan oleh beberapa startup di Indonesia. Ada Gringgo, Sampah Muda, Mall Sampah dan Angkuts (Agung, 2019). Layanan dari startup tersebut belum bisa menjangkau seluruh Indonesia. Ini bisa menjadi motivasi buat para generasi muda untuk tutur serta dalam penanganan sampah di Indonesia. Atau, bisa juga menciptakan inovasi pengelolaan sampah seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Terakhir, jangan lupa buat para pemuda Indoenisa untuk selalu menjadi role model buat orang lain dalam penanganan sampah dari hal yang paling sederhana yaitu membuang sampah pada tempatnya.
3. Berinovasi Untuk Meminimalkan Bahaya Asap Pabrik.
Dunia industri telah banyak membawa dampak bagi kehidupan di dunia ini, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Para pemuda khususnya yang konsen pada lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan pasti akan terus mencari informasi dan mencari solusi dari dampak negatif #UntukmuBumiku.
Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan dari Menteri Perindustrian tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau. Kemudian peran pemuda dapat menciptakan inovasi berupa alat pembakaran yang ramah lingkungan. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang pernah membuat sebuah inovasi baru yaitu Protoype cerobong asap dilengkapi dengan filter asap dan pengkonversi limbah panas menjadi listrik. Inovasi tersebut menyebabkan udara kotor akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
Lebih dari itu, menanam pohon hijau di sekitar pabrik juga menjadi solusi. Ini juga sebagai salah satu bentuk inovasi karena sebuah inovasi itu bukan melulu berhugungan dengan penggunaan teknologi.
4. Turut Andil Dalam Karhutla yang Terkendali.
Indonesia telah menempuh pendekatan holistik untuk mengendalikan karhutla, di antaranya melalui penguatan norma, standar dan pengaturan, patroli terpadu di lapangan, kampanye intensif dan peningkatan kesadaran, penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC), dan peningkatan infrastruktur untuk pengendalian kebakaran. Pendekatan holistik pengendalian karhutla terus dilanjutkan karena telah terbukti menurunkan luasan karhutla menjadi 296.942 hektare (ha) pada 2020 dari 2.611.411 ha pada 2015.
Dalam mencegah dan menangani karhutla, kerja sama dengan pemangku kepentingan lain melalui upaya memobilisasi komunitas, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta sangatlah penting, karena masalah global warming akibat dari kebakaran hutan memang tidak dapat diselesaikan sendiri. Jika para pemuda turut andil dalam karhutla yang terkendali dengan membuat komunitas atau dengan cara baik lainnya, maka tidak menutup kemungkinan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana dicanangkan melalui Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia akan mudah dicapai.
Para pemuda juga bisa mengajak teman-teman atau menginfluence orang lain untuk menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekitar. Menanam tanaman hias pembersih udara, atau tanaman hias lainnya yang dapat membantu udara menjadi lebih segar dan bersih.
5. Mulai Sekarang, Setop Menjadi Vampir Listrik!
Sebagai pengguna listrik, pasti kita semua ingin berhemat dengan pamakaian sesuai kebutuhan. Karena dengan ini, kita dapat menghemat pengeluaran untuk biaya pemakaian listrik sekaligus dapat menghemat energi.
Sebagai generasi muda, kamu bisa berkontribusi untuk menghemat energi listrik mulai dari cara yang paling sederhana yaitu dengan mengganti lampu menjadi lampu LED, matikan peralatan elektronik yang sudah tidak dipakai, dan setop menjadi vampir listrik. Biasakan tekan tombol off jika perangkat sudah tidak digunakan lagi. Biasakan mematikan laptop atau komputer ketika seslesai dipakai.
Sedih banget ketika kita bisa menggunakan listrik dengan semau gue tapi masih ada masyarakat Indonesia yang sampai sekarang belum bisa menikmati listrik. Contohnya masyarakat di Papua Barat. Ada 102 desa di Papua Barat yang belum mendapatkan pasokan listrik. Makanya mulai sekarang, setop menjadi vampir listrik!
Kolaborasi Untuk Masa Depan Bumi Lebih Baik.
Polusi merupakan permasalahan yang besar. Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim. Bumi dalam keadaan tidak baik-baik saja dan butuh perhatian besar dari seluruh lapisan masyarakat. Entah yang tinggal di pedesaan, maupun perkotaan, harus sama-sama lebih perhatian lagi dengan bumi. Butuh kerjasama untuk memperbaiki kualitas udara yang buruk ini.
Di masa depan, bisa jadi kita akan menjumpai “polisi” atau unit pencegahan tindak pidana kejahatan dan pelanggaran yang akan memantau tingkat polusi udara di kota masing-masing. Mereka akan dikerahkan oleh pemerintah (karena saking bandelnya masyarakat) ke kawasan dengan tingkat polusi paling parah. Atau, akan terjun Julia lainnya, relawan yang peduli dengan kondisi bumi saat ini.
Referensi:
- https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4078
- http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-penyakit/perubahan-kecil-akibat-polusi-udara-di-dalam-tubuh-kita
- https://investor.id/business/269989/kebakaran-hutan-yang-terkendali-kunci-capai-target-ndc
- https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-indonesia/