Yuuk! Ikut Membangun Indonesia Hebat

Yuk! Ikut Membangun Indonesia Hebat – Adalah ajakan yang saya tujukan untuk Anda semua yang membaca postingan ini. Sekedar informasi, saat ini sedang berlangsung Blogging Competition yang bertema Indonesia Hebat. Informasi lengkap bisa dibaca  di sini.

Sedang duduk bersama Ibu, lalu saya bertanya kepada beliau. “Bu, Indonesia tuh hebat enggak, sih?”. Dengan tegas, Ibu menjawab “hebat!”. Tanpa memberi alasan atau penjelasan lebih, tapi Ibu terlihat yakin dengan jawabannya. Hebat atau tidaknya suatu negara, tergantung penilaian dari masing-masing individu. Dan, penilaian pun tidak hanya tertuju pada satu aspek atau kategori pekerjaan saja, karena semua kategori pekerjaan saling berkaitan.

Agar sebuah aksi dalam membangun Indonesia Hebat lebih nyata, saya ambil posisi kongkrit untuk menjalankan sebuah aksi. Yaitu, posisi sebagai Blogger dan Tenaga Pendidik.

Blogger, sebuah profesi bagi mereka yang mempunyai hobi menulis, lalu dibagikan melalui media web blog. Blogger erat sekali dengan aktivitas menulis. Ya, salah satu aktivitas untuk membuktikan keeksisannya sebagai Blogger adalah dengan cara menulis. Menulis, kemudian dibagikan melalui media web blog. Lalu, kontribusi apa saja yang bisa diberikan oleh seorang Blogger untuk ikut membangun Indonesia Hebat?.

Sederhana saja, dengan cara berbagi artikel positif dan bermanfaat, memberi opini yang dapat dipertanggungjawabkan dan turut memerangi konten-konten negatif. Bisa dan sederhana sekali, kan?. Namun, jika aksi tersebut terus dijalankan secara continue, insya Allah pencitraan media online tak se panas yang sering diberitakan.

Apakah cukup dengan aksi-aksi di atas?. Belum, masih banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan sebagai Blogger. Seperti, membuat aktivitas offline yang bisa diisi dengan kegiatan seminar seputar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Sekarang, bagaimana dengan Guru?. Dengan cara apa Guru bisa ikut membangun Indonesia Hebat?.

Masih terkait, antara dunia online dengan dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar saat ini tidak lagi terpaku pada cara belajar konvensional, face to face. Banyak Guru yang sudah memanfaatkan teknologi informasi sebagai media sharing. Begitu juga untuk bahan ajar. Beberapa sekolah saat ini tidak lagi mewajibkan anak didiknya untuk membeli Lembar Kerja Siswa (LKS). Karena, sekarang sudah ada Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang disediakan oleh Depdikbud. Apakah pembelajaran semacam ini menimbulkan pro dan kontra?. Ya, di daerah saya justeru menimbulkan banyak kontra. Mungkin karena di pedesaan, jadi para orang tua belum paham betul tentang sistem pembelajaran semacam ini.

Meski keefektifan dan efisien terasa, namun cara pandang masing-masing orang tua berbeda.  Padahal, yang menjadi permasalahan serius bukanlah kehadiran teknologi, tetapi kecenderungan anak yang belum bisa diarahkan dengan baik dalam penggunaanya.

Di sinilah peran Guru sangat dibutuhkan. Sosialisasi, memberi pemahaman secara detail tentang pemanfaatan teknologi informasi kepada orang tua siswa dan siswa, serta memberi arahan kepada siswa untuk memanfaatkan teknologi tersebut dengan benar.

Gerilya seorang guru tak berhenti pada satu titik saja. Guru harus sigap menjadi pendamping, bersama mewujudkan pembangunan karakter pada siswa. Betapa pemahaman dan mindset orang semakin sempit. Diantaranya, pemahaman tentang guru itu sendiri. Guru lebih diartikan sebagai pengajar, bukan pendidik.Itulah mengapa pola pembelajaran di tahun 2014 ini berubah menjadi pola pembelajaran dengan menggunakan kurikulum karakter building. Artinya lebih menekankan kepada tingkah laku anak didik, daripada penekanan terhadap ranah kognitif.

Dasar pemahaman kehidupan yang paling pokok, untuk diberikan pada siswa yaitu mengenali diri sendiri secara baik. Ya, Guru mendidik siswa untuk belajar mengenali diri. Dan juga memberi pengetahuan kepada mereka, bahwa untuk mencapai sebuah kemuliaan hidup, tidaklah cukup dengan benar dan baik saja. Tetapi juga mempertimbangkan unsur keindahan atau bisa disebut keselarasan. Saling bersinergi, bersilaturrahmi, mencintai alam dan bertakwa.

Perilaku atau sikap baik, seperti kesadaran, kejujuran pada anak didik menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan karakter. Gunakan kreativitas, serta kerendahan hati Anda sebagai Guru untuk belajar lebih maksimal agar pengkuran lebih sempurna. Berhasil atau tidaknya kurikulum baru ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada Guru. Orang tua dan lingkungan juga ikut andil mensukseskan pendidikan karakter, untuk menumbuhkan generasi-generasi hebat, yang bisa menjadikan Indonesia Hebat.

Blogger, Guru, Siapa pun Anda, saya yakin bisa membangun dan mewujudkan Indonesia Hebat asal ada niat dan atau kemauan. Yuk! Ikut Membangun Indonesia Hebat. (Adv)

You Might Also Like

5 Comments

  1. cheila

    ini yang km bicarain di grup waktu itu yah???

    Iyaa, Mba. Ayooo ikuut. 😆 ^_*

  2. kettyhusnia

    salam hebat nih mba Idah yg sudah semangat membagikan info dan opini membangun! semoga Indonesia benar2 menjadi yang terhebat berkat ..kite2 hehehe

    Yuuk, ikut berbagi dalam kontes ini, Mba Ketty. ^_*

  3. Ahmad Roqib

    manteb banget artikelnya,,,, yuk majukan indonesia dengan menjadi pribadi yang hebat.

    Insya Allah siap, Mas Roqib. ^_*

  4. Wulan Novitasari

    aku nih salah satu korban per-kuliah-an dgn metode pembelajaran jarak jauh,, awalnya ribet, tp lama2 enak jg nggak hrus ngampus 🙂 goodluck mbak ngontesnya

    Efisien ngirit uang bensin ya, Mba Wulan. Hahaha ^_*

  5. sofia zhanzabila

    Keren postingannya…. aku ikutan ya mewujudkan indonesia hebat 😉

    Yuuk mari. . . ^_*

Leave a Reply